New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada hari perdagangan terakhir tahun ini, siap mencatat kenaikan kuat pada 2024 terhadap sebagian besar mata uang karena investor bersiap menghadapi lebih sedikit pemotongan suku bunga AS dan kebijakan pemerintahan Trump yang akan datang.
Mengutip Yahoo Finance, Selasa, 31 Desember 2024, indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, berada di angka 108,06, tidak jauh dari level tertinggi dua tahun yang dicapai bulan ini.
Indeks tersebut telah naik 6,6 persen pada tahun ini karena para pedagang mengurangi taruhan akan pemangkasan suku bunga yang besar tahun depan.
Federal Reserve mengejutkan pasar awal bulan ini dengan memangkas perkiraan suku bunga mereka untuk 2025 menjadi 50 basis poin, dari 100 basis poin, karena khawatir inflasi akan tetap tinggi.
Namun, para ahli strategi Goldman Sachs memperkirakan tiga kali pemotongan suku bunga dari Fed tahun depan, yakin inflasi masih akan cenderung lebih rendah.
Dolar juga menguat karena ekspektasi kebijakan Presiden terpilih Donald Trump berupa pelonggaran regulasi, pemotongan pajak, kenaikan tarif, dan imigrasi ketat akan bersifat pro-pertumbuhan dan inflasi serta membuat imbal hasil AS tetap tinggi.
Kemungkinan suku bunga AS tetap tinggi untuk jangka waktu lebih lama telah berdampak buruk pada sebagian besar mata uang lainnya, terutama mata uang di pasar negara berkembang karena para pedagang mengkhawatirkan perbedaan suku bunga yang mencolok antara AS dan negara-negara ekonomi lainnya.
Euro diperkirakan turun 5,7%
Euro diperkirakan akan mengalami penurunan 5,7 persen terhadap dolar tahun ini, dengan para pedagang memperkirakan Bank Sentral Eropa akan lebih tajam dalam pemangkasannya dibandingkan Fed.
Pada Selasa, mata uang tunggal tersebut stabil di USD1,04025, tetapi tetap mendekati level terendah dua tahun di USD1,03315 yang dicapai pada November.
Dalam tahun yang ternyata juga penuh gejolak, yen menembus titik terendah dalam beberapa dekade pada akhir April dan awal Juli, merosot ke 161,96 per dolar dan memicu intervensi dari Tokyo.
Kemudian menyentuh level tertinggi 14 bulan sebesar 139,58 pada September sebelum melepaskan keuntungan tersebut dan sekarang kembali mendekati 157, dengan para pedagang memperhatikan tanda-tanda intervensi dari Tokyo.
Sementara nilai pound sterling sedikit berubah pada USD1,2545 pada perdagangan awal, dan diperkirakan akan turun satu persen pada 2024.
Dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko bergerak tentatif pada hari itu, mendekati level terendah dalam dua tahun. Dolar Australia terakhir kali mencapai USD0,62155, diperkirakan akan turun 8,7 persen tahun ini, kinerja tahunan terlemahnya sejak 2018.
Sementara Kiwi berada pada USD0,5637, siap untuk penurunan hampir 11 persen pada 2024, kinerja terlemahnya sejak 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(HUS)