Blog

  • Pentingnya Publikasi Organisasi, LTN Rejoso Nganjuk Gelar Pelatihan Menulis Berita

    Pentingnya Publikasi Organisasi, LTN Rejoso Nganjuk Gelar Pelatihan Menulis Berita

    Nganjuk (beritajatim.com) – Pentingnya peran publikasi dalam suatu organisasi semakin disadari oleh banyak pihak. Tak hanya untuk eksistensi, tetapi juga untuk memastikan adanya pertanggungjawaban terhadap masyarakat terkait program kerja yang dijalankan.

    Hal inilah yang disampaikan dalam pelatihan menulis berita yang diadakan oleh Lembaga Talif wan Nasyr (LTN) Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk pada Minggu, 14 September 2025.

    Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 40 peserta, yang terdiri dari pengurus LTN dan perwakilan lembaga serta organisasi badan otonom (banom) di Kecamatan Rejoso. Pelatihan tersebut digelar di kantor sekretariat LTN dan menghadirkan Abdul Haris, sebagai pemateri utama.

    Dalam kesempatan itu, Hery Purwanto, penasihat LTN Rejoso, memberikan apresiasi atas kontribusi nyata LTN meski baru berusia sembilan bulan. Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari MWCNU Rejoso agar program-program LTN dapat berkembang lebih lanjut.

    “Ini agar program-program LTN dapat terus berkembang,” ujar Hery Purwanto, berharap ada dukungan lebih banyak lagi dari organisasi dan masyarakat.

    Pesan ini mendapat respon positif dari berbagai pihak. Wakil Tanfidziyah MWCNU Rejoso, Watijo, juga memberikan arahan agar pengurus LTN tetap menjaga keseimbangan dalam bekerja sama dengan organisasi lain.

    Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Ansor PAC Rejoso, Syamsul Arifin, yang mengajak LTN untuk berkolaborasi dengan Cyber Ansor, terutama dalam memperkuat literasi digital dan media dakwah.

    Abdul Haris, dalam pemaparannya, menjelaskan bahwa pemberitaan memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah organisasi. “Orang di luar sana tidak tahu ada kegiatan organisasi ini jika tidak ditulis beritanya,” ujarnya, menekankan bahwa berita adalah sarana penting untuk mengkomunikasikan aktivitas organisasi kepada masyarakat luas.

    Dalam sesi pelatihan yang sangat interaktif, Abdul Haris membagikan trik menulis berita yang singkat, padat, dan jelas. Ia mengungkapkan bahwa kekuatan utama sebuah berita terletak pada lead atau kalimat pembuka. “Judul berita harus menarik, agar pembaca tertarik untuk melanjutkan membaca,” jelasnya.

    Selain itu, ia juga mengingatkan agar setiap berita yang ditulis harus dapat menjawab unsur 5W+1H: apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana peristiwa itu terjadi.

    Di akhir pelatihan, para peserta diberi kesempatan untuk menulis berita secara langsung, dengan bimbingan dari Abdul Haris yang mendampingi mereka dengan penuh kesabaran. Hasilnya, para peserta mampu menulis berita yang sesuai dengan kaidah jurnalistik dan mudah dipahami oleh pembaca. [suf]

  • NASA Temukan Bekas Tanda-Tanda Kehidupan di Planet Mars

    NASA Temukan Bekas Tanda-Tanda Kehidupan di Planet Mars

    Bisnis.com, JAKARTA – NASA menemukan tanda-tanda pernah adanya kehidupan di Planet Mars. Sebuah rover (wahana antariksa) Perseverance milik NASA mungkin telah menemukan bukti kehidupan mikroba purba di Planet Merah. 

    Rover tersebut telah mengumpulkan sampel dari sebuah lembah sungai kering purba di Kawah Jezero, yang telah dieksplorasi sejak Februari 2021 hingga akhir 2024. Selama menjelajah, kamera Perseverance menangkap bintik-bintik berwarna seperti macan tutul yang akhirnya mengarah pada penemuan sampel.

    Dilansir dari CNET pada Senin (15/9/2025), sampel yang dinamakan “Sapphire Canyon” yang diambil dari batu bernama “Cheyava Falls” yang terletak di Kawah Jezero, kawasan bekas aliran sungai kering kuno. Sampel tersebut memiliki tanda biosignature atau kehidupan alien kuno. Hal ini menjadi bukti bahwa kehidupan mikroba pernah ada di Mars.

