Foto News
Rengga Sancaya – detikHealth
Selasa, 09 Des 2025 15:00 WIB
Aceh – Upaya memperkuat layanan kesehatan bagi warga terdampak bencana di Aceh Utara terus dilakukan di tengah tantangan medan yang sulit.

Foto News
Rengga Sancaya – detikHealth
Selasa, 09 Des 2025 15:00 WIB
Aceh – Upaya memperkuat layanan kesehatan bagi warga terdampak bencana di Aceh Utara terus dilakukan di tengah tantangan medan yang sulit.

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Rumor terkait calon pelatih baru Timnas Indonesia kini memunculkan beberapa nama baru.
Rumor terbaru dan terhangat menyebut nama baru seperti mantan pelatih Ajax Amsterdam, John Heitinga.
Kabar ini disampaikan Media sepak bola Belanda, VoetbalPrimeur, pada Senin, 8 Desember 2025, memunculkan rumor baru terkait kursi pelatih Timnas Indonesia.
Rumor ini muncul usai Heitinga dilaporkan mulai mengikuti sejumlah akun penting milik PSSI, termasuk Ketua Umum Erick Thohir, penasihat teknis Jordi Cruyff
Belum lagi, ia juga kedapatkan mengikuti akun media sosial Instagram resmi Timnas Indonesia yang semakin menguatkan isu ini.
Bagi VoetbalPrimeur, langkah sederhana ini bukan sekadar aktivitas daring biasa
Jika melihat secara lebih jauh, Heitinga punya pengalamannya yang terstruktur dalam dunia kepelatihannya.
Dari karier kepelatihan, Heitingan tidak langsung bisa mendapatkan posisi di tim utama sebagai pelatih.
Eks Everton itu memulai karier kepelatihannya dari Jong Ajax atau tim akademi dari Ajax Amsterdam.
Heitinga juga pernah menjabat sebagai asisten pelatih tim utama Ajax sebelum akhirnya diangkat menjadi kepala pelatih sementara untuk tim utama di musim baru.
Dalam perjalanannya itu, rekam jejak yang cukup mentereng di Eredivisie, meskipun berada di bawah tekanan besar di Liga Champions.
Selain itu, ia juga memiliki pengalaman sebagai asisten Arne Slot di Liverpool, mencapai final Carabao Cup 2023/24 dan berhasil membawa The Kop meraih gelar Liga Inggris di tahun yang sama.
/data/photo/2025/12/09/6937cc911adc3.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Grafiti Liar di Ruang Publik, Ekspresi Seni atau Merusak?
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Suatu pagi pada awal tahun ini, Tedi (45) dibuat terperangah di depan tokonya di Kramat, Senen, Jakarta Pusat.
Rolling door
ruko yang sehari-hari digunakan untuk usaha fotokopi dan alat tulis kantor (ATK) itu penuh oleh coretan tebal berwarna hitam.
Tulisan tak beraturan itu menutupi hampir seluruh permukaan pintu logam.
Belum sempat pulih dari kejadian itu, baru sebulan terakhir bagian samping dinding rukonya kembali menjadi sasaran.
“Sudah dua kali. Pagi mau buka toko, saya lihat lagi penuh tulisan,” kata Tedi saat ditemui
Kompas.com
di rukonya, Senin (8/12/2025).
Tedi harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mengecat ulang. Namun, yang lebih ia cemaskan adalah persepsi pelanggan terhadap tempat usahanya.
“Saya takut pelanggan mikir ini tempat enggak aman. Jadi menurunkan citra usaha saya juga,” ujar dia.
Namun, ia tak berani menegur pelaku karena tidak mengenalnya.
Tedi memahami, sebagian orang menyebut
grafiti
sebagai seni jalanan. Namun baginya, seni tetap harus menghormati ruang milik orang lain.
“Kalau asal coret di tempat orang, itu bukan seni. Itu merusak,” katanya tegas.
Sementara diskursus seni dan hak berekspresi terus bergulir, warga seperti Tedi harus menghadapi kerugiannya sendiri.
