Blog

  • 1
                    
                        Perjuangan Ria Rawat Anaknya yang Lumpuh Akibat Digigit Ular Weling, Butuh 5 Tahun Berdamai dengan Kenyataan
                        Yogyakarta

    1 Perjuangan Ria Rawat Anaknya yang Lumpuh Akibat Digigit Ular Weling, Butuh 5 Tahun Berdamai dengan Kenyataan Yogyakarta

    Perjuangan Ria Rawat Anaknya yang Lumpuh Akibat Digigit Ular Weling, Butuh 5 Tahun Berdamai dengan Kenyataan
    Tim Redaksi
    KULON PROGO, KOMPAS.com
    – Adzan dzuhur sudah lewat cukup lama ketika Deni Rianingsih—atau Ria—bergegas menuju kamar depan sambil membawa gelas untuk bikin susu.
    Di rumahnya di Padukuhan Dhisil, Kalurahan Salamrejo, Kapanewon Sentolo,
    Kulon Progo
    , Daerah Istimewa Yogyakarta, ibu rumah tangga berumur 40 tahun ini menyiapkan waktu minum susu bagi putranya, Ananda Yue Riastanto (16), yang sejak kelas awal sekolah dasar lumpuh total setelah digigit
    ular weling
    .
    Susu SGM BBLR itu diberikan atas saran rumah sakit untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan Ananda.
    Bukan diminum lewat mulut, melainkan melalui selang NGT Fr. 8 yang masuk dari hidung kanan menuju lambung.
    Saat berkunjung ke rumahnya, Minggu (30/11/2025), tampak Ria dengan gerakan tenang namun penuh perhatian menyedot sekitar 300 cc susu menggunakan spuit, lalu perlahan memasukkannya ke dalam selang.
    Sesekali ia menoleh memastikan kondisi Nanda aman.
    “Ini sudah masuk tahun kedelapan sejak sakit itu datang,” ujar Ria, mengenang masa pahit yang mengubah hidup keluarganya.
    Remaja yang ia panggil Nanda itu terbaring miring ke kiri di atas kasur springbed besar di kamar sederhana berdinding hijau.
    Dindingnya penuh coretan warna-warni karya sang adik, Aini Zia Riastanti, yang masih TK.
    Bantalan tisu selalu terpasang di ujung bibir kiri Nanda untuk menampung air liur yang terus menetes.
    Tubuhnya sangat kurus, nyaris tinggal tulang, dengan tangan menggenggam kaku dan keringat tipis karena panas siang hari.
    Bola mata dan kepala tampak menonjol, tak lagi seimbang dengan tubuhnya.
    Ria tidak pernah melupakan pukul 03.00 suatu hari pada awal 2017.
    Waktu itu Nanda dan keluarga baru menempati rumah baru di hari ke-17.
    Nanda yang masih lincah tiba-tiba datang tergopoh sambil berkata, “Bu, aku digigit ular…”
    Sesudah itu, semuanya berubah cepat dan traumatis.
    Meski ia sudah meyakinkan tenaga kesehatan bahwa itu gigitan ular weling dan membutuhkan antibisa segera, penanganan tak secepat harapan keluarga hingga akhirnya dirujuk ke rumah sakit besar.
    Racun weling membuat Nanda harus dirawat lebih dari sebulan di RSUP Dr. Sardjito.
    Ia selamat, tetapi kehilangan hampir seluruh kemampuan motorik dan penglihatannya.
    Sejak itu, hidup keluarga ini berputar mengelilingi perawatan intensif untuk Nanda yang hanya bisa tidur di rumah dengan sekeliling berupa rimbun pohon jati dan kelapa, bambu, dan tumbuhan pakan ternak, dan satu rumah kerabat di sebelahnya.
    Dari luar, rumah batako lebih 80 meter persegi sederhana itu tampak tenang.
    Terdengar suara kambing mengembik dan ramai anak ayam di bagian belakang rumah.
    Namun, di dalam rumah, perjuangan hidup sejatinya tidak pernah berhenti.
