Magetan (beritajatim.com) – Kebijakan rekayasa lalu lintas di Simpang 3 Sidorejo selama libur Lebaran kembali menuai keluhan dari para pelaku wisata di Magetan. Sistem buka-tutup yang diterapkan dinilai tidak efektif karena menghambat akses wisatawan ke destinasi lain selain Telaga Sarangan, menyebabkan penurunan jumlah kunjungan yang signifikan.
Salah satu pengelola wisata, Edy Sukocahyono dari Taman Wisata Genilangit, mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung ke tempatnya selama tiga hari libur Lebaran hanya mencapai sekitar 1.500 orang, jauh dari harapan.
“Rekayasa lalu lintas yang paling efektif itu sebelum pandemi COVID-19. Saat itu, penyekatan dilakukan di depan Polsek Plaosan, dan wisatawan diarahkan ke selatan secara bertahap jika Telaga Sarangan penuh. Kebijakan tiga tahun terakhir ini kurang tepat,” ujar Edy, Kamis (3/4/2025).
Menurutnya, ketika Telaga Sarangan mencapai kapasitas maksimal, wisatawan seharusnya dialihkan ke destinasi lain seperti Genilangit, Alastuwo, dan Wonomulyo. Namun, kebijakan saat ini justru membuat wisatawan diputar balik di Simpang 3 Sidorejo, sehingga banyak dari mereka memilih kembali ke kota daripada melanjutkan perjalanan.
“Kami meminta evaluasi. Pengalihan arus seharusnya dilakukan di pertigaan depan Polsek Plaosan agar wisatawan tetap bisa menuju destinasi lain, bukan malah dipaksa kembali,” tegasnya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Teguh Hariyanto, pengelola Bumi Perkemahan Alastuwo. Ia menilai kebijakan lalu lintas yang berlaku saat ini menyebabkan wisatawan hanya terpusat di Telaga Sarangan, tanpa ada upaya untuk mendistribusikan kunjungan ke lokasi lain.
“Setiap tahun, wisatawan yang datang ke Magetan selalu difokuskan ke Telaga Sarangan. Padahal, jika terjadi kepadatan, mereka bisa diarahkan ke destinasi alternatif. Sayangnya, ini tidak dilakukan,” kata Teguh.
Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Magetan menunjukkan lonjakan pengunjung di Telaga Sarangan selama tiga hari pertama libur Lebaran 2025
• 1 April 2025: 11.004 pengunjung
• 2 April 2025: 17.811 pengunjung
• 3 April 2025: 16.834 pengunjung
Melihat lonjakan ini, para pelaku wisata berharap pemerintah segera mengevaluasi rekayasa lalu lintas di Sidorejo agar wisatawan lebih mudah mengakses destinasi alternatif. Mereka menyesalkan kondisi saat ini, di mana lonjakan wisatawan tidak bisa diserap maksimal oleh Magetan, tetapi justru menguntungkan daerah tetangga seperti Tawangmangu, Jawa Tengah.
“Masih ada sisa waktu libur tiga hari, kami berharap ada kebijakan yang lebih baik agar wisatawan juga mampir ke lokasi wisata lain di Magetan, bukan hanya ke Telaga Sarangan,” pungkas Edy.
Menanggapi keluhan ini, Kasat Lantas Polres Magetan, AKP Ade Andini, menegaskan bahwa kebijakan ini bukanlah bentuk penutupan permanen, melainkan langkah strategis untuk mengurai kepadatan lalu lintas di masa libur Lebaran.
“Kami sudah mengundang instansi dan stakeholder terkait untuk membahas rekayasa lalu lintas ini. Jadi perlu digarisbawahi, ini bukan penutupan total, apalagi permanen. Ini hanya bersifat situasional untuk mengatur arus kendaraan agar tidak menumpuk, demi kenyamanan semua pihak,” ujar AKP Ade.
Ia menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh pemilik tempat wisata dan para pelaku wisata, baik yang berada di kawasan Sarangan maupun Poncol. Tujuannya adalah agar mereka memahami maksud dari kebijakan tersebut dan bisa turut serta menyosialisasikannya kepada pengunjung.
“Langkah ini tidak hanya ditujukan untuk satu kelompok saja, tapi untuk kepentingan seluruh masyarakat. Kami berusaha memberikan yang terbaik agar lalu lintas tetap lancar dan masyarakat merasa aman serta nyaman saat merayakan Lebaran,” tambahnya.
Dengan adanya sinergi antara pihak kepolisian, pemerintah daerah, dan pelaku wisata, diharapkan arus kendaraan di jalur wisata Magetan, khususnya di sekitar Sarangan dan sekitarnya, dapat lebih tertata dan tidak menimbulkan kemacetan yang berlarut-larut. [fiq/beq]
