Blog

  • Khalid Basalamah Kembalikan Uang ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji

    Khalid Basalamah Kembalikan Uang ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji

    GELORA.CO –  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membenarkan pernyataan pendakwah sekaligus pemilik perjalanan haji umroh PT Zahra Oto Mandiri alias Uhud Tour, Khalid Zeed Basalamah terkait adanya pengembalian uang. Namun, KPK tidak membeberkan nilai uang yang dikembalikan Khalid Basalamah.

    “Benar,” kata Ketua KPK, Setyo Budiyanto dikonfirmasi, Senin (15/9).

    Pimpinan KPK berlatar belakang Kepolisian itu tidak mengungkap secara rinci besaran uang yang dikembalikan Khalid Basalamah. Menurutnya, saat ini tim penyidik masih dalam tahap penghitungan.

    “Untuk jumlahnya belum terverifikasi,” ujar Setyo.

    Dalam sebuah siniar Youtube, Khalid Basalamah mengungkap adanya dugaan pungutan biaya visa haji khusus yang dialami jemaahnya pada musim haji 2024. Sebab, izin Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) milik Uhud Tour baru terbit pada akhir 2023. Karena itu, para jamaah diarahkan untuk mendaftar melalui PIHK lain, yakni PT Muhibbah asal Pekanbaru.

    Dalam proses tersebut, setiap jemaah diminta membayar biaya visa sebesar USD 4.500 atau sekitar Rp 73 juta, di luar biaya paket haji. Selain itu, ada tambahan pembayaran untuk fasilitas maktab VIP.

    “Kita terdaftar semua jamaah diminta bayar visa 4.500 USD. Kita juga dijanjikan maktab VIP yang kami bayar. Jadi, kami ada pembayaran visa, kami ada pembayaran maktab,” ujar Khalid.

    Total jemaah Uhud Tour yang berangkat berjumlah 122 orang, termasuk enam petugas. Dari 118 jemaah, masing-masing dikenakan biaya USD 4.500. Bahkan, menurut Khalid, ada 37 jemaah yang diminta menambah USD 1.000 agar visa mereka segera diproses.

    Belakangan, Khalid baru mengetahui bahwa visa kuota haji seharusnya tidak dikenakan biaya. Fakta tersebut disampaikan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat memintanya memberi keterangan.

    “Saya ditanya, ‘Ustaz tahu tidak kalau visa kuota ini gratis?’ Saya jawab, ‘Saya tidak tahu’. Karena selama ini visa umrah berbayar, furoda berbayar, jadi saya kira kuota haji khusus juga sama,” ungkap Khalid.

    Khalid Basalamah telah menjalani pemeriksaan di KPK, sebanyak dua kali. Terakhir, Khalid diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi tambahan kuota haji, pada Selasa (9/9). Usai menjalani pemeriksaan, Khalid mengklaim dirinya bukan pelaku dalam kasus dugaan korupsi penyelenggaraan haji, melainkan korban dari ulah pemilik PT Muhibbah asal Pekanbaru, Ibnu Masud.

    Dalam pengusutan kasus ini, KPK sendiri telah mencegah mantan Menag Yaqut Cholil Qoumas bersama eks staf khusus (stafsus) Menag, Ishfah Abdul Aziz (IAA) dan pihak travel Fuad Hasan Masyhur (FHM) ke luar negeri.

    Pencegahan dilakukan demi memastikan ketiga pihak tersebut tetap berada di wilayah Indonesia selama proses penyidikan berlangsung.

    Pencegahan dilakukan setelah KPK secara resmi mengumumkan perkara dugaan korupsi terkait penentuan kuota dan penyelenggaraan ibadah haji di Kementerian Agama (Kemenag) 2023–2024 naik ke tahap penyidikan, pada Sabtu (9/8) dini hari.

    Meski telah masuk tahap penyidikan, hingga kini KPK belum mengumumkan secara terbuka siapa saja pihak yang telah ditetapkan sebagai tersangka. 