    Ria menjalani rutinitas yang tak semua ibu sanggup menanggung: mengganti selang NGT, memantau pernapasan Nanda, menyiapkan makanan khusus, hingga memasukkan enam kali makanan cair, satu kali susu, dan dua kali puyer obat, setiap hari melalui sonde.
    Isinya nasi, sayuran seperti wortel, brokoli, buncis sampai ubi ungu, harus direbus lalu diblender, tanpa banyak bumbu, garam sedikit, gula hampir tidak pernah. Lauk biasanya kaldu ayam atau tahu.
    “Nanda makan setiap tiga jam sekali. Satu hari bisa enam tujuh kali makan, satu kali susu, obat dua kali. Belum air putihnya beberapa kali,” ujarnya.
    Seluruh waktu dan tenaganya terserap untuk menjaga stabilitas Nanda.
    Buang air kecil maupun besar diatur lewat pispot dan hanya Ria yang paham isyarat kecil tubuh anaknya.
    Ia jarang meninggalkan rumah kecuali ke pasar, konsultasi dokter, atau tes laboratorium.
    Obat vitamin otak, anti-kejang, dan penenang ringan menjadi bagian dari ritme harian.
    Lima tahun pertama adalah masa paling berat.
    Perlahan, ada perkembangan kecil.
    Nanda yang dulu tak mampu batuk dan harus disedot di rumah sakit, kini mulai bisa mengeluarkan dahak sendiri.
    Ia tidur lebih tenang, otot-ototnya sedikit lebih lentur.
    Meski begitu, sesekali kejang singkat 2–3 detik masih bisa datang, tapi tidak sepanjang dulu.
    Menjaga dari sleep apnea, Ria selalu sigap terjaga bila mendengar keanehan.
    Suaminya, Sugiyanto, adalah satu-satunya pencari nafkah.
    Ia bekerja sebagai tukang bangunan dari pagi hingga malam, dengan penghasilan rata-rata Rp100.000 per hari.
    “Dibilang sedikit enggak, dibilang banyak juga enggak. Tapi ya itulah. Selagi badan sehat, siang malam kerja. Kalau enggak masuk, berat,” ujar Sugiyanto.
    Susu menjadi kebutuhan terbesar.
    Satu kaleng seharga Rp108.000 hanya bertahan tiga hari.
    Seminggu minimal dua kaleng—belum termasuk obat, selang, dan spuit yang banyak harus dibeli di luar tanggungan BPJS.
    Kebutuhan Nanda jadi prioritas pertama.
    Selesai bekerja, Sugiyanto langsung pulang untuk gantian menjaga Nanda.
    Soal menjaga Nanda, Sugiyanto biasa memandikan anaknya setiap pukul 16.00 WIB.
    Sesekali, ia menjemur Nanda bila sinar matahari menjangkau teras rumah.
    Ria membutuhkan waktu lama untuk berdamai dengan kenyataan.
    Kedamaian datang seiring Nanda juga semakin membaik dalam keterbatasan, seperti tidur lebih alami, dsb.
    Tapi, rasa sesal sesekali muncul semaunya.
    Sesak itu tiba-tiba datang tanpa aba-aba, bahkan pernah muncul selagi memasak untuk Nanda.
    Kata Ria, tantangan terberat justru terjadi di ranah mental.
    “Kadang tiba-tiba saya diam, terus nangis sendiri sambil sesak. Saya bertanya, ‘Kenapa harus anak saya?’” ujarnya.
    Pernah pula muncul tidak disangka ketika teman-teman Nanda sepermainan dulu melintas di depan rumah.
    Mereka sudah besar, remaja, dan terlihat bahagia.
    Air mata meleleh tak kuasa dibendung.
    Enam bulan pertama menjadi periode paling berat, hingga berat badannya turun 14 kilogram.
    Ia mengaku membutuhkan lima tahun untuk benar-benar bisa menerima kenyataan tersebut.
    Di tengah tekanan itu, Ria tetap memikul beban perawatan fisik anaknya.
