Sebelumnya, PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina berkolaborasi dengan Universitas Udayana untukmengembangkan kapabilitas terobosan dan solusi pengelolaan energi, khususnya pemanfaatan gas bumi untuk mendukung transisi energi.
Direktur Program Pembinaan Ditjen Migas Kementerian ESDM, Mirza Mahendra, menerangkan bahwa tantangan penggunaan EBT di masa depan adalah keekonomian dan mensinergikan pengaturan hulu dan hilir.
“Kami mendapat tugas dari Presiden untuk melaksanakan swasembada energi. Karena energi impor akan menggerus ekonomi indonesia dan tugas kita bersama untuk menjaga pengelolaan energi melalui program diversifikasi energi,” kata Mirza, Kamis (31/10/2024).
Mirza melanjutkan, untuk menuju Net Zero Emission 2060, point paling penting adalah transisi energi. Poin kuncinya adalah adalah gas bumi sebagai energi fosil paling ramah lingkungan.
“Itu lah kenapa, PGN mendeliver energi yang lebih baik dari sisi lingkungan,” ujar Mirza.
Kemudian dari sisi cadangan, saat ini dan beberapa waktu ke depan, cadangan gas mencukupi. Namun memiliki tantangan yaitu infrastruktur untuk menyalurkan gas sampai ke masyarakat menuju NZE 2060.
Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko mengungkapkan, pengelolaan energi di masa depan bagi PGN perlu kolaborasi dengan civitas akademika untuk mengembangkan riset yang inovatif.
Kolaborasi PGN dengan Universitas Udayana juga untuk menyiapkan SDM yang unggul untuk pengelolaan energi ke depan. Maka ini pada kesempatan juga dapat meningkatkan kerjasama korporasi dengan calon-calon masa depan pengelola energi nasional.