    Penyidikan itu dilakukan dengan menerbitkan sprindik umum melalui jeratan Pasal 2 ayat 1 dan atau Pasal 3 UU Nomor 31/1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20/2021 jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

  • Pencurian Sepeda Motor Terjadi di Bangkalan, Kurir Ekspedisi Jadi Korban

    Pencurian Sepeda Motor Terjadi di Bangkalan, Kurir Ekspedisi Jadi Korban

    Bangkalan (beritajatim.com) – Seorang kurir ekspedisi bernama Putra menjadi korban pencurian sepeda motor di Bangkalan, Jumat (12/9/2025). Kejadian ini terjadi saat Putra sedang merapikan barang di dalam kantornya, sementara sepeda motor yang biasa digunakan untuk bekerja terparkir di halaman kantor.

    “Awalnya saya cuma sebentar masuk, begitu keluar motor sudah hilang,” ujar Putra, mengungkapkan betapa cepatnya kejadian tersebut. Saat kembali ke halaman kantor, sepeda motor yang diparkir di tempat semula sudah raib, Senin (15/9/2025).

    Dari rekaman CCTV yang berhasil diperoleh, tampak seorang pria yang tidak dikenal berdiri di halaman kantor. “Pria tersebut tampak pura-pura sibuk menelpon, namun diduga itulah modusnya sebelum menggondol motor,” jelas Putra. Dalam rekaman tersebut, pria tersebut tampak datang setelah Putra masuk ke dalam kantor.

    Putra mengaku tidak mengenal pria yang ada dalam rekaman CCTV tersebut. “Saya tidak kenal orang yang ada di CCTV itu. Pas saya masuk, orang itu belum ada. Mungkin datang setelah saya di dalam,” tambahnya.

    Hingga kini, kasus pencurian tersebut sudah dilaporkan ke pihak kepolisian. Rekaman CCTV yang ada tengah dianalisis untuk mengungkap identitas pelaku.

    Kasus ini semakin menunjukkan pentingnya kewaspadaan terhadap modus-modus pencurian yang terus berkembang. Warga diminta untuk lebih berhati-hati dan menjaga barang-barang mereka di tempat umum. Sementara itu, pihak kepolisian masih berupaya melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku. [sar/suf]

  • 34 Rumah di Senen Hangus Terbakar, Diduga akibat Korsleting
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 September 2025

    34 Rumah di Senen Hangus Terbakar, Diduga akibat Korsleting Megapolitan 15 September 2025

    34 Rumah di Senen Hangus Terbakar, Diduga akibat Korsleting
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kebakaran besar melanda kawasan padat penduduk di Jalan Pasar Senen Dalam VI, RT 014-015 RW 04, Senen, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025) dini hari.
    Sebanyak 34 rumah warga hangus terbakar akibat peristiwa yang diduga dipicu korsleting listrik.
    Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Pusat Syaiful Kahfi mengatakan api pertama kali terlihat membesar di lantai tiga rumah milik warga bernama Tabrani.
    Dalam waktu singkat, kobaran api menjalar ke bangunan di sekitarnya.
    “Api pertama kali terlihat membesar di lantai tiga rumah salah satu warga bernama Tabrani, kemudian dengan cepat menjalar ke rumah-rumah sekitar,” ujar Syaiful saat dihubungi
    Kompas.com
    , Senin.
    Hal itu turut dibenarkan saksi mata, Sukardi. Menurut dia, warga sempat berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya, namun kobaran justru semakin membesar.
    “Saya dan warga berusaha memadamkan api dengan air, tetapi api semakin membesar dan akhirnya meluas ke rumah lainnya,” ucapnya.
    Laporan kebakaran diterima pada pukul 02.00 WIB. Selanjutnya, tiga unit mobil pemadam dan 15 personel dikerahkan ke lokasi. Proses pemadaman dimulai pukul 02.06 WIB, api berhasil dilokalisasi pada 03.45 WIB, dan pendinginan selesai sekitar pukul 04.05 WIB.
    “Operasi pemadaman baru selesai pada pukul 09.26 WIB dengan total pengerahan 20 unit mobil dan 100 personel,” jelas Syaiful.
    Menurut Syaiful, akses jalan yang sempit serta jarak lokasi dari pos pemadam menjadi hambatan utama dalam proses penanganan kebakaran.
    Peristiwa ini berdampak pada 70 keluarga atau sekitar 214 jiwa. Kerugian materi ditaksir mencapai Rp500 juta.
    Selain kerugian materi, dua petugas pemadam turut menjadi korban.
    Bimo Margo Hutomo (28), petugas PJLP Damkar Sektor Johar Baru, mengalami retak pada tangan kanan dan saat ini menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto.
    Sementara itu, Abdurachman (40), Bintara Piket, mengalami luka memar ringan dan sudah diperbolehkan pulang.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengacara Temukan Dugaan Diplomat Arya Diikuti OTK Sebelum Ditemukan Meninggal

