JABAR EKSPRES – Beberapa komoditas disejumlah pasar tradisional di Kota Bogor mengalami kenaikan harga meskipun masih dalam batas wajar.
Misalnya, harga telur naik dari Rp 30.000/kg menjadi Rp 31.000/kg. Beras mengalami kenaikan sekitar Rp 300–400/liter, sementara cabai rawit jablay mengalami kenaikan cukup tinggi hingga mencapai Rp 110.000–Rp 120.000/kg.
Selain itu, minyak goreng kemasan Minyakita menjadi perhatian karena tidak disuplai selama tiga minggu terakhir. Namun, ketersediaannya masih bisa diatasi dengan minyak curah.
Menyikapi itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor ingin terus memastikan stok dan harga bahan pokok tetap stabil serta mencegah lonjakan harga yang signifikan selama bulan suci Ramadan 1446 H.
BACA JUGA: Dedie Rachim: Presiden Prabowo Jadikan Kota Bogor Percontohan Tata Kota
“Kami ingin memastikan bahwa menjelang Ramadan dan Idul Fitri, stok bahan pokok tetap tersedia dan harga stabil. Jangan sampai masyarakat mengalami kesulitan akibat kelangkaan atau kenaikan harga yang tidak wajar,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Hanafi dikutip Jumat (28/2).
Untuk itu, dirinya menegaskan, bahwa Pemkot Bogor, melalui Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, dan Perindustrian (Dinkukmdagin), akan terus melakukan pemantauan harga dua kali dalam seminggu guna memastikan harga tetap terkendali.
“Kami terus berkoordinasi dengan para pengusaha dan pedagang agar distribusi tetap lancar, sehingga masyarakat tidak kesulitan mendapatkan bahan pokok dengan harga wajar,” tuturnya.
BACA JUGA: Akses Jalan Citeureup-Sukamakmur Putus, Bupati Bogor Intruksikan Bangun Jembatan Bailey
Hanafi menambahkan, Pemkot Bogor juga menyoroti potensi penimbunan bahan pokok oleh oknum pedagang nakal.
“Kami akan melakukan rapat inflasi setiap Senin bersama Satgas Pangan dari kepolisian. Jika ditemukan adanya agen yang menimbun bahan pokok, kami akan segera berkoordinasi untuk melakukan tindakan tegas,” tukasnya. (YUD)
