Kemudian, massa berjumlah sekitar 150 hingga 200 orang berkumpul di Jalan Tamansari dengan melakukan blokade jalan. Mereka mengenakan pakaian serba hitam, menutup muka, serta membawa batu, besi, dan kayu.
“Jalan yang mestinya digunakan masyarakat jadi tertutup. Akhirnya masyarakat tidak bisa lewat, dan tentunya warga mempunyai ketakutan yang besar,” katanya.
Kemudian, kata Kapolda, pihaknya berkomunikasi dengan pimpinan Unisba. Ternyata, kampus juga kewalahan dan meminta bantuan kepolisian untuk pengamanan dari kelompok massa yang diduga bukan dari mahasiswa.
“Belum tentu itu dilakukan mahasiswa Unisba. Kampus hanya dipakai tempat oleh kelompok yang malam-malam mempersenjatai diri, melakukan penyerangan terhadap petugas, dan mengganggu keamanan masyarakat. Jadi bukan mahasiswa yang sebenarnya,” ujar Rudi.
Sedikitnya 16 orang diamankan buntut kericuhan di sekitar Unisba. Dua orang di antaranya positif narkoba dan kedapatan membawa senjata soft gun.
Kapolda Jabar menambahkan, dua orang yang dipastikan positif narkoba berinisial GOP dan AA. Keduanya juga ditetapkan sebagai tersangka karena kepemilikan 7 gram ganja dan senjata softgun beserta peluru gotri.
“Dari 16 orang yang kita amankan tadi malam, dua orang telah kita tetapkan tersangka dengan inisial GOP dan AA. Itu terkait narkoba dan senjata softgun dengan pelurunya gotri. Kalau ditembakkan jarak dekat bisa mematikan,” kata Kapolda.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5335029/original/052603700_1756785878-Screenshot_2025-09-02_104540.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)