JAKARTA – Pengamat politik Ray Rangkuti menilai kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto selama satu tahun terakhir belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Ia memberi nilai 6 dari skala 10 untuk capaian pemerintahan, dengan alasan kegagalan di sejumlah sektor penting, seperti reformasi politik, perbaikan ekonomi, dan pembangunan hukum.
“Saya kira kalau dikasih nilai dalam satu tahun terakhir pemerintahan Pak Prabowo, saya kira nilainya 6,” kata Ray dalam diskusi di Jakarta, Minggu, 19 Oktober.
Menurutnya, nilai tersebut sudah disertai “safety margin”, sebab jika menilai secara objektif, kinerja pemerintahan sejauh ini belum mampu mencapai target reformasi yang diharapkan masyarakat.
“Karena menurut saya, meskipun saya kasih safety, tapi sebetulnya pembuatannya itu gagal gitu. Jadi gagal di bidang apa? Reformasi politik dan demokrasi. Gagal di mana? Di perbaikan ekonomi. Gagal di mana? Di pembangunan hukum,” tuturnya.
Ia menegaskan, dalam tiga sektor utama tersebut, pemerintahan Prabowo belum mampu menunjukkan arah perubahan yang nyata, yakni pembangunan reformasi politik dan demokrasi, perbaikan ekonomi, serta pembangunan hukum.
Meski begitu, ia mengakui masih ada hal yang bisa diapresiasi dari pemerintahan Prabowo. Salah satunya, menurut dia, adalah upaya pemberantasan korupsi yang belakangan justru banyak dilakukan oleh aparat penegak hukum di luar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Tapi ada yang menonjol nih di era Pak Prabowo. Itu yang membuat dia menjadi senya. Apa itu? Pemberantasan korupsi. Lumayan. Bukan oleh KPK, (tapi) oleh Kejaksaan Agung. Nah, di situ saya memberi apresiasi kepada Pak Prabowo,” lanjutnya.
