Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Pawai Obor dan Takbiran: Tradisi Keagamaan dan Kemanusiaan yang Mempererat Ikatan Sosial

Pawai Obor dan Takbiran: Tradisi Keagamaan dan Kemanusiaan yang Mempererat Ikatan Sosial

Pawai obor dan takbiran adalah dua tradisi untuk merayakan semangat Idulfitri, sebuah hari kemenangan bagi umat Islam. Meskipun keduanya merupakan kegiatan yang penuh dengan nilai keagamaan, esensi keduanya tidak hanya terletak pada sisi religiusnya saja, melainkan juga pada kekuatan kemanusiaan yang terkandung dalam kebersamaan, rasa syukur, dan semangat saling mendukung. 

Pawai obor dan takbiran bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga sebuah cara bagi masyarakat untuk mempererat tali persaudaraan dan menunjukkan kebahagiaan mereka sebagai umat manusia yang saling peduli dan menghargai satu sama lain. Takbir secara bahasa berasal dari bahasa Arab yang telah di serap dalam bahasa Indonesia yang berarti seruan atau ucapan Allahu Akbar ‘Allah Mahabesar”. Sedangkan Takbiran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti pujian kepada Allah Swt. dengan menyerukan takbir. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya : “….Hendaklah kamu mencukupkan bilangannnya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur”. (QS. Al-Baqarah: 185).

Rasulullah bersabda:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ كَانَ إِذاَ غَداَ إِلىَ الْمُصَلَّى يَوْمَ اْلعِيْدِ كَبَّرَ فَرَفَعَ صَوْتَهُ بِالتَّكْبِيْرِ، وَفِيْ رِوَايَةٍ كاَنَ يَغْدُوْ إِلى الْمُصَلَّى يَوْمِ اْلفِطْرِ إِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ فَيُكَبِّرُ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى يَوْمَ اْلعَيْدِ ثُمَّ يُكَبِّرُ بِالْمُصَلَّى حَتَّى إِذَا جَلَسَ اْلإِمَامُ تَرَكَ التَّكْبِيْرَ. [رواه الشافعي في مسنده جـ 1 : 153، حديث رقم 444 و 445]

 

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia apabila pergi ke tanah lapang di pagi hari Id, beliau bertakbir dengan mengeraskan suara takbirnya. Dalam Riwayat lain (dikatakan): Beliau apabila pergi ke tempat salat pada hari Idulfitri ketika matahari terbit, beliau bertakbir hingga sampai ke tempat salat pada hari Id, kemudian ditempat salat itu beliau bertakbir pula, sehingga apabila Imam telah duduk, beliau berhenti bertakbir. (HR. asy-Syafi’I dalam al-Musnad, I:153 , hadis no. 444 dan 445)

Kedua dalil tersebut diatas mengemukakan bahwa keputusan yang berisi anjuran untuk memperbanyak takbir dalam rangka menyambut hari raya Idulfitri yang dimulai sejak terbenamnya matahari pada malam Idulfitri adalah dengan memperhatikan perintah Allah dalam Surah al-Baqarah ayat 185, yaitu untuk bertakbir setelah sempurna bilangan puasa pada bulan Ramadhan. Dalam ayat tersebut tidak secara tegas menyatakan bahwa takbir dimulai setelah matahari terbenam sebagai tanda telah sempunya puasa di bulan Ramadhan.

Ilustrasi pawai obor menyambut Lebaran. – (AP/Tatan Syuflana)Makna di Balik Pawai Obor

Kegiatan pawai obor dilakukan di malam menjelang hari raya Idulfitri, dengan cara masyarakat berjalan bersama membawa obor atau lentera yang menyala. Dilihat dari sisi religiusitas, pawai obor melambangkan kemenangan, cahaya yang menerangi jalan hidup setelah melewati perjalanan panjang selama bulan Ramadan yang penuh dengan ibadah. Apabila dilihat dari perspektif kemanusiaan, pawai obor juga mencerminkan kebersamaan dalam menghadapi tantangan hidup.

Obor yang dibawa oleh masyarakat peserta pawai adalah memiliki esensi dan nilai-nilai serta simbol penerangan bukan hanya dalam arti fisik, tetapi juga dalam kehidupan sosial. Setiap individu yang ikut serta dalam pawai ini memiliki peran penting dalam menerangi hati dan pikiran sesama, memperlihatkan rasa saling peduli dan menghargai. 

Meskipun obor yang dibawa adalah kecil, ketika digabungkan bersama-sama, dapat menciptakan cahaya yang besar yang dapat menerangi lingkungan, hal tersebut mengingatkan kita bahwa dalam hidup ini, kita tidak sendirian. Dalam menghadapi berbagai tantangan kita tidak sendiri akan tetapi saling mendukung untuk meraih kemenangan.

