Jombang (beritajatim.com) – Seorang pasien berambut gondrong berniat kabur dari RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Jombang, Rabu (13/3/2024). Dia hendak menemui adiknya yang bernama Widodo di Desa Dukuhmojo Kecamatan Mojoagung.
Saat menerobos pintu utama RSUD Jombang, selang infus masih mencapkan di tangannya. Dia terus berjalan, dari ruang Bima menuju rsepsionis, kemudian ke area parkir mobil. Aksi pria ini nyaris berhasil.
Namun hal itu akhirnya bisa digagalkan oleh petugas keamanan RSUD yang berada di Jl KH Wahid Hasyim Jombang ini. Bambang sudah berada di parkiran mobil. Selangkah lagi dia sudah berada di jalan raya.
Petugas kemananan dan sejumnlah perawat kemudian membujuk agar Bambang kembali ke ruangannya. Namun Bambang tetap kukuh. “Saya ingin pulang ke rumah adik, di Mojoagung. Namanya Widodo,” kata Bambang yang berkacamata dan berambut gondrong.
Negosiasi cukup alot. Namun hati Bambang akhirnya luluh. Dia menurut ketika diajak kembali ke ruangannya. Bambang kecewa, selama tiga hari menjalani perawatan di RSUD Jombang, tidak ada kerabat satu pun yang menunggui.
Direktur RSUD Jombang Dr dr Ma’murotus Sa’diyah M.kes membenarkan adanya pasien bernama Bambang yang hendak kabur. Pasien tersebut hendak menjalani operasi prostat atau saluran kencing. Namun ketika hendak operasi, tidak ada keluarga yang menendatangani berita acara.
Sehingga operasi belum bisa dilakukan. Bambang masuk ke RSUD Jombang pada Senin (11/3/2024). Namun Bambang ditinggal begitu saja oleh keluarga. Tidak ada yang bisa dihubungi. Praktis, selama tiga hari di RSUD Jombang, Bambang hanya berteman sepi.
“Kami akhirnya menghubungi Pemdes Dukuhmojo dan memberitahukan bahwa ada warga setempat yang sedang dirawat di RSUD Jombang. Tak ada satu pun pihak keluarga yang bersedia menandatangani persetujuan operasi. Padahal, sesuai prosedur, penanganan operasi membutuhkan persetujuan minimal seorang anggota keluarga dari pasien,” ujarnya.
Ning Eyik, panggilan akrab Dr dr Ma’murotus Sa’diyah M.kes menambahkan bahwa penjagaan pasien sudah sesuai dengan SOP (standar operasonal prosedur). Yakni di ruang perawatan dijaga oleh perawat, kemudian ring dua dijaga oleh satpam.
Namun demikian, Bambang bisa menerobos penjagaan itu. Hingga akhirnya pasien yang hendak operasi prostat ini bisa diamankan kembali saat berada di parkiran. “Kita sudah menghubungi keluarganyam,” katanya.
Direktur RSUD Jombang Dr dr Ma’murotus Sa’diyah M.kes
Keponakan Bambang yang bernama Andreas kemudian datang ke rumah sakit pelat merah tersebut. Dia mengurusi kebutuhan pamannya. Dia mengatakan, selama ini emosi sang paman memang kurang stabil. Ketika di rumah juga kerap marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Selama ini, lanjut Andreas, Bambang memiliki masalah keluarga. Sang paman yang selama ini tinggal di Madiun akhirnya berpisah dengan istrinya. Dalam kondisi seorang diri, Bambang sakit. Dia kemudian dirawat dan tinggal di rumah adiknya, Widodo, di Desa Dukuhmojo.
“Jadi ada masalah psikologi. Orangnya sering marah-marah. Bukan bapak saya tidak mau menunggui di rumah sakit. Tapi bapak saya sedang ke Surabaya untuk memberi kabar ke saudara yang lain tentang sakitnya paman,” kata Andreas sembari meminta maaf. [suf]