    Pengacara Temukan Dugaan Diplomat Arya Diikuti OTK Sebelum Ditemukan Meninggal

    Bisnis.com, JAKARTA — Kuasa hukum keluarga Diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan (ADP) menduga kliennya diikuti oleh orang tidak dikenal (OTK) sebelum ditemukan meninggal.

    Pengacara Keluarga Arya, Dwi Librianto mengatakan kliennya sudah diikuti OTK saat berada di mal Grand Indonesia (GI). Dugaan penguntitan itu kemudian membuat Arya Daru panik.

    “Panik itu terjadi karena dugaan kami, dia ada yang ngikutin. Ada yang ngikutin,” ujar Dwi di Bareskrim Polri, Senin (15/9/2025).

    Dia menambahkan, setelah merasa diikuti OTK, Arya kemudian bergegas menuju lantai paling atas Gedung Kemlu RI. Tujuannya, untuk melihat apakah Arya masih diikuti atau tidak.

    “Karena mau lihat orangnya masih ada apa tidak. Karena dia tahu biasanya bisa lihat ke bawah dan dia pun bisa lihat ke bawah itu,” pungkasnya.

    Sebelumnya diberitakan, Arya terpantau berada di mal Grand Indonesia sekitar 17.52 WIB pada Senin (7/7/2025).

    Tak sendiri, Arya tampak bersama dua rekannya, Vara dan Dion. Setelah berada di GI, Arya kemudian bergegas keluar dengan tujuan menuju bandara.

    Namun, saat di tengah jalan, Arya memutuskan untuk memutar balik tujuannya ke Gedung Kemlu RI. Arya terpantau memasuki Gedung Kemlu sekitar 21.39 WIB.

    Selanjutnya, Arya berada di rooftop gedung Kemenlu pada lantai 12 pada pukul 21.43 WIB ini. Secara total, Arya berada di Gedung Kemlu sekitar satu jam 26 menit.

    Di atas Gedung Kemlu itu, Arya sempat membawa tas belanja dan tas gendongnya. Namun, saat turun dari rooftop, Arya sudah melepaskan kedua tasnya itu. 

    Dugaannya, Arya juga sempat memanjat tembok di atas rooftop tersebut. Kemudian, sekitar 22.12 WIB, Arya terpantau keluar dari Gedung Kemlu RI.

    Diplomat itu kemudian tiba di rumah kos sekitar 23.23 WIB. Sempat, Arya juga membuang sampah saat tiba di kamar indekosnya, Menteng, Jakarta Pusat tengah malam.

    Sehari berselang, Arya kemudian ditemukan tewas dengan kepala terbungkus lakban kuning. Posisi Arya juga nampak terlentang dengan tertutup selimut pada Selasa (8/7/2025).

  • Imigrasi Jaksel ungkap kasus dokumen paspor palsu dan WNA “overstay”

    Imigrasi Jaksel ungkap kasus dokumen paspor palsu dan WNA “overstay”

    Jakarta (ANTARA) – Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan (Jaksel) mengungkap kasus dokumen paspor yang dipalsukan serta warga negara asing (WNA) yang melebihi izin tinggal (overstay).

    “Kanim Jaksel mengungkap dua kasus penting, yaitu sindikat pemalsuan dokumen untuk pembuatan paspor RI serta penindakan tegas terhadap WNA pelanggar izin tinggal,” kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan Bugie Kurniawan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

    Dia memaparkan WNA asal Pakistan berinisial MA (35) mengajukan permohonan paspor RI menggunakan dokumen yang diduga asli, namun ternyata palsu.

