Jakarta – PT Wijaya Karya (WIKA) terus menggalakkan proses pembangunan atau konstruksi yang lebih ramah lingkungan di setiap proyeknya. Perusahaan menargetkan bisa melakukan pengurangan emisi karbon dari setiap proyek yang dikerjakan lebih dari 50%.
Corporate Secretary WIKA, Mahendra Vijaya, mengatakan target pengurangan produksi emisi karbon lebih dari 50% diharapkan bisa tercapai pada 2035 nanti. Walaupun program pembangunan ramah lingkungan ini ini sudah dilakukan dengan berbagai cara.
“Memang kita belum bisa mengukur secara pasti berapa jumlah emisi yang bisa kita kurangi (hingga saat ini), namun secara roadmap kita mentargetkan bisa mereduksi karbon itu sekitar lebih dari 50% di tahun 2035,” kata Mahendra dalam acara Anugerah Ekonomi Hijau detikcom di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2024).
“Nah di situ diharapkan memang WIKA mampu mengurangi sebagian besar emisi yang dihasilkan dari proses industri konstruksi itu secara lebih masif lah kurang lebih sampai dengan tahun 2035. Mudah-mudahan itu bisa kita realisasikan,” ucapnya lagi.
Mahendra menjelaskan proses pengurangan emisi karbon yang dihasilkan dari setiap proyeknya ini dilakukan dengan berbagai cara mulai dari penggunaan material ramah lingkungan hingga menggunakan alat-alat rendah emisi.
Misalkan saja penggunaan beton pra-cetak, penggunaan teknologi gedung secara modular, pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya di proyek-proyek WIKA, hingga penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai.
“Memang saat ini WIKA sendiri sedang melakukan proses baselining terhadap emisi yang dihasilkan perseroan. Kami tidak memungkiri bahwa memang proses produksi di industri konstruksi itu memang masih menghasilkan emisi,” ujar Mahendra.
“Nah untuk itu kami berupaya mengurangi itu dari dua hal, jadi yang pertama penggunaan material-material yang ramah lingkungan, terus kemudian penggunaan alat-alat yang rendah emisi, kemudian juga menggunakan teknologi-teknologi yang efisien dalam penggunaan material khususnya kita mengurangi penggunaan material-material alam,” jelasnya lagi.
Tidak berhenti di sana, Mahendra mengatakan WIKA juga selalu melakukan penanaman pohon di setiap proyek yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menyerap lebih banyak emisi karbon yang dihasilkan selama proses konstruksi berlangsung.
“Namun begitu juga kita berusaha mem-balancing emisi yang dihasilkan itu dengan penghijauan yang dilakukan. Jadi hampir setiap proyek WIKA itu diprogram untuk juga bisa melakukan penanaman-penanaman pohon yang jenis-jenis pohonnya itu bisa melakukan carbon absorption yang cukup tinggi,” paparnya.
Berkat upayanya dalam mengurangi emisi karbon dalam setiap proyeknya, WIKA berhasil menerima Anugerah Ekonomi Hijau untuk Penggunaan Material Bangunan Ramah Lingkungan dari detikcom. Menurut Mahendra hal ini menjadi pendorong bagi perusahaan untuk terus menjalankan aksi ramah lingkungannya.
“Atas nama management PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, jadi kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada panitia penyelenggara dari detikcom di mana memang WIKA terpilih sebagai salah satu penerima Anugerah Ekonomi Hijau,” ucapnya.
“Tentunya ini menjadi penyemangat untuk management perseroan untuk tetap terus memiliki komitmen yang tinggi terhadap implementasi proses-proses bisnis perseroan yang memang berorientasi pada lingkungan,” terang Mahendra.
(fdl/fdl)