Bagi pelaku usaha kecil, penurunan citra berarti hilangnya pendapatan.
“Saya menghargai kreativitas, tapi harus ada batasnya,” kata Tedi.
Coretan ini tidak hanya mengusik Tedi.
Pengamatan
Kompas.com,
Senin (8/12/2025), di sejumlah wilayah Jakarta Pusat, Selatan, dan Timur, grafiti dalam bentuk mural maupun coretan spontan semakin banyak ditemui.
Wilayah Gondangdia dan Cikini menjadi titik dengan temuan grafiti paling menonjol. Tepatnya di Jalan Cut Nyak Dien dan Gondangdia 3.
Di dua lokasi, terlihat pembatas bangunan dekat sebuah
guest house
tampak penuh graffiti bombing yang menumpuk, mengontraskan bangunan modern di sekitarnya.
Coretan lain berupa karakter kartun cerah menghiasi lorong sempit di kawasan itu.
Kemudian di bawah
flyover
dan jalur kereta, struktur beton jembatan layang menjadi kanvas bagi karya besar berwarna ungu, biru muda, pink, dan kuning.
Sementara di Jalan Medan Merdeka Barat, Menteng Raya, Kramat Kwitang. Terlihat banyak
rolling door
ruko dan fasad bangunan tak terawat ditutup coretan
bubble
atau
throw-up
hitam-putih dan biru.
Mayoritas coretan ditemukan pada pagar seng proyek, bangunan tua dan ruko hingga dinding pembatas jalan besar yang dicoret huruf tebal tanpa pesan jelas.
Dalam beberapa lokasi, grafiti dianggap mempercantik suasana.
Namun, di titik lain, warga mengeluhkan bahwa coretan yang hadir tanpa izin justru memberi kesan kumuh dan mengganggu identitas lingkungan.
Untuk memahami pandangan para pelaku karya jalanan atau seniman grafiti, Kompas.com mewawancarai Haikal Nugroho (27), seniman grafiti dari Jakarta Timur.
Haikal mengakui sebagian besar masyarakat melihat grafiti identik dengan perusakan fasilitas publik. Namun ia menegaskan banyak seniman ingin berkarya secara bertanggung jawab.
“Bagi kami tantangannya tetap berkarya tanpa bikin orang merasa dirugikan,” ujar Haikal saat dihubungi, Senin.
Menurutnya, batas seni dan vandalisme terletak pada izin dan konteks.
“Kalau kita dapat izin pemilik bangunan, itu seni. Kalau kita coret di tempat orang tanpa izin, ya itu vandal,” katanya.
Haikal berharap pemerintah menyediakan ruang legal untuk mural agar para seniman bisa menyalurkan kreativitas tanpa mengganggu warga.
“Jangan hanya ditertibkan, tapi kasih wadah. Kalau ada tembok legal, grafiti liar bisa berkurang,” lanjutnya.
Ia juga berpesan agar warga tidak hanya melihat sisi negatif coretan jalanan, melainkan ada ruang dialog dan kolaborasi.
Kasatpol PP Jakarta Pusat Purnama Hasudungan Panggabean saat dikonfirmasi menyatakan sudah ada langkah penindakan bagi pelaku coret-coret sembarangan.
“Kalau kepergok akan kita tangkap dan suruh hapus serta buat pernyataan,” kata Purnama.
Bagi pelajar yang tertangkap, pembinaan akan melibatkan sekolah mereka.
Namun Purnama membedakan grafiti yang dianggap merusak dengan mural yang mendukung keindahan wilayah.
“Kalau berbentuk mural untuk menambah keindahan, itu boleh dilakukan di area agak dalam. Bukan di jalan-jalan protokol,” tegas dia.
Fenomena grafiti dan vandalisme di kota tak dapat dipotong hanya dari sisi estetika dan pelanggaran.
Menurut Sosiolog UNJ Rakhmat Hidayat, grafiti memiliki sejarah panjang sebagai simbol perlawanan dan ekspresi identitas kelompok muda perkotaan.
