Penggunaan Etanol Campuran Bahan Bakar Ternyata Bagus Bagus untuk Mesin, Benarkah?

Penggunaan Etanol Campuran Bahan Bakar Ternyata Bagus Bagus untuk Mesin, Benarkah?

Bisnis.com, MALANG — Penggunaan etanol untuk campuran bahan bakar mempunyai keunggulan, namun juga dibarengi dengan munculnya tantangan teknis dan ekonomis.

Dosen Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Iis Siti Aisyah, mengatakan etanol merupakan bentuk biofuel yang menjanjikan. Sebab etanol memiliki sifat pembakaran yang lebih bersih dibandingkan bensin murni.

Secara teoritis, emisi karbonnya bisa ditekan secara signifikan jika digunakan dalam proporsi yang tepat. 

“Etanol itu energi alternatif yang dikembangkan bio yaitu tanaman yang diproses. Etanol bagus untuk meningkatkan angka oktan. Jadi, jika digunakan dalam jangka yang relatif pendek, akan baik. Namun jika digunakan dalam jangka lama akan merusak komponen dari combustion chamber seperti karet dan korosi pada logam yang tidak tahan air serta lainnya,” katanya, Selasa (18/11/2025). 

Di balik keunggulannya, kata dia, etanol juga menyimpan sejumlah tantangan teknis dan ekonomis. Secara ilmiah, etanol mempunyai densitas energi lebih rendah (26.8 MJ/kg) dibanding bensin (46 MJ/kg) sehingga menambahkan etanol ke pertalite akan menurunkan nilai energi untuk per liter campuran dibandingkan dengan pertalite murni. 

Adapun kelebihan penggunaan etanol, yakni merupakan sumber energi terbarukan, tingkat komersialisasi tinggi dan di Indonesia dapat diproduksi secara massal dari tanaman tebu yang sudah banyak dibudidayakan. 

Dia meyakinkan, etanol memiliki octane number tinggi (100+) dibanding Pertalite (92), membuatnya lebih tahan terhadap knocking dan cocok untuk mesin modern berkompresi tinggi. 

Namun, kata Iis, sapaan akrabnya, campuran etanol dan pertalite tidak disarankan bagi mesin lama dengan karburator karena memerlukan penyetelan ulang dan berisiko menyebabkan overheating dalam jangka panjang.

Tantangan lain muncul dari sifat etanol yang higroskopis, yaitu mudah menyerap air. Proses pemurnian agar etanol benar-benar bebas air memerlukan teknologi mahal, yang berdampak pada harga jualnya. 

Harga etanol tipe anhidrat saat ini memang masih sedikit di atas Pertalite atau Pertamax, sehingga perlu insentif agar tetap kompetitif.

Dari sisi mesin, etanol sebenarnya tidak menimbulkan kerusakan serius. Pada mesin modern yang sudah dilengkapi Electronic Control Unit (ECU), sistem dapat menyesuaikan pembakaran secara otomatis. 

Untuk mesin lawas, pengguna perlu memperhatikan potensi overheat atau terlalu panas. 

“Meskipun ada kekhawatiran tersebut, tetapi berdasarkan penelitian, sampai campuran 10% etanol tidaklah terlalu mempengaruhi mesin lama meskipun memakai karburator. Sehingga, modifikasi terhadap engine hanya diperlukan jika memakai 100% etanol,” ungkapnya. 

Ke depan, Iis optimistis bahwa masa depan etanol di Indonesia cukup cerah. Sumber energi lain seperti biobutanol yang diproduksi dari tanaman belum sampai semasif industri etanol. 

“Harapan terhadap penggunaan etanol ke depan adalah kita bisa lebih mempunyai kemandirian energi dengan syarat etanol yang digunakan berasal dari sumber-sumber yang ada di dalam negeri. Penggunaan bahan bakar yang sangat besar akan memerlukan pasokan etanol yang besar juga sehingga industri di Indonesia yang selama ini memasok etanol untuk bidang lain (kesehatan) bisa memperbesar kapasitas produksinya,” tutupnya.