TRIBUNNEWS.COM – Jasad empat tawanan Israel diserahkan oleh Hamas pada Kamis (27/2/2025) pagi, waktu setempat.
Penyerahan itu, diikuti pembebasan 600 tahanan Palestina ke Tepi Barat, yang seharusnya dipulangkan pekan lalu.
Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan bahwa identitas keempat jenazah tawanan itu telah diverifikasi.
Kini, fase pertama gencatan senjata tahap pertama antara Israel dan Hamas pada dasarnya sudah selesai.
Namun, Antony Loewenstein, seorang jurnalis dan penulis asal Sydney, mengaku merasa khawatir dengan tahap selanjutnya.
“Saya merasa cemas dengan tahap berikutnya, karena banyak laporan di media Israel yang menunjukkan bahwa Netanyahu dan lingkungannya tidak tertarik untuk melanjutkan ke tahap kedua, apalagi tahap ketiga,” kata Loewenstein kepada Al Jazeera.
“Tahap ketiga, di akhir kesepakatan ini, seharusnya mencakup penarikan penuh seluruh pasukan Israel dari Gaza,” tambahnya.
“Saya senang pertukaran tawanan ini terjadi, namun saya yakin Netanyahu merasa dipermalukan karena Hamas masih bertahan.”
“Mereka masih memiliki pejuang, kekuatan, dan mengendalikan sebagian besar wilayah Gaza.”
“Ketika kekaisaran merasa marah, mereka sering kali merespons dengan cara yang sangat kejam dan tidak masuk akal.”
“Kita sudah melihat hal serupa di Irak dan Afghanistan selama 20 tahun terakhir.”
“Saya rasa itulah yang mungkin akan kita lihat di Gaza dan daerah lain dalam beberapa bulan dan tahun ke depan,” ujar Loewenstein.
Tahap Kedua Gencatan Senjata Akan Lebih Sulit
Sementara itu, Stephen Zunes, direktur studi Timur Tengah di Universitas San Francisco, menyatakan kelegaannya setelah pertukaran tawanan dan tahanan berhasil dilakukan sepenuhnya.
“Namun, fase kedua akan jauh lebih sulit, mengingat kecenderungan Israel untuk mempertahankan wilayah yang telah mereka kuasai,” ujarnya kepada Al Jazeera.
“Sebagai contoh, mereka menolak mundur dari Lebanon dan memperluas pendudukan di Suriah,” tambah Zunes.
Ia juga menilai, Netanyahu mungkin menunda mengakhiri perang sepenuhnya untuk menghindari tekanan politik dan pemilu.
“Masalah utama adalah tidak ada harapan bahwa pemerintahan Trump akan menekan Netanyahu untuk berkompromi.”
“Trump kemungkinan akan mendukung perang ini tanpa protes, jadi mungkin masyarakat sipil Israel dan tekanan internasionallah yang dapat mendorong perubahan,” tambah Zunes.
Hamas Siap Bahas Fase Berikutnya Gencatan Senjata
Dalam perkembangan terbaru, Hamas menyatakan, siap untuk merundingkan fase berikutnya dari gencatan senjata di Jalur Gaza, setelah pertukaran tawanan hari ini, Kamis (27/2/2025), menurut laporan AP News.
Pertukaran ini, adalah yang terakhir yang disepakati kedua belah pihak sebagai bagian dari gencatan senjata yang akan berakhir akhir pekan ini.
Negosiasi fase kedua, di mana Hamas akan membebaskan lebih banyak sandera dengan imbalan tahanan tambahan serta gencatan senjata yang lebih panjang, belum dimulai.
Hamas menyatakan, satu-satunya cara Israel dapat mengamankan pembebasan sandera yang tersisa adalah melalui negosiasi dan mematuhi perjanjian.
Hamas juga memperingatkan bahwa upaya untuk menarik kembali kesepakatan hanya akan memperburuk penderitaan para tawanan dan keluarga mereka.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)