Jakarta –
Popularitas Palworld terus meroket, dengan jumlah gamer mencapai 19 juta. Developer Pocketpair tentunya bahagia dengan pencapaian itu, namun di sisi lain mereka juga kelimpungan untuk menyewa server.
Angka 19 juta pemain itu tercapai dalam waktu dua minggu sejak gamenya dirilis. Itu pun perilisannya terbatas di Xbox dan PC, belum tersedia di PlayStation dan platform lainnya.
Dengan jumlah pemain sebanyak itu, Pocketpair harus mengeluarkan dana sebesar USD 478 ribu atau sekitar Rp 7,5 miliar tiap bulannya untuk menyewa server dan menjaga agar jaringan gamenya bisa mencukupi jumlah pemainnya.
Informasi ini berasal dari engineer jaringan Pocketpair yang bernama Chujo Hiroto di akun X-nya. Menurut Hiroto, tim jaringan Pocketpair mendapat instruksi langsung dari CEO Takuro Mizobe untuk memastikan jaringannya punya uptime 100%.
Menurut Hiroto, Mizobe meminta engineer Palworld untuk memastikan jaringan Palworld tidak pernah mati, apapun alasannya. Untuk memenuhi permintaan bos besarnya itu, Hiroto dan tim engineer lain harus memperkuat jaringan server, berapa pun biayanya.
Perlu diketahui, menjaga kesehatan server adalah pengeluaran yang sangat besar untuk studio game, dan, biaya USD 478 ribu perbulan itu sangatlah tinggi, apalagi untuk developer indie.
Memang, jika dibandingkan dengan judul game AAA, biaya server yang tinggi memang tak bisa dihindari, terutama dengan jumlah pemain yang sangat banyak. Namun biasanya untuk developer kecil, jumlah pemain sebanyak itu bukanlah hal yang lazim.
Saking tingginya, Mizobe bahkan sampai bercanda dengan menyebut Pocketpair bisa bangkrut karena membayar biaya server tersebut.
Tentu saja, dengan pencapaian seperti ini Pocketpair — semestinya — tak akan sampai bangkrut gara-gara membayar biaya server. Pasalnya, dari Steam saja mereka sudah meraup lebih dari USD 300 juta. Belum lagi pemasukan dari penjualan gamenya di Xbox dan PC Game Pass.
(asj/asj)