Pakar: Pindahnya anak Gubernur Sumbar ke PSI tidak pengaruhi suara PKS

Pakar: Pindahnya anak Gubernur Sumbar ke PSI tidak pengaruhi suara PKS

Padang (ANTARA) – Pakar politik dari Universitas Andalas (UNAND), Sumatera Barat (Sumbar) Aidinil Zetra mengatakan pindahnya Taifiqur Rahman yang merupakan anak Gubernur Mahyeldi ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak akan mempengaruhi suara PKS di Ranah Minang.

“Saya rasa ditunjuknya Taifiqur Rahman yang merupakan anak Gubernur Sumbar menjadi Ketua PSI Sumbar tidak akan berpengaruh signifikan terhadap konstituen PKS di Ranah Minang,” kata pakar politik dari UNAND Aidinil Zetra di Padang, Sabtu.

DPP PSI resmi menunjuk Taifiqur Rahman sebagai Plt Ketua DPW PSI Sumbar menggantikan Sukma Trianda. Ia merupakan anak keempat dari Mahyeldi yang merupakan politisi senior di tubuh PKS sekaligus Gubernur Sumbar periode 2024-2029. Pada Pemilu 2024 Taifiqur mencalonkan diri pada pemilihan legislatif dari PKS namun gagal.

Menurut Aidinil, preferensi politik masyarakat termasuk di Ranah Minang tidak berpengaruh besar kepada ketokohan seseorang kecuali mempunyai kharisma yang kuat, visioner dan mempunyai pengaruh luas di masyarakat.

“Saya tidak yakin para konstituen PKS akan beralih ke PSI karena pemilih kita lebih cenderung rasional,” ujarnya.

Aidinil yang juga Sekretaris UNAND tersebut mengatakan fenomena menyeberangnya politisi dari satu partai ke partai lain bukanlah sesuatu yang baru. Sebab, jauh sebelum ini cukup banyak politisi di Tanah Air sudah melakukannya .

“Perpindahan dari satu partai ke partai lain menunjukkan bahwa ideologi partai memang semakin melemah,” kata dia.

Terpisah, Ketua DPW PSI Sumbar periode 2020-2025 Sukma Trianda mengatakan sebelum ditunjuk sebagai Plt DPW PSI Sumbar, Taufiqur Rahman sudah beberapa kali bertemu dengan pengurus pusat sebelum akhirnya menerima SK dari Ketua Umum PSI pada Rabu (15/10/2025).

“Jadi, Taufiqur merasa cocok sehingga ini atas dasar keinginan kedua belah pihak,” kata dia.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.