    Mars Zaman Purba, Ada Kehidupan Kuno?  

    Hari ini Mars adalah planet yang dingin, kering, tandus, keras, dan radioaktif. Tetapi dalam sejarah kunonya, Mars jauh lebih hangat dan basah, dan mungkin pernah layak huni.  

    “Lingkungan permukaan Mars saat ini tidak ramah bagi kehidupan ….. Namun, jika kita menemukan Mars memang pernah terdapat kehidupan di masa lalu, hal itu akan meningkatkan kemungkinan bahwa beberapa bentuk kehidupan telah bertahan hingga saat ini di habitat bawah permukaan.” ujar Dr. Becky McCauley Rench, Ilmuwan Program Astrobiologi NASA.

    Dr. Becky juga mengungkapkan alasan kenapa NASA mencari tanda kehidupan di Planet Mars.

    “Apakah kita sendirian di alam semesta adalah salah satu pertanyaan paling penting yang harus dijawab oleh NASA.” sambungnya.

    Rover yang meneliti Mars telah menemukan aliran sungai dan danau yang mengering di Kawah Jezero, menunjukkan bahwa air, bahan penting untuk kehidupan seperti yang kita kenal, pernah mengalir di Planet Merah.  

    Menemukan bukti konkret bahwa kehidupan memang pernah ada di Mars, bagaimanapun, hingga saat ini masih sulit ditemukan.

    “Identifikasi tanda kehidupan potensial di Planet Merah adalah penemuan yang revolusioner, dan akan memperluas pemahaman kita tentang Mars,” kata Administrator NASA. (Stefanus Bintang)

  • Prabowo di Sekitar Kerusuhan Massa, dari Informasi Intelijen Istana hingga Pergantian Menko Polkam

    Prabowo di Sekitar Kerusuhan Massa, dari Informasi Intelijen Istana hingga Pergantian Menko Polkam

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Intelijen Negara, Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra menyebut ada informasi yang terlambat masuk ke meja Presiden Prabowo Subianto. 

    Akibatnya, Presiden Prabowo baru bereaksi terhadap kasus ini Jumat, 29 Agustus sore, dimana aksi ini sudah begitu massif.

    “Artinya ada informasi yang terhambat, entah dimana, tapi tidak tersampaikan kepada Prabowo, jauh sebelumnya. Mungkin saja intelejen sudah memberikan informasi, warning. Tapi ketika ini tidak sampai, ini juga problem. Artinya tidak selalu bahwa intelijen itu gagal. Karena ada mata rantai,” tuturnya.

    Olehnya itu, mekanisme pelaporan situasi kepada Prabowo itu langsung seharusnya. 

    “Kemarin itu, Prabowo mendapat informasi bahwa situasi masih terkendali. Tiba-tiba meledak Jumat, setelah kejadian menabrak ojol. Situasi tidak lagi terkendali setelah itu. Sehingga mau tidak mau, laporannya harus sampai ke Pak Prabowo. Padahal indikasi terjadinya kerusuhan sudah tersampaikan kepada ring satunya,” jelasnya.

    Menurutnya, keterlambatan itu adalah kerawanan. Mekanisme pelaporan kepada presiden kata dia memang seperti itu. 

    Dikatakan bahwa ada kejanggalan. Misalnya itu informasi intelijen itu harus langsung by hand dari pimpinan tertinggi intelijen ke presiden sebab user.

    Tapi ketika dibuat mekanisme dengan pola seperti sekarang sehingga ada pintu yang paling kecil itu dilewati, ini kerawanan tidak boleh terjadi. 

    “Terlalu banyak yang difilter akhirat informasi yang sampai ke Pak Prabowo mungkin hanya 20 persen. Dan itu terjadi kemarin. Pak Prabowo betul-betul terjaga oleh perkembangan situasi yang tiba-tiba meledak. Itu sudah ada tahapan-tahapannya yang kemarin. Ketika itu dilaporkan mungkin Pak Prabowo akan membuat langkah-langkah sebelum ini menjadi besar,” ujarnya.

  • Fitur Baru Kamera iPhone 17 Series: Selfie Horizontal Otomatis, Rekam Video Ganda, hingga Zoom Optik 8X – Page 3

    Fitur Baru Kamera iPhone 17 Series: Selfie Horizontal Otomatis, Rekam Video Ganda, hingga Zoom Optik 8X – Page 3

    Pada iPhone 17 Pro, Apple menghadirkan peningkatan besar untuk kamera ini.

