Blog

  • Frekuensi Buang Air Besar Ternyata Bisa Ungkap Kondisi Kesehatan Anda

    Frekuensi Buang Air Besar Ternyata Bisa Ungkap Kondisi Kesehatan Anda

    Jakarta, Beritasatu.com –  Buang air besar bukan hanya rutinitas sehari-hari, tetapi juga indikator penting kesehatan tubuh secara keseluruhan. Sebuah studi yang diterbitkan pada Juli 2024 meneliti kebiasaan buang air besar pada 1.425 orang dan membandingkannya dengan data demografis, genetika, dan kondisi kesehatan mereka.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang paling sehat biasanya buang air besar satu hingga dua kali sehari, zona “Goldilocks” yang dianggap ideal. Baik terlalu jarang maupun terlalu sering buang air besar dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan mendasar. 

    Menurut mikrobiolog dari Institute for Systems Biology (ISB), Sean Gibbons, yang dikutip Science Alert, Jumat (12/5/2025), frekuensi buang air besar ternyata dapat memengaruhi seluruh sistem tubuh, dan pola yang tidak normal bisa menjadi faktor risiko penyakit kronis. Studi ini menganalisis orang sehat tanpa riwayat penyakit ginjal atau gangguan usus. 

    Peserta dibagi ke dalam empat kategori: konstipasi (1-2 kali per minggu), rendah-normal (3-6 kali per minggu), tinggi-normal (1-3 kali per hari), dan diare (4 kali atau lebih per hari). Peneliti juga meneliti metabolit darah, genetika, dan mikroba usus dari sampel tinja.

    “Hasilnya menunjukkan hubungan jelas antara frekuensi buang air besar dan kondisi kesehatan. Penderita diare lebih sering memiliki bakteri dari saluran pencernaan bagian atas dan biomarker kerusakan hati. Sementara pada orang dengan konstipasi, tinja mengandung bakteri yang memfermentasi protein, menghasilkan racun seperti indoxyl-sulfate yang berpotensi merusak ginjal,” tulis Science Alert.

    Penelitian ini menekankan bahwa kebiasaan buang air besar sehari-hari dapat memberikan petunjuk penting tentang kesehatan tubuh. Berita baiknya, kebiasaan ini bisa diperbaiki. Studi terbaru menunjukkan bahwa mikrobioma usus dapat beradaptasi lebih cepat dari yang diperkirakan, misalnya melalui peningkatan asupan serat, hidrasi yang cukup, dan olahraga rutin.

    Mereka yang berada di zona Goldilocks umumnya memiliki komposisi bakteri usus yang sehat, sehingga tubuh lebih efisien memanfaatkan serat. Penelitian lain menambahkan bahwa kombinasi jumlah serat dan mikroba spesifik menentukan hasil kesehatan, sehingga dua orang dengan pola makan sama bisa memiliki kondisi pencernaan berbeda.

    Dengan demikian, memantau frekuensi buang air besar sehari-hari bisa menjadi cara sederhana untuk menilai dan menjaga kesehatan, sekaligus memberi petunjuk penting yang selama ini mungkin terabaikan.

  • Dayeuhkolot yang Tak Pernah Kering: Warga Bertahan dalam Derita Banjir Tanpa Akhir
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        5 Desember 2025

    Dayeuhkolot yang Tak Pernah Kering: Warga Bertahan dalam Derita Banjir Tanpa Akhir Bandung 5 Desember 2025

