JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto melakukan Sarasehan Ekonomi dengan mengumpulkan pelaku usaha dari berbagai sektor, salah satunya industri tekstil.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastratmaja mengeluhkan adanya potensi kelangkaan permintaan atau demand shortage imbas perang dagang oleh Amerika Serikat
Menanggapi keluhan ini Prabowo mengaku bertekad untuk mengeluarkan kebijakan yang dapat membantu inustri tekstil Indonesia, termasuk mengumpulkan direktur utama bank pelat merah atau Himpunan Bank Negara (Himbara).
“Kemarin kita sudah rapat, saya sudah panggil semua Dirut Himbara dan Gubernur BI, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan,” ujar Prabowo dalam Sarasehan Ekonomi, Selasa, 8 April.
Dalam rapat tersebut, Prabowo mengaku telah memberikan instruksi kepada Bank Himbara untuk memberikan dukungan kepada industri padat karya seperti industri tekstil.
“Kita harus sadar bahwa domestik market kirta sangat besar. Jadi dengan pendekatan dan strategi ekonomi kita, akan memberdayakan desil paling bawah dengan investasi besar-besaran dari kekuatan ekonomi kita di ekonomi domestik,” beber Prabowo.
Ia menegaskan akan memperkuat industri dalam negeri dengan memanfaatkan peluang yang ada. Ia mencontoh saat ini terdapat 44 juta anak sekolah yang membutuhkan alas kaki. Ia memprpyeksikan setiap anak membutuhkan setidaknya 3 pasang sepatu. Tak hanya ityu, setiap anak juga membutuhkan dua pasang seragam yang bisa meningkatkan jumlah permintaan pakaian dalam negeri.
“Jadi jangan khawatir. Kita sadar pentingnya industri padat karya. Tapi saya ingatkan kita punya kekuatan domestik, kita punya pasar domestik besar. Sekarang tinggal manajemen dari kami,” tandas dia.