    Kini, lensa telefoto dilengkapi sensor 48MP yang mampu menangkap detail jauh lebih banyak dibanding generasi sebelumnya.

    Lensa ini juga merupakan zoom optik 4x. Sekilas, angka tersebut mungkin terlihat seperti langkah mundur, mengingat model Pro sebelumnya sudah mendukung zoom optik 5x.

    Namun, berkat sensor yang lebih besar dan resolusi lebih tinggi, kualitas hasil foto justru meningkat secara keseluruhan, baik saat menggunakan zoom 4x, 5x, maupun hingga 8x.

    Berdasarkan beberapa foto sampel, hasil zoom optik 8x di iPhone 17 Pro terlihat cukup impresif.

    iPhone 17 Pro juga mendukung pembesaran digital hingga 40x, tetapi gambar foto yang dihasilkan kurang memuaskan.

    Walau kualitas zoom digital tidak sebaik optik, kehadiran sensor besar dengan resolusi tinggi membuat hasil foto hingga 8x tetap tajam dan menyerupai kualitas optik.

  • Kapan iPhone 17 Dijual di Indonesia?

    Kapan iPhone 17 Dijual di Indonesia?

    Bisnis.com, JAKARTA – Kapan iPhone 17 dijual di Indonesia? simak penjelasan pemerintah di bawah ini.

    Apple telah secara resmi merilis iPhone 17 series di pasar global pada 9 September 2025 kemarin.

    Setelah diresmikan secara global, kini pencinta produk iPhone tinggal menunggu waktu iPhone 17 series akan tiba di Indonesia.

    Kapan iPhone 17 dijual di Indonesia?

    Dilansir dari Antaranews, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan produk terbaru Apple, iPhone 17 bisa mulai dipasarkan di Indonesia pada awal Oktober 2025.

    Kepala Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Kemenperin, Heru Kustanto ditemui di Jakarta, Kamis, menyatakan hal itu karena pihak Apple sebelumnya sudah mengajukan berkas untuk memperoleh sertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) iPhone 17, dan menyatakan sertifikat tersebut akan terbit pada Kamis malam ini.

    Setelah mendapatkan sertifikat TKDN dari Kemenperin, Heru menjelaskan pihak Apple mesti mengantongi izin edar dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Perizinan Impor (PI) dari Kementerian Perdagangan.

    “Paling cepat tiga minggu,” ucapnya, seperti dilansir dari Antaranews.

    “Awal Oktober barangnya udah ada di Indonesia,” katanya lagi.

    Harga iPhone 17 Series

    Saat ini, iPhone 17 masih dijual secara global alias belum masuk ke Indonesia. 

    iPhone 17 256GB: 799 dollar AS atau Rp13 jutaan

    iPhone 17 512GB: 999 dollar AS atau Rp 16,4 juta

    iPhone 17 Air 256GB: 999 dollar AS atau Rp16,4 juta

    iPhone 17 Air 512GB: 1.199 dollar AS atau Rp19,7 juta

    iPhone 17 Air 1 TB: 1.399 dollar AS atau Rp23 juta

    iPhone 17 Pro 256GB: 1.099 dollar AS atau Rp18 jutaan

    iPhone 17 Pro 512GB: 1.299 dollar AS atau Rp21,3 juta

    iPhone 17 Pro 1 TB: 1.499 dollar AS atau Rp24,6 juta

    iPhone 17 Pro Max 256GB: 1.199 dollar AS atau Rp19,7 juta

    iPhone 17 Pro Max 512GB: 1.399 dollar AS atau Rp23 jutaan

    iPhone 17 Pro Max 1TB: 1.599 dollar AS atau Rp26,3 juta

    iPhone 17 Pro Max 2TB: 1.999 dollar AS atau Rp32,8 juta

  • Cuaca Daerah Hari Ini Senin 15 September 2025: Sejumlah Kota Berpotensi Hujan Petir

    Cuaca Daerah Hari Ini Senin 15 September 2025: Sejumlah Kota Berpotensi Hujan Petir

     

    Liputan6.com, Jakarta – Cuaca hari ini di sejumlah daerah di Indonesia masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas bervariasi pada Senin (15/9/2025). Hal itu diungkap Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

    Prakirawan BMKG, Wahyu Annisa dalam video prakiraan cuaca BMKG menyebutkan, hujan ringan berpotensi terjadi di beberapa kota besar, antara lain di Pulau Sumatera, yakni Medan, Sumatera Utara, Padang, Sumatera Barat, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Jambi, dan Bengkulu.