Rakhmat menjelaskan grafiti tumbuh dari street culture yang lekat dengan marjinalisasi.
“Ini ekspresi identitas, sering muncul dari mereka yang kecewa terhadap sistem,” kata Rakhmat.
Dalam beberapa tahun terakhir, coretan di ruang publik kerap memuat kritik sosial terhadap kebijakan dan elite politik.
“Vandalisme yang sarkastik sering menunjukkan kota itu hidup. Ada dinamika, ada suara rakyat yang tidak tertampung dalam kanal formal,” ujarnya.
Namun ia menyadari sebagian aksi corat-coret dilakukan tanpa pesan, hanya sebagai bentuk provokasi kelompok anak muda, misalnya supporter sepak bola atau siswa sekolah terlibat konflik.
Meski begitu, bagi Rakhmat, ruang publik tetap bagian dari hak warga kota.
“Ekspresi itu nggak bisa dibungkam. Secara sosiologis, setiap warga kota punya hak untuk memiliki kota,” katanya.
Penertiban menurutnya harus berimbang, tidak semata represif, tetapi juga membuka ruang alternatif untuk berekspresi.
Rakhmat menilai, jika Jakarta membuka lebih banyak ruang yang dikelola dengan baik, dinamika ekspresi bisa diarahkan ke bentuk yang produktif.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Jakarta –
Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan Kemenkes dr Yuli Farianti, M.Epid menegaskan bahwa dokter spesialis lulusan PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) hospital based dan university based akan punya mutu atau kualitas yang setara.
Hal ini karena calon dokter spesialis tersebut akan berada di bawah naungan kolegium sesuai dengan spesialisasi yang mereka ambil dengan standar yang sama.
“Apakah bisa dibilang bahwa hospital based mutunya lebih rendah dibanding university based? Dari mana Anda tahu, karena kita punya standar yang sama, mekanisme rekrutnya sama,” kata dr Yuli di kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa (9/12/2025).
Untuk menjamin mutu calon dokter spesialis itu sendiri, dr Yuli mengatakan Komite Bersama Kemenkes dan Kemendiktisaintek memiliki Panitia Seleksi Bersama (Panselbar) yang memiliki tugas setidaknya sebagai berikut:
Menyusun petunjuk teknis tata cara seleksi peserta didikMenetapkan kuota penerimaan peserta didik. Baik untuk FK dan RSPPU termasuk kuota afirmasi dan rencana penempatan setelah pendidikan.Menetapkan kriteria afirmasi bagi calon peserta didik.Melaksanakan tes seleksi peserta didikMenetapkan nilai ambang batas kelulusan (passing grade)Menetapkan dan mengumumkan hasil peserta didikMelaksanakan pemahaman dan evaluasi penyelenggaraan seleksi penerimaan peserta didik
“University based dan hospital based bukan kompetisi, tapi complementary (saling melengkapi, red). Kita jalan bersama-sama,” kata dr Yuli.
“Dua ini jalan bareng, karena standarnya juga sama, dibuatnya sama, nggak ada perbedaan kok. Jadi Kemenkes memprioritaskan sekarang kita uji,” sambungnya.
(dpy/up)

Jakarta: Sosok Ayu Puspita juragan Wedding Organizer (WO) ramai di media sosial. Pasalnya WO tersebut diduga melakukan penipuan terhadap para kliennya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto menjelaskan kasus tersebut bermula saat sejumlah korban atau konsumen ingin melakukan pernikahan dan menggunakan jasa WO milik Ayu Puspita. “Tetapi tidak sesuai spesifikasi baik itu tenda, katering maupun ‘booth’ (stan) makanan yang ada, kemudian pada saat dikonfirmasi tidak ada respons dari WO tersebut,” ucapnya.
Rumah Ayu Puspita Digeruduk
Dalam video yang viral di media sosial rumah Ayu Puspita digeruduk oleh ratusan orang yang menjadi korban penipuan pada Minggu, 7 Desember 2025. Mereka datang untuk menuntut pertanggungjawaban dari Ayu selaku pemilik WO.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Alfian Nurrizal mengatakan, polisi menerima adanya aksi massa yang mendatangi rumah pemilik WO. Ia menyebut massa yang datang itu berjumlah sekitar 200 orang.
“Sekitar 200 orang yang merupakan para korban berkumpul di kediaman terduga pelaku. Situasi sempat memanas karena massa menuntut pertanggungjawaban dari pihak wedding organizer,” ujarnya seperti dikutip Selasa, 9 Desember 2025.
Jumlah Korban WO Ayu Puspita
Berdasarkan keterangan sementara dari sejumlah korban, dugaan penipuan terjadi karena pelaku tidak memenuhi janji layanan saat hari pelaksanaan acara. Banyak korban yang mengaku WO tersebut tidak muncul pada saat hari H, meski pembayaran telah dilakukan.
Untuk jumlah kerugian korban, Budi menyebutkan bervariasi, karena masih menunggu hasil dari penyidik Polres Metro Jakarta Utara, termasuk dari Polda Metro Jaya, karena laporan polisi baru diterima Minggu, 7 Desember 2025.
“Bervariasi, ada yang sekitar Rp40 juta, Rp60 juta, Rp80 juta, ini bervariasi,” katanya.
Ayu Puspita cs ditangkap Polisi
Polres Metro Jakarta Utara menangkap Ayu Puspita, pemilik wedding organizer (WO) PT Ayu Puspita Sejahtera (APS). Ayu viral lantaran diduga menipu ratusan calon pengantin yang menggunakan jasanya. Selain Ayu, empat pegawai WO ditangkap untuk diperiksa lebih lanjut.
Jakarta: Sosok Ayu Puspita juragan Wedding Organizer (WO) ramai di media sosial. Pasalnya WO tersebut diduga melakukan penipuan terhadap para kliennya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto menjelaskan kasus tersebut bermula saat sejumlah korban atau konsumen ingin melakukan pernikahan dan menggunakan jasa WO milik Ayu Puspita. “Tetapi tidak sesuai spesifikasi baik itu tenda, katering maupun ‘booth’ (stan) makanan yang ada, kemudian pada saat dikonfirmasi tidak ada respons dari WO tersebut,” ucapnya.
Rumah Ayu Puspita Digeruduk
Dalam video yang viral di media sosial rumah Ayu Puspita digeruduk oleh ratusan orang yang menjadi korban penipuan pada Minggu, 7 Desember 2025. Mereka datang untuk menuntut pertanggungjawaban dari Ayu selaku pemilik WO.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Alfian Nurrizal mengatakan, polisi menerima adanya aksi massa yang mendatangi rumah pemilik WO. Ia menyebut massa yang datang itu berjumlah sekitar 200 orang.
“Sekitar 200 orang yang merupakan para korban berkumpul di kediaman terduga pelaku. Situasi sempat memanas karena massa menuntut pertanggungjawaban dari pihak wedding organizer,” ujarnya seperti dikutip Selasa, 9 Desember 2025.
Jumlah Korban WO Ayu Puspita
Berdasarkan keterangan sementara dari sejumlah korban, dugaan penipuan terjadi karena pelaku tidak memenuhi janji layanan saat hari pelaksanaan acara. Banyak korban yang mengaku WO tersebut tidak muncul pada saat hari H, meski pembayaran telah dilakukan.
Untuk jumlah kerugian korban, Budi menyebutkan bervariasi, karena masih menunggu hasil dari penyidik Polres Metro Jakarta Utara, termasuk dari Polda Metro Jaya, karena laporan polisi baru diterima Minggu, 7 Desember 2025.
“Bervariasi, ada yang sekitar Rp40 juta, Rp60 juta, Rp80 juta, ini bervariasi,” katanya.
