Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Pedagang HP Pesta Pora, Model Ini Laku Keras

Pedagang HP Pesta Pora, Model Ini Laku Keras

Jakarta, CNBC Indonesia – Penjualan smartphone secara global meningkat setelah dua tahun mengalami penurunan signifikan. Ponsel yang bisa dilipat kemungkinan akan terus bertumbuh, bahkan hingga 2028 mendatang.

Laporan perusahaan riset IDC bertajuk ‘Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker’ terbaru menyebutkan pengiriman smartphone diperkirakan akan tumbuh 6,2% secara tahunan pada 2024. Jumlah ponsel yang dikirimkan mencapai 1,24 miliar unit, dikutip dari laman resmi perusahaan, Kamis (28/11/2024).

Peningkatan paling besar datang dari model Android yang dilaporkan mencapai 7,6% secara tahun-ke-tahun. Fokus pertumbuhan berada di wilayah Asia-Pasifik, Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, dan China. Lebih spesifik, ponsel dengan harga murah (low-end) laku keras dengan pertumbuhan 6,2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, perangkat iOS mengalami pertumbuhan kecil sepanjang 2024, yakni ditaksir hanya 0,4%. Meski mencatat rekor penjualan di India, Apple mengalami tantangan di beberapa pasar seperti China, Amerika Serikat (AS), dan Eropa. 

Diramal pada 2025 mendatang, posisinya akan berbalik. Pertumbuhan perangkat iOS dikatakan akan mencapai 3,1% secara tahun-ke-tahun, sementara Android diramal hanya 1,7%. 

Keberadaan ponsel lipat juga disinggung dalam laporan tersebut. Direktur Penelitian di Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker IDC, Anthony Scarsella mengatakan model tersebut menjadi berita utama meski volume di pasar terhitung masih rendah.

“Pada Q3, ponsel lipat menurun 7,4%, bahkan saat sebagian besar vendor dunia meluncurkan model baru. Ponsel lipat akan bertumbuh 10,5% pada 2024 dan mempertahankan pertumbuhan dua digit hingga 2025 dengan CAGR selama lima tahun sebesar 15,9%,” jelasnya.

Meski begitu, pertumbuhan diperkirakan akan melambat. Dia mengatakan alasannya karena vendor China yang menjadi motor segmen tersebut berfokus dan berinvestasi pada smartphone GenAI.

Selain itu, ada juga masalah pada daya tahan smartphone. Alasan lainnya adalah kurangnya kasus penggunaan unit.

Terkait GenAI, Direktur Penelitian Senior dalam laporan itu, Nabila Popal menjelaskan memang belum mempengaruhi permintaan yang signifikan. Namun ke depannya akan ada revolusi ponsel tersebut.

“Lebih banyak investasi yang diperlukan untuk meningkatkan kesadaran konsumen dan memperkenalkan fitur yang membuat konsumen pergi ke toko dan menciptakan siklus super yang ditunggu oleh semua orang,” ucap Popal.

(fab/fab)