    Dayeuhkolot yang Tak Pernah Kering: Warga Bertahan dalam Derita Banjir Tanpa Akhir
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Siang belum genap membuka tirai cahaya ketika Dayeuhkolot kembali terjerembap dalam genangan.
    Seakan alam menulis ulang kisah lama yang tak kunjung tamat, air merayap perlahan, menutupi halaman rumah, merayap ke ruas-ruas jalan, hingga akhirnya menyesaki denyut kehidupan warganya.
    Di balik tembok-tembok yang mulai kusam, hidup warga di Kampung Leuwi Bandung, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, seperti ditahan dalam sebuah jeda panjang.
    Mereka bangun bukan untuk menyambut hari, melainkan untuk memastikan apakah malam telah membawa air lebih tinggi dari kemarin.
    Seperti yang dirasakan Robert Sirait (55), warga Kampung Leuwi Bandung, RT 07 RW 01, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, seorang Ayah yang telah empat kali berhadapan dengan banjir hanya dalam rentang dua bulan.
    “Hidup kami ini seperti perahu bocor, banjirnya datang terus kalau musim hujan,” ujarnya lirih, ditemui Jumat (5/12/2025).
    “Air yang kemarin sudah pergi, sekarang datang lagi, bersih-bersih lagi rumah,” katanya sambil membersihkan teras warungnya.
    Bagi warga Kampung Leuwi Bandung, banjir bukan lagi tamu tak diundang—melainkan penghuni lain yang menuntut tempat, tak kenal malu, tak kenal waktu.
    Setiap deras hujan, mereka seperti berjudi dengan takdir: antara bertahan atau kembali mengevakuasi diri.
    “Kalau disebut capek, lelah, sudah pasti karena kondisi ini jauh berbeda dengan pertama saya tinggal tahun ’98,” ujarnya.
    Usai teras rumahnya yang sudah separuh kering, Robert duduk di kursi plastik yang mengapung setinggi mata kaki.
    Dia memandang jauh ke luar pintu, seolah mencari jawaban pada arus yang tak pernah benar-benar diam.
    “Kami enggak
    nyerah
    , tapi kalau dibilang capek ya pasti, banjir menguras energi dan pikiran,” ujarnya.
    Di sepanjang jalan sempit menuju Kampung Leuwi Bandung, air memantulkan wajah-wajah yang mulai kehilangan warna.
    Namun, mereka tetap berjalan, menembus dingin yang menggigit betis, karena hidup tetap menagih kewajibannya: bekerja, mencari nafkah, menjaga keluarga tetap makan.
    “Kalau saya tetap memilih buka warung, ya meskipun air tinggi sampai 90 sentimeter juga tetap harus cari rezeki,” katanya.
    Sementara di sudut kampung, beberapa warga berdiri di teras rumah.
    Anak-anak duduk berbaris bermain perahu, bak penumpang kapal yang menunggu nakhoda membawa mereka ke tanah yang lebih bersahabat.
    Di sana, aroma Sungai Citarum yang mengendap sejak malam bercampur dengan bau solar dari sepeda motor yang mogok.
    Semuanya bertaut menjadi satu: aroma kelelahan, aroma perjuangan, aroma hidup yang dipaksa terus berjalan.
    Di balik deru air yang melintas pelan, ada cerita yang tidak pernah tersampaikan: tentang sandal-sandal yang hanyut malam tadi, tentang kasur yang tak lagi bisa mengering, tentang buku sekolah yang rusak sebelum sempat dibaca.
    “Kondisi ini sudah lama, mungkin banyak faktor, daerah resapan yang sudah hilang, hasilnya ya Kampung kami ini terdampak,” bebernya.
    Namun, warga Kampung Leuwi Bandung tidak pernah benar-benar diam.
    Mereka mengikat barang-barang, mengangkat lemari, menumpuk piring dan pakaian di rak paling tinggi, seakan membangun benteng kecil dari sisa-sisa harapan.
    Tak hanya Robert, di rumah panggung sederhana, seorang nenek bernama Onih bertahan dengan kompor kecil yang dinaikkan di atas dua bata.
    “Banjir ini seperti tamu lama, dia sudah tahu letak pintu, tahu letak dapur, bahkan tahu tempat tidur kita,” katanya.
    Setiap kali air naik setinggi lutut, warga tahu apa yang harus dilakukan.
    Tak ada teriakan panik, yang ada hanya gerakan-gerakan yang telah menjadi ritus tahunan: mengemasi, mengangkat, memindah, mengevakuasi.
    Meski demikian, di balik keterbiasaan itu, rasa letih mulai menggerus.
    Banjir yang datang silih berganti membuat dinding semangat perlahan retak.
    Tubuh-tubuh yang selama ini kuat mulai menua oleh kepasrahan yang berkepanjangan.
    Pada siang yang suram, suara azan memantul dari Masjid Agung Dayeuhkolot, menyapa air yang menggenang di pelataran.
    Suara itu seperti seruan untuk tetap memeluk harapan, meski langit terus mengancam dengan tumpahan barunya.
    Di tengah gelombang kecil yang merayap, warga saling bergandeng mata.
    Ada kehangatan di antara derita yang tak berkesudahan—kehangatan yang hanya dimiliki mereka yang telah lama berbagi luka bersama.
    Beberapa pemuda kampung bergiliran mendorong gerobak berisi air minum dan makanan instan.
    Mereka bergerak dari rumah ke rumah, seakan menjadi denyut terakhir bagi kampung yang sedang ditahan oleh air.
    Di sela kepungan banjir, Kampung Leuwi Bandung bukan hanya tempat yang menanggung bencana; ia juga rumah bagi keteguhan yang menerangi kegelisahan.
    Warga menolak menyerah, meski setiap langkah yang mereka ayun terasa seperti menentang permukaan sungai yang tak pernah reda.
    “Kami bosan, itu benar. Tapi, kalau bukan kami yang bertahan, siapa lagi yang menjaga kampung ini tetap hidup?” kata Robert.
    Pada akhir hari, cahaya sore menguning di permukaan air, menciptakan kilau yang menipu mata—indah, tetapi menyimpan luka.
    Dan warga hanya bisa berharap esok tidak seburuk hari ini, meski harapan itu semakin rapuh…
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Biaya SLF Capai Rp 20 Juta, Pengusaha Apotek di Kendal Minta Kebijakan Direvisi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Desember 2025