    “Di Pulau Jawa, hujan ringan diprakirakan mengguyur Bandung, Jawa Barat, Semarang, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Denpasar, Bali, Pontianak, Kalimantan Barat, Samarinda, Kalimantan Timur, Palu, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo,” ujar Wahyu.

    BMKG juga memprakirakan hujan dengan intensitas sedang akan terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat, Sorong, Papua Barat Daya, serta Nabire, Papua Tengah.

    Wahyu mengingatkan potensi hujan petir di beberapa kota, seperti Pekanbaru, Riau, Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Tanjung Selor, Kalimantan Utara, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Manado, Sulawesi Utara, dan Ternate, Maluku Utara.

     

  • 10
                    
                        Kesaksian Sopir Bus dalam Kecelakaan Maut di Jalur Bromo: Saya Sudah Merasa Rem Tidak Enak, Saya Pasrah
                        Surabaya

    10 Kesaksian Sopir Bus dalam Kecelakaan Maut di Jalur Bromo: Saya Sudah Merasa Rem Tidak Enak, Saya Pasrah Surabaya

    Kesaksian Sopir Bus dalam Kecelakaan Maut di Jalur Bromo: Saya Sudah Merasa Rem Tidak Enak, Saya Pasrah
    Editor
    PROBOLINGGO, KOMPAS.com
    – Rem blong diduga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan maut bus pariwisata rombongan RS Bina Sehat Jember, Jawa Timur.
    Kecelakaan ini menewaskan 8 orang di Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025).
    Albahri (57), sopir bus, mengatakan, dia merasakan rem bus yang dikendarainya ketika sampai di wilayah Jatian, Desa Boto, sudah tidak enak.
    Hal itu membuat dia memutuskan untuk ke pinggir dengan memelankan laju kendaraan.
    “Sampai di Jatian itu rem sudah tidak enak, akhirnya saya ke pinggir pelan-pelan. Malah sama pengendara di belakang saya itu sampai diklakson dan saya juga ikut klakson,” kata Albahri.
    Selain melaju pelan, menurut Albahri, dia juga sempat memberitahukan kondekturnya untuk pergi ke belakang karena rem bus yang dikendarai sudah blong setelah sebelumnya merasa tidak enak.
    “Sudah kerasa tidak enak, jadi saya langsung suruh Melo (kondektur) ke belakang dan bilang kalau rem blong,” ujar Albahri.
    Saat di Jatian itu, lanjut Albahri, ketika melintas di jalan yang sedikit naik dan menikung, dia langsung memutuskan banting setir.
    Sebab, di sisi jalan sebelah kiri itu banyak kendaraan melintas, baik itu mobil maupun sepeda motor.
    “Jadi saya langsung banting ke kanan, karena di depan itu kosong. Jadi rem blong itu sudah dari Jatian itu yang anginnya sudah tidak ada. Pun rem juga saya fungsikan, tapi juga tidak bisa, saya juga sudah pasrah,” tuturnya.
    Di dalam bus tersebut, sambungnya, terdapat lebih dari 50 penumpang dari RS Bina Sehat.
    “Kondisi bus saat berangkat dan bahkan saat pulang sebelum sampai di Jatian ini masih aman, tidak ada apa-apa. Tiba-tiba ngeblong dan angin langsung habis,” pungkasnya.
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
    Kesaksian Sopir Bus Pariwisata Rombongan RS Bina Sehat Jember, Pasrah saat Rem Bus Blong
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kejari Ngawi Digugat Tersangka Dugaan Gratifikasi Pengadaan Lahan PT GFT

    Kejari Ngawi Digugat Tersangka Dugaan Gratifikasi Pengadaan Lahan PT GFT

    Ngawi (beritajatim.com)– Untuk pertama kalinya dalam sejarah Kejaksaan Negeri Ngawi, lembaga tersebut digugat melalui praperadilan oleh seorang tersangka. Gugatan diajukan oleh Notaris Nafiaturrohmah, S.H., M.Kn., terkait penetapan dirinya sebagai tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana gratifikasi pengadaan lahan PT GFT di Desa Geneng, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi.

