Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Penyandang Tuli di Surabaya Dapat Pelatihan Fotografi dari Disabilitas Berkarya dan Konsulat Jenderal Australia

Penyandang Tuli di Surabaya Dapat Pelatihan Fotografi dari Disabilitas Berkarya dan Konsulat Jenderal Australia

Surabaya (beritajatim.com) – Disabilitas Berkarya, bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Australia di Surabaya, menyelenggarakan rangkaian pelatihan fotografi bagi penyandang tuli. Program ini merupakan bagian dari misi Disabilitas Berkarya untuk membuka peluang pelatihan yang lebih luas bagi teman-teman difabel, kali ini dengan fokus pada pelatihan dasar fotografi.

Pelatihan ini mencakup beberapa kegiatan, antara lain:

1. Klinik Fotografi Umum “Teman Tuli Motret Suroboyo” yang digelar pada Minggu, 26 Mei 2024, di Surabaya Suites Hotel. Sekitar 50 peserta berusia 17-30 tahun dari Surabaya dan sekitarnya mendapatkan pengetahuan dasar fotografi yang dipandu oleh Mamuk Ismuntoro, fotografer profesional dan pendiri Matanesia. Acara ini dibuka oleh Wakil Konsul Jenderal Australia di Surabaya, Anthony Clark, pada pukul 13.00 WIB.

2. Seru Hore Keluarga yang akan dilaksanakan pada Sabtu, 1 Juni 2024, di Kebun Binatang Surabaya. Acara berbentuk family gathering ini akan diikuti oleh 30 anak tuli berusia 6-16 tahun bersama orang tua mereka. Kegiatan yang diadakan meliputi permainan edukatif, kreatif, dan sesi fotografi keluarga.

3. Workshop Fotografi Lanjutan “Teman Tuli Motret Suroboyo”** yang akan berlangsung pada 8-9 Juni 2024 di Surabaya Suites Hotel. Workshop ini akan diikuti oleh 10 hingga 20 peserta terpilih dari klinik fotografi sebelumnya. Peserta akan mendapatkan materi lanjutan seperti pengoperasian kamera DSLR dan pencahayaan studio dasar.

Arief Budiman, pendiri Disabilitas Berkarya, menekankan pentingnya memberikan ruang yang sama dalam berkarya bagi kalangan difabel. “Workshop fotografi ini adalah bagian dari misi kami untuk memberikan keterampilan teknis fotografi kepada teman tuli. Kami berterima kasih kepada Pemerintah Australia yang telah mendukung acara ini melalui Direct Aid Program, serta kepada Konsulat Jenderal Australia di Surabaya,” ujarnya.

Kegiatan ini juga melibatkan kolaborasi dengan komunitas fotografi Matanesia, gerakan sosial Cerita Tuli, Tiba (Tuli, Bahasa Isyarat Indonesia, dan Aksesibilitas), serta Semesta Rumah Kita (Serut). Surabaya Suites Hotel juga berperan penting dengan menyediakan ruang workshop untuk kegiatan ini.

Mamuk Ismuntoro, mentor program, menyatakan kegembiraannya atas keterlibatannya dalam program ini. “Bagi kami di Matanesia, fotografi adalah milik semua orang. Kami senang bisa terlibat dalam program yang membuka akses pendidikan fotografi bagi kalangan difabel, terutama teman tuli di Surabaya dan sekitarnya,” ungkapnya. Ia berharap pelatihan ini akan menjadi pijakan bagi teman-teman tuli untuk memperdalam keterampilan fotografi yang berguna di dunia kerja. [ian]