    Ia belajar memasang selang makan sendiri setelah hampir pingsan melihat prosesnya.
    Risiko salah pasang sangat tinggi karena selang dapat masuk ke paru-paru.
    “Makanya beli stetoskop sendiri buat memastikan,” ujarnya.
    Upaya Ria tidak sia-sia.
    Nanda menunjukkan kemajuan kecil namun berarti, seperti mulai bisa mengangkat tangan.
    Meski perintah motorik dari otak belum pulih sepenuhnya, terapi membesarkan harapan Nanda punya potensi lebih baik dari hari ini.
    Ria menegaskan ia tidak ingin dikasihani. “Saya cuma minta yang terbaik. Kalau memang sembuh masih mungkin, saya mohon diberi jalan,” katanya.
    Dalam perjuangan panjang melawan rasa takut, kelelahan, dan ketidakpastian, Ria tetap bertahan.
    “Ngomongnya pasrah, tapi hati sebenarnya susah. Ada masa saya enggak bisa terima. Harusnya kan enggak begini… Tapi lama-lama belajar legawa,” ujarnya lirih.
    Air mata menetes saat ia berkata pelan, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri.
    Di tengah keterbatasan, ia menemukan sesuatu yang justru menguatkannya: menulis.
    Berawal dari kegemarannya membaca dan rasa tak puas pada alur cerita bacaan tertentu, ia mulai menulis dan mengunggahnya ke platform novel daring.
    “Saya mulai dua tahun belakangan. Iseng-iseng saja, lama-lama jadi hiburan, seperti pelarian (penghiburan),” kata lulusan SMK Negeri di Pengasih ini.
    Saat pandemi, ketika usaha umbi gadung olahan terhenti, ia mulai fokus menulis genre populer yang disukai pembaca digital.
    Cerita bikinannya harus ikut pasar kalau mau mendulang banyak viewers.
    Menulis menjadi perjuangan di jalan lain demi anak.
    Penghasilannya memang tidak besar, tetapi cukup membantu membeli kebutuhan harian, obat, atau susu.
    Setiap kali ia mengetik di ponsel, Ria yakin anaknya tahu.
    “Dia paham, Mas. Dia tahu kalau saya buka HP bukan mainan, tapi kerja,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
    Sedikit demi sedikit, menulis memberi hasil.
    Ria memproduksi belasan novel digital di salah satu platform, itu belum termasuk dua platform lain.
    Ia punya nama pena sendiri tapi masih malu-malu untuk diungkap.
    Penghasilan dari menulis rupanya bisa memenuhi perlahan beberapa perabot rumah.
    Meski dinding masih banyak yang belum dicat dan plafon masih menganga, Ria berusaha ikut melengkapi kebutuhan rumah dan kebutuhan anaknya.
    Ia juga sambil menyisihkan penghasilan agar ke depan bisa membeli laptop biar semakin produktif menulis lebih nyaman sambil tetap menjaga Nanda yang terbaring.
    Waktu berjalan tanpa kompromi di tengah Ria yang terus menjahit luka hati dengan tangannya sendiri.
    Rumah di tengah jati itu mungkin tampak tak menarik bagi orang lain, namun bagi Ria, di situlah ia belajar arti kekuatan yang paling radikal: mencintai tanpa syarat ketika hidup tak memberi jaminan apa pun.
    Dan Nanda, dengan keheningan, justru menjadi pusat gravitasi yang membuat Ria tetap berpijak.
    Seorang ibu tidak mengalah.
    Tidak hari ini.
    Tidak besok.
    Tidak juga lusa, karena kasihnya sepanjang jalan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cek Harga Smartphone Vivo Desember 2025, T1 5G hingga X Fold3 Pro