    Permohonan praperadilan ini didaftarkan ke Pengadilan Negeri Ngawi dengan nomor perkara 1/Pid.Pra/2025/PN Ngw. Sidang perdana dijadwalkan pada Senin, 15 September 2025, dengan termohon Kejaksaan Agung RI cq. Kejaksaan Tinggi Jawa Timur cq. Kejaksaan Negeri Ngawi.

    Kuasa hukum Nafiaturrohmah, D. Heru Nugroho, S.H., M.H., CPL., CPCLE dan R. Dwi Priyono, S.H., menilai penetapan tersangka dan penahanan terhadap kliennya sarat dengan pelanggaran hukum.

    “Penegakan hukum itu wajib, tetapi jangan sampai aparat justru melanggar hukum dengan abuse of power. Jika demikian, jalan yang bisa ditempuh adalah praperadilan,” ujar D. Heru Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Jumat (12/9/2025)

    Dalam siaran pers yang dikirimkan kuasa hukum, disebutkan bahwa Kejari Ngawi dinilai tidak profesional dan sewenang-wenang dalam menetapkan Nafiaturrohmah sebagai tersangka.

    “Kejaksaan menetapkan Pejabat Umum Notaris sebagai tersangka tanpa bukti permulaan yang cukup, lalu menahannya. Padahal dalam berkas perkara, sama sekali tidak jelas siapa pelaku gratifikasi, siapa pemberi maupun penerima suap,” tulis kuasa hukum.

    Mereka menilai penetapan tersangka ini justru untuk melindungi sejumlah pihak tertentu.
    “Kejaksaan nekat melakukan ini karena demi ‘melindungi’ sejumlah orang. Sehingga perlu ada yang dikorbankan dalam perkara ini. Kenapa justru Notaris yang dikorbankan? Apakah perusahaan asing? Pejabat di Pemkab Ngawi? Atau siapa?” tambah pernyataan tersebut.

    Selain menuding adanya kriminalisasi, kuasa hukum juga menguraikan sejumlah pelanggaran prosedur hukum acara pidana, di antaranya:

    Pemeriksaan penyidikan tidak sah karena tidak ada izin dari Majelis Kehormatan Notaris (MKN) Wilayah Jawa Timur.

    Penyidikan cacat hukum karena penyidik tidak menyerahkan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada Nafiaturrohmah.

    Penetapan tersangka dianggap batal demi hukum, sebab tidak ada bukti permulaan yang cukup serta terdapat dua surat perintah penyidikan dan dua berkas perkara berbeda.

    Penahanan dianggap tidak sah karena dilakukan berdasarkan surat perintah penyidikan baru.

    Pihak kuasa hukum meminta rehabilitasi dan pemulihan kedudukan hukum klien mereka.

    Menurut R. Dwi Priyono, gugatan ini merupakan yang pertama kali terjadi di Kejari Ngawi.

    “Notaris adalah pejabat umum yang seharusnya dilindungi undang-undang. Namun dalam kasus ini justru dikriminalisasi,” tegasnya.

    Kedua kuasa hukum berharap agar masyarakat dan media ikut mengawal jalannya praperadilan ini.

    “Hukum harus ditegakkan kepada siapapun warga negara Indonesia. Fiat Justitia ruat caelum — keadilan harus ditegakkan meskipun langit runtuh,” pungkas D. Heru Nugroho. [fiq/beq]

  • Strategi BRIN Bangun Ekosistem Satelit Nasional di Tengah Gempuran Starlink

    Strategi BRIN Bangun Ekosistem Satelit Nasional di Tengah Gempuran Starlink

    Cape Canaveral, Florida

    Di tengah kehadiran konstelasi satelit global seperti Starlink yang resmi beroperasi di Indonesia sejak Mei 2024, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus menggenjot pengembangan ekosistem satelit nasional.

    Dengan misi mempercepat inklusi digital dan mendukung kemandirian teknologi antariksa, BRIN merumuskan strategi kolaboratif untuk memperkuat posisi Indonesia di tengah persaingan global. Kepala Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN, Wahyudi Hasbi, mengungkapkan langkah-langkah strategis tersebut kepada detikINET.

    Kolaborasi dengan Swasta: Fondasi Ekosistem Satelit

    BRIN memainkan peran sentral dalam membangun ekosistem satelit nasional melalui kolaborasi dengan sektor swasta seperti PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dan Telkom. Meski tidak terlibat langsung dalam proyek komersial seperti Satelit Nusantara Lima (SNL), BRIN mendukung melalui riset pendukung, seperti pengembangan antena phased-array untuk stasiun Bumi, penelitian komunikasi satelit, dan studi mitigasi interferensi.

