Lamongan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Lamongan terus mendorong terwujudnya desa tangguh dan berdaya saing, sebagai lokomotif pembangunan daerah.
Salah satu upaya dilakukan dengan coaching clinic kader penggerak desa majelis pemberdayaan masyarakat dan lingkungan hidup Pimpinan Cabang Muhammadiyah Paciran,di Aula MI Muhammadiyah 4 Blimbing.
Wakil Bupati Lamongan, Dirham Akbar Aksara, mengungkapkan desa tangguh dan berdaya saing, menjadi kunci pemerataan ekonomi sekaligus upaya nyata pemberantasan kemiskinan. Hal ini juga sejalan dengan arah pembangunan nasional yang digariskan dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
“Semangat membangun dari desa harus terus diterjemahkan dalam kebijakan maupun langkah konkret untuk kemajuan daerah,” ujar Dirham, saat membuka coaching clinic, Jumat (5/9/2025).
Dirham menyebut, saat ini Pemerintah Kabupaten Lamongan berpartisipasi aktif dalam mendukung dan mengimplentasikan program prioritas naisonal, serta merealisasikan program prioritas pembangunan daerah dengan maksimal.
Sebanyak 474 koperasi desa merah putih (KDMP) sudah tersebar dan siap beroperasi di seluruh desa dan kelurahan, 38 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) telah beroperasi menyediakan makanan bergizi gratis (MBG), mewujudkan swasembada pangan dengan memenuhi target luas tambah tanam (LTT) nasional yang sudah mencapai 113.424 hektar atau 58,96 persen.
Tercatat sebanyak 277 desa atau 59,95 persen telah mencapai status desa mandiri dan 185 desa atau 40,05 persan bersatu desa maju.
“Status bukanlah titik akhir, Pemkab Lamongan terus mendorong desa-desa untuk tidak berhenti berinivasi meningkatkan kualitas layanan, pemberdayaan masyarakat, dan kesejahteraan warganya,” kata Dirham.
Dirham meminta agar Muhammadiyah terus berkolaborasi bersama Pemkab Lamongan dengan mendistribusikan seluruh kadarnya pada proses rekrutne pendamping desa. Tentunya dengan bekal keilmuan, semangat pengabdian, serta landasan nilai islam berkemajuan.
“Saya yakin kader Muhammadiyah mampu menjadi motor penggerak pembangunan desa yang partisipasif, inkkusif, dan berkelanjutan,” pungkasnya. (fak/ted)
