Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Pemisahan Kementerian Pendidikan Jadi 3, Akademisi: Membuat Fokus Kerja Lebih Spesifik

Pemisahan Kementerian Pendidikan Jadi 3, Akademisi: Membuat Fokus Kerja Lebih Spesifik

Jakarta, Beritasatu.com – Pemecahan Kementerian Pendidikan menjadi tiga, yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Kementerian Kebudayaan, diharapkan membuat fokus kerja setiap kementerian menjadi spesifik.

Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJ Yogya) Pupung Arifin mengatakan, pemisahan kementerian ranah pendidikan ini bukan untuk yang pertama kali. Sebelumnya, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah pernah dipisah dari Kementerian Dikti Ristek.

“Maka seharusnya, proses penyesuaian di kementerian bisa berjalan dengan cepat, khususnya Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro beserta dua wakilnya Fauzan dan Stella Christie yang telah ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto,” katanya kepada Beritasatu.com, Jumat (1/11/2024).

Ia melanjutkan, Prof Satryo juga sebagai akademisi dan orang lama yang pernah menjadi Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Sebagai dosen, ia berharap pemisahan ini akan membuat Kemendiktiristek bisa fokus pada bidang yang lebih spesifik sesuai tupoksinya.

“Misalnya terkait monitoring pada Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum atau PTN-BH, sehingga bukan hanya mengejar profit tetapi juga banyak berperan pada pelayanan publik,’ ungkapnya.

Pupung menjelaskan, Prabowo memilih Prof Satryo merupakan pilihan yang tepat karena akademisi dan juga teknokrat. Apalagi Prof Satryo dibantu oleh Prof Stella sebagai wakil menteri yang sudah diakui reputasinya di dunia akademisi internasional.

“Maka saya berharap, kepemimpinan mereka bisa benar-benar membawa kampus di Indonesia bereputasi internasional, bukan hanya sekedar slogan world class saja,” ungkap Pupung.

Ia juga berharap agar tenaga pengajar dosen bisa dijauhkan dari berbagai hal-hal administratif belaka yang bisa berdampak pada academic fatigue. Kementerian juga perlu melakukan monitoring yg ketat kepada perguruan tinggi, agar ilmunya bisa relevan dan berguna di tengah berbagai persoalan masyarakat saat ini.

Ketika dosen bisa fokus pada riset, maka harapannya dosen tidak terjebak pada capaian semu yang kemudian menghalalkan segala cara, termasuk publikasi pada jurnal predator.

“Saya juga berharap, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bisa diteruskan, karena hal ini membuat kampus tidak berjarak dengan masyarakat, sekaligus membentuk lulus perguruan tinggi yang lebih relevan dengan dinamika di masyarakat,” urai dia.

Pupung menilai, nomenklatur Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi akan efektif jika persoalan birokrasi bisa diselesaikan oleh Prof Satryo dan Prof Stella pada 100 hari kepemimpinannya.

Baik birokrasi di internal kementerian maupun birokrasi antara kementerian dan perguruan tinggi, menteri dan wamen harus bisa bertarung dengan baik agar bisa memaksa ASN di kementeriannya punya visi dan perspektif yang sama dengan mereka,” paparnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengaku pemecahan tersebut bukan semata-mata pembagian kursi, tetapi lebih dikarenakan banyaknya persoalan yang belum teratasi saat ini. Meski ada pemecahan menteri, Prabowo meminta semua anggota Kabinet harus bergerak seirama dengan tujuan yang sama karena pemerintah tidak bekerja sendiri.