JABAR EKSPRES – Anggaran pemeliharaan Masjid Al Jabbar jadi sorotan. Ternyata, paling banyak anggaran keluar untuk petugas keamanan dan kebersihan.
Hal itu diungkapkan Kepala UPTD Pengamanan dan Pemanfaatan Aset BPKAD Jabar Dicky Fajar Maulana, Jumat (7/2). Dicky mengakui bahwa anggaran pemeliharaan masjid di Kecamatan Gedebage itu tidak sedikit.
“Anggaran terbesar itu untuk belanja petugas keamanan dan kebersihan. Total itu ada 465 orang,” terangnya.
BACA JUGA: Pemeliharaan Tembus Rp 42 Miliar, Pengelolaan Masjid Al Jabbar Diusulkan jadi BLUD
Masjid itu cukup luas dan besar. Sehingga membutuhkan personel yang tidak sedikit untuk menjaga keamanan maupun kebersihan. Masjid itu berdiri di sekitar 26 hektar.
Berdasarkan data Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) yang diakses Jumat (7/2), ada beberapa anggaran yang direncanakan untuk pemeliharaan masjid tersebut.
Di antaranya, belanja jasa tenaga keamanan dengan nilai Rp 13,318 miliar. Belanja tenaga kebersihan dengan nilai Rp 20,903 miliar. Lalu ada belanja jasa tenaga pelayanan umum atau engineering senilai Rp 1,8 miliar. Dan biaya non personil ASB jasa kebersihan Rp 1,2 miliar.
Sebelumnya, pengelolaan Masjid yang pembangunannya tembus Rp 1 triliun itu diusulkan dalam bentuk Badan layanan Umum Daerah (BLUD). Itu menyikapi besarnya biaya pemeliharaan masjid di Kota Bandung itu.
Gagasan itu diungkapkan Wakil Ketua DPRD Jabar Ono Surono. Menurut politikus PDI Perjuangan itu, anggaran pemeliharaan masjid bisa tembus Rp 42 miliar tiap tahunnya. “Ini kan membebani APBD, jadi butuh dievaluasi,” jelasnya, Selasa (5/2).
Ono melanjutkan, di sisi lain pemerintah juga butuh anggaran yang tidak sedikit untuk pembangunan infrastruktur. Makanya, pengelolaan Masjid Al Jabbar itu disarankan dalam bentuk BLUD.
“Jadi biar dikelola mandiri. Selain saran ibadah juga dioptimalkan sebagai wisata religi,” imbuhnya.
Selain soal biaya pemeliharaan, dana pembangunan masjid itu juga jadi sorotan. Karena menggunakan dana utang PEN senilai Rp 207 miliar.(son)