Ayu Puspita cs ditangkap Polisi
Polres Metro Jakarta Utara menangkap Ayu Puspita, pemilik wedding organizer (WO) PT Ayu Puspita Sejahtera (APS). Ayu viral lantaran diduga menipu ratusan calon pengantin yang menggunakan jasanya. Selain Ayu, empat pegawai WO ditangkap untuk diperiksa lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)

Jakarta (ANTARA) – Ketua terpilih Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Selatan Mundari mengimbau para anggotanya untuk menggencarkan kegiatan kemanusiaan selama masa bakti 2025-2027.
“Mari kita songsong kegiatan-kegiatan Palang Merah Indonesia. Masih banyak kita bekerja dan berbuat karena selama masih hidup dikandung badan, perjalanan kehidupan dan PMI itu harus eksis di masyarakat,” kata Mundari dalam musyawarah kerja luar biasa PMI Jaksel di kawasan Ragunan Jakarta, Selasa.
Mundari mengatakan perjalanan PMI Jaksel masih panjang dengan mengumpulkan bulan dana, donor darah hingga kegiatan kemanusiaan lainnya.
Dia menegaskan sudah seharusnya para anggota menjadi persaudaraan dalam harmonisasi organisasi demi mewujudkan visi misi yang lebih baik.
“Jaga persaudaraan dengan baik dan kami inginkan semua komponen baik yang memilih saya maupun yang tidak memilih saya, mari merapatkan diri,” ucapnya.
Sementara, Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Jakarta Selatan Tomy Fudihartono menambahkan musyawarah kerja kota dan musyawarah kota luar biasa merupakan salah satu kegiatan yang diamanatkan di AD/ART PMI.
“Mudah-mudahan hasil musyawarah luar biasa ini bisa mengakomodir baik di internal maupun eksternal PMI, baik itu dari pemerintah dan warga masyarakat khususnya di Jakarta Selatan,” ucap Tomy.
Tomy mengapresiasi kepemimpinan PMI Jakarta Selatan terus berjalan dengan menggencarkan sejumlah program baik seperti bulan dana, donor darah, penanganan bencana hingga pembinaan ke sekolah-sekolah.
Ke depannya, diharapkan bulan dana PMI Jakarta Selatan bisa mencapai target Rp9 miliar melalui kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.
“Yang terakhir, perkuat kolaborasi dengan pemerintah, baik di tingkat kelurahan, kecamatan, maupun di kota,” ucapnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan menyatakan bulan dana PMI wilayahnya mencapai Rp8,5 miliar pada 2024 yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan.
Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Selatan (Jaksel) menargetkan perolehan hingga Rp10 miliar pada Bulan Dana PMI Jaksel 2025 untuk kegiatan kemanusiaan.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Sampang (beritajatim.com) – Video viral hasil rekaman CCTV beredar luas di media sosial. Dalam video itu terlihat seorang pria tak dikenal masuk dan memberi pengumuman kiamat dengan menggunakan toa di Masjid Al-Istianah, Jalan Rajawali, Kelurahan Karang Dalem, Kecamatan/Kota Sampang.
Diketahui, pria tersebut menggunakan baju warna putih lengan pendek dengan sarung warna hitam, berdiri di tempat takmir sambil memegang mikrofon.
Tak lama kemudian datang warga menghalangi dan mengamankan pria tersebut ke luar masjid. Di video lain, suara itu jelas bahwa pria tersebut memanggil warga untuk keluar karena ada kiamat.
Plh Kasi Humas Polres Sampang, AKP Eko Puji Waluyo membenarkan bahwa ada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) masuk ke dalam Masjid Al-Istianah pada Selasa (9/12/2025). “Pelaku ini inisial SR warga Jalan Imam Ghozali Gang II, Kelurahan Gunung Sekar,” terang Eko.
Menurut keterangan dari pihak keluarga, pelaku pernah mendapat rawat inap jiwa di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya, terbukti dengan adanya nomor registrasi No. RM: 075160 tertanggal 12 September 2024, yang menunjukkan bahwa pelaku betul ODGJ. “Kami serahkan ke pihak keluarga dan dibawa ke RSUD dr. Mohammad Zyn guna mendapat perawatan lebih lanjut,” pungkasnya. [sar/kun]