Penyebab Jalan Sumberasri Blitar Rusak Parah, Banyak Truk Lebihi Tonase

Penyebab Jalan Sumberasri Blitar Rusak Parah, Banyak Truk Lebihi Tonase

Blitar (beritajatim.com) – Sejak puluhan tahun lamanya jalan Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar rusak parah. Jalan penghubung antara Kediri-Blitar ini kondisinya sangat memprihatinkan. Penyebba utama kerusakan jalan ini lantaran banyak truk pasir yang mewat dengan kapasitas muatan melebihi tonase.

Kondisi jalan Sumberasri Blitar ini selain berdebu, jalan juga berlubang cukup besar. Kondisi ini tentu membahayakan bagi pengguna jalan. Tidak jarang pengendara terjatuh akibat terperosok dalam lobang jalan tersebut.

Usut punya usut, kerusakan jalan di Sumberasri ini diduga diakibatkan oleh banyaknya truk pasir yang melintas. Mirisnya mayoritas truk pasir ini muatannya melebihi tonase. Sehingga kondisi jalan cepat rusak dan semakin parah.

“Disana itu kan jalur pasir sebenarnya dan hampir mayoritas kan truk pasir ya seperti itu (melebihi tonase),” kata Hamdan Zulkifli Kurniawan, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Blitar, Selasa (19/03/24).

Dari pantauan beritajatim.com jalur Sumberasri ini memang banyak dilewati oleh truk-truk pengangkut pasir. Setiap hari ada puluhan bahkan ratusan truk pasir yang melintas di jalan alternatif menuju Kediri ini.

Kondisi tentu membuat jalan Sumberasri Kecamatan Nglegok rusak parah. Saat ini bahkan jalan alternatif tersebut kondisinya benar-benar memprihatinkan, selain berlubang cukup lebar debu-debu juga beterbangan.

Para pengendara yang lewat pun terpaksa menutup hidung mereka saat kendaraan truk-truk pasir itu lewat. Hal itu dilakukan agar debu yang beterbangan tidak terhirup ke saluran pernapasan.

“Memang kondisinya rusak parah makanya tahun ini kami usulkan untuk perbaikan,” imbuhnya.

Kecamatan Nglegok khususnya Sumberasri memang merupakan ladang tambang pasir. Disana banyak dijumpai tambang-tambang pasir dari skala kecil hingga yang menggunakan alat berat.

Masyarakat sekitar Nglegok sendiri memang banyak yang bergantung dari sektor pertambangan pasir ini. Mereka ada yang bekerja sebagai penambang hingga menjadi sopir truk pengangkut pasir.

Faktor ekonomi tentu menjadi cambuk bagi warga untuk mengabaikan segala aturan termasuk soal tonase muatan pasir. Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar sebenarnya sudah memberikan sosialisasi dan imbauan kepada truk-truk pasir tersebut.

Namun ternyata imbauan itu tak sepenuhnya diperhatikan. Banyak dari truk-truk pasir itu yang mati KIRnya serta melebihi dimensi. Kondisi itu tentu akan berdampak pada perusakan jalan.

“Truk-truk yang melebihi dimensi itu kan selalu mencari jalur sirip untuk menghindari operasi-operasi lalulintas,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar, Agus Santosa, Kamis (03/07/23) lalu. [owi/aje]