Jakarta: Pendekatan sustainable development goals (SDGs) dinilai efektif untuk memitigasi dampak lingkungan akibat aktivitas pertambangan. SDGs merupakan rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, untuk mencapai masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.
“Langkah-langkah mitigasi bisa dimulai dengan pelatihan diversifikasi ekonomi lokal dan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Maluku Utara sekaligus kandidat doktor Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI), Fachruddin Tukuboya, melalui keterangan tertulis yang diterima, Jumat, 29 November 2024.
Pernyataan Fachruddin itu dikemukakan saat mempresentasikan penelitiannya berjudul “Kajian Dampak Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi di Lingkar Tambang”. Dalam paparannya, Fachruddin menyoroti perlunya mitigasi dampak lingkungan akibat pertambangan melalui pendekatan berbasis SDGs.
DLH Maluku Utara menyelenggarakan Seminar Hasil Penelitian dan Inovasi Sederhana sebagai forum strategis untuk merancang langkah-langkah pembangunan daerah yang selaras dengan prinsip keberlanjutan.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara DLH Maluku Utara dan multipihak. Meliputi perusahaan swasta (IWIP, Harita Group, OBI serta NHM) dan perguruan tinggi (UNUTARA). Acara ini dihadiri 45 peserta yang bergabung secara daring.
Acara dibuka Pj Sekretaris Daerah Maluku Utara, Abubakar Abdullah. Dalam sambutannya dia menekankan peran penting riset dalam mendorong kemajuan daerah.
Ketua Panitia Seminar Fikri Hamza AK Taslim menyampaikan Maluku Utara dengan keanekaragaman karakteristik kepulauan memiliki potensi besar untuk dikembangkan melalui inovasi berbasis penelitian.
“Seminar ini merupakan langkah awal untuk berbagi gagasan dan hasil riset demi mencapai pembangunan yang berkelanjutan,” kata Fikri.
Memanfaatkan limbah kulit jeruk
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas DLH Maluku Utara, Saleh Radjiman, memperkenalkan inovasi sampah kulit raku (Iso Sakura). Program ini mengolah limbah kulit jeruk yang berasal dari konsumsi harian masyarakat menjadi sabun.
Selain meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah organik, program ini juga mendukung upaya peningkatan higienitas komunitas.
Analis Adaptasi Dampak Perubahan Iklim DLH Maluku Utara, Wahyudin, melengkapi diskusi dengan penelitiannya tentang “Dampak Pertumbuhan Ekonomi pada Keberlanjutan Lingkungan di Indonesia”. Penelitian Wahyudin menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sektor pertambangan, industri pengolahan, serta transportasi dan pergudangan, memiliki dampak terhadap penurunan kualitas lingkungan dan udara, meskipun tidak signifikan.
Sementara itu, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menunjukkan hubungan positif yang signifikan terhadap kualitas lingkungan dan udara. Hal ini menandakan bahwa pembangunan manusia dapat berjalan seiring dengan upaya keberlanjutan.
Seminar ini juga mendapat masukan dari Ketua Klaster Riset SIL UI, Prof Dr Kosuke Mizuno. Dia menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri untuk menjadikan Maluku Utara sebagai model pembangunan berkelanjutan.
Ia menegaskan, dengan pendekatan inovatif, pertumbuhan ekonomi dapat berjalan selaras dengan kebijakan lingkungan. Kosuke juga memaparkan pentingnya penelitian berbasis data untuk pengelolaan lingkungan strategis.
Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Maluku Utara, Nasir Tamalene, menekankan pentingnya mengintegrasikan inovasi lingkungan dalam kurikulum pendidikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(UWA)