Jakarta: Pameran seni transformatif Constellations H20 resmi diluncurkan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Jumat, 13 Desember 2024. Kegiatan ini bagian dari rangkaian acara Tri Hita Karana Universal Reflection Journey (THK URJ).
Terinspirasi dari suksesnya World Water Forum yang ke-10 di Bali pada Mei 2024, Constellations H20 mengeksplorasi tantangan krisis air global melalui karya seni dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi nyata.
Constellations H20 menyoroti isu-isu kritisnya air seperti kelangkaan air, kenaikan permukaan laut, dan polusi air. Pameran ini dikurasi Lance Fung, seorang kurator seni dan produser ternama yang dikenal dengan proyek seni publik berskala besar yang inovatif.
“Melalui Constellations H20, setiap seniman menawarkan perspektif yang sangat personal mengenai kebutuhan mendesak akan kerja sama global dan perubahan kebijakan untuk menghadapi isu-isu kritis seperti keseimbangan lingkungan, kenaikan permukaan laut, polusi plastic di lautan, serta pentingnya untuk kita kembali pada nilai-nilai kemanusiaan dan empati,” ujar Kurator Lance Fung, Jumat, 13 Desember 2024.
Pameran ini menampilkan hasil karya dari 12 seniman visioner dari berbagai negara dan komunitas pulau. Seperti Citra Sasmita (Bali, Indonesia), Mariam Alnoaimi (Bahrain), Ragnar Axelsson (Islandia), Carlos Esteves (Kuba), David Gumbs (Martinique), Katie Holton (Irlandia), Sid Natividad (Filipina). Lalu, Donna Ong (Singapura), Gayan Prageeth (Sri Lanka), Alexis Rockman (AS), Abigail Romanchak (Hawaii), dan Michael Tuffery (Selandia Baru).
“Setiap karya menyampaikan narasi yang mendalam dan personal, menginspirasi refleksi global serta aksi nyata yang mendukung keberlanjutan,” ujarnya.
Pameran itu, kata dia, juga bertujuan menjembatani perbedaan sosial, ekologis, dan spiritual. Sekaligus, menyatukan keragaman untuk menghadapi tantangan berat dan mengambil tindakan nyata untuk keberlanjutan.
Koleksi instalasi seni ini juga sejalan dengan Polyhedron Project: HATI Indonesia, sebuah karya seni kolektif yang dibuat oleh lebih dari 1.500 peserta dan sebelumnya ditampilkan di Katedral Jakarta untuk menghormati kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tahun ini.
Instalasi ini menampilkan sebuah Polyhedron sebagai simbol hati Indonesia, yang dirancang oleh para peserta untuk mencerminkan kekayaan warisan budaya dan keragaman agama bangsa Indonesia. Karya ini mengusung semboyan Bhinneka Tunggal Ika serta harmoni antara seni, pengetahuan, dan teknologi.
Peluncuran Constellation H20 merupakan bagian dari acara THK Universal Reflection Journey yang mengusung tema 5P People, Planet, Partnership, Peace, and Prosperity. Didukung oleh pemerintah Indonesia dan diberkati oleh Paus Fransiskus, rangkaian acara ini menciptakan momentum untuk membangun masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Jakarta: Pameran seni transformatif Constellations H20 resmi diluncurkan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Jumat, 13 Desember 2024. Kegiatan ini bagian dari rangkaian acara Tri Hita Karana Universal Reflection Journey (THK URJ).
Terinspirasi dari suksesnya World Water Forum yang ke-10 di Bali pada Mei 2024, Constellations H20 mengeksplorasi tantangan krisis air global melalui karya seni dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi nyata.
Constellations H20 menyoroti isu-isu kritisnya air seperti kelangkaan air, kenaikan permukaan laut, dan polusi air. Pameran ini dikurasi Lance Fung, seorang kurator seni dan produser ternama yang dikenal dengan proyek seni publik berskala besar yang inovatif.
“Melalui Constellations H20, setiap seniman menawarkan perspektif yang sangat personal mengenai kebutuhan mendesak akan kerja sama global dan perubahan kebijakan untuk menghadapi isu-isu kritis seperti keseimbangan lingkungan, kenaikan permukaan laut, polusi plastic di lautan, serta pentingnya untuk kita kembali pada nilai-nilai kemanusiaan dan empati,” ujar Kurator Lance Fung, Jumat, 13 Desember 2024.
Pameran ini menampilkan hasil karya dari 12 seniman visioner dari berbagai negara dan komunitas pulau. Seperti Citra Sasmita (Bali, Indonesia), Mariam Alnoaimi (Bahrain), Ragnar Axelsson (Islandia), Carlos Esteves (Kuba), David Gumbs (Martinique), Katie Holton (Irlandia), Sid Natividad (Filipina). Lalu, Donna Ong (Singapura), Gayan Prageeth (Sri Lanka), Alexis Rockman (AS), Abigail Romanchak (Hawaii), dan Michael Tuffery (Selandia Baru).
“Setiap karya menyampaikan narasi yang mendalam dan personal, menginspirasi refleksi global serta aksi nyata yang mendukung keberlanjutan,” ujarnya.
Pameran itu, kata dia, juga bertujuan menjembatani perbedaan sosial, ekologis, dan spiritual. Sekaligus, menyatukan keragaman untuk menghadapi tantangan berat dan mengambil tindakan nyata untuk keberlanjutan.
Koleksi instalasi seni ini juga sejalan dengan Polyhedron Project: HATI Indonesia, sebuah karya seni kolektif yang dibuat oleh lebih dari 1.500 peserta dan sebelumnya ditampilkan di Katedral Jakarta untuk menghormati kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tahun ini.
Instalasi ini menampilkan sebuah Polyhedron sebagai simbol hati Indonesia, yang dirancang oleh para peserta untuk mencerminkan kekayaan warisan budaya dan keragaman agama bangsa Indonesia. Karya ini mengusung semboyan Bhinneka Tunggal Ika serta harmoni antara seni, pengetahuan, dan teknologi.
Peluncuran Constellation H20 merupakan bagian dari acara THK Universal Reflection Journey yang mengusung tema 5P People, Planet, Partnership, Peace, and Prosperity. Didukung oleh pemerintah Indonesia dan diberkati oleh Paus Fransiskus, rangkaian acara ini menciptakan momentum untuk membangun masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(AGA)