    Cek Harga Smartphone Vivo Desember 2025, T1 5G hingga X Fold3 Pro

    Bisnis.com, JAKARTA — Manfaatkan momentum belanja akhir tahun, Vivo tampak agresif memperkuat penetrasinya di pasar smartphone. Hal ini tercermin dari dominasi seri flagship X300 dan jajaran ponsel lipat (foldable) dalam produk pada Desember 2025.

    Berdasarkan data harga yang dilansir dari laman resmi Senin (1/12/2025), Vivo terlihat percaya diri menantang kompetitor di segmen high-end dengan mematok harga X300 Pro di angka Rp18,9 juta. 

    Penguatan lini seri V dan seri T di kelas menengah juga ditawarkan mulai Rp3,3 juta hingga Rp8 juta.

    Berikut update harga Vivo pada Desember 2025 menurut laman resmi Vivo Senin (01/12/2025): 

    T Series

    T1 Pro 5G – Rp4.499.000

    T1 5G – (4+128GB): Rp2.999.000 

    T1 5G – (8+128GB): Rp3.399.000

    V Series

    V60 Lite 5G (8+256 GB): Rp4.999.000

    V60 Lite 5G (12+512 GB): Rp5.999.000

    V60 Lite (8+128 GB): Rp3.599.000

    V60 Lite (8+256 GB) Rp3.999.000

    V60 (8+256 GB): Rp6.999.000

    V60 (12+512 GB): Rp8.499.000

    V50 Lite 5G (8+256 GB): Rp4.599.000

    V50 Lite (12+512 GB): Rp5.599.000

    V50 5G (12+256 GB): Rp6.999.000

    V50 5G (12+512 GB): Rp7.999.000

    X Series

    X300 Pro (16+512 GB): Rp18.999.000

    X300 (12+256 GB): Rp14.999.000

    X300 (16+512 GB):Rp16.999.000

    X200 Pro (16+512 GB): Rp17.999.000

    X200 (12+256 GB): Rp12.999.000

    X Fold5 (16+512 GB): Rp24.999.000

    X Fold3 Pro: Rp26.999.000

    Sebelumnya, pada Mei 2025, vivo V50 diperkenalkan sebagai smartphone yang tangguh, ringan, dan siap mengikuti ritme petualangan dari alam terbuka hingga momen ekstrem di berbagai kondisi.

    Berbekal ZEISS All Main Camera 50MP, vivo V50 menangkap gambar sinematik dalam berbagai pencahayaan—baik saat golden hour di puncak bukit, panorama luas di hutan terbuka, hingga potret malam hari di tepi pantai. Lensa ultra-wide 119° menghadirkan fleksibilitas lebih untuk memotret lanskap atau rombongan perjalanan secara dramatis dan utuh.

    vivo V50 diklaim tahan terhadap air dan debu ekstrem. Ditambah fitur Underwater Photography Mode, pengguna dapat mengambil gambar dan video hingga 1.5 meter di bawah air selama 30 menit—cocok untuk kegiatan seperti arum jeram, rafting, maupun kegiatan air tawar lainnya. Semua ini dikemas dalam desain rounded-edge dengan bodi ramping 7.39mm yang nyaman digenggam dan mampu dibawa ke mana saja.

    Memperkaya pengalaman visual. Fitur AI V50 seperti AI Aura Light Portrait 2.0 membantu menghasilkan pencahayaan alami yang lembut bahkan di malam hari, sementara AI Erase 2.0mampu menghapus objek yang mengganggu dalam sekali sentuh. Di tengah perjalanan, fitur AI Circle to Searchmemudahkan pengguna mencari informasi dari objek asing yang menarik cukup dengan melingkarinya di layar—tanpa perlu berpindah aplikasi. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • Polisi imbau peserta Reuni Akbar 212 dan masyarakat saling menghargai

    Polisi imbau peserta Reuni Akbar 212 dan masyarakat saling menghargai

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya mengimbau kepada peserta dan masyarakat untuk saling menghormati dalam pelaksanaan Reuni Akbar 212 yang digelar di kawasan Monas, Jakarta, Selasa.

    “Kami mengimbau seluruh peserta maupun masyarakat sekitar agar saling menghormati, termasuk para pengguna jalan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Budi menjelaskan pihaknya akan menurunkan 2.511 personel gabungan untuk memberikan pelayanan dan pengamanan pada kegiatan Reuni Akbar 212 yang digelar pada sore hingga malam hari.

    “Personel tersebut terdiri dari 2.132 personel Polri, 100 personel TNI, dan 279 personel Pemda DKI,” katanya.

    Tak hanya itu, pihaknya akan memberikan pelayanan dalam hal pengamanan sehingga pelaksanaan Reuni Akbar 212 dapat berjalan aman dan tertib.

