Blog

  • Apa Kaitan Gojek dengan Kasus Chromebook hingga Kantor Digeledah? Ini Penjelasan Kejagung

    Apa Kaitan Gojek dengan Kasus Chromebook hingga Kantor Digeledah? Ini Penjelasan Kejagung

    GELORA.CO – Kejaksaan Agung (Kejagung) mendalami dugaan adanya investasi dari Google ke Gojek dalam proses penyidikan kasus dugaan korupsi dalam pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek pada tahun 2019—2022. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar ketika awak media menanyakan terkait diperiksanya sejumlah pihak-pihak yang berkaitan dengan Gojek maupun PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) oleh penyidik pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus).

    “Itu yang mau didalami makanya, ada kaitan investasi. Apakah itu mempengaruhi, apakah investasi itu betul,” katanya di Gedung Utama Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (15/7/2025).

    Hasil pendalaman itu, kata dia, akan diteliti lebih lanjut dan dikaitkan dengan adanya pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek. “Kalau itu betul, apakah itu mempengaruhi terhadap pengadaan Chromebook karena pengadaan ini oleh pemerintah. Makanya, pihak-pihak itu dipanggil beberapa waktu lalu hingga saat ini,” ucapnya.

    Penyidik pada Jampidsus telah memeriksa beberapa orang yang memiliki keterkaitan dengan Gojek, yakni pendiri Gojek sekaligus mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim, Direktur PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) Tahun 2020 Andre Soelistyo, dan Melissa Siska Juminto selaku pemilik PT Gojek Indonesia.

    Penyidik juga telah menggeledah kantor PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) pada Selasa (8/7/2025). Terdapat sejumlah barang bukti yang diamankan, yaitu berupa dokumen, surat-surat, dan alat elektronik, seperti flashdisk.

    Selain dari pihak Gojek, penyidik telah memeriksa pula perwakilan dari Google, yakni GSM selaku Strategic Partner Manager ChromeOS Indonesia. Saat ini, Kejagung tengah menyidik perkara dugaan korupsi dalam pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek pada tahun 2019—2022.

    Kapuspenkum Harli Siregar mengatakan bahwa penyidik mendalami dugaan adanya pemufakatan jahat oleh berbagai pihak dengan mengarahkan tim teknis agar membuat kajian teknis terkait dengan pengadaan bantuan peralatan yang berkaitan dengan pendidikan teknologi pada tahun 2020.

    “Supaya diarahkan pada penggunaan laptop yang berbasis pada sistem operasi Chrome,” kata Harli.

    Padahal, kata dia, penggunaan Chromebook bukanlah suatu kebutuhan. Hal ini karena pada tahun 2019 telah dilakukan uji coba penggunaan 1.000 unit Chromebook oleh Pustekom Kemendikbudristek dan hasilnya tidak efektif.

    Dari pengalaman tersebut, tim teknis pun merekomendasikan untuk menggunakan spesifikasi dengan sistem operasi Windows. Namun, Kemendikbudristek saat itu mengganti kajian tersebut dengan kajian baru yang merekomendasikan untuk menggunakan operasi sistem Chrome.

    Dari sisi anggaran, Harli mengatakan bahwa pengadaan itu menghabiskan dana sebesar Rp9,982 triliun. Dana hampir puluhan triliun tersebut terdiri atas Rp3,582 triliun dana satuan pendidikan (DSP) dan sekitar Rp6,399 triliun berasal dari dana alokasi khusus (DAK).

    Pada Selasa, Kejagung disebut menjemput paksa Ibrahim Arief, seorang konsultan yang pernah diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi dalam pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek pada tahun 2019—2022. Hal itu disampaikan oleh kuasa hukum Ibrahim Arief, Indra Haposan Sihombing, di Gedung Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Jakarta, Selasa (15/7/2025).

    “Iya, hari ini benar dijemput,” katanya singkat seraya masuk ke dalam gedung.

    Sebagai informasi, Ibrahim Arief merupakan konsultan perorangan rancangan perbaikan infrastruktur teknologi manajemen sumber daya sekolah pada Kemendikbudristek. Berdasarkan pantauan, Ibrahim terlihat turun dari mobil operasional Kejagung di Gedung Jampidsus Kejagung pada sekitar pukul 14.35 WIB.

    Dia tampak mengenakan pakaian berwarna hitam dan digiring oleh tiga orang penyidik. Beberapa menit kemudian, pengacara Ibrahim Arief, Indra Haposan Sihombing, tiba di Gedung Jampidsus Kejagung. Ia tampak jalan terburu-buru ketika awak media menanyakan perihal kedatangannya.

    Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim memenuhi panggilan kedua Kejagung pada Selasa, untuk diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook. Berdasarkan pantauan, Nadiem tiba di Gedung Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Jakarta Selatan, pada pukul 08.58 WIB.

    Dia datang dengan didampingi tim kuasa hukumnya yang terdiri dari lima orang, di antaranya Hotman Paris Hutapea dan Hana Pertiwi. Nadiem tampak mengenakan kemeja berwarna putih gading, celana panjang berwarna hitam, dan membawa tas jinjing berwarna hitam.

    Ketika awak media menanyakan terkait pemeriksaan hari ini, Nadiem hanya memberikan gestur salam dan berbicara singkat.

    “Masuk dulu,” katanya.

    Dia tidak memberikan pernyataan terkait pemeriksaan hari ini maupun dokumen apa saja yang dibawa. Sebagai informasi, kedatangan Nadiem hari ini merupakan kali kedua mantan Mendikbudristek itu memenuhi panggilan penyidik pada Jampidsus Kejagung.

  • Pusaran Rasuah Laptop Chromebook Milik Google, Seret Nadiem hingga Eks Bos GoTo

    Pusaran Rasuah Laptop Chromebook Milik Google, Seret Nadiem hingga Eks Bos GoTo

    Bisnis.com, JAKARTA — PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) ikut terseret dalam pusaran kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) era Nadiem Makarim dengan nilai proyek Rp9,9 triliun.

    Tokoh-tokoh yang sebelumnya terafiliasi GoTo pun ikut diperiksa oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Terseretnya GoTo ke dalam penyidikan Korps Adhyaksa itu usai penegak hukum menggeledah markas emiten perusahaan rintisan teknologi yang berlokasi di Melawai, Blok M, Jakarta Selatan itu, Selasa (8/7/2025). 

    Kejagung menyebut penyidiknya telah menyita beberapa bukti dokumen dan elektronik, di antaranya flashdisk dari kantor pusat GoTo. 

    Usai penggeledahan, penyidik pun meminta keterangan dari berbagai pihak terkait pada Senin (14/7/2025), yakni dua orang mantan petinggi GoTo, Andre Soelistyo (AS) dan Melissa Siska Juminto (MSJ).

    Adapun, Andre diketahui merupakan mantan CEO PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek. Sementara itu, Melissa sebelumnya menjabat sebagai eks Presdir Tokopedia.

    “Diperiksa terkait dengan perkara dugaan tindak pidana korupsi pada Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset Teknologi (DIKBUDRISTEK) Republik Indonesia dalam Program Digitalisasi Pendidikan tahun 2019 s.d. 2022. Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara dimaksud,” dikutip dari keterangan resmi tertulis Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar. 

    Nama mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim sudah lebih dulu terseret kasus pengadaan laptop Chromebook. 

    Teranyar, Nadiem yang juga merupakan pendiri sekaligus mantan CEO Gojek (sebelum merger dengan Tokopedia menjadi GoTo) kini menjalani pemeriksaan untuk kedua kalinya hari ini, Selasa (15/7/2025). 

    Sebelumnya, dia juga sudah diperiksa selama 12 jam sebagai saksi, Senin (23/6/2025). 

    Pada keterangan sebelumnya, Harli menyebut pemeriksaan Nadiem terkait dengan kapasitasnya sebagai Mendikbudristek pada periode pengadaan chromebook itu, yakni 2019-2022. 

    Menurut Harli, hal yang sangat penting didalami dari Nadiem adalah tentang suatu rapat di kementeriannya pada Mei 2020. Rapat itu memutuskan untuk memilih pengadaan laptop Chromebook, dan diduga berbeda dengan kajian awal yang sudah dilakukan kementerian. 

    Rapat itu didalami oleh penyidik dalam kaitannya dengan keterlibatan sejumlah stafsus Kemendikbudristek era Nadiem.

    Selain itu, penyidik Kejagung mendalami bagaimana peran Nadiem dalam perencanaan pengadaan chromebook itu serta kaitannya dengan vendor. Hubungannya yakni dengan penawaran yang diberikan Google selaku pemilik merek chromebook. 

    “Ada hubungan-hubungan seperti penawaran yang dilakukan oleh pihak Google dan sebagainya terkait dengan Chromebook itu yang masih dibicarakan,” ungkap Harli. 