    Kemudian, terungkap hasil pemeriksaan bahwa MA tidak memiliki izin tinggal sah dan telah membayar Rp8 juta kepada seorang WNA Pakistan berinisial A untuk membantu pembuatan paspor.

    “MA kini ditahan di Ruang Detensi Kanim Jaksel dan dijerat Pasal 126 huruf c Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, dengan ancaman pidana penjara maksimal 5 tahun dan/atau denda Rp500 juta,” ujar Bugie.

    Selain itu, petugas Kanim Jaksel juga menindak WNA asal Nigeria berinisial UCV (25) yang terbukti melebihi izin tinggal (overstay) selama 72 hari.

    Dari hasil pemeriksaan, diketahui UCV tidak lagi tinggal di alamat sesuai izin tinggal dan tidak memahami identitas sponsornya.

    “Sesuai Pasal 78 ayat (3) UU No. 6 Tahun 2011, UCV dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian berupa deportasi dan penangkalan,” ucap Bugie.

    Pengungkapan tersebut sejalan dengan arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Jenderal Pol (Purn) Agus Andrianto yang menekankan pentingnya profesionalisme dan integritas aparatur keimigrasian.

    Lebih lanjut, Kantor Imigrasi Jakarta Selatan juga mengajak masyarakat untuk tetap waspada, tidak mudah tergiur tawaran jasa pembuatan dokumen instan yang tidak sah, serta aktif melaporkan indikasi pelanggaran hukum keimigrasian.

    “Kasus ini menjadi peringatan bagi kita semua bahwa sindikat pemalsuan dokumen masih beroperasi dan upaya melanggar izin tinggal terus terjadi. Kami tidak akan ragu menindak tegas setiap pelanggaran keimigrasian,” tegas Bugie.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkot Tangsel Siapkan Rp 600 Juta untuk 20 Rumah Korban Ledakan Gas di Pamulang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 September 2025

    Pemkot Tangsel Siapkan Rp 600 Juta untuk 20 Rumah Korban Ledakan Gas di Pamulang Megapolitan 15 September 2025

    Pemkot Tangsel Siapkan Rp 600 Juta untuk 20 Rumah Korban Ledakan Gas di Pamulang
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) menyiapkan anggaran sekitar Rp 600 juta untuk memperbaiki rumah warga yang terdampak ledakan tabung gas elpiji di Jalan Talas II, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, pada Jumat (12/9/2025).
    Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengatakan, bantuan tersebut akan dialokasikan untuk 20 rumah warga dengan tingkat kerusakan bervariasi, mulai dari rusak ringan, sedang, hingga total.
    “Kira-kira kebutuhan dananya hampir Rp 600 juta. Nantinya akan kami upayakan pembangunannya melalui APBD, Baznas Tangsel, atau dari CSR,” ujar Benyamin kepada
    Kompas.com,
    Senin (15/9/2025).
    Menurut Benyamin, perbaikan akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal, bantuan dari Baznas Tangsel dan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) difokuskan untuk memperbaiki rumah rusak ringan yang ditargetkan mulai bulan ini.
    Adapun perbaikan rumah rusak berat dan total akan menggunakan anggaran dari APBD Kota Tangsel.
    “Kami dorong bantuan dari Baznas dan CSR untuk rehat ringan pada bulan ini, selanjutnya dari APBD untuk rusak total dan berat,” jelasnya.
    Selain itu, Pemkot Tangsel juga menanggung biaya kontrakan sementara bagi warga yang rumahnya tidak bisa ditempati. Biaya tersebut ditanggung Dinas Sosial Kota Tangsel dan tidak termasuk dalam anggaran Rp 600 juta.
    “Semua sudah menempati kontrakan. Biayanya dari Dinas Sosial dan di luar yang Rp600 juta itu,” ucap Benyamin.
    Sementara itu, hasil penyelidikan sementara Detasemen Gegana Brimob Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa ledakan dipicu oleh kebocoran gas elpiji yang terakumulasi di dalam ruangan tertutup.
    “Hasil olah TKP menunjukkan ledakan gas disebabkan akumulasi gas dalam ruangan tertutup yang terpicu percikan api,” kata Kompol Nofriyansah, Komandan Satuan Gegana Brimob Polda Metro Jaya.
    Tim penyelidik menemukan regulator gas dalam kondisi rusak dan dililit isolasi hitam, tabung gas dalam keadaan kosong, serta tuas kompor dalam posisi terbuka.
    “Tidak ditemukan adanya residu bahan peledak di lokasi kejadian,” ujar Nofriyansah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tokoh Pemuda Makassar Nilai Andi Seto Asapa Layak Isi Kursi Menpora