    “Polda Metro Jaya hadir untuk memastikan kegiatan berlangsung lancar,” kata Budi.

    Terkait rekayasa lalu lintas, Budi menjelaskan bahwa pengalihan arus akan diberlakukan secara situasional mulai pukul 17.00 WIB hingga kegiatan selesai.

    Menurut dia, sejumlah ruas jalan di kawasan Monas, Patung Kuda, hingga Thamrin berpotensi terdampak, termasuk Jalan Medan Merdeka Barat, Selatan, Timur, dan Utara; Jalan Veteran I–III; Jalan Majapahit sisi timur; Jalan Perwira; Jalan Budi Kemuliaan arah Patung Kuda; Jalan MH Thamrin dari Simpang Patung Kuda hingga Simpang Kebon Sirih; serta Jalan Medan Merdeka Selatan dari arah Tugu Tani atau Kedubes AS.

    “Kami mengimbau masyarakat yang melintas agar merencanakan rute alternatif dan mematuhi arahan petugas di lapangan demi keselamatan bersama,” ucap Budi.

    Reuni Akbar 212 akan kembali digelar di Silang Monas, Jakarta Pusat, pada Selasa (2/12) dengan mengusung tema “Revolusi Akhlak untuk Selamatkan NKRI dari Penjahat dan Merdekakan Palestina dari Penjajah”.

    Ketua Steering Committee (SC) Ahmad Shobri Lubis dalam keterangannya di Jakarta, Senin (24/11), mengatakan tujuan utama acara tersebut adalah menguatkan persatuan umat, yang menjadi dasar Aksi Bela Islam 212 pada 2016.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Momen Haru Prabowo Peluk Pengungsi yang Menangis saat Cek Lokasi Banjir di Tapanuli 7 jam yang lalu

    Momen Haru Prabowo Peluk Pengungsi yang Menangis saat Cek Lokasi Banjir di Tapanuli

    7 jam yang lalu

  • Kekayaan untuk Oligarki, Bencana Alam untuk Rakyat
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Desember 2025

