Pemerintah Upayakan Perekonomian Tumbuh 5,2% di 2024

3 January 2024, 23:55

PEMERINTAH memastikan akan terus menjaga laju perekonomian agar target pertumbuhan di angka 5,2% tahun ini dapat tercapai. Itu diakui tak akan mudah lantaran tantangan ekonomi global diperkirakan masih akan menjadi tantangan.

“Pemerintah masih akan terus mengusahakan menjaga kondisi fiskal agar tetap sehat, sehingga akan mampu menjadi bantalan untuk mempertahankan shock absorber dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tahun 2024 dan pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,2% di tahun 2024,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu melalui siaran pers, Rabu (3/1).

Baca juga: Pertamina akan Tutup Pangkalan yang Jual Gas Elpiji 3 Kg Tanpa KTP

Dia mengatakan, fragmentasi global, dekarbonisasi, dan digitalisasi masih akan tetap menjadi faktor utama yang akan membentuk dinamika ekonomi global dalam jangka pendek sampai menengah. Karenanya, risiko-risiko global perlu terus dicermati.

Risiko-risiko tersebut seperti tingkat suku bunga yang masih tinggi, peningkatan tensi geopolitik, geoeconomics fragmentation, peningkatan volatilitas sektor keuangan, serta peningkatan risiko debt distress bagi negara-negara dengan tingkat utang tinggi.

Sebagai langkah antisipatif atas berbagai dinamika global tersebut, kata Febrio, APBN diarahkan untuk menjaga pemulihan ekonomi dan melindungi masyarakat. Di saat yang bersamaan, pemerintah akan terus melakukan asesmen terhadap dampak dinamika global terhadap perekonomian domestik serta meningkatkan kewaspadaan.

Menurutnya, Indonesia memiliki modal untuk tetap menatap optimis perekonomian dalam negeri tahun ini. Itu berangkat dari berbagai kinerja ekonomi nasional yang dinilai cukup mumpuni. Pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga 2023, misalnya, tercatat tumbuh 5,05% dalam tahun berjalan (year to date/ytd).

Hal itu terutama ditopang oleh permintaan domestik yang masih kuat dan inflasi yang terkendali serta didukung kebijakan fiskal pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat. Aktivitas investasi juga dalam tren menguat, didukung oleh progres penyelesaian proyek-proyek strategis nasional (PSN).

Dari sisi produksi, sektor-sektor utama tumbuh positif, terutama manufaktur yang tumbuh 5,2% pada triwulan III, didukung kuatnya permintaan domestik. Masih kuatnya permintaan domestik juga mendorong kinerja sektor-sektor pendukung pariwisata, seperti transportasi dan akomodasi makan minum yang tumbuh double digit.

“Di tengah tantangan global yang masih tinggi, kita bersyukur bahwa Indonesia berhasil menavigasi perekonomian dengan cukup baik. Tidak banyak negara-negara di dunia yang mampu tumbuh di atas 5%, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu tumbuh kuat,” kata Febrio.

“Hingga akhir tahun 2023, %emerintah optimis perekonomian Indonesia akan berada di atas 5%. Tentunya ini menjadi capaian yang perlu diapresiasi dan dipertahankan, namun tidak mengurangi kewaspadaan kita untuk tahun 2024 yang masih akan penuh tantangan,” tambahnya.

Selain itu, laju inflasi terkendali pada rentang target pemerintah. Inflasi 2023 tercatat sebesar 2,61% (yoy), turun signifikan dibanding tahun 2022 sebesar 5,51% (yoy). Angka tersebut merupakan inflasi terendah dalam 20 tahun terakhir, di luar periode pandemi tahun 2020 dan 2021.

Koordinasi yang kuat Tim Pengendalian Inflasi, baik di level pusat maupun daerah, serta efektivitas peran APBN sebagai instrumen shock absorber menjadi faktor kunci terkendalinya inflasi, khususnya inflasi pangan yang terdampak oleh fenomena El Nino di 2023. Di 2024, pemerintah akan terus menjaga inflasi terutama dalam menghadapi gejolak harga pangan.

Ketahanan eksternal Indonesia masih tetap kuat di tengah pelemahan ekonomi global, terlihat dari neraca perdagangan Indonesia yang konsisten mencatatkan surplus selama 43 bulan berturut turut. Secara kumulatif Januari-November 2023, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$33,63 miliar.

Surplus neraca perdagangan juga menopang kinerja neraca transaksi berjalan (current account). Secara kumulatif sampai dengan kuartal ketiga, kinerja neraca transaksi berjalan mencatatkan defisit yang sangat rendah, sebesar US$0,11 miliar atau -0,01% PDB, di bawah ambang batas aman -3,0% PDB.

Secara keseluruhan, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di tahun 2023 juga cukup baik. Sampai dengan kuartal ketiga 2023, tercatat defisit NPI sebesar US$2,32 miliar, dan diperkirakan terus membaik sejalan dengan mulai meningkatnya capital inflow pada Kuartal IV 2023.

“Di 2024, pemerintah optimis kinerja ini akan terus berlanjut seiring dengan proyeksi ekonomi nasional yang terus menguat dan defisit transaksi berjalan yang tetap terjaga,” terang Febrio.

