Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis Indonesia memberikan apresiasi kepada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM yang telah berhasil menghadirkan merek, produk, dan jasa berkualitas tinggi, khususnya di tengah tantangan dan ketidakpastian perekonomian saat ini melalui ajang Anugerah Produk Indonesia (API) 2025.
Anugerah Produk Indonesia 2025 juga sekaligus memiliki makna spesial karena diselenggarakan sebagai rangkaian penting dari perayaan ulang tahun ke-40 Bisnis Indonesia.
Selama ini peran penting Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tidak bisa diremehkan karena sebagai andalan ekonomi nasional, baik dari kontribusi terhadap PDB, penyerapan tenaga kerja, maupun kinerja ekspor.
Secara khusus API memberikan penghargaan kepada UMKM dengan tiga kategori.
Kategori pertama yakni UMKM unggulan. Pemenang kategori ini adalah Luckybite, yang dikenal sebagai produk camilan sehat seperti Granola, cookies, dan brownies serta hampers untuk berbagai acara.
Kategori kedua adalah UMKM Ekspor. Pemenang kategori ini adalah Batik Arkanza. Produk pakaian batik yang dikenal dengan motif-motif yang selalu up to date.
Kategori ketiga yakni UMKM Inovatif. Pemenang kategori ini adalah DS Modest. Produknya telah meraih rekor MURI berkat sajadah dan sarung travelnya.
Presiden Komisaris Bisnis Indonesia Group, Hariyadi B. Sukamdani mengatakan ajang API 2025 ini turut menjadi penggerak inovasi produk dan jasa UMKM, penguat identitas nasional, serta upaya kolektif untuk membawa produk lokal tampil sejajar di pasar global.
“Acara ini diharapkan turut menjadi penggerak inovasi produk dan jasa UMKM, penguat identitas nasional, dan motor penggerak pertumbuhan ekonomi, serta ikhtiar untuk membawa produk lokal tampil sejajar di pasar global,” ujarnya, Selasa (11/11/2025).
Adapun metodologi penilaian ya g digunakan dalam menentukan produk terpilih dilakukan dengan sangat ketat, berbasis pendekatan kuantitatif yang melibatkan lebih dari seribu responden dari beragam latar belakang wilayah, sosial ekonomi, dan pendidikan.
Dengan demikian menghasilkan temuan yang representatif dan bebas bias.
Sementara itu, penilaian utama didasarkan pada dua parameter utama. Di antaranya, Top of Mind dan Current Usage, dengan bobot terukur yang menggambarkan seberapa kuat suatu merek tertanam di benak konsumen dan bagaimana tingkat aktual penggunaannya di pasar.
