Pelemahan Ekonomi Dinilai Jadi Ancaman untuk RI dalam 2 Tahun ke Depan

5 December 2023, 7:05

SURVEI Opini Eksekutif (Executive Opinion Survey/EOS) 2023 yang disusun oleh Zurich Insurance Group bersama World Economic Forum (WEF) menunjukkan pelemahan ekonomi menjadi ancaman untuk Indonesia selama dua tahun ke depan.

Kekhawatiran terhadap pelemahan ekonomi di Indonesia, antara lain berkaitan dengan risiko yang berpotensi ditimbulkan dari penyelenggaraan Pemilu 2024.

“Mungkin beberapa bulan sebelumnya, kita sudah ramai sekali dengan aktivitas kampanye, sehingga ekonomi itu sebagian mungkin ada upside-nya karena untuk kampanye orang beli mobil, beli pakaian seragam, kemudian ada spending. Pada saat yang sama, sektor bisnis bisa jadi ada yang agak skeptis,” kata Chief Risk Officer PT Zurich Asuransi Indonesia Wayan Pariaman seperti dilansir dari Antara, Selasa (5/12).

Pada 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berada pada level 5,1 persen. Namun, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia mengungkapkan bahwa perlambatan ekonomi dunia dan ketidakpastian global berpotensi menjadi tantangan dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi Tanah Air pada 2024.

Selain tantangan pelambatan ekonomi, pengusaha dan eksekutif Indonesia menganggap tantangan lain berasal dari cuaca ekstrem yang menempati posisi tertinggi kedua. Kendati banjir dan cuaca panas sudah biasa terjadi di Indonesia, risiko dari isu lingkungan dari cuaca ekstrem memberikan efek yang cukup mengkhawatirkan terhadap sektor bisnis dan perekonomian.

“Kalau menurut kami, magnitude daripada kerugian akibat cuaca ini makin lama makin besar, sehingga kekhawatiran bahwa ini akan bisa menjadi risiko kalau ini materialize bisa jadi impact-nya lebih besar. Misalnya, saya ingat kita bayar klaim asuransi mobil akibat banjir hingga Rp64 miliar untuk satu customer saja karena mobilnya banyak. It’s never happened sebelumnya,” ujarnya lagi.

Baca juga:

> Konsumen Indonesia Nilai Komunitas Pendukung Penting untuk Raih Kesehatan

> Indonesia Europe Investment Summit 2023 Dorong Kemitraan Dunia Usaha RI dan Eropa

EOS 2023 juga mencatatkan isu penyakit menular menjadi risiko tertinggi ketiga yang menjadi ancaman di Indonesia.

Kewaspadaan terhadap penyakit menular terus menjadi fokus masyarakat, mengingat Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di
Indonesia. SE tersebut dikeluarkan karena penyakit yang disebabkan infeksi bakteri di saluran pernapasan itu meningkat 40 persen terhadap anak-anak di Tiongkok Utara, Tiongkok.

Risiko selanjutnya berkaitan dengan ancaman kekurangan pasokan energi. Walaupun Indonesia memiliki energi yang melimpah, tetapi energi yang diproduksi berasal dari fosil. Upaya pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan cenderung sulit dilakukan, di antaranya karena membutuhkan pendanaan besar untuk pengembangan inovasi teknologi.

Terakhir, para eksekutif menganggap pengangguran sebagai ancaman
tertinggi kelima di Indonesia.

“Dari perspektif global, termasuk Indonesia, tantangan ekonomi tetap menjadi isu utama dalam lima risiko tertinggi. Meskipun demikian, kekhawatiran atas risiko terkait cuaca ekstrem dan penyakit menular di Indonesia telah merambah dan dapat berdampak ke berbagai sektor,” kata Wayan.