Pawai obor bukan hanya tentang merayakan perjalanan bersama untuk menerangi jalan, tetapi juga kegiatan ini mempertemukan orang-orang dari berbagai latar belakang, usia, dan status sosial. Dari anak-anak yang berlari ceria dengan obor di tangan, hingga orang dewasa yang ikut serta, semuanya berada dalam satu tujuan yang sama yaitu merayakan kemenangan atas perjuangan spiritual selama sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan.

Pawai obor merupakan simbol kebersamaan yang mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan ini, kebersamaan adalah kunci untuk menghadapi segala tantangan. Tidak ada yang lebih indah daripada berbagi perjalanan dengan orang lain, merayakan kemenangan bersama, dan saling mendukung dalam mewujudkan harapan-harapan kehidupan yang lebih baik.

Makna Takbiran dalam Kehidupan Sosial

Takbiran adalah bentuk ungkapan syukur umat Islam atas kemenangan yang diperoleh setelah sebulan menjalankan ibadah puasa. Kumadang takbir pada saat malam Idulfitri terdengar di seluruh penjuru negeri, dan setiap takbir membawa makna yang mendalam bagi setiap individu meskipun diucapkan dengan bahasa yang sama.

Takbiran bukan hanya sekadar ungkapan keagamaan, namun juga berfungsi sebagai simbol kebersamaan umat manusia dalam merayakan suatu kemenangan yang lebih besar yaitu kemenangan atas hawa nafsu dan tantangan hidup. Takbiran adalah suara yang menghubungkan hati dan jiwa setiap umat Islam, membangkitkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Suara takbir yang terdengar di jalanan, rumah dan masjid-masjid adalah perwujudan rasa syukur bersama, merayakan hidup dan keberagaman.

Melalui takbiran, kita diajak untuk mengingat bahwa hidup ini adalah tentang saling berbagi dan mendukung. Takbir yang dikumandangkan tidak hanya mengingatkan umat Islam akan kewajiban mereka kepada Allah, akan  tetapi juga mengingatkan semua bahwa manusia hidup dalam komunitas yang saling bergantung. Saling berbagi menguatkan , saling berbagi dalam setiap kesulitan, dan juga bersama-sama merayakan kemenangan adalah esensi sejati dari takbiran.

Takbiran tidak hanya dalam bentuk ucapan namun juga sering dilaksanakan dalam bentuk pawai. Pawai takbiran merupakan manifestasi kegembiraan masyarakat untuk menunjukkan rasa syukur mereka untuk merayakan kemenangan. Di kota-kota besar, pawai takbiran diiringi dengan kendaraan hias, lampu-lampu yang berkilauan, serta gemerlapnya suara takbir. Di desa-desa, meskipun lebih sederhana, pawai takbiran tetap menyatukan masyarakat dalam suasana kekeluargaan.

Pawai takbiran bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan bentuk perayaan kebersamaan yang membawa kedamaian. Dalam pawai ini, masyarakat melupakan perbedaan dan menyatu dalam kebahagiaan yang tulus, menyadari bahwa dalam perayaan ini, tidak ada tempat untuk permusuhan atau ketegangan. Takbiran mengingatkan kita akan pentingnya hidup dalam kedamaian, memperkuat tali persaudaraan, dan saling mendukung satu sama lain.

Ratusan warga Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) tetap antusias mengikuti acara pawai obor. – (Beritasatu.com/Harison)Pawai Obor dan Takbiran dalam Perspektif Kemanusiaan

Pawai obor dan takbiran bagi anak-anak, adalah kesempatan untuk belajar tentang nilai kemanusiaan, menghargai perbedaan, berbagi kebahagiaan dengan sesama, dan menghormati tradisi. Anak-anak belajar merayakan kemenangan tidak hanya sebagai individu, tetapi juga sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar untuk hidup dalam kebersamaan.

Lebih dari itu, pawai obor dan takbiran mengajarkan kita semua untuk tidak melupakan akar budaya kita dan bagaimana tradisi tersebut menghubungkan kita dengan sesama. Dalam dunia yang semakin sibuk dan terfragmentasi ini, tradisi semacam pawai obor dan takbiran dapat mengingatkan kita untuk kembali pada esensi manusiawi tentang pentinnya hidup dalam kebersamaan, saling menghargai dan saling mendukung.

Pawai obor dan takbiran, menjadi contoh konkret dari solidaritas sosial yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat melihat bagaimana setiap individu dalam masyarakat, tanpa memandang latar belakang, mampu berpartisipasi dalam merayakan kemenangan. 

Kegiatan ini mengingatkan kita bahwa kebersamaan tidak hanya terwujud dalam perayaan besar, tetapi juga dalam setiap langkah yang kita ambil untuk saling mendukung dan menghargai sesama, terutama mereka yang membutuhkan. Dalam dunia yang sering kali terpecah belah, pawai obor dan takbiran menjadi pengingat bahwa kita semua, sebagai umat manusia, memiliki tanggung jawab untuk hidup dalam harmoni dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan hidup ini.

Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).

Merangkum Semua Peristiwa