Merangkum Semua Peristiwa
Indeks
Voi.id  

Pemerintah Harus Bisa Kasih Sinyal yang Bangun Optimisme

Pemerintah Harus Bisa Kasih Sinyal yang Bangun Optimisme

JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) buka suara terkait anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan lebih dari 6 persen pada sesi pertama perdagangan saham.

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Bob Azam meminta, pemerintah berupaya untuk menjaga sentimen positif demi mengembalikan iklim investasi di RI, tecermin dari IHSG yang sempat terpuruk tajam.

Bob bilang, sentimen positif tersebut diharapkan mampu membangun kembali optimisme investor untuk berinvestasi di Indonesia, yang pada akhirnya mendongkrak daya beli masyarakat.

“Jadi, harapannya pemerintah bisa terus-menerus memberikan sinyal-sinyal yang membangun optimisme, terutama cara mengembalikan daya beli. Itu harus dikasih sinyal,” kata Bob kepada wartawan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu, 19 Maret.

Menurut Bob, kejatuhan IHSG kemarin yang juga sempat membuat otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham (trading halt) merupakan hal lumrah.

Dia pun tak menampik penurunan tajam tersebut disebabkan oleh keterpurukan daya beli masyarakat yang kini juga dialami dalam perekonomian dalam negeri.

Di sisi lain, Bob juga membantah jika penurunan tersebut salah satunya disebabkan oleh gejolak isu politik dalam negeri, termasuk rencana pemerintah dalam merevisi Undang-Undang TNI.

“Tapi, intinya (pemerintah) harus beri sentimen positif kepada ekonomi kami ke depan. Bagaimana upaya pemerintah untuk membangun daya beli masyarakat lagi,” ucapnya.

Menurut Bob, para investor enggan menanamkan modalnya apabila situasi pasar di Tanah Air tidak kondusif seperti saat ini.

“Karena nggak mungkin ada investasi masuk dalam situasi market yang turun terus,” tuturnya.

Untuk diketahui, perdagangan saham pada sesi I di BEI pada Selasa, 18 Maret, sempat berhenti sementara di tengah jalan karena anjlok 5 persen. Oleh karena itu, BEI langsung melakukan trading halt.

Trading halt sendiri merupakan penghentian atau pembekuan sementara perdagangan saham karena IHSG mengalami penurunan hingga batas tertentu.

IHSG pada perdagangan Selasa, 18 Maret, pukul 11.19.31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) anjlok 325,03 atau 5,02 persen ke 6.146,91. Penurunan itu cukup tajam bila dibandingkan penutupan sebelumnya di level 6.471,95.

Merangkum Semua Peristiwa