    Kekayaan untuk Oligarki, Bencana Alam untuk Rakyat Nasional 2 Desember 2025

    Kekayaan untuk Oligarki, Bencana Alam untuk Rakyat
    Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
    HUTAN
    , sungai, dan pegunungan di Sumatra — yang selama berabad menopang kehidupan masyarakat lokal — kini berubah menjadi medan akumulasi modal: tambang, kebun kelapa sawit, dan infrastruktur ekstraktif yang mengubah wajah lanskap.
    Ketika hujan muson dan siklon bertemu ekosistem yang tergerus, yang jatuh bukan hanya pohon atau tanah; yang runtuh adalah keselamatan sosial dan ketahanan hidup komunitas korban bencana.
    Peristiwa banjir dan longsor besar-besaran yang melanda beberapa provinsi di Sumatra baru-baru ini menjadi cermin tajam dari pola tersebut: korban jiwa, ribuan rumah terendam, dan rekaman video viral yang menampilkan kerusakan, evakuasi, bahkan insiden penjarahan di beberapa titik. Laporan-laporan awal menyebut ratusan tewas dan ribuan mengungsi di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
    Data dan analisis lingkungan menunjukkan bahwa deforestasi di Indonesia tetap masif, dengan hilangnya hutan primer dan konversi lahan dalam jumlah besar tiap tahun — sebagian besar terjadi di dalam konsesi yang dilegalisasi untuk kehutanan, perkebunan, dan tambang. Pergeseran ini membuat fungsi hidrologis hutan—penyimpanan air, penahan longsor, dan penyangga banjir—semakin rapuh.
    Ketika daerah hulu dikupas untuk kelapa sawit atau tambang, curah hujan ekstrem jauh lebih mudah berubah menjadi aliran deras yang menghancurkan permukiman di hilir. Studi kasus Sumatera Utara menunjukkan koneksi langsung antara pembukaan lahan perkebunan sawit atau aktivitas tambang dan meningkatnya kerentanan banjir-longsor.
    WALHI—Wahana Lingkungan Hidup Indonesia—secara terbuka menunjuk sejumlah korporasi dan praktik ekstraktif sebagai pemicu utama kerusakan ekologis yang memperparah bencana. Dalam pernyataannya, WALHI menyerukan akuntabilitas perusahaan dan perbaikan kebijakan kehutanan untuk mencegah bencana berulang.
    JATAM (Jaringan Advokasi Tambang) menyorot pola yang sama pada sektor pertambangan: ekspansi tambang bukan hanya merusak habitat tetapi juga mengubah aliran air, menyebabkan sedimentasi sungai, dan berdampak langsung pada kapasitas daerah menahan hujan ekstrem.
    Gerakan anti-tambang menilai kebijakan berbasis ekstraksi kerap memberi keuntungan pada aktor besar sementara menempatkan masyarakat lokal pada risiko tinggi.
    Permodelan ekonomi dan kebijakan pembangunan yang mengedepankan konversi hutan menjadi lahan komersial telah menghasilkan konsentrasi lahan dan modal — yang sering kali berujung pada apa yang bisa disebut “kekayaan untuk
    oligarki
    ”.
    Reklamasi luas lahan untuk perkebunan berskala besar dan proyek tambang menambah pendapatan kelompok-kelompok tertentu, tetapi manfaat ini jarang mengalir ke komunitas yang kehilangan lahan dan akses sumber daya alam. Sementara itu, biaya sosial-ekologis seperti meningkatnya frekuensi bencana, hilangnya mata pencaharian, dan beban rekonstruksi dibayar rakyat banyak.
    Respons pemerintah terhadap bencana kerap menonjolkan operasi darurat dan distribusi bantuan, namun jarang diikuti reformasi struktural yang mengatasi akar masalah: perizinan yang longgar, klaim konsesi yang tumpang tindih, dan lemahnya penegakan terhadap perusakan lingkungan.
    Beberapa upaya penegakan baru-baru ini, termasuk operasi
    reclaiming
    lahan ilegal, menuai pro dan kontra: memulihkan sebagian hutan tetapi juga menimbulkan konflik dengan masyarakat yang mengaku sebagai pemilik lahan atau petani kecil.
    Para akademisi dan organisasi lingkungan menekankan perlunya dua hal bersamaan: mitigasi darurat untuk melindungi korban sekarang, dan reformasi tata kelola sumber daya alam untuk mencegah bencana berikutnya.
    Reformasi itu meliputi revisi perizinan konsesi agar transparan dan berbasis risiko ekologis; moratorium perluasan lahan di wilayah rawan bencana; pemulihan hutan dan penguatan hak-hak masyarakat adat dan petani kecil; serta integrasi penilaian risiko iklim ke dalam setiap pemberian izin investasi.
    WALHI dan JATAM menuntut langkah-langkah yang lebih pro-rakyat: penghentian praktik ekstraktif yang destruktif, penegakan hukum kepada korporasi perusak, dan pemulihan ruang hidup sebagai bagian dari pemulihan pascabencana.
    Kasus banjir Sumatra yang viral ini semestinya menjadi pintu observasi: bukan sekadar hitungan korban dan bangunan yang runtuh, tetapi refleksi atas model pembangunan yang memungkinkan alam dijadikan komoditas sementara masyarakat menanggung risiko.
    Jika
    kekayaan alam
    terus mengalir ke segelintir pemilik modal tanpa keadilan distribusi dan pertimbangan ekologis, maka bencana selanjutnya bukan sekadar kemungkinan — melainkan urutan yang terus berulang.
    Komitmen untuk menghentikan logika profit di atas keselamatan rakyat adalah tindakan pencegahan paling dasar: bukan hanya berbicara soal respon pascabencana, tetapi merombak struktur yang selama ini menjadikan hutan sebagai ladang bisnis dan rakyat sebagai pihak yang menanggung akibatnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prakiraan Cuaca Hari ini Malang Raya Hujan Ringan, Waspada Hujan Petir Merata Nanti Malam

    Prakiraan Cuaca Hari ini Malang Raya Hujan Ringan, Waspada Hujan Petir Merata Nanti Malam

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan cuaca Malang Raya pada Selasa, 2 Desember 2025, di wilayah kabupaten, kota Malang, dan kota Batu.