    Tokoh Pemuda Makassar Nilai Andi Seto Asapa Layak Isi Kursi Menpora

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Dukungan kepada Andi Seto Gadista Asapa untuk mengisi kursi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI terus menguat. Kali ini, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Makassar secara resmi menyampaikan sikap mendorong figur muda tersebut sebagai representasi pemuda yang visioner, progresif, dan berprestasi.

    Ketua KNPI Kota Makassar, Syamsul Bahri Majjaga, menegaskan bahwa Andi Seto memiliki rekam jejak yang kuat dalam membina kepemudaan, membangun jejaring nasional, dan menunjukkan kepemimpinan yang adaptif di tengah tantangan zaman.

    “Andi Seto bukan hanya memiliki pengalaman memimpin daerah dengan segudang capaian pembangunan, tetapi juga konsisten memberi ruang bagi generasi muda untuk berkembang. Jejaringnya luas, baik di level nasional maupun internasional, serta ditopang oleh kemampuan komunikasi yang mampu menyatukan berbagai elemen kepemudaan,” ujar Syamsul Bahri, Senin (15/9/2025)

    Menurut KNPI Kota Makassar, Andi Seto adalah figur yang memahami betul tantangan yang dihadapi pemuda Indonesia hari ini—mulai dari dunia pendidikan, ekonomi kreatif, hingga pemberdayaan komunitas. Ia dinilai memiliki keberanian untuk melahirkan kebijakan yang berpihak pada generasi muda.

    “Kursi Menpora harus diisi oleh sosok yang mampu menjawab kebutuhan zaman. Kami percaya, dengan pengetahuan, visi, dan naluri kepemimpinan yang dimiliki, Andi Seto Gadista Asapa adalah pilihan tepat untuk melanjutkan estafet kepemimpinan nasional di bidang kepemudaan dan olahraga,” tegas Syamsul.

  • Menkomdigi Tegaskan Video Iklan Prabowo di Bioskop Bentuk Transparansi Publik

    Menkomdigi Tegaskan Video Iklan Prabowo di Bioskop Bentuk Transparansi Publik

    Bisnis.com, JAKARTA— Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid angkat bicara mengenai penayangan video iklan program kerja Presiden Prabowo Subianto di bioskop.

    Meutya menegaskan prinsip komunikasi publik harus dijalankan di berbagai ruang dan beragam ruang. Dia juga menilai penayangan tersebut merupakan bentuk transparansi publik.

    “Kita juga melihat ini dalam bentuk transparansi publik. Publik harus tahu program-program sudah berjalan, apa yang sudah berjalan, kemudian juga bagaimana pelaksanaannya,” kata Meutya usai rapat tertutup dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen pada Senin (15/9/2025).

    Menurut Meutya, penyampaian informasi dan transparansi program pemerintah merupakan salah satu tugas pemerintah.

    “Tidak hanya Komdigi, tapi bekerja sama dengan PCO dan juga teman-teman lain untuk melakukan penyampaian dan juga transparansi informasi dari program-program pemerintah,” katanya. 

    Video yang ditayangkan di layar lebar sebelum pemutaran film tersebut menampilkan berbagai cuplikan kegiatan dan potongan pernyataan Presiden Prabowo. 

    Kontennya memuat narasi dan data capaian program, seperti total produksi beras nasional sebesar 21,76 juta ton hingga Agustus 2025, serta 5.800 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah beroperasi.