    “Kami menyiapkan SDM, infrastruktur, dan kegiatan riset sesuai kebutuhan industri. BRIN terbuka untuk kolaborasi, termasuk penggunaan fasilitas uji dan integrasi satelit yang kami miliki,” ujar pria kelahiran Biak ini, saat bertemu di acara peluncuran Satelit Nusantara Lima di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

    Kolaborasi ini juga mencakup pengembangan Satelit Konstelasi Nusantara, sebuah program satelit nasional multimisi untuk observasi bumi, pengawasan maritim, dan komunikasi. Dengan pengalaman mengoperasikan tiga satelit LEO (LAPAN-A1, A2, dan A3) yang masih aktif, BRIN kini tengah merancang konstelasi satelit LEO baru untuk mendukung pembangunan nasional dan industri dalam negeri.

    “Harapannya, Indonesia bisa memiliki industri manufaktur satelit sendiri dalam waktu dekat,” tambahnya.

    Wahyudi Hasbi, Kepala Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN. Foto: dok pribadi

    Wahyudi menyadari membangun ekosistem satelit nasional bukan perkara mudah. Salah satu tantangan utama adalah minimnya awareness investasi di sektor antariksa, baik dari pemerintah maupun swasta.

    Tak mau berpangku tangan, BRIN coba mengatasi dengan bekerja sama dengan Bappenas dan asosiasi profesi untuk mengkampanyekan potensi space economy, yang diprediksi mencapai USD 1,8 triliun secara global pada 2035.

    “Kami fokus pada hilirisasi riset, pelatihan SDM bersama kampus dan industri, serta penyusunan kebijakan antariksa yang relevan,” jelas Wahyudi.

    Kehadiran Starlink, dengan konstelasi satelit LEO-nya, menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia. Wahyudi menegaskan bahwa layanan satelit GEO VHTS seperti SNL dan layanan NGSO global seperti Starlink dapat saling melengkapi.

    “Pemerintah perlu memastikan kepatuhan regulasi nasional, tetapi kami melihat potensi sinergi untuk memperluas konektivitas dengan memprioritaskan kapasitas nasional,” jelas peraih gelar Doktor (-Ing) dari Technische Universitat Berlin ini.

    SNL, dengan kapasitas lebih dari 160 Gbps dan teknologi Ka-band spot beam, dirancang untuk menjangkau wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), seperti menyediakan backhaul BTS/USO, akses internet sekolah, dan puskesmas. Kombinasi dengan satelit lain menjadikan Indonesia salah satu negara dengan kapasitas satelit terbesar di Asia, memperkuat posisi regionalnya.

    Persiapan Peluncuran Satelit Nusantara Lima Percobaan Ketiga di Cape Canaveral, Florida, AS Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Pun begitu masih besar pekerjaan rumah yang dihadapi Indonesia. Salah satunya mengatasi kesenjangan kapasitas satelit sekitar 1 Tbps di wilayah 3T.

    Melihat persoalan itu, BRIN mendorong strategi multifaset. Jurus tersebut meliputi pembangunan satelit VHTS baru seperti SNL, pengembangan satelit LEO, optimalisasi spektrum, dan pendekatan hibrid dengan serat optik.

    “Kami juga melakukan riset untuk mitigasi interferensi dan pengelolaan spektrum agar operasional satelit lebih efisien,” ungkap Wahyudi.

    BRIN juga berkontribusi pada space situational awareness untuk memastikan keselamatan satelit di orbit. Tak sampai di situ, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan ekosistem lokal turut pula digarap.

    Upaya yang sampai saat ini BRIN membuka peluang co-development dan co-creation. Perwujudannya meliputi program magang, penggunaan fasilitas riset bersama, dan konsorsium riset dengan perguruan tinggi serta industri.

    “Kami ingin membangun SDM unggul dan memperkuat ekosistem satelit nasional melalui kegiatan Assembly-Integration-Test (AIT) di dalam negeri,” kata bapak tiga anak ini.

    Dengan strategi ini, BRIN tidak hanya berupaya menjawab tantangan persaingan global, tetapi juga membangun fondasi untuk kemandirian teknologi antariksa Indonesia.

    “Satelit seperti SNL dan rencana konstelasi LEO kami adalah langkah menuju ekosistem yang kuat, yang tidak hanya mendukung konektivitas, tetapi juga observasi bumi dan pengawasan maritim,” pungkas Wahyudi.

