Pasuruan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Pasuruan mulai menyiapkan strategi baru dalam layanan kebakaran. Setelah peremajaan armada damkar selesai, kini direncanakan pembangunan shelter untuk mempercepat respon darurat.
Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, mengatakan keberadaan shelter sangat dibutuhkan. “Kemarin saat ada kebakaran di Pasar Pandaan, dari Bangil ke lokasi butuh waktu 30 menit,” jelasnya.
Menurutnya, keberadaan shelter bisa memangkas waktu tempuh sekitar 15 menit. Hal ini akan membuat penanganan kebakaran di wilayah barat menjadi lebih cepat.
“Kalau shelter sudah ada, kita tidak perlu lagi mengandalkan armada dari pihak swasta,” imbuh Mas Rusdi, sapaan akrabnya. Ia menilai percepatan layanan akan sangat membantu melindungi warga dan aset ekonomi.
Saat ini, Pemkab Pasuruan memiliki delapan unit armada damkar. Dari jumlah itu, dua merupakan mobil besar dan enam lainnya berukuran lebih kecil.
Rusdi menjelaskan, perhitungan lokasi shelter masih dilakukan. Pertimbangan utamanya adalah kepadatan penduduk dan potensi risiko kebakaran.
“Daerah seperti Gempol, Beji, Bangil, dan Pandaan berpotensi punya armada sendiri-sendiri,” tegasnya. Dengan begitu, distribusi layanan bisa lebih merata.
Shelter damkar akan menjadi pos siaga yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung. Tujuannya agar petugas bisa segera bergerak ketika terjadi musibah.
“Kalau semua sudah terencana, kita ingin masyarakat merasa lebih aman karena respon darurat lebih cepat,” pungkas Rusdi. Pemkab optimistis keberadaan shelter akan meningkatkan kualitas penanganan kebakaran di Pasuruan. [ada/aje]