    Biaya SLF Capai Rp 20 Juta, Pengusaha Apotek di Kendal Minta Kebijakan Direvisi Regional 5 Desember 2025

    Biaya SLF Capai Rp 20 Juta, Pengusaha Apotek di Kendal Minta Kebijakan Direvisi
    Tim Redaksi
    KENDAL, KOMPAS.com
    – Pengusaha apotek di Kabupaten Kendal merasa keberatan dengan kebijakan pemerintah mengenai Sertifikat Laik Fungsi (SLF) sebagai salah satu syarat usaha.
    Faisal, salah satu pemilik apotek di Bugangin
    Kendal
    , mengaku bahwa kebijakan pemerintah terkait
    SLF
    sebagai syarat usaha sangat merugikan.
    Sebab, untuk mengurus SLF tersebut, bisa mengeluarkan uang sekitar Rp 15.000.000 – Rp 20.000.000.
    “Karena menggunakan konsultan dari swasta,” kata Faisal, Kamis (4/12/2025).
    Senada dengan Faisal,
    pengusaha apotek
    lain di Kendal,
    Tjandra Winata
    , menegaskan bahwa penerapan SLF sangat memberatkan. Sebab, biayanya mahal.
    Tjandra, yang juga ketua Ikatan Apoteker Indonesia Kabupaten Kendal, meminta kepada pemerintah Kabupaten Kendal supaya mengeluarkan kebijakan terkait dengan SLF itu.
    Sebab, di daerah lain, seperti Semarang, Batang, dan Temanggung, membebaskan SLF.
    “Gara-gara penerapan SLF, sudah ada 5 apotek di Kendal yang tutup,” tambahnya.
    Tjandra mengaku pihaknya sudah pernah audensi dengan
    Bupati Kendal
    , Dyah Kartika Permanasari, terkait dengan penerapan SLF sebagai salah satu syarat usaha.
    Pada saat itu, kata Tjandra, bupati menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan menghadirkan regulasi yang lebih jelas, manusiawi, dan terukur terkait SLF tersebut.
    “Sekarang kami menagih ucapan bupati kepada kami,” ujarnya.
    Sementara itu, Mbak Tika, sapaan akrab Dyah Kartika Permanasari, mengatakan, pada prinsipnya dirinya mendukung para pengusaha di Kendal, termasuk usaha apotek.
    Ia menegaskan sedang memilah-milah jenis bangunan tempat yang digunakan untuk usaha, mulai dari bangunan sederhana, menengah, sampai yang baik.
    “Perda soal SLF ini sedang dibahas di DPRD. Tapi soal perizinan bangunan usaha, DPUPR yang lebih paham,” kata Mbak Tika.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polda Jabar Jemput Paksa Lisa Mariana di Kasus Video Asusila

    Polda Jabar Jemput Paksa Lisa Mariana di Kasus Video Asusila

    Bisnis.com, JAKARTA — Polda Jawa Barat telah melakukan penjemputan paksa terkait dengan selebgram Lisa Mariana di kasus video asusila.

    Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan mengatakan upaya paksa ini dilakukan karena Lisa tidak mengindahkan panggilan penyidik sebanyak dua kali.

    “Pada hari ini kita telah melakukan upaya paksa penangkapan atas nama sodari LM,” ujar Hendra kepada wartawan, Kamis (4/12/2025).