    (afr/rns)

  • Indonesia Vs Obesitas, ‘Double Burden’ di Tengah Masalah Gizi Anak

    Indonesia Vs Obesitas, ‘Double Burden’ di Tengah Masalah Gizi Anak

    Jakarta

    Obesitas pada anak kini jadi sorotan serius dunia. Laporan terbaru UNICEF menyebutkan sedikitnya satu dari sepuluh anak di dunia mengalami obesitas. Kondisi ini tak hanya dipicu minimnya edukasi gizi di keluarga, tetapi juga gempuran makanan dengan pemrosesan ultra atau Ultra Processed Food (UPF) yang semakin mudah diakses dan kerap lebih murah dibanding buah serta sayur.

    Fenomena ini nyata terjadi di Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menegaskan, Indonesia menghadapi situasi yang disebut double burden. Artinya, anak-anak tak hanya berisiko mengalami kekurangan gizi hingga stunting, tetapi juga obesitas. Bahkan, di kota besar, prevalensi obesitas anak tercatat lebih tinggi.

    “Kita (Indonesia) menghadapi double burden, disatu sisi kita kekurangan gizi yang menyebabkan terjadinya stunting, di sisi lain, anak-anak itu ternyata obesitas,” tuturnya saat ditemui di ASEAN Car Free Day, di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (24/9/2025).

    Definisi Obesitas pada Anak

    Obesitas pada anak bukan sekadar masalah badan gemuk, melainkan kondisi saat lemak tubuh menumpuk secara berlebihan sehingga bisa mengganggu kesehatan. Cara menentukannya pun berbeda dengan orang dewasa. Jika pada orang dewasa cukup dengan menggunakan angka Indeks Massa Tubuh (IMT), pada anak lebih spesifik ukurannya, yaitu dengan menggunakan grafik pertumbuhan yang disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin.

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak usia 5-19 tahun dikategorikan obesitas bila nilai IMT-nya berada di atas persentil 97 dibanding anak seusianya. Singkatnya, jika berat badan dan tinggi badan seorang anak jauh melampaui sebagian besar teman sebayanya, ada kemungkinan ia sudah masuk kategori obesitas.

    Wamenkes Dante Saksono Harbuwono bicara soal obesitas pada anak. Foto: detikhealth/Nafilah Sri Sagita

    Belajar dari Negara Lain

    Beberapa negara telah berhasil menurunkan angka obesitas anak melalui kebijakan yang tegas. Meksiko misalnya, sejak 2014 memberlakukan pajak 10 persen untuk minuman manis. Jurnal BMC Public Health, mencatat bahwa kebijakan ini menurunkan konsumsi minuman berpemanis hingga 7,6 persen hanya dalam dua tahun.

    Inggris memiliki kebijakan Universal Infant Free School Meal yaitu makan siang gratis untuk anak usia empat sampai tujuh tahun di sekolah dasar sejak tahun 2014. Menu yang disajikan di sekolah mengandung gizi seimbang dan membatasi asupan kalori yang tinggi. Inggris juga menerapkan kebijakan lain di tahun 2018 yaitu Soft Drinks Industry Levy. Alih-alih hanya mengurangi konsumsi, kebijakan ini mendorong produsen untuk reformulasi produk minuman agar kadar gulanya lebih rendah. Hasilnya kadar gula pada minuman ringan berkurang rata-rata 29 persen hanya dalam tiga tahun.

    Chile mengambil langkah lebih progresif dengan mewajibkan label peringatan hitam di depan kemasan untuk produk tinggi gula, garam, dan lemak. Studi ilmiah yang terangkum pada Jurnal Nutrients 2025 menunjukkan kebijakan ini efektif menurunkan konsumsi minuman berpemanis pada anak sebesar 23,7 persen dalam 18 bulan pertama, ditambah lagi larangan iklan junk food di jam tayang anak yang semakin membatasi paparan.

    Singapura juga menjadi contoh menarik dengan program “Healthier Choice Symbol” yang memberi tanda khusus pada produk lebih sehat dan memberi Nutri-grade Label untuk minuman manis. Pemerintah Negeri Singa bahkan melarang semua iklan minuman berpemanis sejak tahun 2020. Pemerintah Singapura juga aktif dalam memberikan edukasi ke sekolah tentang gaya hidup sehat. Keterlibatan komunitas, sekolah, orang tua pada program yang dijalankan pemerintah Singapura menjadi salah satu faktor penting tercapainya tujuan program. Menurut laporan Ministry of Health (MoH) Singapura tahun 2022, kebijakan ini berhasil menahan laju peningkatan obesitas anak.

