Jakarta –
Tim peneliti mencoba mengembangkan teknologi untuk mengubah sel kanker menjadi sel normal tanpa harus membunuhnya. Ini menjadi pendekatan terbaru dalam pengobatan kanker, sekaligus menjadi salah satu cara menghindarkan efek samping dari pengobatan dan risiko resistensi.
Pembalikan sel kanker, yang meregenerasikan sel kanker ke keadaan terdiferensiasi dan non-ganas, telah diusulkan sebagai pendekatan terapi baru yang potensial selama beberapa waktu terakhir. Melalui proses menginduksi, dimungkinkan untuk memulihkan fungsi normal suatu sel, bahkan berpotensi menimbulkan ‘trans-diferensiasi’ di mana sel kanker dibedakan menjadi jenis sel yang sama sekali berbeda. Misalnya, sel kanker payudara diubah menjadi sel hati yang lebih terspesialisasi.
Studi-studi sebelumnya telah menunjukkan pembalikan sel kanker yang terkait dengan leukemia myeloid, kanker payudara, dan karsinoma hepatoseluler (sejenis kanker hati). Namun, belum ada identifikasi sistematis siapa ‘pengatur utama’ atau gen/protein spesifik yang mengendalikan proses diferensiasi. Padahal, ini merupakan langkah penting, karena dengan mengidentifikasi regulator utama tersebut para ilmuwan dapat memanipulasi sel kanker dan memprogram ulang sel tersebut menjadi sel non-kanker.
Dalam studi terbaru mereka, tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Kwang-Hyun Cho, dari Departemen Bio dan Teknik Otak di Korean Advanced Institute of Science and Technology (KAIST), telah menguraikan teknologi baru yang dapat mengubah sel kanker usus besar menjadi sel normal secara efektif.
Tim tersebut berfokus pada pengamatan bahwa selama proses onkogenesis (proses multi-langkah di mana sel normal berubah menjadi sel kanker), sel normal mengalami kemunduran sepanjang lintasan diferensiasinya. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan teknologi yang membangun kembaran digital jaringan gen yang terkait dengan lintasan diferensiasi normal sel.
Melalui simulasi ini, mereka dapat secara sistematis mengidentifikasi sang ‘sakelar’. Ketika sakelar ini diterapkan pada sel kanker usus besar, sel tersebut kembali ke keadaan seperti normal. Hasil ini kemudian dikonfirmasi oleh eksperimen molekuler dan seluler yang dilakukan pada subjek hewan.
Melansir IFLScience, pendekatan ini menciptakan cara yang lebih sistematis. Ada kemungkinan penemuan ini dapat mengarah pada terapi kanker reversibel baru yang dapat digunakan pada berbagai jenis sel kanker.
“Fakta bahwa sel kanker dapat diubah kembali menjadi sel normal adalah fenomena yang mencengangkan. Penelitian ini membuktikan bahwa pembalikan tersebut dapat diinduksi secara sistematis,” Kwang-Hyun Cho menjelaskan dalam sebuah pernyataan.
“Penelitian ini memperkenalkan konsep baru terapi kanker reversibel dengan mengembalikan sel kanker menjadi sel normal. Penelitian ini juga mengembangkan teknologi dasar untuk mengidentifikasi target pembalikan kanker melalui analisis sistematis lintasan diferensiasi sel normal,” sambungnya.
Lebih lanjut, studi ini telah diterbitkan di Advance Science. Penelitian ini berjudul ‘Control of Cellular Differentiation Trajectories for Cancer Reversion’ yang bisa kamu baca lebih lanjut di SINI.
(ask/rns)