    BMKG Juanda melaporkan bahwa kota Malang (meliputi Blimbing, Kedungkandang, Klojen, Lowokwaru, dan Sukun) pada pagi hari cuaca didominasi hujan ringan mulai pukul 09.00 WIB.

    “Hujan ringan diprakirakan terus terjadi sepanjang siang hingga sore hari sekitar pukul 16.00 WIB,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Memasuki malam hari, kewaspadaan perlu ditingkatkan karena cuaca berubah menjadi ekstrem. Mulai pukul 17.00 WIB hingga tengah malam, seluruh kecamatan di kota Malang berpotensi dilanda hujan petir.

    Hari Rabu (3/12/2025) dini hari, cuaca di Malang diperkirakan masih berawan hingga turun hujan ringan.

    Sementara itu, wilayah Kabupaten Malang pada Selasa (2/12/2025) pagi hari umumnya didominasi cuaca berawan dan hujan ringan di beberapa titik seperti Kalipare dan Karangploso.

    Kemudian, pada siang hari hujan ringan diprediksi meluas ke hampir seluruh wilayah. Kondisi ini berlanjut hingga sore hari.

    “Waspada cuaca ekstrem hujan petir yang diprakirakan terjadi merata pada malam hari mulai pukul 17.00 WIB,” dikutip dari laman BMKG Juanda.

    Wilayah yang berpotensi diguyur hujan petir pada malam hari tersebut sangat luas, meliputi Ampelgading, Bantur, Bululawang, Dampit, Dau, Donomulyo, Gedangan, Gondanglegi, Jabung, Kalipare, Karangploso, Kepanjen, Kromengan, Lawang, Ngajum, Ngantang, Pagak, Pagelaran, Pakis, Pakisaji, Poncokusumo, Pujon, Singosari, Sumbermanjing Wetan, Sumberpucung, Tajinan, Tirtoyudo, Tumpang, Turen, Wagir, Wajak, dan Wonosari.

    Malam hari hingga menjelang dini hari, hujan petir di sebagian wilayah masih bertahan, sementara lainnya mereda menjadi hujan ringan. Dini hari Rabu (3/12/2025) wilayah di kabupaten Malang cuaca umumnya berawan tebal.

    Kota Batu pada Selasa, 2 Desember 2025, pagi hari diperkirakan cuaca hujan ringan. Intensitas hujan ringan ini diprediksi bertahan cukup lama dari pagi hingga sore hari pukul 16.00 WIB.

    Kota Batu yang meliputi Batu, Bumiaji, dan Junrejo, juga mengalami potensi cuaca ekstrem pada malam harinya. Mulai pukul 17.00 WIB, hujan petir diprediksi turun merata di ketiga kecamatan tersebut dan berlangsung hingga malam hari. Dini hari Rabu, 3 Desember 2025, cuaca kembali berawan hingga hujan ringan. [dan/aje]

  • Teror dan Jebakan Pinjol, Iklan di Berbagai Platform Jadi Sorotan Nasional 2 Desember 2025

    Teror dan Jebakan Pinjol, Iklan di Berbagai Platform Jadi Sorotan

    Nasional

    2 Desember 2025

  • Pemkot Depok Akan Tebang Tiga Pohon Rawan Tumbang di Jalan Raya Cipayung Megapolitan 1 Desember 2025

    Pemkot Depok Akan Tebang Tiga Pohon Rawan Tumbang di Jalan Raya Cipayung

    Megapolitan

    1 Desember 2025

  • Petugas Pos Jemput Bola Salurkan BLT Kesra bagi Warga Sakit di Samarinda Regional 1 Desember 2025

    Petugas Pos Jemput Bola Salurkan BLT Kesra bagi Warga Sakit di Samarinda

    Regional

    1 Desember 2025

  • Penipuan via Seluler Capai Rp4,8 Triliun, Registrasi Sim Card Biometrik Solusinya?

    Penipuan via Seluler Capai Rp4,8 Triliun, Registrasi Sim Card Biometrik Solusinya?

