Reza menuturkan, cerita awal mengenai dugaan pembunuhan Alvaro dia dengar dari ART-nya. Kebetulan, anak ART yang bekerja di rumahnya satu sekolah dengan keponakan pelaku. Mereka sama-sama murid SMA.
“Jadi anaknya yang kerja di rumah saya atau anak ART saya diceritakan oleh temannya. Temannya itu keponakan dari tersangka,” kata Reza.
Keponakan pelaku menceritakan soal adanya informasi pembunuhan. Sembari menunjukkan kabar di media sosial, keponakan pelaku juga menyebut nama korban yang dibunuh adalah Alvaro. Pembicaraan itu kemudian direkam.
“Ya, (ceritanya) ada kejadian bahwa om saya melakukan pembunuhan terhadap seorang anak. Anaknya siapa? Ditunjukkan di media sosial, ini loh anaknya namanya Alvaro Nugroho,” sambungnya. Oleh anak ART, pengakuan itu diceritakan ke ibunya. Sang ibu yang bekerja di rumah Reza kemudian menceritakan pada majikannya.
Reza mengaku sudah mendengar kabar adanya pembunuhan itu sejak September 2025 lalu. Tetapi, Reza tak langsung melapor ke polisi karena takut dan tidak punya bukti kuat.
“Jadi sebenarnya kita sudah tahu dari bulan September, cuma keberanian saya untuk melaporkan masih takut melaporkan, saya nggak ngerti detailnya. Akhirnya kemarin seminggu yang lalu saya berani melaporkan,” katanya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5423627/original/079331500_1764069634-1000095910.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)