Blog

  • Ahmad Dhani Tantang Maia Buktikan Video Kompilasi Gibah Tak Benar

    Ahmad Dhani Tantang Maia Buktikan Video Kompilasi Gibah Tak Benar

    Jakarta, Beritasatu.com — Musisi Ahmad Dhani menantang mantan istrinya, Maia Estianty, untuk membuktikan bahwa video kompilasi gibah dan fitnah yang ia unggah tidak benar. Tantangan itu disampaikan Dhani dalam perbincangannya bersama Denny Sumargo di kanal YouTube-nya, seperti dikutip Beritasatu.com, Jumat (11/7/2025).

    “Jadi kalau saya dibilang video kompilasi ghibah dan fitnah Maia Estianty, kalau tidak dibantah Maia berarti benar dia fitnah dan yang saya sampaikan adalah fakta yang sebenarnya. Namun, kalau dibantah, maka Maia harus buktikan dan harus ada buktinya,” ungkap Ahmad Dhani.

    Dhani menegaskan, jika Maia membantah tanpa memberikan bukti yang sahih, maka justru hal itu akan memperkuat tudingan bahwa Maia menciptakan fitnah baru.

    “Kalau saya keluarkan video, saya kasih bukti. Bukti SP-3,” tegasnya, merujuk pada surat penghentian penyidikan perkara.

    Lebih lanjut, Dhani mengaku tidak mempermasalahkan jika masyarakat memiliki pandangan yang beragam atas video tersebut. Ia meyakini publik yang objektif dan berpendidikan akan mampu menilai dengan bijak.

    “Ya, kalau masyarakat yang objektif dan masyarakat yang terdidik akan paham mana yang benar,” tandasnya.

  • Potret Orang Kaya Dunia Ngumpul Bergaya Mirip Rakyat Biasa

    Potret Orang Kaya Dunia Ngumpul Bergaya Mirip Rakyat Biasa

    Sejumlah orang kaya dunia berkumpul dalam konferensi tahunan Allen & Co. Mereka terlihat tak mencolok meski berstatus miliarder. Acara yang berlangsung di Sun Valley, Idaho, Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai perkemahan musim panas bagi para miliarder. Dalam foto yang dibagikan CNBC Internasional, beberapa nama bos-bos perusahaan besar dunia mulai berdatangan ke tempat acara. (REUTERS/Brendan McDermid)

  • Setelah 5 Tahun Jadi Idol, Karina ‘Aespa’ Lirik Dunia Akting

    Setelah 5 Tahun Jadi Idol, Karina ‘Aespa’ Lirik Dunia Akting

    Seoul, Beritasatu.com- Setelah lima tahun berkarier menjadi idol K-Pop, pemimpin grup K-Pop terkenal, Aespa, Karina mengaku kini berminat mencoba dunia akting.

    Keinginan Karina untuk menjadi aktris tersebut, ia ungkapkan ketika menjadi bintang tamu acara Youtube ‘Morning Walk’ yang dipandu Jonathan.

    Dalam perbincangan santai di dalam mobil menuju restoran setelah berjalan-jalan, Jonathan menanyakan rencana Karina di masa depan. Karina menjawab, ia ingin mencoba masuk ke dunia akting.

    “Di masa depan saya berharap dapat mengeksplorasi dunia akting,” ujar Karina, dikutip dari Allkpop, Jumat (11/7/2025).

    Selain menjajal dunia akting, pelantun hit Dirty Work, Drama dan Whisplash itu menambahkan ia terbuka pada peluang apa pun yang datang menghampiri dirinya.

    “Intinya, saya pribadi ingin mencoba semua yang saya bisa selama berkarier menjadi artis. Dengan begitu, saya tidak akan menyesal ketika akhirnya pensiun dari dunia musik dan hiburan,” jelas mantan kekasih aktor top Lee Jae Wook tersebut.

    Ia menjelaskan bahwa pola pikir tersebut mendorongnya untuk menjajal berbagai jenis program hiburan, termasuk variety show. Kini setelah sudah berpengalaman selama lima tahun berkecimpung di industri hiburan, Karina mengungkapkan, ia kini merasa lebih nyaman saat melakukan syuting.

    “Dulu saya merasa harus menyiapkan banyak cerita untuk dibagikan ke penonton hanya agar bisa tampil menghibur di variety show. Sejujurnya, saya lebih suka acara bincang-bincang dibandingkan dengan variety show bersifat fisik karena saya senang mengobrol,” pungkas Karina.

  • Dari Panggung ke Layar Lebar, Lyodra Ginting Belum Pede

    Dari Panggung ke Layar Lebar, Lyodra Ginting Belum Pede

    Jakarta, Beritasatu.com – Setelah sukses sebagai penyanyi, Lyodra Ginting kembali menjajal dunia seni peran. Dalam film terbarunya berjudul Alibii.com, Lyodra beradu akting dengan aktor muda ternama Jefri Nichol dan Onadio Leonardo. Film ini menjadi penampilan layar lebar keduanya setelah sebelumnya juga membintangi film. 

    Meski sudah dua kali tampil di film, Lyodra mengaku masih belum percaya diri saat menjalani proses syuting. Ia merasa dunia akting masih sangat baru dibandingkan dunia tarik suara yang telah membesarkan namanya. 

    “Awalnya deg-degan banget, enggak pede, dan sempat banyak insecure juga. Namun, selama proses, aku banyak belajar. Meski beda banget dengan dunia nyanyi, aku seneng bisa eksplor banyak hal,” ujar Lyodra Ginting di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (10/7/2025). 

    Lyodra mengungkapkan, berakting menuntut ekspresi lebih dalam dibanding saat menyanyi di atas panggung. Beruntung, Lyodra mendapat banyak dukungan dari lawan mainnya, termasuk Jefri Nichol. 

    “Di awal masih agak kaku dan kurang percaya diri, tetapi Kak Nichol sabar banget, ngajak ngobrol, ngebantu banget. Para pemain lainnya juga ngerangkul aku, jadi aku belajar banyak,” tambahnya. 

    Meski terbilang baru di dunia akting, tetapi  Lyodra dipercaya memerankan karakter utama bernama Flora, seorang gadis cantik yang memikat hati Ganesha (Jefri Nichol). Film ini diadaptasi dari komedi populer Prancis, Alibi.com (2017), dan disutradarai Fajar Bustomi. 

    “Aku senang banget bisa dapat pengalaman ini. Apalagi Pakde Indro (Indro ‘Warkop’) banyak kasih pandangan dan arahan supaya aku bisa akting dengan baik,” tutupnya.

  • Komdigi Masih Cari Pendekatan Terbaik untuk Penyusunan Peta Jalan AI

    Komdigi Masih Cari Pendekatan Terbaik untuk Penyusunan Peta Jalan AI

    Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) belum memutuskan pendekatan spesifik yang akan diadopsi dalam penyusunan peta jalan (road map) kecerdasan buatan (AI). 

    Staf Ahli Bidang Sosial Ekonomi dan Budaya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) R. Wijaya Kusumawardhana mengatakan, pihaknya masih mencari pendekatan yang terbaik. 

    “Kami belum memilih, masih dalam proses. Nanti akan masuk dalam road map AI. Saya tidak ingin mendahului, tapi kami akan cari pilihan terbaik,” kata Wijaya dalam acara Ngopi Bareng Media di Jakarta pada Jumat (11/7/2025). 

    Dia menyebut, salah satu acuan yang dipertimbangkan adalah Undang-Undang Kecerdasan Artifisial yang dirumuskan Uni Eropa atau yang dikenal sebagai EU AI Act. Meski mengakui regulasi tersebut cukup komprehensif, Wijaya menegaskan pemerintah belum mengambil keputusan final.

    Dalam penyusunan peta jalan ini, lanjut Wijaya, Komdigi tidak hanya mengandalkan pandangan internal semata, melainkan juga mendengarkan masukan dari kementerian dan sektor lainnya.

    “Karena pemerintah itu bukan hanya Komdigi, pemerintah itu ada kementerian lain. Makanya kami akan mendengarkan. Tapi yang paling penting adalah,kami harus integratif. Sistemnya harus bisa interoperabilitas satu sama lain. Bisa kita terkoneksi ke lain. Nah, itu yang paling penting,” katanya. 

    Dia menilai pentingnya membangun sistem yang terintegrasi dan terbuka sehingga dapat terkoneksi antarsektor dan mampu bersinergi secara nasional. Dalam konteks ini, Indonesia juga bisa belajar dari negara-negara lain yang sudah lebih maju, seperti Singapura.

    Wijaya juga membandingkan ekosistem digital Indonesia dengan Singapura yang dinilai sudah sangat mapan. Dia menyoroti bagaimana ekspor teknologi informasi dan komunikasi Indonesia menurun dibandingkan dengan Singapura dalam kurun waktu 2010 hingga 2021.

    “Kita dari kalau enggak salah 11%, ternyata makin lama makin turun menjadi sekitar 4% atau 5%. Nah, sementara yang Singapura, itu yang tadi cuma 6%, kok ini makin meningkat. Singapura ini sudah sangat bagus karena apa? Ekosistem yang dibangun itu sudah sangat maju, sudah sangat mapan,” katanya. 

    Menurutnya, keberhasilan Singapura tak lepas dari skala negara yang kecil, integrasi sistem yang baik, serta kolaborasi yang luas dengan lembaga-lembaga riset internasional.

    “Singapura ini bisa memanfaatkan research-research dari luar, berkolaborasi. Nah, ini salah satu juga tantangan kita harus berani membuka diri dan mengakui bahwa kita harus juga open-minded untuk bisa berkolaborasi dengan banyak pihak yang memang bisa membantu kita untuk lebih maju,” tandasnya.

  • Raih Gelar Doktor Ilmu Politik, Mentrans Angkat Disertasi Tema Pemilu 2025

    Raih Gelar Doktor Ilmu Politik, Mentrans Angkat Disertasi Tema Pemilu 2025

    Jakarta

    Menteri Transmigrasi (Mentrans), Iftitah Sulaiman Suryanagara resmi meraih gelar doktor dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor di Universitas Padjadjaran, Bandung, hari ini. Dalam disertasinya, Iftitah membedah fenomena perilaku pemilih dalam Pemilu Presiden 2024.

    Pembahasan itu dinilai relevan dengan dinamika demokrasi dan arah kebijakan pembangunan nasional, termasuk penguatan program transmigrasi. Turut hadir dalam sidang tersebut, Menteri Koordinator Infrastruktur Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

    Iftitah mengungkap bahwa capaian akademik ini merupakan perjalanan panjang yang telah direncanakan selama lebih dari satu dekade.

    “Saya sampaikan bahwa Pak Menko (AHY) telah menginspirasi saya untuk menyelesaikan program doktor ini. Kami sudah berencana untuk menyelesaikan program ini sejak 12 tahun lalu. Alhamdulillah, akhirnya hari ini bisa diselesaikan, tadi sudah sampaikan juga oleh Pak Menko bahwa kita tidak melihat teori-teori yang ada ini itu menjawab persoalan-persoalan realitas politik yang ada,” kata Iftitah dalam keterangan tertulis, Jumat (11/7/2025).

    Dia menjelaskan disertasi tersebut tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga menjadi fondasi dalam pengambilan kebijakan strategis, terutama terkait program transmigrasi yang ia pimpin. Iftitah menegaskan pentingnya pendekatan berbasis data dan pemahaman sosial-politik dalam merumuskan arah pembangunan kawasan transmigrasi yang lebih berkelanjutan dan relevan dengan dinamika masyarakat.

    Dalam penelitiannya, Iftitah juga menyoroti pentingnya komunikasi politik yang kreatif dan adaptif terhadap generasi muda, terutama Gen Z. Menurutnya, masa depan demokrasi Indonesia termasuk narasi program transmigrasi harus dikemas secara digital dan menarik agar diterima oleh publik luas.

    “Media sosial itu penting sekali. Pemerintah dan para kandidat harus menyampaikan program dalam bentuk yang kreatif, bukan hanya teknokratis. Ini juga akan menjadi pendekatan baru dalam mempromosikan program-program strategis seperti transmigrasi ke masyarakat muda,” ujarnya.

    Sementara itu, AHY turut memberikan pujian atas prestasi akademik yang telah diraih oleh Iftitah.

    (prf/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Wuling Mitra EV Meluncur di Indonesia, Incar Pasar Komersial

    Wuling Mitra EV Meluncur di Indonesia, Incar Pasar Komersial

    Jakarta

    Indonesia kedatangan satu produk baru lagi untuk mengisi segmen kendaraan komersial listrik lewat kehadiran Wuling Mitra EV.

    Ricky Christian selaku Marketing Operation Director Wuling Motors mengatakan Mitra EV merupakan produk pertama Wuling untuk mengisi segmen komersial EV di Tanah Air. Tujuannya bisa memperlebar pasar mobil listrik.

    “Kami berterima kasih secara besar kepada pemerintah Indonesia yang mendukung penuh perkembangan adopsi mobil listrik hingga saat ini. Namun kami melihat salah satu segmen yang sangat potensial, namun belum mengalami pertumbuhan mobil listrik yang sangat signifikan,” kata Ricky di Cikarang, Jawa Barat, Jumat (11/7/2025).

    “Segmen tersebut yang kami maksudkan, segmen komersial. Oleh karena itu kami mengambil inisiatif untuk menghadirkan solusi di segmen ini, kenapa? karena kami percaya segmen komersial ketika diadopsi dengan adanya mobil listrik, dapat mendukung ekonomi maupun perkembangan bisnis di Indonesia,” tambahnya lagi.

    Mitra EV diharapkan bisa menjadi solusi dalam masalah kendaraan listrik untuk komersial. Hal itu juga tergambar dari nama Mitra EV yang diusung Wuling.

    “Kenapa namanya Mitra EV? Karena Mitra ini memiliki makna yang mendalam. Dalam Bahasa Inggris mungkin disebut ‘partner’, dalam bahasa Mandarin kami menyebutnya ‘huoban’. Semua memiliki makna yang cukup dalam, lebih dari sekadar teman tapi punya hubungan yang saling mendukung satu sama lain,” tambah Ricky.

    Wuling belum mengungkap spesifikasi detail saat peluncuran. Namun ini merupakan versi produksi Indonesia dari Wuling EV Van yang pernah ditampilkan dalam Periklindo Electric Vehicles Show. Mobil itu dibekali motor listrik dengan semburan tenaga 75 kW. Sementara baterainya 56,2 kWh dengan jangkauan maksimum 400 km. Kemudian untuk mengecas baterai dari 30 ke 80 persen hanya memerlukan waktu 30 menit dengan teknologi fast charging.

    Mitra EV yang dipajang sudah menggunakan setir kanan. Mitra EV tersedia dalam varian Blind Van dan Mini Bus. Bahkan dalam peluncuran kali ini tersedia modifikasi dalam bentuk ambulans, angkutan umum, dan food truck.

    “Sudah ada tiga unit yang kita modifikasi sedemikian rupa, bekerjasama dengan beberapa partner karoseri sehingga Mitra EV ini menjelma menjadi beberapa macam unit khusus sesuai fungsi masing-masing,” kata Danang Wiratmoko, Product Communication Manager Wuling Motors.

    “Tidak menutup kemungkinan pelaku usaha yang memanfaatkan Mitra EV ini lebih personalized lebih menyesuaikan dengan usaha mereka masing-masing, salah satu keunggulannya sebagai platform kendaraan komersial memang salah satu keunggulannya, dia fungsionalitasnya cukup tinggi, bisa diapa-apain,” jelas dia lagi.

    Harga Wuling Mitra EV

    Mitra EV saat ini dipasarkan dalam dua model, antara lain:

    Blind Van

    Long Range: Rp 299 JutaanPremium Range: Rp 326 Jutaan

    Minibus

    Long Range: Rp 317 JutaanPremium Range: Rp 344 Jutaan

    (riar/dry)

  • SBY jadi narasumber gelar wicara di KBRI Kuala Lumpur

    SBY jadi narasumber gelar wicara di KBRI Kuala Lumpur

    Kuala Lumpur (ANTARA) – Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi narasumber utama dalam gelar wicara (talkshow) yang diselenggarakan Kedutaan Besar RI Kuala Lumpur dan komunitas mahasiswa RI Mantra Talks, di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat.

    Gelar wicara yang mengambil tema “Dari Dunia ke Nusantara: Kontribusi Mahasiswa untuk Ekonomi dan Masa Depan Indonesia” itu digelar di KBRI Kuala Lumpur.

    Acara dibuka dengan kata sambutan dari Rasyad Zuhair selaku ketua acara dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Malaysia, Dato’ Indera Hermono.

    Lebih dari 300 peserta hadir dalam gelar wicara itu terdiri atas Homestaff KBRI KL, Rombongan Presiden SBY seperti Wakil Ketua Komisi I DPR RI Anton Sukartono Suratto, Syarief Hasan, Chairul Tanjung, Andi Alifian Mallarangeng beserta Istri, serta anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI, dan DPRD RI.

    Selain itu hadir juga 70 orang murid dan guru Sekolah Indonesia di Kuala Lumpur, serta pengelola Sanggar Bimbingan, dan 155 orang mahasiswa Indonesia dari Xiamen University Malaysia, dan PPIM.

    Melalui kegiatan ini, SBY secara garis besar berharap melalui gelar wicara tersebut, generasi muda diaspora Indonesia dapat lebih memahami potensi diri dan peran mereka untuk menciptakan Indonesia Emas 2045.

    Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (batik biru tengah) beserta rombongan berfoto bersama dengan Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono (jas hitam tengah) dan peserta gelar wicara yang diselenggarakan di Kedutaan Besar RI Kuala Lumpur, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (11/7/2025). (ANTARA/HO-KBRI Kuala Lumpur)

    Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Editor: Azhari
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Video Badai Efisiensi Trump Mulai Hantam NASA?

    Video Badai Efisiensi Trump Mulai Hantam NASA?

    Video Badai Efisiensi Trump Mulai Hantam NASA?

  • Lisa Mariana Mangkir dari Panggilan Polisi Soal Video Asusila

    Lisa Mariana Mangkir dari Panggilan Polisi Soal Video Asusila

    Bandung, Beritasatu.com – Lisa Mariana pada Jumat (11/7/2025) tidak memenuhi panggilan penyelidik Direktorat Reserse Siber (Ditreskrimsus) Polda Jawa Barat untuk memberikan keterangan sebagai saksi dalam kasus dugaan video asusila.

    Berdasarkan pantauan di media sosial, Lisa justru terlihat mengunjungi beberapa lokasi di luar Kota Bandung pada hari pemeriksaan berlangsung.

    Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan memastikan bahwa Lisa Mariana telah mengonfirmasi ketidakhadirannya kepada penyidik.

    “Surat penyidikan pertama sudah dikirimkan kepada Lisa Mariana, di surat itu menyatakan panggilan sebagai saksi. Lisa Mariana sudah mengkonfirmasi kepada penyidik bahwasanya hari ini yang bersangkutan berhalangan hadir,” kata Hendra di Mapolda Jabar, Jumat (11/7/2025).

    Menanggapi hal tersebut, Polda Jabar akan segera melayangkan surat panggilan kedua yang dijadwalkan pekan depan.

    “Setelah yang pertama tadi tidak bisa hadir, kita akan buat panggilan yang kedua,” ungkap Hendra.

    Surat panggilan kedua rencananya akan dikirimkan pada Senin (14/7/2025).

    “Dari penyampaian penyidik belum ada konfirmasi, yah. Tapi yang pasti yang bersangkutan menyatakan bahwa berhalangan hadir. Namun untuk kejelasannya beliau tidak menyampaikan,” jelasnya.

    Pemanggilan Lisa Mariana terkait dengan laporan Asosiasi Advokat Indonesia atas dugaan pembuatan dan penyebaran konten video dewasa yang dijual melalui sebuah situs layanan video berbayar.

    Dalam laporan tersebut, terdapat tiga video yang diduga kuat memperlihatkan Lisa sebagai pemeran perempuan. Saat ini, penyelidikan masih terus dilakukan oleh tim Siber Polda Jabar guna menindaklanjuti dugaan pelanggaran hukum dalam kasus tersebut.