Peluang Kerja Anak Buah Kapal (ABK) 2026, Italia Siap Serap 50.000 Orang Indonesia

Peluang Kerja Anak Buah Kapal (ABK) 2026, Italia Siap Serap 50.000 Orang Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut Indonesia berpeluang mengirim 50.000 awak kapal perikanan dan atau anak buah kapal (ABK) ke Italia pada tahun depan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP I Nyoman Radiarta menyebut jumlah kebutuhan ABK ini merupakan kuota yang diberikan negara penerima. Selain Italia, sejumlah negara lain juga membuka peluang besar bagi tenaga kerja dari Indonesia untuk menjadi ABK. 

“Dan kenapa Italia, kenapa Korea, kenapa negara lain memberikan kuota itu kepada Indonesia? Karena kita memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Indonesia, oleh KKP ini, ini [sertifikasi] sudah di-recognize oleh internasional [sebagai tenaga kerja ABK terlatih],” jelas Nyoman dalam konferensi pers di Gedung KKP, Jakarta, Rabu (17/12/2025).

Meski peluang ABK terbuka lebar, dia menyebut target pengiriman 50.000 orang ke Italia merupakan tantangan tersendiri. Selain kebutuhan tenaga kerja luar negeri, KKP juga harus memastikan ketersediaan SDM untuk pengoperasian kapal domestik, termasuk sekitar 1.000 kapal ikan yang sedang dibangun untuk Kampung Nelayan Merah Putih.

“Kalau semua fokus ke luar negeri, bagaimana tenaga untuk kapal domestik? Ini menjadi tantangan tersendiri bagi KKP untuk menyiapkan awak kapal perikanan,” katanya.

Nyoman menuturkan, Indonesia menggunakan standar High-Standard Training for Crew of Fishing Vessels (HTCWF) dan memiliki Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan beberapa negara, termasuk Portugal. Hal ini menjadi dasar negara-negara memberikan kuota besar bagi ABK Indonesia.

Nyoman menjelaskan proses penyiapan awak kapal perikanan terus berjalan. Meski jumlahnya belum mencukupi untuk memenuhi seluruh kuota, seluruh mekanisme pelatihan dan sertifikasi tetap dijalankan agar ABK siap bekerja di luar negeri.

Dia menyatakan setiap calon ABK harus memiliki sertifikasi khusus yang memungkinkan mereka bekerja di negara tujuan, sehingga setiap tahap pelatihan menjadi krusial.