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah tengah mematangkan aturan registrasi SIM card berbasis biometrik, yang diharapkan dapat memperkuat keamanan identitas pengguna dan mencegah penipuan.

    Berdasarkan statistik fraud sektor keuangan yang berkaitan dengan nomor seluler, laporan Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) mencatat terdapat 383.626 rekening yang dilaporkan terasosiasi dengan sekitar 230.000 MSISDN. Dari jumlah tersebut, 20% rekening telah diblokir, dengan total kerugian mencapai Rp4,8 triliun.

    Untuk memperkuat keamanan siber, pemerintah tengah merancang aturan mengenai registrasi SIM card berbasis biometrik. 

    Hal ini sejalan dengan pernyataan Marwan O. Baasir, Direktur Eksekutif Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI).

    “Saat ini lagi dibahas rancangan peraturan menteri baru yang dua minggu lalu dikeluarkan dan diharapkan dalam beberapa waktu ke depan akan biometrik,” ujarnya dalam seminar Penguatan Perlindungan Konsumen melalui Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) yang diselenggarakan Indonesia Fintech Society (IFSoc) pada Senin (1/12/2025).

    Dia juga berharap para pelaku usaha dapat segera menyampaikan masukan sebelum peraturan tersebut ditetapkan menjadi peraturan menteri.

    Dalam data perilaku fraud yang terhubung ke nomor seluler, pelaku diketahui kerap berganti-ganti nomor untuk menghindari blacklist. 

    Mereka juga memanfaatkan kartu SIM prabayar menggunakan NIK palsu atau curian.

    Total pelanggan yang tervalidasi per September 2025 mencapai sekitar 332 juta pengguna, dengan pola swing card yang menunjukkan pergerakan rata-rata 600.000–800.000 pengguna per bulan.

    Penipuan sektor keuangan yang berkaitan dengan nomor seluler juga marak terjadi karena berbagai faktor, seperti penggunaan NIK orang lain untuk mendaftarkan nomor telepon, penyalahgunaan kode OTP melalui aplikasi pesan singkat, hingga pemberian data pribadi secara sembarangan.

    Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam bertindak guna mencegah fraud yang memanfaatkan nomor seluler.

    Sebelumnya, Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Kesehatan Finansial (UNSGSA), Ratu Máxima juga menaruh perhatian pada SCAM. Dia mengungkapkan, tujuh dari sepuluh masyarakat Indonesia menghadapi upaya penipuan digital setiap pekan. 

    Sementara itu, satu dari empat orang sudah mengalami kerugian finansial akibat aksi tersebut.

    Dia menekankan pentingnya percepatan identitas digital (digital ID) dan sistem pertukaran data untuk memperkuat keamanan transaksi antarnegara maupun kawasan. 

    “Aspek tersebut dinilai menjadi fondasi kunci untuk memblokir pola penipuan yang terus berevolusi,” katanya dalam konferensi pers UNSGSA dengan OJK. 

    Selain itu, dia juga menilai edukasi publik harus dilakukan setiap hari, termasuk penyampaian informasi mengenai modus penipuan terbaru. 

    Menurutnya, kampanye yang muncul tepat saat seseorang akan melakukan pembayaran telah terbukti efektif di beberapa wilayah

    Dia mencontohkan adanya sistem peringatan otomatis mengenai skema penipuan yang sedang marak pada sejumlah negara.

    “Modus penipuan berubah setiap hari. Sistem peringatan di titik transaksi telah bekerja baik di banyak negara,” ujarnya.

    Dia menambahkan, kejahatan siber ataupun scam bukanlah fenomena lokal, melainkan persoalan global yang juga dialami banyak negara, khususnya di kawasan Asia Tenggara. 

    Dia pun mengapresiasi langkah proaktif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah membentuk pusat penanganan penipuan digital. 

    Ratu Maxima menyebut, ke depannya pihaknya akan terus berkomunikasi dan meningkatkan kerja sama dengan pihak-pihak terkait di Indonesia, termasuk OJK, untuk mengatasi masalah penipuan digital (Nur Amalina)