Penjualan Pertamax Turbo Melonjak 76%, Pertamina Tambah Pasokan dari Kilang & Impor

Penjualan Pertamax Turbo Melonjak 76%, Pertamina Tambah Pasokan dari Kilang & Impor

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Patra Niaga mencatat penjualan Pertamax Turbo naik 76% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Oktober 2025. Pasokan pun bakal ditambah dari kilang maupun impor.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menuturkan, peningkatan permintaan Pertamax Turbo itu terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Kendati demikian, dia tak memerinci alasan melonjaknya permintaan.

“Jadi untuk Pertamax Turbo ini terjadi peningkatan kurang lebih 76% sehingga saat ini Pertamina secara maksimal mencoba menambah pasokan, baik itu dari kilang maupun dari impor,” ucap Mars Ega dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR, Senin (17/11/2025).

Menurutnya, tingginya permintaan itu bahkan membuat stok Pertamax Turbo di sejumlah SPBU habis.

Dia menjelaskan, pihaknya bakal menutupi permintaan itu dengan pasokan dari kilang. Namun, pasokan dari kilang saja belum cukup untuk memenuhi permintaan.

Oleh karena itu, impor pun jadi pilihan. Terlebih, Pertamina Patra Niaga masih memiliki kuota untuk melakukan impor.

“Penambahan impor ini tentunya perlu waktu, saat ini kargo impor sedang menuju ke Indonesia dan beberapa tempat mudah-mudahan segera akan terisi,” jelas Mars Ega.

Terpisah, Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun menuturkan, target konsumsi Pertamax Turbo berada di level 170.000 kiloliter (kl) per tahun.

Namun, permintaan atau konsumsi Pertamax Turbo ternyata melebihi target dan telah mencapai 300.000 kl. Dia berpendapat, peningkatan permintaan untuk Pertamax Turbo bakal terjadi hingga akhir tahun.

“Nah, ke depan ini target sampai di 2025 end year. Pasti nanti dengan adanya Satgas Natal Tahun Baru ini pasti akan meningkat lagi. Jadi let’s say mungkin di akhir-akhir tahun ini dia akan bertambah, tapi kalau secara target memang sampai saat ini memang sudah di atas ya,” jelas Roberth di Kompleks Parlemen, Jakarta.

Roberth menambahkan bahwa tingginya permintaan Pertamax Turbo menjadi sinyal positif. Menurutnya, konsumen sudah menyadari pentingnya kualitas BBM.

Dia menyebut, tingginya permintaan untuk BBM non subsidi itu secara tidak langsung akan membuat distribusi BBM subsidi semakin tepat sasaran.

“Karena kan prinsipnya kalau yang beli non-subsidi banyak, maka konsumsi subsidinya akan menjadi semakin tepat sasaran. Karena orang sudah enggak melihat yang penting murah lagi kan. Positifnya adalah yang penting kualitas kendaraannya sesuai dengan kualitas BBM,” ucapnya.