    Nadiem, Chromebook, dan Investasi Google

    Harli tak menampik bahwa penyidik juga mendalami keterangan Nadiem soal jabatannya sebagai pendiri Gojek, sebelum akhirnya meninggalkan jabatan itu di 2019. Nadiem resmi keluar dari perusahaan rintisan yang dibangunnya lantaran dilantik sebagai menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju. 

    Penyidik pun disebut berpeluang mendalami keterangan Nadiem soal temuan-temuan saat penggeledahan di kantor GoTo pekan lalu. 

    GoTo sejatinya bukan satu-satunya perusahaan besar yang terseret dalam pusaran kasus Kejagung ini. Google, raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu juga pernah didalami keterlibatannya melalui pemeriksaan saksi Ganis Samoedra M, selaku Strategic Partner Manager Chrome OS, pada 2 Juli 2025 lalu. 

    Sebagaimana diketahui, perangkat chromebook merupakan milik Google. Komputer itu menjalankan sistem yang dioperasikan salah satu produk Google yakni ChromeOS. 

    Pada kasus tersebut, Kejagung memperkarakan terpilihnya chromebook untuk program digitalisasi pendidikan karena dinilai kurang efektif dengan keadaan jaringan Indonesia yang kurang merata.

    Lebih jauh, Harli pun tidak menampik bahwa penyidik turut berpeluang mendalami peran GoTo maupun Google yang diduga berkelindan dalam kasus tersebut. Apalagi, baik pihak Google dan GoTo juga sudah diperiksa oleh penyidik. 

    Salah satu keterkaitan yang didalami adalah ihwal investasi Google ke Gojek. Bahkan, Harli membenarkan penyidik turut mendalami bukti-bukti hasil penyitaan yang ada dan menelusuri keterkaitannya. 

    “Iya, kan kita sudah saksikan beberapa waktu yang lalu juga dari pihak Google kan sudah dipanggil, diperiksa, nah beberapa tempat terkait beberapa waktu yang lalu penyidik juga melakukan penggeledahan dan penyitaan,” jelasnya, Selasa (15/7/2025). 

    Dia menyebut penyidik bakal mendalami apabila investasi Google ke Gojek itu berkelindan dengan pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek era pimpinan Nadiem Makarim. 

    Meski demikian, Harli masih enggan memerinci lebih lanjut investasi Google ke Gojek mana yang dimaksud tengah didalami juga oleh penyidik. 

    “Itu yang mau didalami, makanya ada kaitan investasi, apakah investasi itu betul memengaruhi terhadap pengadaan laptop Chromebook, ya kan. Nah karena kan pengadaan Chromebook ini pemerintah ya kan,” tuturnya. 

    Apabila melihat sejumlah pemberitaan Biisnis sebelumnya, entitas Google diketahui pernah menjalin kerja sama investasi dengan Gojek, maupun GoTo. 

    Pada 2020 lalu, Bisnis memberitakan bahwa Google dan Tencent diketahui telah berinvestasi ke Gojek sejak 2018. Kedua perusahaan tersebut lalu menambahkan investasinya ke perusahaan teknologi platform ride-hailing itu pada 2020, bersama dengan Paypal dan Facebook. 

    VP Payments and Next Billion Users Google Caesar Sengupta mengatakan inovasi dan teknologi Gojek telah memberikan dampak yang luar biasa dan mempermudah hidup sehari-hari masyarakat di seluruh Indonesia dan turut serta dalam mendukung digitalisasi UMKM.

    “Kami sangat senang dapat melanjutkan kerja sama ini dan berkontribusi untuk keberlanjutan perjalanan Gojek. Kesuksesan Gojek adalah bukti dari potensi dan kekuatan ekonomi berbasis internet di Asia Tenggara dan inovasi dari ekosistem startup,” ujarnya pada Rabu (3/6/2020).

    Lompat ke 2021, Google Cloud juga diberitakan resmi menjadi mitra teknologi utama GoTo, atau perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia. 

    Chief Technology Officer Gojek Severan Rault mengatakan dipilihnya Google Cloud adalah untuk memanfaatkan infrastruktur aman dengan skala yang bisa disesuaikan, kemampuan analisis data terdepan, serta alat produktivitas dan kolaborasi yang canggih.

    “Kami [di Gojek] telah bekerja dengan Google Cloud cukup lama dan senang sekali dapat memperkuat kemitraan kami. Seiring GoTo berusaha mengurangi lebih banyak hambatan bagi konsumen dan menciptakan peluang bertumbuh bagi jutaan driver dan merchant di ekosistem kami, kolaborasi sudah pasti akan menjadi unsur krusial,” ujarnya lewat rilisnya, Rabu (28/7/2021).

    Lalu, pada 2022, GoTo resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan meraup nilai penawaran sejauh Rp13,7 triliun. 

    “Kami sangat bersyukur melihat tanggapan positif para investor, yang tetap bertahan di tengah gejolak ekonomi makro dan pasar global. Mampu memasuki pasar dalam kondisi saat ini merupakan bukti potensi jangka panjang bisnis GoTo yang akan menguatkan neraca perusahaan dan menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham,” kata Andre Soelistyo, saat itu menjabat CEO GoTo Group. 

    Bantahan Nadiem dan GoTo

    Melalui keterangan tertulis, Direktur Public Affairs dan Communication GoTo Ade Mulya mengemukakan bahwa Nadiem Makarim sejak Oktober 2019 telah mengundurkan diri dari posisinya sebagai Presiden Komisaris dan sama sekali tidak terlibat lagi dalam operasional maupun manajemen Perseroan.

    “Selama masa jabatan beliau sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Perseroan tidak memiliki keterlibatan atau hubungan apapun dengan tugas beliau sebagai Menteri termasuk terkait dengan pengadaan yang sedang diselidiki,” tuturnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (15/7/2025).

    Kemudian, Ade menekankan bahwa Andre Soelistyo saat ini juga bukan bagian dari GoTo. Dia menjelaskan bahwa pengunduran diri Andre Soelistyo sebagai komisaris GoTo telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. pada 11 Juni 2024.

    “Yang bersangkutan sudah tidak menjabat sebagai Komisaris maupun anggota Direksi atau karyawan PT GoTo. Sebelum menjabat sebagai Komisaris, yang bersangkutan pada tanggal 30 Juni 2023 juga telah resmi mengundurkan diri dari posisinya sebagai Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk,” katanya.

    Ade juga mengatakan bahwa pihaknya akan mendukung penuh proses penyidikan yang tengah dilakukan Kejaksaan Agung serta menghormati proses hukum yang berjalan. Ade juga menyebut pihaknya menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah.

    “Sebagai perusahaan publik, kami selalu mengedepankan asas tata kelola perusahaan yang baik, akuntabel, dan transparan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Ade.

    Sementara itu, pada Juni 2025 atau sebelum pemeriksaannya pertama kali di Kejagung, Nadiem mengeklaim proses pengadaan program digitalisasi pendidikan periode 2019-2022 telah didampingi Kejagung.

    Nadiem menyampaikan pendampingan itu dilakukan oleh salah satu direktorat akni Jaksa Agung Perdata Tata Usaha Negara (Jamdatun).

    “Kami dari awal proses mengundang Jamdatun, mengundang Kejaksaan untuk mengawal dan mendampingi proses ini [pengadaan laptop Chromebook] agar proses ini terjadi secara aman dan semua peraturan telah terpenuhi,” ujarnya di The Dharmawangsa Jakarta, Selasa (10/6/2025).

    Pendiri Gojek itu juga menekankan bahwa dalam penentuan harga dan vendor yang bisa menawarkan produknya tidak diatur di Kemendikbudristek. Pasalnya, proses pengadaan ini bukan melalui penunjukan langsung, tetapi melalui platform e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

    “Itulah alasan kenapa proses pengadaannya bukan melalui penunjukan langsung, bukan melalui tender, tapi melalui e-katalog LKPP. Sehingga konflik kepentingan itu diminimalisir,” tambahnya.

    Kejagung Umumkan Tersangka Pengadaan Laptop Chromebook 

    Penyidik Kejaksaan Agung menetapkan mantan Staf Khusus Nadiem Makarim dan 3 orang lainnya sebagai tersangka perkara dugaan korupsi pengadaan chromebook di Kemendikbudristek.

    Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung, Abdul Qohar mengatakan keempat tersangka itu berinisial MUL (Mulatsyah) selaku Direktur SMP pada Kemendikbudristek.

    Kemudian, tersangka lainnya adalah eks staf khusus Nadiem Makarim berinisial JS atau Jurist Tan, lalu IA atau Ibrahim Arief selaku Konsultan Perorangan Rancangan Perbaikan Infrastruktur Teknologi Manajemen Sumber Daya Sekolah pada Kemendikbudristek dan tersangka terakhir berinisial SW atau Sri Wahyuningsih selaku Direktur Sekolah Dasar Kemenristekdikti.

    “Total ada 4 orang tersangka terkait kasus korupsi pengadaan chromebook,” tuturnya di Gedung Bundar Kejaksaan Agung, Selasa (15/7/2025) malam.

    Qohar mengemukakan dari keempat orang tersangka itu, hanya ada dua tersangka yang ditahan yaitu Sri Wahyuningsih dan Mulatsyah di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Agung.

    “Dua orang ini ditahan selama 20 hari ke depan, terhitung mulai hari ini,” katanya.

    Sementara untuk tersangka Ibrahim Arief dijadikan tahanan kota karena menderita sakit jantung kronis sesuai keterangan dari dokter ahli. Kemudian tersangka Jurist Tan ditetapkan sebagai DPO.

    “JS ini ditetapkan DPO karena sudah tiga kali dipanggil untuk menjadi saksi secara patut, tidak pernah hadir,” ujarnya.

  • Kejagung Tetapkan 4 Tersangka Kasus Chromebook termasuk Stafsus Nadiem Jurist Tan

    Kejagung Tetapkan 4 Tersangka Kasus Chromebook termasuk Stafsus Nadiem Jurist Tan

    JAKARTA – Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan empat tersangka di kasus dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chrome OS atau Chromebook. Salah satunya yakni Jurist Tan yang merupakan staf khusus (stafsus) Nadiem Makarim saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek).

    Sementara untuk tiga tersangka lainnya yakni Direktur SMP Kemendikbudristek, Mulatsyah; Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek, Sri Wahyuningsih; dan Konsultan pada Kemendikbud, Ibrahim Arief.

    “Terhadap keempat orang tersebut berdasarkan alat bukti yang cukup, maka, pada malam hari ini, penyidik menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka,” ujar Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus, Abdul Qohar kepada wartawan, Selasa, 15 Juli.

    Dari keempat tersangka tersebut, dua di antaranya yakni Mulatsyah dan Sri Wahyuningsih ditahan di Rumah Tahanan Salemba cabang Kejaksaan Agung (Kejagung) selama 20 hari ke depan.

    Kemudian, untuk Ibrahim Arief diputuskan menjadi tahanan kota. Alasannya, karena menderita penyakit kronis

    “Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, yang bersangkutan mengalami gangguan jantung yang sangat kronis,” ungkap Qohar.

    Sementara Jurist Tan belum dilakukan penahanan. Sebab, keberadannya masih di luar negeri.

    Dalam kasus ini, keempatnya diduga melanggar Pasal 2 ayat 1, Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah Undang-Undang nomor 20 tahun 2021 tentang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.

     

  • Terlalu Bodoh Jika Kita tak Rangkul Jokowi

    Terlalu Bodoh Jika Kita tak Rangkul Jokowi

    GELORA.CO  – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tengah menggelar Pemilihan Raya untuk mencari sosok calon ketua umum partai untuk memimpin lima tahun ke depan. 

    Ada tiga kandidat yang maju menjadi calon Ketua Umum PSI: Ronald Aristone Sinaga; Kaesang Pangarep; dan Agus Mulyono Herlambang.

    Ketiganya kini tengah dipilih oleh kader PSI seluruh Indonesia dan masyarakat yang terdaftar hingga pelaksanaan Kongres PSI pada 19-20 Juli 2025, mendatang.  Periode pemilihan dimulai sejak 12-18 Juli ini.

    Salah satu kandidat calon ketua umum PSI, Ronald Aristone Sinaga atau akrab dipanggil Bro Ron, mengungkapkan alasan utama dirinya maju menantang putra bungsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo yakni Kaesang Pangarep dan mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Agus Mulyono Herlambang. 

    Bro Ron mengatakan, dirinya ingin berkontribusi lebih luas lagi bagi masyarakat. Sebab, dia menilai selama merintis karir dan menjadi kader PSI, dirinya selalu hadir di tengah-tengah permasalahan masyarakat. Mulai dari pendidikan hingga permasalahan sosial. Sehingga, dia berharap akan jauh berkontribusi lebih luas jika terpilih sebagai Ketua Umum PSI.

    Hal itu diungkapkan Bro Ron dalam wawancara khusus bersama Tribunnews, di Palmerah, Jakarta, Selasa (15/7). 

    “Dengan hanya sebagai kader partai biasa aja, sudah bisa membantu sebegitu banyak orang. Baik dalam dunia pendidikan, bantuan sosial, dengan tim relawan yang kecil saya aja, sudah begitu banyak kita bantu. Apalagi di dunia pendidikan tadi kan,” kata Ronald.

    “Bayangkan kalau saya menjadi ketua umum. Saya bisa menggunakan network partai. Dari yang paling atas sampai ke bawah, dari ranting-ranting. Kita namanya itu DPRT ya. Ada DPP, DPW, DPD, terus ada DPC, terus DPRT ke paling-paling bawah,” sambung dia.

     

    Berikut petikan wawancara lengkap dengan Ronald Aristone Sinaga terkait pencalonannya sebagai calon ketua umum PSI:

    Tanya (T): Apa latar belakang Anda akhirnya memutuskan masuk ke dunia politik? Sebelumnya kan Anda sudah memiliki bisnis yang cukup maju.

    Jawab (J): Sebenarnya masuk politik itu gara-gara sebel. Itu di awal 2023. Sebel waktu itu sama BUMN. Jadi saya ada usaha, memang saya ada usaha otomotif, terus saya ada usaha konstruksi yang berurusan sama BUMN. Dan BUMN itu susah ditagih waktu itu kan. Susah kita dapat bayaran.

    Saya pikir waktu itu kenapa sih kok negara kayak gini ya. Kok susah amat, sudah kerjasama, kontrak lengkap, sampai invoicenya sudah lengkap, faktur pajak udah keluar, kok nggak dibayar-bayar? 

    Jadi saya berpikir waktu itu, ini harus ada cara ini, bagaimana supaya kita nanti ke depannya bisnisnya lebih lancar. Orang-orang bilang masuk politik bro, jadi pejabat, gampang dapet proyek, terus gampang dibayar.

    Saya nggak mikirin gampang dapat proyeknya sih, karena kita waktu itu, saya sih pede-pede aja ya. Kita punya tim marketing yang bagus, kita punya kualitas kerja yang bagus, untuk mendapatkan proyek saya tidak masalah. Tapi yang masalah itu dapat pembayaran proyeknya.

    Jadi masuk awalnya karena pengin menjadi aktivis di dalam dunia debt collector. Akhirnya mendaftar di awal 2023 untuk nyalon, nyaleg di 2024. 

    (T): Saat itu langsung memilih masuk PSI? Kenapa memilih PSI?

    (J):  Karena saya tuh bacotnya liar. Anak muda, diskusi ke beberapa teman, kita semua sepakat, Bro Ron ini tidak akan cocok di partai-partai besar. Kenapa? Karena mulutnya liar, mulutnya berisik lah.

    Tapi saya tuh kan berisik dalam hal membantu orang. Ini membantu orang, dan memang saya tuh kalau sekali ngegas, niat membantu tuh saya membantu terus, saya gas terus. Nah, jadi ya kita pilih lah partai anak muda ini.

    Lucunya saya tuh agak jual mahal aja waktu mendaftarnya. Sampai saya minta ketemu pengurus partai waktu itu, eh saya mau masuk, saya mau nyalon, tapi tolong ya ke depannya ya. Ini Bro Ron ini berisik loh.

    Intinya saya, inilah saya. Mereka juga kenal saya. Disclaimer kan, Mereka sudah liat saya lewat medsos kan. sekarang tau nggak? Jawabannya mantap.

    Dan membuat saya sampai hari ini bertahan di PSI. Karena dijawab adalah, selama itu membantu masyarakat, gas terus. Jadi selama saya menjadi aktivis, dan sangat aktif di medsos, dua setengah tiga tahun terakhir, saya tidak pernah diintervensi sama sekali oleh partai. Tidak kena tegur pun, nggak pernah. 

    (T): Oke mungkin karena partai anak muda, jadi kebebasan ter-express itu bener-bener dijunjung tinggi gitu ya?

    (J): Iya, tapi kan memang karena syaratnya adalah yang penting membantu masyarakat. Jadi bukan asal berisik hanya kritik-kritik. Kritik-kritik nggak jelas, tapi memang membantu masyarakat. 

    (T): Nah kemudian, sekarang maju sebagai calon ketua umum. Apa tujuannya?

    (J): Aduh. Kayaknya kalau, gimana ya, supaya tidak kedengarannya sombong atau gimana nih. Kayaknya kalau orang yang sudah kenal saya nih, udah follow saya mungkin minimum lima tahun terakhir ya.

    Lima tahun terakhir ya. Bayangkan, dengan saya hanya sebagai kader partai biasa aja, sudah bisa membantu sebegitu banyak orang. Baik dalam, apa? Baik dalam dunia pendidikan, bantuan sosial, dengan tim relawan yang kecil saya aja, sudah begitu banyak kita bantu. 

    Apalagi di dunia pendidikan tadi kan. Bayangkan kalau saya menjadi ketua umum. Saya bisa menggunakan network partai. Dari yang paling atas sampai ke bawah, dari ranting-ranting. Kita namanya itu DPRT ya. Ada DPP, DPW, DPD, terus ada DPC, terus DPRT ke paling-paling bawah. Yang benar-benar tumbuh bersama masyarakat. 

    Bayangkan, kegiatan yang saya sebutkan namanya Tim Bro Ron, yang sekitar tujuh bulan terakhir, kita bawa ke skala nasional. Begitu banyak yang bisa kita bantu, begitu banyak juga relawan-relawan yang pengin, mungkin ingin jadi aktivis, tapi ada rasa takutnya, yang kita bisa kawal, kita kawal dalam sisi politik, dalam bentuk sebuah partai, yang juga orang-orang yang bermimpi menjadi aktivis, kita semua itu di dalam satu kolam, yang belum pernah dilakukan oleh partai-partai lain.

    Jadi kita itu hadir di tengah masyarakat, membantu kebutuhan mereka, yang selama ini terlantar, atau terabaikan oleh pemerintah-pemerintah di bawah. Kita tahu sampai sekarang masih banyak orang yang belum terdaftar BPJS, karena tidak mengerti caranya. Apalagi yang saya sangat aktif tujuh bulan terakhir, mengenai penggelapan bantuan sosial, beasiswa untuk pendidikan, beasiswa sekolah.

    Banyak sekali penggelapan-penggelapan yang dilakukan oleh kepala sekolah, atau operator, atau bahkan ada beberapa guru menggelapkan. Kita bisa bantu selamatkan, kita membawa ke skala nasional.

    (T): Nah motivasinya? Karena sempat ada berita yang menyebutkan bahwa karena ada tantangan juga nih dari ketum PSI sekarang (Kaesang Pangarep)?

    (J): Memang itu tantangan, tetapi saya anggap itu menjadi pintu masuk. Jadi tantangan itu menjadi pintu masuk sebenarnya. Motivasinya saya dari dulu, bagaimana saya bisa membantu orang sebanyak mungkin.

    Karena begini, saya bisa sampai di tahap sekarang ini, karena saya punya usaha, beberapa usaha, dan itu dijalankan oleh istri saya. Dan saya sampai sekarang itu ibaratnya kurang pekerjaan aja. Karena kurang pekerjaan, bisnis sudah berjalan, makanya saya sudah dedikasikan diri saya untuk membantu masyarakat.

    Kenapa saya bisa fokus dan konsisten? Karena saya sudah menikmati rasa terima kasihnya masyarakat waktu saya memberikan solusi, memberikan hasil saat mereka meminta tolong. Dan itu sangat menagihkan.

    Ketagihan mendengar rasa terima kasih mereka kepada saya. Bayangkan, saya ini bukan siapa-siapa sebenarnya. Saya kader partai, kader biasa aja. Baru diangkat sebagai pengurus di Jawa Barat itu baru dua bulan terakhir. Karena partai melihat saya punya karakter, saya punya kegiatan selama ini, ini cocok menjadi karir partai. Jadi kan pengurus Jawa Barat. Eh, belum mulai mengurus Jawa Barat, sudah diminta mungkin mengurus nasional sebentar lagi. 

    (T): Nah tapi, ini kan lawan Anda Kaesang ya, petahana. Bagaimana cara Anda bersaing melawan Kaesang memenangkan kursi ketua umum?

    (J): Kalau dipikirkan Kaesangnya secara pribadi, saya nggak terlalu mikirkan. Karena kalau kita memikirkan Kaesang, atau kita fokus, oh ini Kaesang, susah nih. Anaknya mantan presiden. Udah Petahana, anak mantan presiden. Kalau mikirnya dari sisi itu, ya siapa yang berani maju. Nggak akan ada yang berani maju.

    Apalagi dibilang partai anak muda. Anak muda mana yang berani lawan anak mantan presiden? Ya kan? Anak muda mana? Mungkin sesama anak mantan presiden, iya kali. Tapi anak mantan presiden satu lagi, udah di partai sebelah ya kan? Ada di partai merah, ada di partai biru ya kan? Anak presiden satu mana lagi yang sisa ini? Jadi, saya nggak mikirin itu.

    Yang saya fokuskan dan saya tanamkan di otak saya dan di hati saya adalah, ini kesempatan saya membantu lebih banyak orang lain. Karena saya sudah merasakan apa yang saya bisa lakukan selama ini dalam skala yang kecil. Nah bayangkan bawa ke skala yang besar. Jadi saya nggak terlalu mikirin lah Kaesang, atau gimana. Bukan berarti dianggap enteng ya. Setiap lawan ya pasti ada pendukungnya.

    Mas Kaesang pasti ada pendukungnya. Bro Agus juga pasti ada pendukungnya. Ya tinggal masyarakat aja yang memilih. Maaf, tinggal kader aja ya. Sama aja masyarakat ya. Yang memilih ini. Kira-kira, lebih, lebih apa? Orang yang mana yang bisa membawa partai ini lebih besar, dan bisa lebih terkenal di masyarakat. Bukan sekedar yang mbak bilang tadi di awal, terkenal di kota saja. Ya kan? Tetapi terkenal di desa-desa juga.

    (T): Kabarnya dari hasil pemilu sementara calon Ketua Umum PSI ini, Anda jadi yang pertama, yang teratas nih. Gimana tanggapannya?

    (J): Ya masih sementara, belum final. Kita tunggu final lah ya kan? Sampai hari ini pun belum ada lebih dari 50 persen yang vote. Jadi masih bisa dua kali lipat lagi nih suara kan. Total yang berhak memilih itu sekitar 187 juta. Sementara per hari ini baru 60 juta yang masuk. Karena begitu banyaknya yang ingin vote, sistem agak crash dikit, agak slow ini. Jadi sabar-sabar aja. Kita sabar sampai Jumat nanti, sekitar 4 hari lagi. Kita tunggu finalnya aja lah. Kalau mimpin di awal itu udah biasa, semua pemilu presiden dulu. Awal mimpin tiba-tiba crash ya kan berikutnya.

    (T): Tapi sebenarnya Anda berapa persen sih yakin bisa menang?

    (J): Kalau pakai hati, kalau masyarakat pakai hati ya, kayaknya menang saya. Menang gede ya. Kayaknya. Kalau pakai hati ya. Kalau nggak pakai hati ya. Beda lagi lah. 

    (T): Apa usaha Anda membuat masyarakat memilih Anda menjadi Ketum PSI?

    (J): Memang partai mengizinkan kita kampanye. Kampanye ke DPW atau DPD ya. Ke Partai yang di daerah. Jadi saya mau melakukan beberapa kunjungan minggu lalu. Ya, Tur Pemilihan Raya.

    Kita juga diberikan kebebasan berkampanye selain berkunjung ke daerah. Ya, berarti saya mengandalkan sosial media. Saya tidak bayar media sama sekali. Saya tidak menggunakan media massa secara khusus.

    Tapi ya, untungnya banyak yang meliput. Alhamdulillah. Tapi memang fokusnya saya di medsos saya. Karena kekuatan saya selama ini di medsos saya. Medsos saya menunjukkan saya punya aktivitas yang lalu-lalu. Bilang, ini lho Bro Ron. Bro Ron bisa begini lho. Bro Ron bisa begini lho. Bro Ron bisa begini lho. Dan saya yakin apa yang saya sudah pernah lakukan itu belum pernah dilakukan oleh calon-calon lain. Jadi ya, tergantung masyarakatnya ya. Kalau memilih pakai hati kayaknya akan ke saya deh.

    (T): Anda habis uang berapa untuk kampanye-kampanye gini?

    (J): Nggak terlalu banyak. Kunjungan ke daerah kan hanya beli tiket, pesawat, hotel. Terus bayar spanduk, pembuatan bendera, bayar makan. Nggak seberapa lah. 

    (T): Berarti sudah selesai tur pemilihan raya ini? Atau masih ada?

    (J): Bisa sih sampai hari Jumat sebenarnya. Masih bisa 4 hari lagi. Memang ada teman-teman di Sumatera Utara pengin saya ke sana. Tapi saya pikir nanti saya capeknya. Minta ampun. Terus saya harus ke Sumatera Utara lagi. Terus itu mungkin daerah yang sisa ya yang saya bisa kunjungi. Tapi hari Jumat sudah harus di Solo. Untuk aktivitas full nanti Sabtu dan Minggu.

    Kayaknya kecapean. Saya bilang, ya teman-teman, Pak Ketua ya tolonglah ya. Titip pesan saya ke masyarakat-masyarakat Sumatera. Terus khususnya kader-kader di Sumatera Utara. Bahwa titip salam dari saya. Kalau berkenan bisa vote untuk kita. Dukungan kita. Sampai ketemu nanti pas kita jadi Ketum saja.

    (T): Kalau misalnya nanti terpilih jadi Ketua Umum PSI, apa yang bakal Anda lakukan? Kita tahu PSI ini sudah 2 kali ikut pemilu, tapi belum juga bisa lolos ke Senayan. 

    (J): Sebenarnya PSI ini hebat kok. Nggak terlalu mikirnya Senayan-nya. Kita sudah punya pelayan-pelayan masyarakat. Semenjak 2019 kita ada beberapa anggota legislatif di daerah. Baik tingkat 1, tingkat 2. Dan itu di 2024 angkanya 2 kali lipat. Saya tidak ingat persisnya berapa. Naik 2 kali lipat.

    2019 pertama kali ikut pemilihan, ada yang jadi. 2024 ada yang jadi. Saya rasa tinggal 1 langkah lagi kok. Naik ke DPR RI. Kan ada 3 level kan? Tingkat 1 Provinsi. Kota Kabupaten, tingkat 2. Yaudah lah. Finalnya ya pemilu ketiga naik ke DPR RI. 3 langkah. 

    Jangan buru-buru. Nggak usah buru-buru. Toh juga kayak saya bilang di awal tadi, saya ingin membuat partai ini adalah partai tempat menjadi aktivis dan belajar menjadi pejabat. Kenapa? Kalau belajar dari bawah, nanti pas jadi tidak akan lupa.

    Kan kita sering dengar, kalau udah jadi pada lupa ya kan? PSI nggak. PSI nggak. Ya itulah power yang saya ingin gunakan ke depannya. 

    Contoh, ada laporan masyarakat di kecamatan ini mengenai PPJS-nya atau gimana nanti. Saya kan kalau sebagai ketua umum tinggal tolong orang ketua. Ada nggak kita punya caleg di daerah itu? Ada. Pak Dewan, tolong dong koordinasi sama Pak Ketua di daerah itu. Kok bisa ada 1 desa, 30 orang nggak punya PPJS? Kirim tim ke sana, daftarkan semua. Kan bisa kayak gitu.

    (T): Tapi sudah ada program yang pengin banget dilakuin di PSI? Ada program tertentu gitu?

    (J): Advokasi. Pokoknya advokasi. Advokasi dan saya mau fokus pertamanya di situ. Tidak mungkin kan program yang sudah ada sekarang itu semuanya dihapus. Jadi kalau tadi pertama apa yang saya lakukan. Akan pasti minggu pertama itu nge-review apa yang sudah dilakukan 5 tahun terakhir. Khususnya fokus ke 2 tahun terakhir di periodenya Mas Kaesang. Apa saja yang sudah dilakukan. Apa yang bisa kita keep. Apa yang bisa kita hentikan. Atau kita perbaiki.

    Atau kita ganti dengan program yang baru. Tapi saya pengin menjadi program unggulan saya adalah menjadi pelayan masyarakat. Pengganti. Ibaratnya pengganti atau membantu pemerintah daerah yang belum sanggup masuk ke desa-desa. Karena saya tahu titik kelemahannya di tingkat kecamatan dan saya tahu titik kelemahannya. 

    (T): Kalau Anda terpilih jadi Ketua Umum PSI, Kaesang dan Pak Jokowi mau ditempatkan di mana di jajaran pengurus?

    (J): Di PSI kan ada 3 level pengurus. DPP-nya kan pengurus aktif. Terus ada Dewan Pembina. Terus ada Dewan Pakar. Mungkin itu salah satu tempat yang kita pertimbangkan.

    Yang pasti seorang tanda kutip Pak Jokowi, tokoh nasional, mantan presiden, tidak mungkin kita sia-siakan. Begitu banyak pengalaman yang beliau miliki. Sebagai kepala daerah dan juga sebagai kepala negara.

    Begitu banyak problema nasional yang beliau ketahui. Dan juga beliau sudah beresin. Atau masih banyak yang sisa yang belum beres. Terlalu bodoh dan terlalu egois dari saya jika sebagai ketua umum tidak merangkul beliau. Tanpa terlalu memikirkan gejolak politik saat ini.

    Apa yang jelek. Kan lagi sekarang fokusnya jeleknya nih. Jeleknya, jeleknya, jeleknya, jeleknya. Kita ngapain sih fokus jeleknya? Kalau kita fokus jeleknya. Terus kapan kita mau majunya? Kapan kita fokus di mencari masalah? Maaf, mencari solusi atas masalah yang ada. Jadi selama ini tanpa saya melihat orang-orang. Atau gejolak politik yang menjelekkan beliau sekarang. Saya melihat beliau itu punya pengalaman. Kita tahu ada dua partai besar yang memiliki presiden.

    Sebagai salah satu junjungan atau pembimbing. Bahkan satu ketua umum. Ada Ibu Mega di PDIP. Dan juga ada Pak SBY di Demokrat. Sangat disayangkan kalau saya tidak manfaatin pengalaman Pak Jokowi. Mungkin beliau cocok menjadi pembimbing kita ke depannya. Kita sebagai ketua umum menjalankan teknisnya di lapangan. Tetapi saya bisa pastikan segala saran-saran. Segala masukan, segala bimbingan, segala nasehat. Keputusan finalnya pasti ada di tangan ketua umum. 

    (T): Berarti Pak Jokowi di Dewan Pakar tadi ya? Pembina itu? Mungkin Dewan Pakar, mungkin Dewan Pembina. Kalau Mas Kaesang?

    (J): Mas Kaesang mungkin di salah satunya juga. Karena dari pengalamannya PSI kan, yang mantan ketua umum. Yang sudah melayani partai sampai hari ini. Semua tetap masih dimanfaatkan partai. Tidak menghilang. Kayak Sis Grace yang pertama. Beliau di Dewan Pembina sekarang. Dan juga ada Bro Giring. Beliau juga di Dewan Pembina. Dan masih berempat, masih bisa berikan masukan-masukan. Kita tetap bisa manfaatin yang senior-senior. Karena mereka masih muda. Masih bisa memberikan masukan yang positif.

    Yang mungkin mereka pelajari selama ini. Dan akhirnya bisa lebih baik. Kan kadang-kadang orang yang sudah tidak menjabat. Bisa punya pemikiran yang lebih luas lagi. Karena sudah tidak menjabat. Kita pasti butuh masukan-masukan dari mereka. Pengalaman seperti itu, Mas Kaesang tidak bisa lakukan hal yang sama. Memberikan tempat beliau. Supaya tetap bisa memberikan masukan kepada partai.

    (T): Kalau misalkan jadi ketua umum, lalu anda ditawari posisi menteri atau wakil menteri kalau misalkan nanti ada reshuffle, Anda mau nerima atau tidak?

    (J): Siapa sih yang tidak mau jadi menteri? Anak kecil saja ditawarin. Mau jadi menteri ya. Mungkin saja saya terima. Tapi di tempat-tempat tertentu yang saya pahamin. Jadi bukan sekedar. ‘Oke, Bro Ron jadi menteri. Bro Ron dari PSI.’ 

    Jadi mungkin hanya ada beberapa tempat yang mungkin saya cocok. Tidak asal ditunjuk menjadi menteri. Oh siap, siap, siap. Saya tidak mau seperti politisi-politisi lainnya yang kita lihat di TV. Asal ngomong siap, siap. Kan saya bukan orang mentan PNS atau ASN yang asal ngomong siap, siap, siap. Harus memang yang cocok di hati.

    Dan kuncinya yang mungkin di posisi yang bisa langsung memberikan manfaat kepada masyarakat saat saya membuat keputusan hari itu. Jadi kan hanya-hanya sisa beberapa posisi. Kebanyakan kalau kementerian kan banyak untuk perencanaan panjang.

    (T): Bicara lagi soal kalau Anda jadi Ketua Umum. Nanti 2029 bakal ada pemilihan lagi untuk presiden. Semua partai akan bisa mengusung calon presiden. PSI akan mengusung siapa? Calon internal atau mendukung kembali Prabowo?

    (J): Kenapa sekarang PSI memutuskan mengadakan pemilu raya? Selain memberikan contoh yang pertama di Indonesia di mana kadernya itu yang memilih Ketua Umumnya, ini juga memberikan contoh nanti ke depan. Kemungkinan besar keputusan-keputusan strategis akan dilakukan hal yang sama, yaitu e-voting. Diserahkan kepada kader. Saya nggak tau apakah ini nanti masuk di AD-ART-nya. Karena memang akan ada perubahan AD-ART juga nanti di kongres berikut ya.

    Perihal penyokongan presiden. Karena memang itu masuk di salah satu opsi di mana akan membutuhkan kegiatan seperti ini. Pemilu raya, dukungan e-voting untuk memilih siapa yang mau didukung menjadi presiden.

    Dilempar kepada kader-kader. Saya tidak tahu kalau itu fix akan dilakukan. Tetapi yang saya bisa bayangkan, yang saya bisa khayalkan adalah kalau nanti contoh ini pecah nih di antara pengurus, siapa yang kita mau sokong. Mungkin lebih baik, lebih baiknya dilempar kepada seluruh kader di Indonesia. Kita melakukan e-voting, yuk siapa yang kita mau dukung. Calon presiden A, calon presiden B, calon presiden C, kita dukung.

    (T): Sekarang bicara latar belakang Anda. Dulu Anda besar dan sekolah di Amerika Serikat. Kenapa akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia, memulai bisnis dan masuk ke dunia politik?

    (T): Saya pulang ke Indonesia awal 2011. Sebelumnya keluarga kami migrasi ke Amerika Serikat tahun 1988, semenjak kelas saya, kelas 6 SD. Saya kembali karena saat itu saya merasa di karier saya itu banyak ilmu yang kalau, waktu itu saya menghayal nih, ‘wah dengan ilmu ini kalau saya bawa pulang ke Indonesia, saya bisa jadi pengusaha nih.’

    Posisi saya terakhir itu sebagai General Manager di showroom Honda di Los Angeles. Saya pikir saya dapat begitu banyak training dari pabrikan Honda di sana. Training mengenai marketing, mengenai menjual mobil.

    Saya pikir, ‘ah dengan ilmu marketing ini mungkin saya bisa punya usaha’. Jadi memutuskan pulang. Memang bukan di bidang jual mobil waktu itu, tapi intinya ilmunya saya bisa pakai, saya bisa gunakan. Waktu itu ilmu ya cara menggunakan sosial media, cara menggunakan iklan, segala ya.

    Intinya ya pulang lah, jadi gara-gara itu aja. Jadi saya tuh enggak takut membuat keputusan yang mengubah hidup saya total gitu kan. Sudah nyaman di sana, posisi bagus, gaji bagus, saya tuh bener-bener tinggalkan posisi itu untuk pulang ke Indonesia mulai dari nol.

    Kenapa masuk politik ya karena mau nyaleg tadi di 2024. Menjadi aktivis yang bisa selalu level up, scale up, scale up. Pengin naik, pengin naik, pengin naik. Karena ya suka aja, suka bantu orang. 

    (T): Berarti Anda pindah ke Amerika Serikat umur berapa?

    (J): Tahun 1988, saat umur 13 tahun lah. masih SD, kelas 6 SD.

    (T): Dulu kenapa pindah ke Amerika Serikat?

    (J): Orang tua aja, orang tua pengin migrasi, maklum orang Batak suka merantau. Pindah ke Amerika, dibawa semua anak-anaknya, bener-bener mulai. Waktu ke sana mulai dari nol kita tinggal di apartemen kecil yang hanya 2 kamar. Orang tua di kamar sendiri, anak-anak 4 tempat yang di kamar sendiri, apartemen yang kecil.

    Aduh scale up, scale up, sampai bisa beli rumah mungkin 5 tahun kemudian baru bisa beli rumah. Bener-bener dari nol. Sampai sekarang orang tua masih di sana, sudah pensiun di sana.

    (T): Orang tua Anda kerja apa saat itu?

    (J): Perawat. Dan saya juga dulu kerja sebagai perawat, tamatan perawat di Amerika. 

    (T): Jadi sekolah keperawatan di Amerika. Berarti sebelum jadi pebisnis dan juga politikus, ada cita-cita ke dunia kesehatan? Atau karena ikutan orang tua aja?

    (J): Bukan gitu, cita-cita waktu itu kan karena gini, di waktu itu di California, di awal tahun 90-an itu kekurangan perawat. Emang kurang perawat. Jadi orang tua waktu itu bilang, saya tamat SMA tahun 94, bilang, ‘kamu mau gimana? Mau sekolah atau mau kerja?’ Karena kalau di Amerika itu biasanya tamat SMA silahkan, mau sekolah atau mau kuliah? Ya belum mau kerja, bilang yaudah kamu kalau mau sekolah, kita sekolahin, antara sekolah perawat atau nggak usah sekolah sama sekali, kerja aja. Orang lagi nggak pengen kerja ya.

    Belum usah sekolah-sekolah perawat. Nah karena kekurangan perawat, dibikinlah sebuah program keperawatan yang tadinya seharusnya sekian lama, dibikin jajaran yang nggak pendek, dipotong 50 persen waktunya. Kenapa? Ya supaya cepat tamat, supaya cepat lahir perawat-perawat baru.

    Jadi tidak ada summer vacation, nggak ada libur panas itu nggak ada, libur musim dingin nggak ada. Jadi waktu anak-anak libur ya udah kita, kita aja yang sekolah. Kita hanya libur di Natal tahun baru, udah itu aja. Di libur-libur lain nggak ada, sekolah terus. Dibikin padat supaya cepat lulus, karena negara bagian Kalifornia waktu itu kekurangan perawat. 

    (T): Jadi cita-cita Anda dari kecil itu apa sebenarnya?

    (J): Jadi polisi kayaknya

  • Group WA Nadiem Bahas Rencana Pengadaan Laptop Jauh Hari Sejak Sebelum Jadi Menteri

    Group WA Nadiem Bahas Rencana Pengadaan Laptop Jauh Hari Sejak Sebelum Jadi Menteri

    GELORA.CO – Fakta-fakta baru diungkap  Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbud. Proyek digitalisasi tersebut memang disiapkan, bahkan sebelum Nadiem Makarim menjabat sebagai menteri.

    Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung, Abdul Qohar, mengungkap adanya grup Whatsapp (WA) ‘Mas Menteri Core Team’ yang dibuat sejak Agustus 2019. Padahal, Nadiem baru diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo pada Oktober 2019.

    “Pada bulan Agustus 2019 (Jurist Tan) bersama sama dengan NAM dan Fiona membentuk grup WhatsApp bernama ‘Mas Menteri Core Team’ yang sudah membahas mengenai rencana pengadaan program digitalisasi pendidikan di Kemendikbudristek apabila nanti NAM diangkat pada tanggal 19 Oktober 2019,” kata Qohar dalam jumpa pers di Gedung Bundar Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Selasa (15/7/2025) malam.

    Kemudian sekitar bulan Desember 2019, Jurist menghubungi Ibrahim Arief dan dam seorang bernama Yeti Khim untuk membuatkan kontrak kerja penunjukan pekerja PSPK yang bertugas menjadi konsultan teknologi di Kemendikbud. Ibrahim Arief pun bertugas membantu program TIK Kemendikbud dengan menggunakan Chrome OS.

    “JS selaku Staf Khusus Menteri bersama Fiona memimpin rapat-rapat melalui zoom meeting meminta kepada tersangka SW selaku Direktur SD, tersangka MUL selaku Direktur SMP, kemudian IBAM yang hadir dalam rapat zoom meeting agar pengadaan TIK di Kemendikbudristek menggunakan Chrome OS,” jelas Qohar.

    Padahal, kata dia, posisi Jurist sebagai Stafsus Menteri tidak mempunyai tugas dan wewenang dalam tahap perencanaan dan pengadaan barang atau jasa. Perencanaan itu pun dibahas pada Februari dan April 2020.

    Nadiem Makarim, kata Qohar, kemudian bertemu dengan pihak Google, yaitu William dan Putri Datu Alam membicarakan pengadaan TIK di Kemendikbudristek. Selanjutnya, Jurist Tan menindaklanjuti perintah Nadiem untuk bertemu dengan pihak Google tersebut.

    “Kemudian membicarakan teknis pengadaan TIK di Kemendikbudristek dengan menggunakan Chrome OS, di antaranya juga saat itu dibahas adanya co-investment sebanyak 30 persen dari Google untuk Kemendikbudristek,” jelas Qohar.

    Dia menyebut, dalam rapat disampaikan apabila program TIK tahun 2022 menggunakan Chrome OS, co-investment 30 persen dari Google untuk Kemendikbudristek. Lalu, pada 6 Mei 2020 Jurist Tan bersama dengan Sri Wahyuningsih bersama Mulatsyah dan Ibrahim Arief melakukan rapat daring bersama Nadiem Makarim.

    Kala itu, Mulatsyah merupakan Direktur SMP Kemendikbudristek, sementara Sri Wahyuningsih selaku Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek.

    “NAM yang memerintahkan agar melaksanakan pengadaan TIK tahun 2020-2022 menggunakan Chrome OS dari Google sedangkan saat itu pengadaan belum dilaksanakan,” terang Qohar.

    Selepas itu Ibrahim Arief selaku selaku Konsultan Teknologi di Kemendikbudristek sekaligus orang dekat Nadiem sudah merencanakan untuk menggunakan produk Chrome OS. Dia mengarahkan tim teknis mengeluarkan hasil kajian teknis berupa Chrome OS.

    “Pada tanggal 17 April 2020, tersangka IBAM sudah mempengaruhi tim teknis dengan cara mendemonstrasikan chromebook pada saat zoom meeting dengan tim teknis,” tutur Qohar.

    “Ibrahim tidak mau menandatangani hasil kajian teknis pertama yang belum menyebutkan Chrome OS dalam pengadaan TIK di Kemendikbudristek sehingga dibuatkan kajian yang kedua,” pungkasnya.

    Kapuspenkum Kejagug, Harli Siregar menyebut Nadiem terlibat aktif dalam pengadaan laptop tersebut. Buktinya, pengadaan ini masuk dalam program digitalisasi yang sudah direncanakan sebelum Nadiem menjadi menteri.

    “Perencanaan terhadap program digitalisasi pendidikan ini sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum periode tahun anggaran 2020-2022. Bahkan sudah dilancarkan sebelum yang bersangkutan masuk di kabinet,” pungkas Harli.

    Kini Kejagung telah menetapkan empat tersangka dalam kasus ini, antara lain:

    1. Direktur Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah tahun 2020-2021, Sri Wahyuningsih (SW);

    2. Direktur SMP Kemendikbudristek 2020, Mulyatsyah (MUL);

    3. Staf khusus Mendikbudristek Bidang Pemerintahan era Mendikbudristek Nadiem Makarim, Jurist Tan (JT/JS);

    4. Konsultan Perorangan Rancangan Perbaikan Infrastruktur Teknologi Manajemen Sumber Daya Sekolah pada Kemendikbudristek, Ibrahim Arief (IBAM).

  • Dikejar ke Luar Negeri, Eks Stafsus Nadiem Jadi Tersangka, 1 Orang Sakit Jantung

    Dikejar ke Luar Negeri, Eks Stafsus Nadiem Jadi Tersangka, 1 Orang Sakit Jantung

    GELORA.CO –  Perkembangan terbaru  kasus korupsi pengadaan laptop dalam Program Digitalisasi Pendidikan di Kemendikbudristek tahun 2019-2022.

    Kejaksaan Agung yang menangani kasus ini menetapkan mantan staf khusus Mendikbudristek era Nadiem Makarim, Jurist Tan sebagai tersangka.

    Selain Jurist Tan, Kejagung juga menetapkan tiga orang lainnya sebagai tersangka yakni Ibrahim Arief konsultan teknologi di Kemendikbudristek, Sri Wahyuningsih selaku Direktur Sekolah Dasar (SD) Kemendikbud tahun 2020-2021 dan Mulatsyah selaku Direktur Sekolah Menengah Pertama (SMP) sekaligus Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Kemendikbud tahun 2020-2021.

    Direktur Penyidikan pada Jampidsus Kejagung, Abdul Qohar mengatakan, penetapan tersangka ke empat orang itu usai ditemukannya alat bukti yang cukup dalam proses penyidikan yang sudah berlangsung selama dua bulan.

    “Terhadap ke empat orang tersebut berdasarkan alat bukti yang cukup maka pada malam ini penyidik menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka,”kata Qohar dalam jumpa pers, Selasa (15/7/2025).

    Usai ditetapkan sebagai tersangka, penyidik langsung melakukan penahanan terhadap dua tersangka yakni Sri dan Multasyah selama 20 hari ke depan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Agung.

    Sementara terhadap Jurist Tan yang bersangkutan saat ini belum ditahan lantaran masih berada di luar negeri sehingga Kejagung masih berupaya melakukan pengejaran.

    Sakit Jantung

    Sedangkan Ibrahim Arief, tersangka tersebut dijadikan sebagai Tahanan kota lantaran menderita sakit jantung yang cukup akut.

    “IBAM penahanan kota karena berdasarkan hasil pemeriksaan dokter karena gangguan jantung kronis. Berdasarkan rapat tetap dilakukan penahanan untuk tahanan kota,” jelas Qohar.

    Setelah ditetapkan tersangka ke empat orang itu dijerat pasal 2 ayat 1 Jo Pasal 3 Jo 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

  • Kebijakan Baru Trump Bisa Deportasi Kilat dalam 6 Jam

    Kebijakan Baru Trump Bisa Deportasi Kilat dalam 6 Jam

    Washington DC
    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat kebijakan baru. Aturan terbaru yang dibuat Trump itu dapat menyebabkan seseorang dideportasi secara kilat dari AS.

    Kebijakan baru Trump akan memungkinkan para pejabat imigrasi AS untuk mendeportasi para migran ke negara ketiga, selain negara asal mereka, hanya dengan pemberitahuan 6 jam sebelumnya. Dilansir Reuters, Selasa (15/7/2025), aturan ini memberikan gambaran awal soal bagaimana upaya deportasi oleh pemerintahan Trump semakin keras.

    Kebijakan deportasi yang lebih cepat ini tertuang dalam memo tertanggal 9 Juli yang dirilis Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Badan Penindakan Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) Todd Lyons. Biasanya, ICE harus menunggu setidaknya selama 24 jam untuk mendeportasi seseorang setelah menyampaikan pemberitahuan tentang pemindahan mereka dari wilayah AS ke ‘negara ketiga’.

    Kini, berdasarkan memo tersebut, ICE dapat melakukan deportasi ke ‘negara ketiga’ hanya dengan pemberitahuan 6 jam dalam keadaan mendesak asalkan orang tersebut telah diberi kesempatan untuk berbicara dengan seorang pengacara. Memo itu juga menyatakan para migran dapat dikirimkan ke negara-negara yang telah berjanji untuk tidak menganiaya atau menyiksa mereka ‘tanpa perlu prosedur lebih lanjut’.

    Media terkemuka AS, Washington Post, menjadi yang pertama kali melaporkan memo ICE terbaru itu. Kebijakan terbaru pemerintahan Trump ini menunjukkan AS dapat bergerak lebih cepat untuk mengirimkan para migran ke negara-negara di seluruh dunia.

    Mahkamah Agung AS, pada Juni lalu, telah mencabut perintah pengadilan lebih rendah yang membatasi deportasi semacam itu tanpa pemeriksaan karena khawatir adanya penganiayaan di negara tujuan. Menyusul putusan pengadilan tinggi dan perintah lanjutan dari para hakim AS, pemerintahan Trump telah mengirimkan delapan migran yang berasal dari Kuba, Laos, Meksiko, Myanmar, Sudan, dan Vietnam ke Sudan Selatan.

    Menurut laporan Reuters, pemerintahan Trump telah mendesak para pejabat dari lima negara Afrika, yakni Liberia, Senegal, Guinea-Bissau, Mauritania, dan Gabon untuk menerima orang-orang yang dideportasi dari tempat lain. Pemerintahan Trump berargumen deportasi ke ‘negara ketiga’ membantu dengan cepat untuk memindahkan para migran yang seharusnya tidak berada di wilayah AS, termasuk mereka yang memiliki hukuman pidana.

    Para advokat mengkritik deportasi semacam itu sebagai tindakan berbahaya dan kejam. Pengkritik kebijakan itu menyebut orang-orang dapat dikirimkan ke negara-negara di mana mereka dapat menghadapi kekerasan, tidak memiliki ikatan apa pun, dan tidak dapat berbicara bahasa lokal.

    Kebijakan Imigrasi Lewat UU Big Beautiful

    Donald Trump (Foto: dok. Reuters)

    Selain lewat memo itu, kebijakan terkait imigrasi era Trump juga terdapat dalam UU pajak dan belanja negara yang disebut ‘One Big Beautiful Bill’. UU itu telah diteken oleh Trump pada Jumat (4/7), saat seremoni hari kemerdekaan AS di Gedung Putih.

    “Amerika menang, menang, memang seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Trump sebelum menandatangani RUU tersebut dalam seremoni yang digelar di luar ruangan di South Lawn Gedung Putih.

    Penandatanganan ini dilakukan setelah parlemen AS yang didominasi politisi Partai Republik meloloskan RUU yang menuai kritikan dari Partai Demokrat dan miliarder terkemuka AS, Elon Musk. UU tersebut menjadi perwujudan dari banyak janji kampanye Trump, mulai dari perpanjangan pemotongan pajak sejak masa jabatan pertamanya, meningkatkan pengeluaran militer, dan menyediakan dana besar untuk upaya deportasi migran oleh pemerintahan Trump.

    Sekitar USD 350 miliar (setara Rp 5,6 kuadriliun) dialokasikan untuk kebijakan imigrasi, termasuk pembangunan tembok perbatasan lebih lanjut, pembangunan fasilitas untuk menampung setidaknya 100.000 imigran yang ditahan, dan perekrutan setidaknya 100.000 agen baru dari Badan Imigrasi dan Bea Cukai (ICE). Dana itu ditujukan untuk mencapai tujuan Trump mendeportasi 1 juta orang dari AS setiap tahunnya.

    Dewan Imigrasi Amerika (American Immigration Council) menyatakan bahwa RUU tersebut menyediakan USD$45 miliar (sekitar Rp 729 triliun) untuk fasilitas penahanan ICE, naik 265% dari anggaran tahunan penahanan lembaga tersebut sebelumnya.

    Departemen Pertahanan (DoD) juga akan menerima peningkatan dana yang signifikan dalam RUU ini dengan miliaran dolar AS dialokasikan untuk pembangunan kapal baru, amunisi, serta perisai pertahanan misil nasional. Selain itu, DoD akan menerima USD 1 miliar (sekitar Rp 16 triliun) untuk langkah-langkah keamanan perbatasan.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Inovasi Anti-Bullying SMPN 43 Bandung Juara Se-Asia Pasifik

    Inovasi Anti-Bullying SMPN 43 Bandung Juara Se-Asia Pasifik

    Liputan6.com, Bandung – SMP Negeri 43 Kota Bandung mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional dengan meraih penghargaan bergengsi AIA Outstanding Mental Wellbeing Award dalam ajang Kompetisi Sekolah Tersehat se-Asia Pasifik yang digelar di Da Nang, Vietnam, pada 3 Juli 2025. 

    Dalam siaran pers, Kepala Diskominfo Kota Bandung, Yayan A. Brilyana, disampaikan bahwa penghargaan diberikan atas inovasi mereka dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan sehat secara mental melalui program Bejakeun. 

    “Bejakeun merupakan singkatan dari Berani lawan tindakan bullying, Jaga diri dan teman dari tindakan bullying, Kenali dan laporkan tindakan bullying, Unggah laporan tindakan kekerasan,” dikutip secara tertulis, Jumat, 11 Juli 2025.

    Inovasi ini dirancang untuk memberantas perundungan atau bullying di lingkungan sekolah dengan cara yang kreatif dan menyeluruh.

     

    Digagas oleh Ilham Pauji, seorang guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 43 Bandung, Bejakeun mengintegrasikan teknologi digital dan pendekatan emosional dalam upaya pencegahan bullying. 

    Melalui aplikasi Bejakeun yang kini sudah tersedia di PlayStore, siswa, guru, dan orang tua dapat melaporkan tindakan perundungan secara anonim, mengakses konten edukatif, serta menerima notifikasi penting yang mendukung terciptanya lingkungan belajar yang sehat secara mental.

    “Namun Bejakeun bukan hanya sebuah aplikasi. Program ini diperkuat oleh sejumlah kegiatan pendukung seperti pelatihan Emotional Spiritual Quotient (ESQ), doa bersama mingguan, kampanye anti-bullying di sekolah, hingga penyebaran edukasi melalui media sosial,” katanya.

    Pendekatan ini membentuk ekosistem yang konsisten dalam menumbuhkan kesadaran dan empati antarwarga sekolah.

    Dampaknya sangat signifikan. Sejak implementasi Bejakeun, angka perundungan di SMPN 43 Bandung menunjukkan penurunan yang nyata. Tak hanya itu, kepercayaan diri siswa meningkat, dan budaya saling menghargai semakin terasa di lingkungan sekolah.

  • Penjaja RTRW Net Menjerit Starlink Setop Tambah Pelanggan Baru

    Penjaja RTRW Net Menjerit Starlink Setop Tambah Pelanggan Baru

    Bisnis.com, JAKARTA — Langkah SpaceX yang berhenti menambah pengguna baru, baik residensial maupun mitra, menjadi musibah bagi pengusaha internet lokal khususnya RT/RW Net. Mereka tidak dapat lagi membuka layanan tersebut kepada pihak lain. 

    Sekadar informasi, RT/RW-Net adalah jaringan internet lokal yang dikelola dan dijual kembali oleh  (reseller) kepada masyarakat dalam skala lingkungan RT (Rukun Tetangga) atau RW (Rukun Warga). Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) kerap menemukan layanan internet Starlink dijual kembali ke masyarakat. Adapun situasinya kini telah berubah. 

    Sekretaris Jenderal APJII Zulfadly Syam mengatakan penghentian layanan ini kemungkinan besar akan berdampak pada akses internet di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), terutama layanan untuk pengguna residensial.

    “Dan ISP yang melayani layanan ini pun terpaksa gigit jari,” kata Zulfadly kepada Bisnis, Selasa (15/7/2025).

    Dia berharap Starlink dapat membantu meminimalkan distribusi internet ilegal, terutama di tengah masa penghentian layanan sementara ini.

    Sebagai anggota APJII, lanjut Zulfadly, Starlink dan para ISP legal lainnya berada dalam pengawasan asosiasi. Oleh karena itu, APJII turut mencatat dan menindaklanjuti keluhan-keluhan dari para penyelenggara layanan internet.

    Menurut Zulfadly, Starlink dan APJII telah sepakat untuk bersama-sama meminimalkan distribusi internet ilegal. Namun, dengan semakin banyaknya jumlah penyelenggara layanan, dia berharap agar ISP lokal dapat tumbuh lebih kuat dan kompetitif dibandingkan dengan pemain asing.

    “Pemerintah harus memiliki tools. Tidak saja hanya berharap dari laporan-laporan kinerja semata. Tools ini akan membantu pemerintah untuk melakukan pengawasan sekaligus mempelajari potensi gangguan terhadap layanan internet Indonesia,” tandasnya.

    Pada Februari 2025, Zulfadly mengatakan Starlink turut mendorong penetrasi internet di Indonesia. Sayangnya, Starlink belum berhasil dalam mengontrol penggunaan secara berbagi atau sharing, yang kemudian dikomersialisasi oleh penyelenggara internet ilegal (RT/RW net ilegal). 

    “Jadi mereka masih melakukan sharing terhadap satu koneksinya, satu equipment kemudian dibagi dengan beberapa, tetapi dikomersialisasikan. Kalau tidak dikomersialisasikan sebenarnya tidak menjadi satu hal yang masalah, bahkan itu membantu benar-benar membuka mata masyarakat-masyarakat di daerah-daerah tertinggal,” kata Zulfadly kepada Bisnis

    Peluncuran Starlink

    APJII mengaku hingga saat ini belum pernah diperlihatkan bagaimana cara Elon Musk mengatur layanan internetnya agar tidak disharing. Pun dengan cara Starlink memblokir penyalahgunaan jual kembali internet Starlink tanpa izin.

    APJII juga mengkhawatirkan mengenai model terbaru Starlink, yang ke depan memungkinkan internet langsung disuntikan dari satelit ke smartphone tanpa perantara. Terobosan tersebut menurutnya akan berdampak pada keberlanjutan  ekosistem internet Indonesia. 

    “Ini menurut kami akan merusak seluruh ekosistem yang ada, seluruh ekosistem internet yang ada gitu,” kata Zulfadly. 

    Berdasarkan pengamatannya, saat ini kecepatan internet Starlink tak jauh berbeda dengan ketika diperkenalkan pada Mei 2024. 

    “Prinsipnya hampir di semua koneksi satelit itu masih terganggu dengan seperti noise pada hujan gitu ya. Jadi hujan yang deras pasti akan menurunkan kualitas. Itu sudah umum terjadi di hampir semua perangkat satelit,” kata Zul. 

    Diketahui, Starlink, layanan internet satelit dari SpaceX milik Elon Musk, memulai operasinya di Indonesia pada Mei 2024 setelah mendapatkan izin dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagai penyedia layanan internet untuk konsumen ritel. 

    Peluncuran ini dilakukan oleh Elon Musk bersama Presiden Joko Widodo di Bali, bertepatan dengan World Water Forum ke-10 pada 19 Mei 2024.  Pada awal kehadirannya, Starlink hanya menggelontorkan investasi sebesar Rp30 miliar  di Indonesia, yang belum terungkap secara jelas pemanfaatannya.

    Sementara itu, berdasarkan laporan awal pasca-peluncuran pada Mei 2024, dikabarkan sekitar 15.000 warga Indonesia menyatakan minat untuk menggunakan layanan Starlink. 

    Secara global, Starlink melayani 4 juta pelanggan pada September 2024, setelah sebelumnya 3 juta pada Mei 2024, menunjukkan pertumbuhan sekitar 1 juta pelanggan dalam 4 bulan.

  • Dirjen Pajak Kemenkeu Ungkap Telah Pecat 7 Pegawai

    Dirjen Pajak Kemenkeu Ungkap Telah Pecat 7 Pegawai

    Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan Bimo Wijayanto mengatakan pihaknya terus berusaha untuk menguatkan integritas para pegawainya. Ia bahkan mengungkap telah memecat tujuh orang pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) selama kepemimpinannya sejak Mei 2025.

    Bimo mengatakan pihaknya tidak akan memberi toleransi terhadap tindakan curang sekecil apapun.