    Selain itu, video juga menampilkan informasi bahwa program makan bergizi gratis (MBG), yang diluncurkan sejak 6 Januari 2025, telah menjangkau 20 juta penerima manfaat. 

    Narasi lain menyebutkan peluncuran 80.000 kelembagaan Koperasi Desa Merah Putih dan 100 Sekolah Rakyat.Setelah pemutaran video, layar menampilkan peringatan dari pihak bioskop agar penonton tidak merekam film. Barulah kemudian film diputar.

  • 20 Rumah Terdampak Ledakan di Pamulang Akan Diperbaiki Pemkot Tangsel
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 September 2025

    20 Rumah Terdampak Ledakan di Pamulang Akan Diperbaiki Pemkot Tangsel Megapolitan 15 September 2025

    20 Rumah Terdampak Ledakan di Pamulang Akan Diperbaiki Pemkot Tangsel
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan akan memperbaiki rumah-rumah warga yang terdampak ledakan tabung gas elpiji 12 kilogram di Jalan Talas II, Kelurahan Pondok Cabe Hilir, Pamulang, Tangerang Selatan.
    Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengatakan terdapat 20 rumah yang mengalami kerusakan akibat ledakan tersebut.
    “Ada 20 rumah yang terdampak, dari mulai rusak total, berat, hingga ringan,” ujar Benyamin kepada
    Kompas.com
    , Senin (15/9/2025).
    Pemkot Tangsel memperkirakan kebutuhan dana untuk memperbaiki rumah-rumah terdampak mencapai Rp 600 juta.
    Dana tersebut akan diupayakan melalui berbagai sumber, mulai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Tangsel, hingga program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
    “Kira-kira kebutuhan dananya hampir Rp 600 juta, dan akan kami upayakan pembangunannya melalui APBD, Baznas Tangsel, atau dari CSR,” kata Benyamin.
    Menurut dia, perbaikan akan dilakukan secepat mungkin, dengan prioritas pada rumah yang mengalami kerusakan ringan.
    “Secepatnya, kami dorong dulu bantuan dari Baznas dan CSR untuk rehat ringan pada bulan ini, selanjutnya dari APBD untuk rusak total dan berat,” jelas dia.
    Selain perbaikan rumah, Pemkot Tangsel juga menanggung biaya kontrakan sementara bagi warga terdampak yang rumahnya tidak bisa ditempati.
    “Semua sudah menempati kontrakan, biayanya dari Dinas Sosial dan di luar yang Rp 600 juta,” ujar Benyamin.
    Sementara itu, hasil penyelidikan sementara Detasemen Gegana Brimob Polda Metro Jaya menyebutkan ledakan berasal dari kebocoran tabung gas elpiji yang terakumulasi di dalam ruangan tertutup.
    “Hasil olah TKP menunjukkan ledakan gas disebabkan akumulasi gas dalam ruangan tertutup yang terpicu percikan api,” kata Komandan Satuan Gegana Brimob Polda Metro Jaya Komisaris Nofriyansah.
    Tim penyelidik menemukan regulator gas dalam kondisi rusak dan dililit isolasi hitam, tabung gas kosong, serta tuas kompor dalam posisi terbuka.
    “Tidak ditemukan adanya residu bahan peledak di lokasi kejadian,” ujar Nofriyansah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ke Mana Perginya Presisi Polri?

    Ke Mana Perginya Presisi Polri?

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketika dipercaya menjadi Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo langsung tancap gas memperkenalkan Presisi sebagai landasan operasional Polri.

    Presisi adalah akronim dari Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan yang merupakan visi besar transformasi Polri dari era sebelumnya menuju polisi yang lebih humanis, melayani, akuntabel, dan mengedepankan keadilan restoratif.

    Presisi bertujuan mendasari setiap tindakan kepolisian agar lebih proaktif dalam pencegahan, responsif terhadap kebutuhan masyarakat, serta transparan dan adil dalam pelaksanaan tugas.

