Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Penerimaan Pajak 2024 yang Tak Capai Target Cermin Perlambatan Kinerja Emiten

Penerimaan Pajak 2024 yang Tak Capai Target Cermin Perlambatan Kinerja Emiten

Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 0,60% pada pembukaan perdagangan pagi hari in, Selasa (7/1/2025). Sebelumnya, IHSG ditutup terkoreksi 1,17% pada perdagangan Senin (6/1/2205). Penurunan IHSG tidak terlepas dari respons investor terhadap kinerja APBN dan penerimaan pajak yang tak sesuai target.

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengatakan, penerimaan pajak yang meleset dari target dapat menjadi katalis negatif sehingga mendorong aksi jual investor di pasar saham. Sebab, penerimaan pajak dan rilis pertumbuhan ekonomi merefleksikan kinerja emiten secara keseluruhan.

“Tingkat pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung merefleksikan kinerja keseluruhan emiten. Jika emiten mengalami pertumbuhan yang baik, mereka akan membayar pajak tinggi. Hal ini berlaku sebaliknya,” kata Ike kepada Beritasatu.com, Selasa (7/1/2025).

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan APBN 2024 mengalami defisit sebesar 2,29% atau senilai Rp 507,8 triliun. Angka ini masih termasuk ke dalam rentang target defisit yang dirancang oleh Kemenkeu pada awal 2024. Di sisi lain, realisasi penerimaan pajak berada di bawah target, yakni sebesar Rp 1.932,4 triliiun. Angka ini lebih rendah dibandingkan target awal tahun Rp 1.988,9 triliun.

Lebih lanjut, Ike mengatakan, penerimaan pajak yang berada di bawah target mendorong pertumbuhan ekonomi kurang optimal di masa depan. “Kita lihat sekarang pajak yang diterima pemerintah masih di bawah target. Penerimaan pajak yang kurang ini bisa menyebabkan ekonomi Indonesia tumbuh kurang optimal,” kata dia.

Secara tidak langsung, kata dia, meski pertumbuhan ekonomi masih di rentang 5%, investor mengamati kinerja emiten pada 2024 kurang optimal. “Ini berdampak pada dividen yang dibagikan menjadi kurang menarik,” jelas Ike.

Ike mengatakan, penerimaan pajak yang kurang baik dapat mempengaruhi pergerakan IHSG hingga beberapa waktu ke depan. “Sentimen ini bisa menekan IHSG dengan range terbatas,” kata dia.

Pada Januari, kata dia, biasanya IHSG mengalami kenaikan akibat January Effect. “Dengan asumsi data ekonomi yang meleset, bisa membatasi pergerakan IHSG menjadi lebih lesu,” pungkas Ike.