JAKARTA – Pemimpin tertinggi Taliban mengeluarkan larangan akses Wi-Fi di salah satu provinsi Afghanistan untuk “mencegah amoralitas”.
Keputusan yang diambil di Provinsi Balkh ini merupakan yang pertama sejak Taliban kembali berkuasa pada tahun 2021. Akibatnya, kantor dan rumah-rumah tidak memiliki Wi-Fi, meskipun internet seluler masih berfungsi.
Haji Attaullah Zaid, juru bicara pemerintah provinsi, mengatakan “larangan penuh” tersebut diperintahkan oleh Pemimpin Taliban Hibatullah Akhundzada.
“Langkah ini diambil untuk mencegah amoralitas, dan alternatif akan dibangun di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan,” katanya kepada Associated Press dikutip dari The National 17 September.
Ia tidak menjelaskan mengapa Balkh dipilih atau apakah penutupan tersebut akan meluas ke wilayah lain di Afghanistan.
Sebelumnya, pihak berwenang terkadang menangguhkan jaringan telepon seluler untuk mencegah peledakan bahan peledak, misalnya selama festival keagamaan.
Seorang warga Balkh mengatakan, internet seluler lambat dan mahal, sehingga orang-orang di rumahnya membutuhkan Wi-Fi.
“Memblokir internet di luar pemahaman saya di era yang begitu maju,” ujarnya.
Diketahui, Taliban telah memberlakukan serangkaian pembatasan atas nama “moralitas” sejak merebut kekuasaan dari mantan pemerintahan yang didukung AS empat tahun lalu, khususnya yang berdampak pada perempuan dan anak perempuan.
Undang-undang yang diberlakukan oleh Taliban memberlakukan aturan berpakaian, mewajibkan perempuan memiliki wali laki-laki, dan memisahkan laki-laki dan perempuan di ruang publik.
Perempuan bahkan dapat dihukum karena bernyanyi atau berbicara di luar ruangan, dan laki-laki serta anak laki-laki juga menghadapi “aturan ketat” terkait penampilan mereka, kata para analis PBB.