    Dia menambahkan, Lisa telah menjadi tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana UU ITE terkait video asusila. Namun, Lisa dinilai tidak kooperatif dalam penyidikan perkara tersebut.

    Tujuan penjemputan paksa ini dilakukan agar Lisa bisa dimintai keterangan atas perkara yang menjeratnya 

    “Untuk saat ini, Lisa sudah ada di Polda, ya di Direktur Siber dan saat ini kita sedang melakukan proses untuk pemeriksaan yang bersangkutan,” imbuhnya.

    Adapun, Hendra menyatakan bahwa dirinya belum mengetahui Lisa perlu dilakukan penahanan atau tidak dalam perkara ini. Sebab, penahanan itu merupakan kewenangan penyidik.

    “Nanti untuk masalah penahanan akan kita berikan kepada penyidik ya, penilainya seperti apa,” pungkasnya.

  • Telkom Pastikan Internet Gratis Buat Korban Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar

    Telkom Pastikan Internet Gratis Buat Korban Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar

    Jakarta

    Telkom memastikan bahwa seluruh layanan akses free WiFi yang disediakan di tujuh titik posko bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sepenuhnya gratis dan dapat digunakan oleh masyarakat tanpa dikenakan biaya.

    Penyediaan akses internet darurat ini menjadi salah satu langkah utama Telkom untuk mendukung komunikasi warga di tengah kondisi pasca bencana banjir bandang dan longsor.

    Selain itu juga sebagai bentuk sinergi Telkom dan instansi, dukungan konektivitas juga disediakan di lokasi Pemprov Aceh-Sumut serta Diskominfo setempat guna memastikan kelancaran posko pemda.

    “Di situasi pasca bencana yang penuh tantangan ini, prioritas kami adalah memastikan masyarakat tetap terhubung. Karena itu, seluruh akses WiFi di posko Telkom Group disediakan secara gratis, sekaligus terus fokus pada pemulihan jaringan di lapangan,” ujar VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko dikutip dari siaran pers yang diterima detikINET, Jumat (5/12/2025).

    Adapun, tujuh titik internet gratis yang disediakan Telkom ini meliputi Kantor Wilayah Telkom Sumut, Kantor Wilayah Telkom Banda Aceh, Pusat Layanan Telkom Sigili, Kantor Wilayah Telkom Sibolga,Kantor Wilayah Telkom Sumbar, dan Pusat Layanan Telkom Talu, dengan mempertimbangkan lokasi posko di titik strategis.

    Layanan posko internet gratis akan tetap beroperasi secara optimal sebagai dukungan komunikasi bagi warga terdampak, relawan, serta pemangku kepentingan yang tengah menjalankan fungsi koordinasi penanganan bencana.

    Di saat yang sama, upaya pemulihan layanan telekomunikasi terus dilakukan secara bertahap. Tim teknis Telkom Group bekerja 24/7 untuk memperbaiki infrastruktur yang terdampak, menormalkan jaringan, serta memperkuat konektivitas darurat di area prioritas.

    Telkom menegaskan komitmennya untuk menghadirkan layanan yang aman, stabil, dan dapat kembali dimanfaatkan masyarakat secepat mungkin. Telkom juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait guna memastikan percepatan pemulihan sekaligus menjaga kelancaran proses perbaikan.

    Masyarakat dapat menghubungi layanan hotline tanggap bencana TelkomGroup pada 0800-111-9000 selama 24 jam tanpa dikenakan biaya untuk mengetahui perkembangan pemulihan jaringan dan informasi layanan lainnya.

    (agt/agt)

  • Bapanas percepat penyaluran bantuan pangan korban banjir di Sumut

    Bapanas percepat penyaluran bantuan pangan korban banjir di Sumut

    Pemerintah melalui Bapanas terus memperkuat respons penanganan banjir besar di Sumut dengan mempercepat penyaluran bantuan pangan

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mempercepat penyaluran bantuan pangan bagi daerah terdampak banjir di Sumatera Utara (Sumut) dengan mengakomodir kebutuhan tambahan kabupaten dan kota guna menjaga operasional dapur umum serta memastikan kecukupan pangan masyarakat.

    “Pemerintah melalui Bapanas terus memperkuat respons penanganan banjir besar di Sumatera Utara dengan mempercepat penyaluran bantuan pangan bencana alam,” kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

    Astawa ditugaskan langsung oleh Kepala Bapanas sekaligus Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman agar mengawal langsung proses distribusi bantuan pangan di wilayah Sumatera Utara.

    Ia menegaskan pemerintah pusat membuka ruang koordinasi selebar mungkin untuk mempercepat penyaluran bantuan.

    “Sesuai amanat Bapak Kepala Bapanas dan juga arahan Bapak Mendagri, kabupaten/kota bisa langsung menyampaikan permintaan kebutuhan tambahan kepada pemerintah pusat. Administrasinya kita permudah tanpa mengurangi prinsip tata kelola yang baik,” ujarnya.

    Ia pun meminta daerah dalam status darurat untuk tidak ragu mengajukan kebutuhan pangan sesuai kondisi riil di lapangan.

    “Distribusi beras dan pangan pokok digenjot agar dapur umum tetap beroperasi dan masyarakat memiliki jaminan atas kecukupan pangan di masa pemulihan ini,” jelasnya.

    Wali Kota Binjai Amir Hamzah melaporkan bahwa Perum Bulog telah menyalurkan 87 ton beras sesuai balasan surat Kepala Bapanas kepada Gubernur Sumatera Utara Nomor 375/TS.03.03/K/11/2025.

    Bantuan itu diperuntukkan bagi 28.739 jiwa di 25 kelurahan pada 5 kecamatan, pascabanjir 26 November 2025 yang sempat membuat tinggi muka air menembus lebih dari 500 cm.

    Meski kondisi kini berangsur pulih, kebutuhan pangan masih cukup besar karena warga fokus membersihkan rumah dan fasilitas umum.

    Pemkot Binjai juga meminta percepatan distribusi mi instan, telur dan kebutuhan pokok lainnya untuk menutup kekurangan di posko dan dapur umum, mengingat bantuan untuk 500 penerima prioritas dan terealisasi sekitar 80 persen.

    Sementara itu, Bupati Langkat Syah Afandin menyampaikan bantuan beras bencana alam yang masuk telah mencapai sekitar 740 ton.

    Penyaluran bantuan pangan beras reguler bagi 75.989 Penerima Bantuan Pangan (PBP) juga terus berjalan, dengan realisasi sementara 12.143 PBP dan terus meningkat seiring pemutakhiran data lapangan.

    Kabupaten Langkat menjadi salah satu wilayah dengan dampak paling luas meliputi 16 kecamatan, menelan 11 korban jiwa dan mempengaruhi sekitar 490.108 penduduk.

    Dengan skala bencana yang besar, stabilitas logistik pangan menjadi kebutuhan mendesak, terutama untuk keluarga yang masih mengungsi dan pekerja yang kehilangan mata pencaharian sementara.

    Sebelumnya, Kepala Bapanas sekaligus Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, pihaknya bergerak cepat merespons meningkatnya permintaan bantuan pangan dari daerah-daerah yang dilanda banjir di Sumatera.

    Sejak laporan awal diterima, Mentan/Kepala Bapanas Amran langsung menginstruksikan percepatan penyaluran pangan pokok agar bantuan segera diterima oleh masyarakat yang membutuhkan.

    “Begitu ada permintaan bantuan dari daerah, langsung kami respon. Tidak boleh menunggu. Stok harus dikirim saat itu juga karena masyarakat membutuhkan pangan hari ini, bukan besok,” tegas Amran.

    Adapun hingga saat ini, total permintaan bantuan CPP untuk bencana alam dari kepala daerah baik gubernur dan bupati/walikota yang terdampak bencana di Sumatera mencapai 5.575 ton beras, dengan rincian Sumatera Utara sebanyak 2.391 ton, Aceh 2.522 ton, dan Sumatera Barat 660 ton.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga Cabai di Pati Tembus Rp 80.000, Warga: Naiknya Cepat Banget, Bikin Pusing
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Desember 2025

    Harga Cabai di Pati Tembus Rp 80.000, Warga: Naiknya Cepat Banget, Bikin Pusing Regional 5 Desember 2025

    Harga Cabai di Pati Tembus Rp 80.000, Warga: Naiknya Cepat Banget, Bikin Pusing
    Tim Redaksi

    PATI, KOMPAS.com
    – Harga cabai setan di Kabupaten Pati meroket hingga Rp 80.000 per kilogram. Padahal, sebelumnya harganya berada di angka Rp 60.000.
    Kenaikan ini membuat warga semakin terbebani. Dia, seorang pembeli di
    Pasar Puri
    Baru
    Pati
    mengaku kaget saat mengetahui
    harga cabai
    meroket drastis.
    “Cabai sekarang pedasnya bukan main, bukan cuma di lidah tapi di dompet. Biasanya Rp 60 ribu, sekarang jadi Rp80 ribu per kilo,” ujarnya, Jumat (5/12/2025).
    Ia mengatakan, lonjakan harga ini memaksa dirinya mengurangi konsumsi sambal yang biasanya menjadi pelengkap masakan sehari-hari.
    “Kalau masak ya tetap masak, tapi sambalnya dikurangi. Biasanya bikin banyak, sekarang cuma sedikit atau kadang nggak bikin sama sekali,” imbuhnya.
    Tak hanya cabai, bawang merah juga mengalami kenaikan signifikan. Jika harga normal Rp 38.000–Rp 43.000 per kilogram, kini dijual hingga Rp55.000.
    Pembeli lain, Sri, mengatakan kenaikan cabai yang begitu cepat ini membuat ibu-ibu pusing.
    “Baru kemarin masih enam puluh sekian, sekarang sudah delapan puluh ribu. Mau masak sambal jadi mikir dua kali. Tapi ya tetap beli sedikit, soalnya kebutuhan. Harga naiknya cepat banget, bikin pusing ibu-ibu begini,” terangnya.
    Mail, pedagang sayur di Pasar Puri Baru, membenarkan kondisi tersebut. Harga mengalami kenaikan sejak dua hari terakhir.

    Cabai setan
    awalnya Rp60 ribu, sekarang Rp80 ribu. Bawang merah dari Rp38 ribu jadi Rp55 ribu,” jelasnya.
    Menurutnya, kenaikan ini bukan karena pasokan terganggu. “Pasokan lancar, nggak ada kendala. Tapi kalau mau Natal dan Tahun Baru memang pasti naik. Tahun kemarin juga sama,” katanya.
    Meski harga melambung, pola belanja masyarakat tidak banyak berubah. Pembeli hanya menyesuaikan jumlah.
    “Ada yang beli Rp 5.000, ada Rp 3.000. Tetap laku, sehari bisa 3 sampai 6 kilo,” ujarnya.
    Kenaikan harga
    bumbu dapur ini menambah panjang daftar komoditas yang membebani masyarakat di akhir tahun.
    Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan agar harga bisa kembali stabil.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Raja Emas dan Laku Emas Tawarkan Berbagai Karat!

    Raja Emas dan Laku Emas Tawarkan Berbagai Karat!

    Di sisi lain, bagi Anda yang ingin membeli emas perhiasan, Laku Emas Indonesia juga telah memperbarui daftar harga jualnya pada Jumat, 5 Desember 2025, pukul 13:23 WIB. Harga jual ini menjadi patokan bagi pembeli yang mencari perhiasan dengan kadar tertentu. Perlu dicatat bahwa harga jual umumnya sedikit lebih tinggi dibandingkan harga beli, mencerminkan margin keuntungan pedagang.

    Laku Emas menawarkan harga jual untuk berbagai kadar, mulai dari 24K (99%) hingga 9K, memberikan pilihan luas bagi konsumen. Perbedaan kadar karat ini menentukan persentase emas murni dalam perhiasan, yang kemudian memengaruhi harganya. Informasi ini sangat membantu dalam perencanaan pembelian emas perhiasan sesuai anggaran dan kebutuhan.

    24K (99%): Rp 2.030.000 per gram
    23K: Rp 1.811.000 per gram
    22K: Rp 1.736.000 per gram
    21K: Rp 1.660.000 per gram
    20K: Rp 1.580.000 per gram
    19K: Rp 1.499.000 per gram
    18K: Rp 1.419.000 per gram
    17K: Rp 1.338.000 per gram
    16K: Rp 1.258.000 per gram
    15K: Rp 1.179.000 per gram
    14K: Rp 1.100.000 per gram
    13K: Rp 1.021.000 per gram
    12K: Rp 941.000 per gram
    11K: Rp 860.000 per gram
    10K: Rp 782.000 per gram
    9K: Rp 701.000 per gram

    Penting untuk diingat bahwa harga emas dapat berubah sewaktu-waktu, dipengaruhi oleh kondisi pasar global dan nilai tukar mata uang. Oleh karena itu, bagi Anda yang ingin bertransaksi, disarankan untuk selalu memantau pembaruan harga secara berkala. Informasi dari Laku Emas ini diharapkan dapat menjadi panduan yang akurat untuk keputusan pembelian Anda.

  • Rosan Minta Insentif Pajak BUMN, Purbaya Respons Begini

    Rosan Minta Insentif Pajak BUMN, Purbaya Respons Begini

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi permintaan dukungan fiskal dalam bentuk insentif pajak untuk Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, seperti yang diminta CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani.

    Permintaan insentif ini dikatakan akan diwujudkan dengan selektif. Artinya, tidak semua perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) di bawah naungan Danantara akan menerima insentif pajak.

    “Yang memang sesuai dengan peraturan, kami kasih. Yang nggak (sesuai), nggak dikasih,” kata Purbaya melansir Antara di Jakarta, Kamis (5/12/2025).

    Dia menjelaskan perusahaan yang akan mendapat insentif adalah perusahaan yang mengalami kendala keuangan, seperti restrukturisasi maupun konsolidasi.

    Pembebasan pajak ditujukan untuk meringankan beban keuangan perusahaan, di mana, merupakan peran Kementerian Keuangan untuk mendukung Danantara sebagai salah satu proyek pemerintah.

    “Saya pikir itu masuk akal untuk kita kasih waktu 2-3 tahun ke depan. Setelah itu, setiap aksi korporasi akan kami kenakan pajak sesuai dengan aturan,” ujarnya.

    Adapun BUMN yang tidak memenuhi syarat untuk menerima insentif, misalnya, perusahaan yang mengajukan pembebasan pajak untuk kewajiban di masa lampau.

     

  • Petani beralih ke mesin panen, efisiensi biaya produksi meningkat 

    Petani beralih ke mesin panen, efisiensi biaya produksi meningkat 

    Jakarta (ANTARA) – Penggunaan alat dan mesin pertanian modern mulai mengubah pola kerja petani di berbagai daerah, terutama dalam proses panen padi yang kini beralih dari metode manual ke penggunaan mesin combine harvester.

    “Awalnya memang ada resistensi karena dianggap menyingkirkan tenaga kerja panen. Tapi sekarang petani justru sudah lebih memilih pakai mesin, terutama di daerah yang lahannya luas,” kata Direktur PT Corin Mulia Gemilang Hari Prabowo kepada ANTARA, Jumat.

    Hari menjelaskan, pengembangan mesin panen oleh Corin dimulai sejak tahun 2011-2012. Pada tahap awal, sebagian petani menolak karena khawatir kehilangan sistem kerja yang telah lama berjalan. Namun seiring waktu, persepsi itu berubah setelah petani merasakan langsung manfaat penggunaan mesin.

    Menurut dia, hasil panen menggunakan combine harvester cenderung lebih bersih dibandingkan panen manual. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap kualitas gabah dan harga yang diterima petani di tingkat pembeli.

    Di beberapa daerah, terdapat selisih harga gabah antara hasil panen manual dan panen menggunakan mesin, meski besarannya berbeda-beda. Panen yang lebih bersih membuat nilai jual gabah menjadi lebih kompetitif.

    Selain kualitas hasil, penggunaan mesin panen juga berdampak pada efisiensi biaya. Hari menyebutkan, biaya produksi petani dapat turun sekitar 10 hingga 12 persen setelah beralih ke mesin, disertai peningkatan produktivitas.

    Adopsi alsintan tidak selalu melalui pembelian langsung. Sebagian petani memanfaatkan skema kredit usaha rakyat, bantuan pemerintah, atau memilih sistem sewa. Kondisi ini memunculkan pelaku usaha baru di desa yang bergerak di bidang jasa penyewaan mesin pertanian.

    “Yang membeli biasanya petani besar atau mereka yang memang bergerak di bisnis penyewaan. Ini menciptakan peluang usaha baru di tingkat lokal,” ujarnya.

    Perubahan perilaku petani ini menunjukkan meningkatnya penerimaan terhadap teknologi pertanian modern. Mesin tidak lagi dipandang sebagai ancaman, tetapi sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi kerja dan pendapatan.

    PT Corin Mulia Gemilang juga melakukan pendampingan langsung kepada petani agar pemanfaatan mesin berjalan optimal. Pendampingan dilakukan mulai dari pengoperasian hingga perawatan alsintan agar performa tetap terjaga dan umur pakai lebih panjang.

    Pewarta: Farika Khotimah
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.