    Secara prediktif, Polri diarahkan untuk mampu mengantisipasi potensi gangguan keamanan melalui analisis data dan teknologi terkini. Dengan begitu, upaya menjaga ketertiban masyarakat tidak hanya mengandalkan penindakan reaktif, tetapi juga analisis komprehensif terhadap situasi lapangan agar bisa memitigasi konflik sejak dini.

    Responsibilitas merujuk pada kesadaran dan akuntabilitas anggota Polri dalam bertugas, memastikan setiap tindakan memiliki standar profesional dan pertanggungjawaban jelas.

    Sedangkan Transparansi Berkeadilan menuntut keterbukaan dalam proses penegakan hukum serta jaminan bahwa keadilan tidak diganggu oleh intervensi eksternal maupun kepentingan pribadi.

    Implementasi Presisi di Lapangan

    Seiring perubahan zaman dan tuntutan masyarakat yang semakin kritis, implementasi Presisi pun dilakukan secara stratejik dengan fokus perhatian pada simpul-simpul yang menjadi pilar Presisi itu sendiri.

    Pilar pertama adalah sumber daya manusia (SDM) yang diwujudkan melalui penguatan kapasitas SDM Polri dengan penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan berkelanjutan agar profesionalisme dan etika anggota Polri benar-benar terjamin.

    Standar operasional prosedur (SOP) terus diperbarui dan penegakan disiplin diperkuat.

    Pilar kedua adalah teknologi di mana pemanfaatannya antara lain berbentuk sistem manajemen kasus, analisis data kriminal, dan aplikasi pelayanan publik. Program Dumas Presisi adalah salah satu inovasi, memungkinkan masyarakat mengadukan kasus secara daring sehingga prosesnya lebih transparan dan terukur

    Pilar ketiga adalah kemitraan dengan masyarakat yang melibatkan tokoh agama, akademisi, LSM, dan unsur masyarakat sebagai mitra dalam pengawasan dan kritisi kinerja Polri.

    Di era digital seperti saat ini, dialog publik menjadi saluran penting bagi Polri untuk menerima umpan balik dan kritik membangun. Sesungguhnya ketiga pilar tersebut bermuara pada peningkatan kualitas pelayanan publik, pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), serta penegakan hukum yang proporsional.

    Dengan inovasi teknologi, diharapkan pelayanan semakin cepat, terintegrasi, dan mudah diakses masyarakat.

    Tragedi Presisi

    Namun ternyata fakta di lapangan tak selalu indah. Pada 28 Agustus 2025 seorang pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan tewas ditabrak dan dilindas oleh kendaraan taktis jenis Barakuda milik Satuan Brimob Polda Metro Jaya pada saat terjadi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR/MPR RI.

    Peristiwa ini memunculkan pertanyaan besar tentang efektivitas Presisi sebagai landasan operasional Polri. Tak ada Prediktif karena seolah tak ada analisis data dan teknologi terkini untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan terkait unjuk rasa. Yang tampak justru tindakan frontal dan brutal tanpa pemikiran dan perhitungan yang matang.

    Tak ada pula Responsibilitas karena jangankan kesadaran, kepedulian pun seperti hilang ditelan bumi. Anggota Satuan Brimob Polda Metro Jaya yang bertugas bertindak seolah tanpa standar profesional dan pertanggungjawaban yang jelas.

    Mungkin masih ada secercah harapan tentang Transparansi Berkeadilan sejauh Polri mampu menjaga keterbukaan dalam proses penegakan hukum tujuh anggota Satuan Brimob Polda Metro Jaya yang menjadi penyebab tewasnya Affan, serta jaminan bahwa keadilan tak akan diintervensi oleh pihak manapun untuk kepentingan pribadi mereka.

    Bagaimana dengan tiga pilarnya? Pilar pertama yang paling tampak goyah. Pelatihan dan pendidikan berkelanjutan seperti tak menghasilkan profesionalisme dan etika anggota Polri yang diharapkan. SOP yang ada ternyata tak dipatuhi, dan penegakan disiplin bukannya makin kuat, malah terkesan amburadul, terutama saat menghadapi massa.