“Melihat hal ini, Zurich siap untuk meningkatkan peran kolaboratif dengan banyak pemangku kepentingan, pelaku bisnis, dan pihak terkait lainnya untuk mengelola risiko dan mengurangi dampak bagi masyarakat, hal ini merupakan bagian dari komitmen kami dalam menciptakan masa depan yang lebih baik,” sambung dia. (Z-6)

SURVEI Opini Eksekutif (Executive Opinion Survey/EOS) 2023 yang disusun oleh Zurich Insurance Group bersama World Economic Forum (WEF) menunjukkan pelemahan ekonomi menjadi ancaman untuk Indonesia selama dua tahun ke depan.

Kekhawatiran terhadap pelemahan ekonomi di Indonesia, antara lain berkaitan dengan risiko yang berpotensi ditimbulkan dari penyelenggaraan Pemilu 2024.

“Mungkin beberapa bulan sebelumnya, kita sudah ramai sekali dengan aktivitas kampanye, sehingga ekonomi itu sebagian mungkin ada upside-nya karena untuk kampanye orang beli mobil, beli pakaian seragam, kemudian ada spending. Pada saat yang sama, sektor bisnis bisa jadi ada yang agak skeptis,” kata Chief Risk Officer PT Zurich Asuransi Indonesia Wayan Pariaman seperti dilansir dari Antara, Selasa (5/12).

Pada 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berada pada level 5,1 persen. Namun, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia mengungkapkan bahwa perlambatan ekonomi dunia dan ketidakpastian global berpotensi menjadi tantangan dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi Tanah Air pada 2024.

Selain tantangan pelambatan ekonomi, pengusaha dan eksekutif Indonesia menganggap tantangan lain berasal dari cuaca ekstrem yang menempati posisi tertinggi kedua. Kendati banjir dan cuaca panas sudah biasa terjadi di Indonesia, risiko dari isu lingkungan dari cuaca ekstrem memberikan efek yang cukup mengkhawatirkan terhadap sektor bisnis dan perekonomian.

“Kalau menurut kami, magnitude daripada kerugian akibat cuaca ini makin lama makin besar, sehingga kekhawatiran bahwa ini akan bisa menjadi risiko kalau ini materialize bisa jadi impact-nya lebih besar. Misalnya, saya ingat kita bayar klaim asuransi mobil akibat banjir hingga Rp64 miliar untuk satu customer saja karena mobilnya banyak. It’s never happened sebelumnya,” ujarnya lagi.

Baca juga:

> Konsumen Indonesia Nilai Komunitas Pendukung Penting untuk Raih Kesehatan

> Indonesia Europe Investment Summit 2023 Dorong Kemitraan Dunia Usaha RI dan Eropa

EOS 2023 juga mencatatkan isu penyakit menular menjadi risiko tertinggi ketiga yang menjadi ancaman di Indonesia.

Kewaspadaan terhadap penyakit menular terus menjadi fokus masyarakat, mengingat Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di
Indonesia. SE tersebut dikeluarkan karena penyakit yang disebabkan infeksi bakteri di saluran pernapasan itu meningkat 40 persen terhadap anak-anak di Tiongkok Utara, Tiongkok.

Risiko selanjutnya berkaitan dengan ancaman kekurangan pasokan energi. Walaupun Indonesia memiliki energi yang melimpah, tetapi energi yang diproduksi berasal dari fosil. Upaya pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan cenderung sulit dilakukan, di antaranya karena membutuhkan pendanaan besar untuk pengembangan inovasi teknologi.

Terakhir, para eksekutif menganggap pengangguran sebagai ancaman
tertinggi kelima di Indonesia.

“Dari perspektif global, termasuk Indonesia, tantangan ekonomi tetap menjadi isu utama dalam lima risiko tertinggi. Meskipun demikian, kekhawatiran atas risiko terkait cuaca ekstrem dan penyakit menular di Indonesia telah merambah dan dapat berdampak ke berbagai sektor,” kata Wayan. 

“Melihat hal ini, Zurich siap untuk meningkatkan peran kolaboratif dengan banyak pemangku kepentingan, pelaku bisnis, dan pihak terkait lainnya untuk mengelola risiko dan mengurangi dampak bagi masyarakat, hal ini merupakan bagian dari komitmen kami dalam menciptakan masa depan yang lebih baik,” sambung dia. (Z-6)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi