Jokowi Sebut PSI Tak Dimiliki Elite apalagi Keluarga
Tim Redaksi
SOLO, KOMPAS.com
– Presiden ke-7 RI
Joko Widodo
(Jokowi) menyebut,
Partai Solidaritas Indonesia
(PSI) tidak dimiliki oleh elite maupun keluarga tertentu.
Hal ini lantaran
PSI
adalah Partai Super Tbk yang menurutnya saham partai ini dimiliki oleh seluruh kader.
“Tidak ada kepemilikan elite, tidak ada kepemilikan keluarga apalagi, semua memiliki saham yang sama,” kata Jokowi, dalam
Kongres PSI
di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2025).
Oleh karena itu, Jokowi mengatakan, seluruh kader harus ikut membesarkan PSI.
“Dengan ini mestinya seluruh anggota, seluruh kader itu bersama-sama ikut membesarkan partai. Karena memiliki rasa yang sama terhadap kepemilikan partai,” ungkap dia.
Lebih lanjut, ia meyakini PSI akan menjadi partai besar dan kuat asalkan semuanya bekerja keras.
Dia memprediksi momentum PSI menjadi partai besar pada
Pemilu 2034
.
“Saya masuk tadi memberikan
feeling
kepada saya bahwa auranya PSI ini akan menjadi partai kuat dan partai besar. Tapi, jangan tergesa-gesa. Ada
step-step
-nya,” ujar dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Blog
-
/data/photo/2025/07/19/687b6c2bc69b9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jokowi Sebut PSI Tak Dimiliki Elite apalagi Keluarga
-

Sebut bukan dimiliki elit-keluarga, Jokowi yakin PSI jadi partai besar
GELORA.CO – Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) meyakini Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kelak menjadi partai besar karena partai yang diibaratkan sebagai saham itu bukan dimiliki oleh pengurus dan kader, bukan pula dimiliki oleh elit, apalagi keluarga.
Dalam Kongres PSI 2025 yang dihadiri Jokowi sebagai pemateri sesi Pesan Kebangsaan itu, Presiden periode 2014-2024 itu menilai PSI yang kini memiliki branding sebagai partai Super TBK itu akan menjadi partai kuat dan besar secara bertahap.
“Saham partai ini dimiliki oleh seluruh pengurus, oleh seluruh anggota, oleh seluruh kader. Tidak ada kepemilikan elit, tidak ada kepemilikan keluarga apalagi, semua memiliki saham yang sama. Dengan ini mestinya seluruh anggota, seluruh kader itu bersama-sama ikut membesarkan partai,” kata Jokowi pada Kongres PSI 2025 di Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
Jokowi menilai branding PSI menjadi partai Super TBK membuat seluruh anggota dan kader merasa memiliki partai tersebut, dan berupaya bersama untuk membesarkan partai.
Mantan Wali Kota Solo itu juga memberi catatan bahwa menjadi partai yang kuat dan besar tidak bisa tergesa-gesa, namun ada tahapan yang harus dilalui dengan kerja keras semua anggota.
Ia pun memperkirakan bahwa PSI baru menjadi partai yang kuat dan besar pada 2034, bukan 2029.
Selain karena dimiliki seluruh anggota, Jokowi menilai PSI yang baru saja berganti logo menjadi gajah merah-putih itu, merupakan partai cerdas.
Menurut dia, gajah melambangkan ilmu pengetahuan, artinya kader PSI merupakan kader yang cerdas. Gajah, kata Jokowi, juga melambangkan pengetahuan dan kebijakan. Oleh sebab itu, ia mendukung penuh PSI.
“Tapi yang paling penting, gajah itu kuat dan besar. Oleh sebab itu, saya akan full mendukung PSI,” seru Jokowi.
Berdasarkan pengalamannya, Jokowi memberi perintah agar PSI segera menyelesaikan struktur partai, baik di tingkat DPW, DPD, hingga tingkat desa, karena struktur partai diibaratkan sebagai mesin yang harus dijalankan menuju tahun politik 2029.
“Saya titip yang terakhir, agar kita bekerja keras bersama-sama agar struktur partai di seluruh wilayah, di seluruh provinsi, kabupaten dan kota segera bisa diselesaikan. Paling tidak 2027 akhir. Kalau itu bisa diselesaikan, artinya mesinnya siap,” kata Jokowi.
-

Gerak-gerik Orang Kecanduan Judi Online Menurut Psikolog
Jakarta –
Di era digital seperti sekarang, banyak orang yang tergiur dengan judi online. Padahal, kecanduan judi online bisa berdampak serius pada kesehatan mental, keuangan, bahkan hubungan sosial seseorang.
Banyak orang yang awalnya hanya mencoba-coba, tapi kemudian terjebak dalam siklus judi yang sulit dihentikan. Ketahui gerak-gerik kecanduan judi online yang tidak boleh diabaikan.
Gerak gerik Kecanduan Judi Online Tidak Boleh Diabaikan
Menurut psikolog klinis Tri Iswardani orang yang kecanduan judi online akan memiliki gerak gerik tertentu, seperti sering menutupi banyak hal, terutama soal finansial. Mereka bisa mendadak menjual aset tanpa alasan yang jelas
“Diam-diam, dia akan mencoba terus, semakin sering berbohong kepada keluarga, waktu yang dia habiskan di depan gadget semakin lama,” kata Tri dalam perbincangan di Sunset Talk detikSore ‘Gara-gara Judi Online’, Jumat (14/6/2024).
Sebelum lari ke pinjol, seseorang biasanya punya hutang yang semakin lama semakin bertambah. Bahkan mencapai jutaan rupiah.
“Tiba-tiba dia punya hutang, hutangnya makin lama semakin nambah, dari awalnya 300 ribu sampai bisa jutaan rupiah, dia akhirnya lari ke pinjol,” katanya.
Orang yang kecanduan pinjol juga terus memantau aplikasinya. Sampai-sampai, untuk bisa terus terjaga, orang tersebut mulai memakai obat terlarang.
“Jadi dia harus memantau, melek terus, dan untuk kebutuhan kuat meleknya, dia mulai lah pakai sabu, sabu juga jadi semakin addict, akhirnya tertangkap, ketahuan, direhabilitasi dan ternyata awal mulanya baru diketahui karena judi online,” katanya.
Untuk menghindari penanganan yang terlambat, Tri meminta kepada keluarga atau teman dekat orang dengan gerak gerik kecanduan online untuk membawanya terapi ke psikolog.
Alasan Kebanyakan Orang Kecanduan Judi Online
Tri mengatakan, kebanyakan orang kecanduan judi online karena coba-coba, adrenaline rush, sekadar rekreasi. Ada juga yang mengkhayal bisa mendapatkan bantuan dalam jumlah fantastis secara instan.
“Dia bisa judi online karena nggak ada kerjaan, jadi rekreasinya judi, bisa juga karena ada kebutuhan untuk dapat bantuan tiba-tiba, misalnya dari judi cuma 100 ribu, dapatnya 10 juta,” jelas Tri.
Sebab tergiur kesuksesan teman dari judi online, pelaku bisa sampai rela terus mengeluarkan uang, sampai-sampai tak sadar bahwa nominalnya semakin besar. Masalah baru pun mulai muncul, yaitu melakukan pinjaman online, kemudian hutangnya terus bertambah.
(elk/kna)
-

Tingkat Kelahiran Korsel Terendah di Dunia, Tapi Klinik Fertilitas Laku Keras
Seoul –
Meskipun menghadapi tekanan finansial dan budaya selama menjalani program IVF di Korea Selatan, Jang Sae-ryeon tetap bermimpi untuk memiliki anak (Jang Sae-ryeon)
Ketika Kim Mi-ae memulai program bayi tabung (IVF) pada November lalu, dia tahu itu akan menjadi ujian kesabaran yang berat sesuatu yang sudah dia alami saat hamil anak pertamanya tiga tahun lalu.
Namun, yang mengejutkannya kali ini adalah antrean yang “gila” di klinik fertilitas.
“Ketika saya datang pada Januari, rasanya seolah-olah semua orang telah membuat resolusi tahun baru untuk punya bayi! Bahkan dengan reservasi, saya menunggu lebih dari tiga jam,” kata warga Seoul berusia 36 tahun itu.
Ketika Korea Selatan terus berjuang dengan tingkat kelahiran terendah di dunia, klinik kesuburan semakin diminati — titik terang dalam krisis demografis negara tersebut.
Antara 2018 dan 2022, jumlah perawatan kesuburan yang dilakukan di negara tersebut meningkat hampir 50% menjadi 200.000. Tahun lalu, satu dari enam bayi di Seoul lahir dengan bantuan perawatan kesuburan.
“Kita memiliki generasi muda yang terbiasa mengendalikan hidupnya,” kata Sarah Harper CBE, profesor Gerontologi di Universitas Oxford.
Kontrol tersebut, tambahnya, dapat berupa perempuan lajang yang membekukan telurnya atau mencoba program bayi tabung ketika tidak dapat hamil.
“Pada generasi sebelumnya, ada sikap menerima bahwa hamil atau tidak hamil adalah sesuatu yang kurang direncanakan. Kini perempuan Korea mengatakan, ‘Saya ingin merencanakan hidup saya.’”
Ini adalah kabar baik bagi pemerintah Korea Selatan, yang berusaha mengangkat negara tersebut dari krisis demografis.
Satu dari lima orang di Korea Selatan kini berusia 65 tahun atau lebih. Sebagai proporsi dari total populasi negara, belum pernah ada jumlah bayi sesedikit ini.
Pada 2024, tingkat kelahiran di Korea Selatan naik untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun (Getty Images)
Negara ini telah berulang kali memecahkan rekornya sendiri sebagai negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia:
0,98 bayi per perempuan pada 2018;
Jika tren ini berlanjut, para ahli memperingatkan bahwa populasi 50 juta orang dapat berkurang setengahnya dalam 60 tahun.
Namun, baru-baru ini ada alasan untuk bersikap optimis dengan hati-hati: alih-alih mencapai rekor terendah lagi, tingkat kelahiran Korea Selatan naik sedikit menjadi 0,75 pada tahun 2024kenaikan pertama dalam sembilan tahun.
“Ini adalah kenaikan kecil, tetapi tetap berarti,” kata Seulki Choi, seorang profesor di Sekolah Kebijakan Publik dan Manajemen Institut Pengembangan Korea.
Masih terlalu dini untuk menentukan apakah ini awal dari pembalikan yang sangat dibutuhkan atau hanya fluktuasi sementara.
Angka kelahiran Korea Selatan tetap jauh di bawah rata-rata global sebesar 2,2. Namun, banyak pihak seperti Choi tetap optimis dengan waspada.
“Jika tren ini berlanjut, ini bisa menandakan pergeseran jangka panjang,” kata Choi. “Kita perlu memantau bagaimana sikap generasi muda terhadap pernikahan dan memiliki anak berubah.”
Selama bertahun-tahun, memiliki anak bukanlah hal yang ada di pikiran Park Soo-in. Dia sibuk bekerja, sering kali baru pulang dari pekerjaannya di bidang periklanan pada pukul 04:00.
“Saya bekerja di perusahaan dengan jam lembur yang tak ada habisnya, jadi itu bahkan bukan sesuatu yang bisa saya pertimbangkan secara realistis,” kata perempuan berusia 35 tahun itu.
Segalanya mulai berubah setelah dia menikah dua tahun lalu. Dia mendapatkan pekerjaan baru dengan jam kerja yang lebih baikdan teman-temannya mulai memiliki keturunan.
“Melihat dan berinteraksi dengan anak-anak mereka bikin saya merasa tidak terlalu tertekan, ” katanya. “Dan melihat suami saya mengambil inisiatif, melakukan riset tentang kehamilan dan persalinan, serta menunjukkan usaha yang nyata, bikin saya yakin bahwa kita bisa melakukannya.”
Angka kelahiran di Korea Selatan mengalami peningkatan tipis pada 2024 (Getty Images)
Ketika Park dan suaminya mengalami kesulitan untuk memiliki anak, mereka memutuskan untuk mencoba pengobatan kesuburan. Banyak orang lain juga melakukan hal yang sama, yang memperkuat proyeksi bahwa industri yang sedang berkembang ini dapat bernilai lebih dari US$2 miliar pada 2030.
“Ini sebenarnya merupakan sinyal penting bagi pembuat kebijakan bahwa masih ada perempuan yang ingin memulai keluarga tetapi menghadapi hambatan untuk melakukannya,” kata Jennifer Sciubba, Presiden dan CEO Population Reference Bureau, sebuah organisasi nirlaba di Washington, DC.
“Lebih dari segalanya, ini adalah tanda bahwa orang-orang tidak mampu memenuhi keinginan mereka untuk memiliki anak.”
Sulitnya hamil hanyalah salah satu hambatan. Di balik krisis populasi Korea Selatan terdapat berbagai tekanan sosial dan finansial mulai dari norma patriarki yang menempatkan sebagian besar tanggung jawab pengasuhan anak pada perempuan hingga jam kerja yang panjang dan biaya pendidikan yang tinggi yang membuat banyak orang muda enggan memiliki anak.
Bagi sebagian orang, impian tersebut hanya tertunda. Lebih dari setengah penduduk Korea Selatan mengatakan mereka ingin memiliki anak tetapi tidak mampu membiayainya, menurut laporan PBB. Saat perempuan Korea Selatan melahirkan anak pertama, usia rata-rata mereka adalah 33,6 tahun salah satu yang tertinggi di dunia.
“Jika melihat ke belakang, mungkin lebih baik memulai lebih awal,” kata Park. “Tapi secara realistis sekarang terasa seperti waktu yang tepat. Di akhir usia 20-an, saya tidak memiliki kemampuan finansial untuk memikirkan pernikahan atau anak.”
Hal yang sama berlaku bagi Kim, yang menghabiskan tiga tahun menabung untuk pernikahan dan empat tahun lagi untuk memiliki anak.
“Orang-orang menghabiskan masa mudanya untuk belajar, mencari pekerjaan, dan menghabiskan uang untuk mempersiapkan hidup. Dan saat mereka siap untuk menetap, seringkali sudah terlambat,” katanya. “Tapi semakin lama menunda, semakin sulit [untuk hamil], baik secara fisik maupun emosional.”
Bagi mereka yang memilih bayi tabung, proses mencoba hamil juga menjadi jauh lebih mahal.
“Sulit untuk mengatakan berapa tepatnya biaya IVF karena sangat bervariasi tergantung pada orang dan siklusnya,” kata Kim. “Ini adalah pengeluaran besar dan tidak terduga yang benar-benar dapat mempengaruhi keuangan Anda.”
Sebagai bagian dari upaya terkoordinasi untuk meningkatkan tingkat kelahiran, pemerintah Korea Selatan telah memperluas dukungan untuk perawatan kesuburan. Seoul kini memberikan subsidi hingga 2 juta won Korea ($1.460; Pound 1.100) untuk pembekuan sel telur dan 1,1 juta won untuk setiap perawatan bayi tabung
Namun, meskipun ada subsidi pemerintah, Kim mengatakan dia menghabiskan lebih dari 2 juta won pada Januari untuk bayi tabung sebagian besar untuk biaya tambahan yang tidak ditanggung subsidi, seperti suplemen dan tes tambahan.
Dan dengan kurang dari setengah siklus bayi tabung yang berhasil, biaya dapat menumpuk dengan cepat.
Hal ini juga dialami oleh Jang Sae-ryeon di Provinsi Jeolla bagian barat daya. Perempuan berusia 37 tahun ini memulai pengobatan kesuburan dua tahun lalu dan telah menjalani lima siklus IVF, masing-masing menghabiskan sekitar 1,5 juta won.
“Saya berharap semuanya berhasil setelah satu atau dua kali mencoba, tapi bagi kebanyakan orang, itu tidak terjadi,” katanya. “Tanpa uang, Anda tidak bisa melanjutkan. Itu kenyataannya. Dan menurut saya, itulah bagian yang paling membuat frustrasi.”
Tantangan yang sama beratnya, kata mereka, adalah tekanan di tempat kerja saat berkomitmen pada jadwal bayi tabung yang padat.
Meskipun perusahaan di Korea Selatan menawarkan beberapa hari cuti untuk perawatan kesuburan, mereka mengatakan bahwa dalam praktiknya sulit untuk memanfaatkannya. Kim mengatakan dia menjalani IVF untuk anak pertamanya tanpa mengambil cuti sama sekali. Jang, sementara itu, mengatakan rekan kerjanya meminta dia menunda perawatannya.
“Hal itu membuat saya merasa bahwa IVF dan pekerjaan penuh waktu tidak bisa dipadukan,” kata Jang. “Jadi saya resign. Tapi setelah keluar, saya mengalami kesulitan finansial. Hal itu membuat saya harus resign lagi dan mencari pekerjaan baru.”
Tekanan finansial dan budaya seperti itu mungkin telah meredam impian banyak orang Korea Selatan untuk memiliki anak, tetapi tidak bagi Jang.
Dia masih menangis saat mengingat dua kehamilan di awal pernikahannya keduanya berakhir dengan keguguran.
“Anda tahu, kan, orang bilang saat punya anak, Anda merasa cinta yang tak terbatas?” katanya. “Saya pikir memiliki anak yang mirip dengan kami berdua dan membangun keluarga bersama adalah salah satu bentuk kebahagiaan terbesar yang bisa dirasakan seseorang.”
Lihat juga Video: 23 Ribu Bayi Lahir di Korea Selatan, Naik 11 Persen dari Tahun Lalu
(nvc/nvc)
-

Pertamina kelola perizinan anak usaha lewat inovasi digital
Peluncuran inovasi digital perizinan Pertamina berbasis teknologi geospasial ArcGIS dalam Esri User Conference 2025 di San Diego, Amerika Serikat. (ANTARA/HO-Esri Indonesia)
Pertamina kelola perizinan anak usaha lewat inovasi digital
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Sabtu, 19 Juli 2025 – 15:57 WIBElshinta.com – PT Pertamina (Persero) memperkenalkan inovasi digital terbaru dalam pengelolaan perizinan anak usaha melalui penerapan berbasis teknologi geospasial ArcGIS.
“Kecerdasan data lokasi ini mendukung optimalisasi aset, menghindari risiko dikenai denda dan meningkatkan efisiensi lintas anak perusahaan. Ini bagian dari ‘roadmap’ Pertamina menuju tata kelola kelas dunia,” ujar Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Inisiatif terobosan ini diluncurkan pada Esri User Conference 2025 di San Diego, Amerika Serikat, sebuah ajang global terkemuka yang mempertemukan para profesional dan organisasi dari seluruh dunia untuk mengeksplorasi kemajuan dalam sistem informasi geografis (GIS).
Sistem inovatif ini dirancang untuk menjawab tantangan kompleksitas dan fragmentasi pengelolaan perizinan di seluruh anak perusahaan Pertamina. Melalui pendekatan terintegrasi, solusi geospasial ini memungkinkan pemantauan real-time terhadap lebih dari 5.000 dokumen perizinan.
Sistem ini tidak hanya menghadirkan dashboard visualisasi spasial, tetapi juga dilengkapi fitur chatbot pencarian berbasis teks dan sistem peringatan dini untuk masa berlaku izin. Fadjar mengatakan digitalisasi ini bukan sekadar menyimpan data izin, tapi bagaimana Pertamina bisa melihatnya secara spasial lokasi, status, hingga potensi kondisi ke depan dalam satu peta dinamis.
Hingga fase pertama, lanjut Fadjar, sistem ini telah berhasil mengintegrasikan kebutuhan perizinan PT Pertamina Patra Niaga sebagai salah satu Subholding Pertamina dengan 322 dokumen perizinan strategis, termasuk PLO (Persetujuan Layak Operasi), KKPR (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang), dan KKPRL (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut) tanpa keterlambatan dalam proses sertifikasi ulang.
Hasilnya, kata dia, Pertamina berhasil menghindari potensi biaya hingga 25 juta dolar AS, termasuk risiko reengineering dan dikenai denda.
“Sistem ini menjadi terobosan penting bagi operasional kami—karena memungkinkan pemantauan status izin secara real-time, mengantisipasi kendala sejak dini, serta menjaga kelancaran operasional tanpa gangguan,” ucap Fadjar.
Menurut dia, inisiatif ini membuktikan bahwa teknologi geospasial tidak hanya mendorong efisiensi internal, tetapi juga berperan penting dalam memastikan masa depan energi Indonesia yang aman dan berkelanjutan. Fadjar melanjutkan, kegiatan ini sejalan dengan yang Astacita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam penerapan inovasi teknologi.
“Inovasi digitalisasi sistem ini diharapkan dapat berdampak pada kelancaran distribusi ketersediaan dan keterjangkauan energi,” kata Fadjar.
Mendukung transformasi ini, Esri Indonesia menegaskan keunggulan adaptibilitas platform ArcGIS yang telah diterapkan oleh Pertamina.
“Solusi geospasial ini menunjukkan bagaimana teknologi Esri dapat diadaptasi secara fleksibel untuk menjawab kebutuhan industri seperti pada industri migas energi, Teknologi geospasial kini berkembang jauh melampaui bukan hanya fungsi visualisasi, namun juga menjadi fondasi dalam pengambilan keputusan strategis yang berbasis lokasi,” ujar Presiden Direktur Esri Indonesia Leslie Wong.
Pertamina menargetkan penerapan sistem ini secara penuh pada Agustus 2025 dengan integrasi menyeluruh di seluruh sub-holding. Solusi ini menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya digitalisasi dan transformasi perusahaan, yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan dan efisiensi yang diusung BUMN energi nasional tersebut.
Sumber : Antara
-
/data/photo/2025/07/19/687b7574bead0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dugong 2,5 Meter Ditemukan Mati di Pantai Jembrana Denpasar 19 Juli 2025
Dugong 2,5 Meter Ditemukan Mati di Pantai Jembrana
Tim Redaksi
JEMBRANA, KOMPAS.com
– Seekor
dugong
ditemukan terdampar di Pantai Desa Perancak, Kecamatan Negara, Kabupaten
Jembrana
, Provinsi
Bali
, Sabtu (19/7/2025).
Mamalia laut tersebut ditemukan terdampar dalam keadaan mati.
Laporan temuan bangkai dugong tersebut disampaikan oleh
Kelompok Pelestari
Penyu Kurma Asih kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Bali.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Bali, Ratna Hendratmoko mengatakan bahwa Tim Resor Jembrana bersama dokter hewan dari Yayasan Jaringan Satwa Indonesia kemudian melakukan identifikasi terhadap bangkai dugong.
Hasilnya, diketahui bahwa dugong tersebut berjenis kelamin betina, memiliki panjang tubuh 2,56 meter dan lebar 1,6 meter.
“Kami langsung melakukan identifikasi dan nekropsi di lapangan,” kata dia dalam keterangannya.
Ia mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan awal melalui nekropsi menemukan adanya abnormalitas atau gangguan pada sistem pernapasan dugong.
“Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab kematian pada satwa tersebut,” kata dia.
Setelah proses identifikasi dan nekropsi selesai dilakukan, bangkai satwa ini langsung dikuburkan di lokasi temuan pada pukul 13.30 Wita.
Proses penguburan disaksikan oleh sejumlah pihak, termasuk warga yang berada di sekitar lokasi.
Ia mengapresiasi peran aktif masyarakat yang melaporkan temuan dugong yang termasuk dalam satwa dilindungi tersebut.
“Kami mengimbau agar masyarakat segera melapor jika kembali menemukan satwa terdampar, agar bisa segera ditangani,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/07/19/687b95ad037d1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