    Lalu, ke mana perginya pilar teknologi? Tak terlihat oleh kita penggunaan teknologi untuk menganalisis dan mengendalikan pendemo secara efektif dan efisien. Rantis harusnya dilengkapi dengan perangkat teknologi canggih, tapi nyatanya peringatan dini yang muncul dari perangkat tersebut tampak diabaikan sehingga jatuh korban meninggal dunia yang seharusnya bisa dihindari dan dicegah.

    Memang, teknologi canggih boleh saja tersedia, namun semua kembali ke manusia yang menggunakannya.

    Dalam situasi keterpurukan macam ini, pilar ketiga rasanya bisa menjadi penyelamat. Kemitraan dengan masyarakat yang telah dibangun dengan susah payah selama ini perlu didayagunakan seoptimal mungkin untuk membuka dialog serta menerima umpan balik dan kritik membangun saluran penting bagi Polri untuk menumbuhkan kembali kepercayaan yang mungkin telah porak poranda.

    Kepercayaan ini menjadi kunci bagi Polri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, memelihara keamanan dan ketertiban publik, serta menegakkan hukum secara adil.

    Rasanya pilar teknologi dapat diberdayakan untuk mendukung upaya pemulihan kepercayaan masyarakat. Saluran-saluran media sosial perlu ditingkatkan intensitasnya, baik secara langsung maupun melalui para influencer.

    Tuntutan dan Tantangan Presisi Ke Depan

    Polri selalu dituntut konsisten dalam menjalankan prinsip Presisi, baik dalam urusan internal maupun pelayanan masyarakat. Konsistensi tersebut tak pandang bulu, apakah dalam situasi tenang dan damai, ataukah dalam situasi rusuh dan kacau.

    Tuntutan masyarakat yang lain adalah Polri harus hadir sebagai pelindung, pengayom, dan penegak hukum yang benar-benar humanis dan responsif, serta tak memihak siapapun. Dua tuntutan yang praktis gagal dipenuhi sejalan dengan tewasnya Affan.

    Oleh karena itu, jangan heran bila tantangan yang dihadapi menjadi sangat besar. Profesionalisme anggota Polri akan dan terus diuji oleh dinamika sosial-politik, tekanan massa, dan kondisi psikologis aparat di lapangan.

    Pengawasan internal melalui fungsi propam dan eksternal melalui tokoh masyarakat sangat penting agar pelaksanaan Presisi tak sekadar menjadi jargon institusi. Responsibilitas dan Transparansi harus diwujudkan secara nyata, bukan sebatas administrasi atau laporan birokrasi.

    Kasus Affan adalah lonceng peringatan yang nyaring bagi Polri bahwa evaluasi harus segera dilakukan. SOP pengamanan harus diperbaiki, pelatihan SDM terkait etika dan HAM harus diprioritaskan, serta inovasi teknologi dan pengawasan eksternal harus terus dioptimalkan.

    Pelaksanaan Presisi tak cukup hanya sebatas program, namun harus didukung komitmen nyata dari anggota Polri, sistem manajemen internal yang transparan, serta sanksi tegas terhadap pelanggaran.

    Kepercayaan masyarakat merupakan taruhan terbesar sekaligus modal utama Polri. Tanpa pengawasan publik dan konsistensi dalam pelaksanaan Presisi, berbagai upaya transformasi Polri hanya akan menjadi retorika tanpa substansi.

    Tragedi ini mempertegas bahwa dialog terbuka, evaluasi berkelanjutan, serta komitmen penegakan hukum yang adil adalah syarat mutlak agar Polri menjadi institusi modern, dipercaya, dan benar-benar Presisi.

    Masyarakat menuntut Polri untuk berbenah, belajar dari kasus nyata, dan mengaktualisasi Presisi tak hanya sebagai slogan, melainkan menjadi perilaku organisasi dan operasional sehari-hari.

    Penegakan keadilan dan transparansi—khususnya dalam kasus-kasus yang menimpa korban sipil—harus dilaksanakan tanpa kompromi, demi menjaga marwah dan kepercayaan terhadap Polri sebagai garda terdepan hukum, keamanan, dan keadilan di Indonesia.