Menguatnya aktivitas ekonomi nasional juga berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat. Tingkat pengangguran mengalami penurunan signifkan menjadi 5,32% pada Agustus 2023 dari sebelumnya 5,86% pada Agustus tahun lalu. (P-3)

PEMERINTAH memastikan akan terus menjaga laju perekonomian agar target pertumbuhan di angka 5,2% tahun ini dapat tercapai. Itu diakui tak akan mudah lantaran tantangan ekonomi global diperkirakan masih akan menjadi tantangan.

“Pemerintah masih akan terus mengusahakan menjaga kondisi fiskal agar tetap sehat, sehingga akan mampu menjadi bantalan untuk mempertahankan shock absorber dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tahun 2024 dan pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,2% di tahun 2024,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu melalui siaran pers, Rabu (3/1).

Baca juga: Pertamina akan Tutup Pangkalan yang Jual Gas Elpiji 3 Kg Tanpa KTP

Dia mengatakan, fragmentasi global, dekarbonisasi, dan digitalisasi masih akan tetap menjadi faktor utama yang akan membentuk dinamika ekonomi global dalam jangka pendek sampai menengah. Karenanya, risiko-risiko global perlu terus dicermati.

Risiko-risiko tersebut seperti tingkat suku bunga yang masih tinggi, peningkatan tensi geopolitik, geoeconomics fragmentation, peningkatan volatilitas sektor keuangan, serta peningkatan risiko debt distress bagi negara-negara dengan tingkat utang tinggi.

Sebagai langkah antisipatif atas berbagai dinamika global tersebut, kata Febrio, APBN diarahkan untuk menjaga pemulihan ekonomi dan melindungi masyarakat. Di saat yang bersamaan, pemerintah akan terus melakukan asesmen terhadap dampak dinamika global terhadap perekonomian domestik serta meningkatkan kewaspadaan.

Menurutnya, Indonesia memiliki modal untuk tetap menatap optimis perekonomian dalam negeri tahun ini. Itu berangkat dari berbagai kinerja ekonomi nasional yang dinilai cukup mumpuni. Pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga 2023, misalnya, tercatat tumbuh 5,05% dalam tahun berjalan (year to date/ytd).

Hal itu terutama ditopang oleh permintaan domestik yang masih kuat dan inflasi yang terkendali serta didukung kebijakan fiskal pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat. Aktivitas investasi juga dalam tren menguat, didukung oleh progres penyelesaian proyek-proyek strategis nasional (PSN).

Dari sisi produksi, sektor-sektor utama tumbuh positif, terutama manufaktur yang tumbuh 5,2% pada triwulan III, didukung kuatnya permintaan domestik. Masih kuatnya permintaan domestik juga mendorong kinerja sektor-sektor pendukung pariwisata, seperti transportasi dan akomodasi makan minum yang tumbuh double digit.

“Di tengah tantangan global yang masih tinggi, kita bersyukur bahwa Indonesia berhasil menavigasi perekonomian dengan cukup baik. Tidak banyak negara-negara di dunia yang mampu tumbuh di atas 5%, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu tumbuh kuat,” kata Febrio.

“Hingga akhir tahun 2023, %emerintah optimis perekonomian Indonesia akan berada di atas 5%. Tentunya ini menjadi capaian yang perlu diapresiasi dan dipertahankan, namun tidak mengurangi kewaspadaan kita untuk tahun 2024 yang masih akan penuh tantangan,” tambahnya.

Selain itu, laju inflasi terkendali pada rentang target pemerintah. Inflasi 2023 tercatat sebesar 2,61% (yoy), turun signifikan dibanding tahun 2022 sebesar 5,51% (yoy). Angka tersebut merupakan inflasi terendah dalam 20 tahun terakhir, di luar periode pandemi tahun 2020 dan 2021.

Koordinasi yang kuat Tim Pengendalian Inflasi, baik di level pusat maupun daerah, serta efektivitas peran APBN sebagai instrumen shock absorber menjadi faktor kunci terkendalinya inflasi, khususnya inflasi pangan yang terdampak oleh fenomena El Nino di 2023. Di 2024, pemerintah akan terus menjaga inflasi terutama dalam menghadapi gejolak harga pangan.

Ketahanan eksternal Indonesia masih tetap kuat di tengah pelemahan ekonomi global, terlihat dari neraca perdagangan Indonesia yang konsisten mencatatkan surplus selama 43 bulan berturut turut. Secara kumulatif Januari-November 2023, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$33,63 miliar.

Surplus neraca perdagangan juga menopang kinerja neraca transaksi berjalan (current account). Secara kumulatif sampai dengan kuartal ketiga, kinerja neraca transaksi berjalan mencatatkan defisit yang sangat rendah, sebesar US$0,11 miliar atau -0,01% PDB, di bawah ambang batas aman -3,0% PDB.

Secara keseluruhan, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di tahun 2023 juga cukup baik. Sampai dengan kuartal ketiga 2023, tercatat defisit NPI sebesar US$2,32 miliar, dan diperkirakan terus membaik sejalan dengan mulai meningkatnya capital inflow pada Kuartal IV 2023.

“Di 2024, pemerintah optimis kinerja ini akan terus berlanjut seiring dengan proyeksi ekonomi nasional yang terus menguat dan defisit transaksi berjalan yang tetap terjaga,” terang Febrio.

Menguatnya aktivitas ekonomi nasional juga berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat. Tingkat pengangguran mengalami penurunan signifkan menjadi 5,32% pada Agustus 2023 dari sebelumnya 5,86% pada Agustus tahun lalu.  (P-3)

Partai

Institusi

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi