Yamaha Nmax 2024 Dilelang Mulai Rp 17 Jutaan, Tanpa STNK dan BPKB
Blog
-

RSUD Aceh Tamiang Kembali Beroperasi Normal setelah Lumpuh Pascabanjir
Banda Aceh, Beritasatu.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Tamiang kembali beroperasi normal setelah sempat lumpuh total akibat banjir bandang akhir November 2025. Layanan medis dan konektivitas di RSUD kini sudah berjalan seperti sedia kala, siap melayani masyarakat terdampak.
Bupati Aceh Tamiang Armia Fahmi mengatakan operasional RSUD sudah pulih dan dapat digunakan sepenuhnya untuk melayani masyarakat. Pemulihan ini sejalan dengan perintah dari menteri kesehatan yang menekankan agar pelayanan kesehatan harus diprioritaskan di RSUD Aceh Tamiang.
“Salah satu kebutuhan krusial, yaitu air bersih untuk layanan medis, kini sudah tersedia. Ketersediaan ini berkat bantuan cepat dari PDAM, Bapaldam Iskandar Muda dan Polda Aceh. Begitu halnya dukungan tenaga medis juga mengalir. Sejumlah relawan tenaga medis dari Sumatera Utara telah turun membantu. Mereka umumnya adalah para relawan yang menawarkan diri secara sukarela,” kata Armia dalam keterangannya, Selasa (9/12/2025).
Armia menjelaskan tim medis juga ikut turun ke posko-posko darurat untuk memberikan pelayanan. Di antaranya fokus menangani ibu hamil dan balita, sebagai kelompok yang paling rentan terdampak pascabencana. Selain layanan medis, Bank Aceh turut berpartisipasi aktif dengan membantu menyuplai kebutuhan obat-obatan bagi masyarakat.
“Masyarakat yang berobat pascabanjir umumnya mengalami keluhan seperti batuk, gatal-gatal, dan penyakit kulit lainnya yang sering muncul akibat sanitasi yang kurang baik setelah air surut,” tambahnya.
Untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan ke wilayah terdampak, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang juga telah mendirikan 10 unit puskesmas darurat di sejumlah lokasi strategis.
Kehadiran puskesmas darurat ini diharapkan dapat mempermudah akses kesehatan bagi warga yang tinggal jauh dari RSUD utama.
Armia mengimbau masyarakat untuk segera memanfaatkan layanan kesehatan yang telah diaktifkan kembali dan posko darurat apabila merasakan gangguan kesehatan pascabanjir bandang di Aceh Tamiang.
-

Tangani Bencana, Polisi Gresik Dibekali Pelatihan Penolong
Gresik (beritajatim.com) – Efek cuaca buruk dan hujan deras yang melanda selama ini membuat kesiapsiagaan menjadi fokus utama. Untuk memantapkan kondisi ini, polisi yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas diberi pembekalan pelatihan penolong kepada masyarakat bila terjadi bencana.
Wakapolres Gresik, Kompol Shabda Purusha mengatakan, pelatihan ini penting utamanya bagi personel yang bertugas di wilayah pedesaan, dan kelurahan yang memiliki peran strategis sebagai garda terdepan.
“Kemampuan pertolongan awal harus dimiliki oleh setiap petugas, karena mereka adalah pihak pertama yang hadir ketika masyarakat menghadapi kondisi darurat,” katanya, Selasa (9/12/2025).
Pelatihan diikuti para personel dari seluruh polsek jajaran serta tim pemadam kebakaran yang turut menjadi narasumber pendamping.
“Pelatihan ini juga diberi edukasi tentang tata laksana penanganan korban kecelakaan, mulai dari pemeriksaan tanda vital hingga upaya menghentikan perdarahan serta prosedur penyelamatan korban sebelum tenaga medis tiba,” ujar Shabda Purusha.
Pelatihan penanganan korban tidak hanya dilakukan di daratan, tapi juga bagaimana menangani korban yang tenggelam. Hal ini relevan dengan kondisi wilayah Gresik yang berada di area pesisir dan perairan.
Hal serupa pada penanganan pemadam kebakaran, serta teknik penanganan satwa liar seperti ular yang sering muncul dalam kondisi banjir atau bencana alam.
Dengan beragam materi tersebut, personel Polres Gresik bukan sekadar menjalankan kegiatan rutin, melainkan bentuk keseriusan institusi menghadirkan polisi yang responsif dan humanis.
“Kami berharap melalui semua pelatihan ini personel yang bertugas sebagai polisi penolong bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga memberikan rasa aman dan keselamatan bagi masyarakat di wilayah tugasnya,” pungkas Shabda Purusha. [dny/kun]
-

Kemenkes Tepis Isu Ketimpangan Hospital Based Vs University Based Dokter Spesialis
Jakarta –
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menepis isu adanya ketimpangan pembiayaan antara penyelenggaraan program pendidikan dokter spesialis (PPDS) yang berbasis rumah sakit atau hospital based dan berbasis universitas atau university based.
Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan Kemenkes RI, dr Yuli Farianti, M.Epid, menjelaskan pembiayaan dalam lingkup hospital based merupakan bagian dari strategi nasional untuk pemerataan dokter spesialis di daerah, bukan sebuah privilese, sebab skema beasiswa serupa juga diberikan kepada PPDS yang berbasis universitas.
dr Yuli memaparkan bahwa pembiayaan penuh yang diberikan kepada peserta didik Hospital Based memiliki tujuan strategis yang jelas, yaitu menjamin lulusan mau dan bersedia kembali mengabdi di daerah afirmasi (terdepan, terpencil, tertinggal/3T) yang sangat kekurangan dokter spesialis.
“Kami memberikan pembiayaan, beasiswa. Bilangnya kok hospital based dibayar semua, tidak seperti itu,” tegas dr Yuli.
Lebih lanjut, dr Yuli merinci Kemenkes merinci dukungan pembiayaan yang juga disalurkan melalui jalur universitas yakni beasiswa dengan 11 ribu penerima di 19 fakultas kedokteran. Selain itu ada 1.817 peserta PPDS yang mendapat bantuan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
“Kami memberikan pembiayaan, beasiswa, RSPPU kan baru jalan, 2 batch. Tapi beasiswa kita dalam rangka pemerataan, kita juga kasih university. Jadi tidak ada ketimpangan apapun dan diperlakukan sama,” tegas dia.
(kna/up)
-

Bina Marga Jakbar-Apjatel rapikan kabel udara semrawut di Kembangan
Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat bersama Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) merapikan kabel udara semrawut di Jalan Puri Kembangan, Jakarta Barat, Selasa.
“Ini respons, atas aduan warga terkait kabel udara di Jalan Puri Kembangan, hari ini kira rapikan,” kata petugas Sudin Bina Marga Jakarta Barat Suhadi di Jakarta, Selasa.
Suhadi melanjutkan, kabel-kabel itu sudah masuk dalam rencana relokasi Apjatel, yakni kabel telekomunikasi akan dipindahkan ke bawah tanah.
“Ini sudah masuk dalam rencana relokasi pada 2025 sampai 2026. Kita melakukan pemotongan dan penataan terlebih dahulu,” kata Suhadi.
Adapun kegiatan penataan kabel di lokasi tersebut dilakukan oleh belasan pasukan kuning Sudin Bina Marga.
Kabel-kabel yang semrawut dipotong lalu digulung. Kemudian kabel-kabel yang masih mengudara diikat sehingga tidak menjuntai.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Dishub Ponorogo Angkat Suara Soal Warga Sweeping Truk ODOL di Jenangan
Ponorogo (beritajatim.com) – Aksi warga yang menghentikan ratusan truk over dimension over loading (ODOL) di ruas Ngebel–Jenangan memantik perhatian Dinas Perhubungan (Dishub) Ponorogo. Aksi sweeping itu terjadi Sabtu (7/12) dan videonya sempat viral, memperlihatkan antrean panjang kendaraan tambang galian C yang diberhentikan masyarakat. Hal itu dilakukan warga karena dianggap tak mengindahkan aturan muatan.
Kepala Dishub Ponorogo, Wahyudi, menegaskan bahwa persoalan truk tambang memang tak sederhana. Sosialisasi sudah berulang kali dilakukan, namun sebagian sopir masih nekat membawa pasir melebihi batas angkut. Padahal kesepakatan bersama antara warga, pengusaha tambang, dan sopir truk telah lama dibuat. “Aturan yang sudah disepakati monggo dipatuhi, jangan ada ODOL lagi,” tegas Wahyudi, Selasa (9/12/2025).
Menurut dia, tudingan bahwa Dishub abai hingga masyarakat turun tangan sendiri tidak sepenuhnya tepat. Aksi warga yang menurunkan pasir dari bak truk yang melebihi kapasitas, kata Wahyudi, justru masih berpegang pada kesepakatan sebelumnya. Dishub Ponorogo, lanjut Wahyudi, tetap memantau situasi lapangan. “Kami tetap hadir, tidak mengabaikan. ODOL yang masih beroperasi ini kami tindak lanjuti,” jelasnya.
Sehari setelah kejadian, pada Minggu (8/12) lalu, petugas Dishub Ponorogo diterjunkan untuk memonitor intensitas pergerakan truk tambang di jalur tersebut. Pemantauan dilakukan sebagai langkah awal penertiban lanjutan agar kondisi tidak kembali memanas di masyarakat.
Terkait wacana pemasangan portal pembatas ketinggian di kawasan Jenangan, Wahyudi memastikan kebijakan itu tinggal menunggu waktu eksekusi. Pemasangan sempat molor, tetapi Dishub Ponorogo menyiapkan momentum yang tepat agar tak menimbulkan gesekan baru, mengingat jalur itu juga menjadi akses ekonomi warga dan pengusaha tambang.
“Kalau portal tetap kami pasang, tapi menunggu waktu. Kemarin kami sudah putuskan ada dua portal, satu Jenangan dan lainnya di Sampung. Dalam waktu dekat kami pasang,” pungkasnya. (end/kun)
-

Gempa M 5,4 Guncang Barat Laut Sinabang Aceh
Banda Aceh, Beritasatu.com – Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo (M) 5,4 mengguncang wilayah Sinabang, Aceh, pada Selasa (9/12/2025) siang pukul 14.02 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Episentrum gempa tersebut berada di 54 km Barat Laut Sinabang, Aceh. Gempa berkedalaman 10 km. BMKG memastikan tidak berpotensi tsunami.
Meskipun gempa ini tidak berpotensi tsunami, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya gempa bumi susulan.
Warga diminta untuk tidak mudah termakan isu yang tidak jelas sumbernya dan hanya merujuk informasi resmi dari BMKG serta otoritas kebencanaan setempat terkait perkembangan situasi gempa susulan.
-
/data/photo/2025/12/09/69379f6bad813.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Momen Pramono Minta Bola Sepak ke Wali Kota Jaksel untuk Anak-anak di RPTRA Rasamala Megapolitan 9 Desember 2025
Momen Pramono Minta Bola Sepak ke Wali Kota Jaksel untuk Anak-anak di RPTRA Rasamala
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyempatkan diri berinteraksi dengan siswa-siswa sekolah dasar (SD) saat meresmikan kembali ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Rasamala di Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (9/12/2025).
Momen tersebut menjadi ajang bermain sekaligus motivasi bagi para siswa untuk menekuni olahraga futsal.
Saat peresmian, para siswa tengah bermain futsal di lapangan yang terletak di bagian tengah RPTRA. Pramono pun menyapa mereka dan menanyakan seberapa sering mereka bermain bola.
“Sering ya main bola di sini? Ada yang cita-citanya jadi pemain bola?” tanya Pramono.
Anak-anak menjawab kompak, “Sering Pak.”
Beberapa di antaranya juga menyatakan ingin menjadi pemain bola profesional.
“Kayak siapa? Messi? Ronaldo? Idolanya siapa pemain bola? Marselino?” tanya Pramono lagi.
“(Idola saya) Messi,” jawab seorang siswa.
Pramono lantas bertanya lebih detail pada siswa tersebut.
“Kamu sudah masukin bola belum hari ini? Mana bolanya? Pakai bola beneran atau bola biasa?” tanya Pramono.
Siswa tersebut menyebutnya memakai bola plastik. Pramono kemudian bertanya kepada siswa lain.
“Kalian pakai bola dibawa sendiri atau dikasih Pak Wali Kota?” ujar Pramono.
Para siswa menunjukkan bola plastik yang mereka gunakan. Menanggapi itu, Pramono langsung meminta Wali Kota Jakarta Selatan, Muhammad Anwar, untuk memberikan bola sepak sungguhan.
“Pak Wali, minta tolong diberikan bola untuk anak-anak ini. Supaya sungguhan latihannya,” tutur Pramono. Wali Kota Anwar pun langsung menyanggupi.
Pramono lantas berpesan agar para siswa rajin belajar dan berlatih.
“Harus belajar yang baik dan latihan yang baik ya. Kalau nanti sudah diberi bola sungguhan pakai dipakai latihan yang baik,” ujarnya yang disambut senyum para siswa.
Pada hari yang sama, Pramono meresmikan kembali
RPTRA Rasamala
di Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. RPTRA ini sebelumnya pernah diresmikan oleh Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), pada 2016.
Menurut Pramono, sebelum peresmian kembali dilakukan renovasi untuk meningkatkan fasilitas RPTRA Rasamala. Renovasi ini merupakan kerja sama antara pengelola RPTRA Rasamala dengan dukungan Yayasan Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.
“Tentunya kami membuka diri—seperti yang saya katakan berulang kali—untuk RPTRA-RPTRA dan juga ruang-ruang terbuka hijau,” kata Pramono.
“Kalau ada yayasan, masyarakat, siapapun yang ingin bekerjasama melakukan perbaikan, kami dengan senang hati melakukan itu,” lanjut dia.
Pramono berharap RPTRA Rasamala dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat sekitar. Selain lapangan futsal, fasilitas RPTRA kini dilengkapi dengan bank sampah, penyemaian jamur, pojok baca,
green house
, hingga posyandu balita.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Cuma Segini Untung Loper Koran di Era Digital
Jakarta –
Keberadaan loper atau penjual koran kian tergerus seiring peralihan media cetak ke platform digital. Sementara mereka yang masih berjuang melawan arus, mencari rupiah yang tak seberapa dari penjualan koran yang semakin kurang diminati.
Rino (40), salah satu dari sedikit penjual koran yang tersisa di Jakarta, mengatakan dalam sehari dirinya paling banyak hanya bisa menjual sampai 10 eksemplar. Jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sebab dari setiap satu eksemplar koran yang berhasil dijualnya, ia hanya mendapat keuntungan Rp 1.000-4.000 saja. Artinya paling banyak dalam sehari, untung bersih yang diterimanya hanya Rp 10.000-40.000 saja, itu pun kalau dagangannya benar laku semua.
“Tergantung korannya, kalau ini (sembari menunjukkan salah satu eksemplar) itu harga jual Rp 3.000, dari sana beli Rp 2.000. Kalau Kompas, dari sana Rp 9.000, bisa jual Rp 12.000-13.000,” kata Rino saat ditemui detikcom di lokasi, Selasa (9/12/2025).
Alih-alih mendapatkan keuntungan dari berjualan koran, sehari-hari dirinya banyak mendapatkan pemasukan dari bantuan mereka yang rela berbagi dengan memberi uang lebih saat membeli koran. Berkat itu, meski dagangannya sering tersisa, dalam sehari dirinya masih bisa mengumpulkan untung bersih setidaknya Rp 50.000.
“Ya paling dapat lebih dari yang beli tuh biasanya Rp 3.000 (harga koran), dikasih Rp 10.000 nggak usah kembalian,” ucapnya.
Namun dengan keuntungan yang sangat tipis, ditambah sedikitnya koran yang laku, Rino bahkan mengaku kesulitan membeli makan. Pada akhirnya, ia hanya bisa mengandalkan uluran tangan satu dari sekian banyak pengguna jalan yang rela memberinya makan.
“Untungnya nggak seberapa. Makanannya sekarang bisa Rp 15.000 sekali makan,” tuturnya.
“Ya nunggu yang kasih saja. Alhamdulillah biasanya ada saja sih, orang kantoran lewat bawah nasi kotak, dikasih. Ada saja yang kasih,” kata Rino lagi.
(ahi/fdl)