    Korea Selatan juga menunjukkan langkah strategis. Negara ini melarang iklan junk food di jam tayang anak sejak tahun 2010 dan memperkenalkan konsep Green Food Zones, yaitu area 200 meter di sekitar sekolah, di mana penjualan makanan tinggi gula, garam, dan lemak dilarang.

    Jepang menempuh jalur berbeda melalui pendidikan gizi nasional atau Shokuiku sejak 2005. Setiap sekolah dasar dan menengah wajib menyediakan menu sehat untuk makan siang yang mengikuti standar gizi nasional.

    Upaya Indonesia Mengatasi Obesitas Anak

    Indonesia sebenarnya tidak tinggal diam. Sejumlah program telah digulirkan, meskipun fokus besar pemerintah masih tertuju pada stunting. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) mengajak masyarakat untuk lebih aktif bergerak, rutin mengkonsumsi buah dan sayur, serta melakukan pemeriksaan kesehatan. Di sekolah, Program Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) menjadi wadah integrasi edukasi gizi, olahraga, dan pemeriksaan kesehatan anak. Selain itu, pedoman gizi seimbang merupakan program edukasi gizi di sekolah, posyandu, dan fasilitas kesehatan melalui konsep “Isi Piringku” diperkenalkan sebagai pengganti 4 Sehat 5 Sempurna.

    KEMENKES juga meresmikan “Kantin Sehat” sekolah agar anak-anak tidak terbiasa mengkonsumsi jajanan tinggi gula, garam, dan lemak. Lebih jauh, Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2021-2025 bahkan secara eksplisit memasukkan target penurunan prevalensi obesitas anak yang berfokus pada perbaikan pola konsumsi, peningkatan aktivitas fisik, dan pembatasan pemasaran pangan tidak sehat untuk anak.

    Namun, data riset terbaru menunjukkan prevalensi obesitas anak di Indonesia belum mengalami penurunan signifikan, sehingga implementasi kebijakan ini dinilai belum sekuat negara lain.

    Apa yang Bisa Dipelajari dari Negara Lain?

    Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa kombinasi regulasi tegas dan edukasi gizi sejak dini adalah kunci. Indonesia bisa mencontoh Meksiko dan Inggris yang berhasil menekan konsumsi gula dengan pajak minuman berpemanis.
    Dante menyinggung rencana penerapan regulasi sugar tax pada makanan dan minuman manis di Indonesia sedang dibahas dan segera diproses.

    “Nanti kita sedang membuat regulasi, untuk melakukan sugar tax pada makanan. Sugar tax pada makanan ini akan memberlakukan pajak kepada sejumlah tertentu gula yang ada. Tapi masih dalam pembahasan, masih dalam proses, nanti akan kita wujudkan kalo sudah diselesaikan,” pungkasnya.

    Pengalaman negara juga Chile membuktikan bahwa label gizi yang jelas di depan kemasan sangat membantu orang tua dalam memilih makanan yang lebih sehat. Di Indonesia, saat ini label gula, garam, lemak (GGL) berada di belakang kemasan, kecil, dan sulit dipahami. Agar lebih sederhana dan tegas, diperlukan adanya front of pack label. Front of pack label adalah informasi sederhana dari nutrisi makanan yang ada di depan kemasan.

    Dari Korea Selatan, Indonesia bisa belajar pentingnya pembatasan iklan dan penjualan junk food di sekitar sekolah. Sementara Jepang memberi teladan lewat program makan siang sekolah yang konsisten menanamkan kebiasaan makan sehat sejak kecil. Saat ini Indonesia sudah ada program Kantin Sehat dan Makan Bergizi Gratis (MBG), hanya tinggal meningkatkan monitoring pelaksanaannya lebih baik lagi.

    Singapura memperlihatkan bagaimana kampanye nasional yang terintegrasi, melibatkan sekolah, industri, hingga masyarakat, mampu mengubah perilaku konsumsi secara bertahap. Jika Indonesia mampu menggabungkan regulasi ketat dengan edukasi dan pengawasan di sekolah, peluang menekan angka obesitas anak akan jauh lebih besar.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video Wamenkes: Anak Gemuk Belum Berarti Sehat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)