Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah penelitian menemukan cara perkawinan antara nyamuk demam berdarah bisa terhenti. Yaitu saat salah satu indera hewan tersebut tidak berfungsi.
Dalam hal ini pendengaran nyamuk tuli. Penelitian dari UC Santa Barbara menciptakan nyamuk tuli dan menemukan nyamuk jantan tidak tertarik untuk kawin.
“Anda bisa membiarkan bersama dengan nyamuk betina selama berhari-hari dan mereka tidak kawin,” jelas peneliti Craig Montell, dikutip dari Phys, Kamis (7/11/2024).
Karena biasanya nyamuk betina akan mengepakkan sayapnya dengan kekuatan 500 Hz. Saat nyamuk jantan mendengarnya, mereka terbang dan mendengung 800 Hz lalu memodulasi frekuensi saat nyamuk betina di sekitarnya.
Montell dan penulis utama lainnya menduga ada peran pendengaran nyamuk pada perilaku kawin ini. Mereka menyelidiki neuron pendengaran yang berada di dasar antena pada struktur organ Johnston.
Tim berfokus pada saluran sensori yang disebut TRPVa. Ini merupakan analog dari saluran untuk pendengaran lalat buah.
Para peneliti melumpuhkan TRPVa pada nyamuk Aedes Aegypti, pada akhirnya tidak bereaksi pada suara. Saat nyamuk tuli itu berada di ruangan yang sama dengan betina, tidak terjadi apa-apa.
Sebaliknya, nyamuk dengan pendengaran yang lebih baik langsung kawin dengan nyamuk betina berkali-kali dalam beberapa menit.
Namun pendengaran ini memiliki dampak yang berbeda. Pada nyamuk betina tuli, nampaknya masih memiliki nafsu dalam diri dibandingkan dengan jantan tuli.
Montell menjelaskan nyamuk jantan memiliki neuron pendengaran terbanyak dari serangga lain. Sementara nyamuk betina memiliki setengahnya.
Penelitian ini memiliki implikasi besar bagi cara mengelola penularan penyakit dengan mengendalikan populasi vektor nyamuk, termasuk Aedes Aegypti.
(dem/dem)