Blog

  • Butuh Pemahaman yang Sama terkait Pentingnya Peran R&D dalam Pembangunan

    Butuh Pemahaman yang Sama terkait Pentingnya Peran R&D dalam Pembangunan

    Jakarta: Diperlukan payung hukum yang kuat untuk memastikan sektor research and development (R&D) nasional mendapat perhatian serius semua pihak, dalam upaya mewujudkan proses pembangunan nasional yang lebih baik. 

    “Sektor R&D harus ditempatkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam pengelolaan negara. Karena hasil-hasil dari R&D berdampak langsung bagi pertumbuhan sebuah negara,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat 12 September 2025.

    Pernyataan tersebut disampaikan Lestari yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, saat menjadi pembicara dalam webinar bertema Peran Sains dan Teknologi dalam Transformasi Strategi Pembangunan Nasional dengan sub tema Peran Pemerintah dalam R&D, yang diselenggarakan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI),  Rabu (10/9). 

    Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, R&D bukan sekadar kerja-kerja akademis, tetapi harus dilihat sebagai bagian dari instrumen ekonomi yang sangat vital dalam konteks penerapan strategi pembangunan nasional. 

    Rerie berpendapat, harus dipastikan semua pihak memiliki pemikiran dan pemahaman yang sama terkait strategisnya peran R&D dalam pencapaian target-target pembangunan. 

    Rerie yang merupakan legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu mendorong agar DPR dapat membuat payung hukum yang kuat, agar dapat direalisasikan alokasi anggaran R&D yang  memadai dalam proses pembangunan. 

    Karena, ujar Rerie, sejak 2016, alokasi anggaran R&D Indonesia tidak pernah mencapai 1% dari PDB, jauh di bawah rata-rata negara berpenghasilan menengah ke atas.
     

    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong agar UU No. 11 Tahun 2019  tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sinas IPTEK) dapat benar-benar diaplikasikan dalam pembangunan sektor R&D nasional. 

    Rerie juga mengusulkan kepada pemerintah agar ada insentif fiskal bagi perusahaan yang bersedia terlibat aktif di sektor R&D nasional, sehingga ada kepastian hukum yang jelas bagi dunia usaha . 

    Menurut Rerie, dengan terbangunnya kolaborasi yang kuat antara dunia usaha, perguruan tinggi, dan lembaga riset diharapkan akan terbangun pula ekosistem R&D nasional yang mampu mengakselerasi pencapaian target-target pembangunan nasional.

    Jakarta: Diperlukan payung hukum yang kuat untuk memastikan sektor research and development (R&D) nasional mendapat perhatian serius semua pihak, dalam upaya mewujudkan proses pembangunan nasional yang lebih baik. 
     
    “Sektor R&D harus ditempatkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam pengelolaan negara. Karena hasil-hasil dari R&D berdampak langsung bagi pertumbuhan sebuah negara,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat 12 September 2025.
     
    Pernyataan tersebut disampaikan Lestari yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, saat menjadi pembicara dalam webinar bertema Peran Sains dan Teknologi dalam Transformasi Strategi Pembangunan Nasional dengan sub tema Peran Pemerintah dalam R&D, yang diselenggarakan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI),  Rabu (10/9). 

    Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, R&D bukan sekadar kerja-kerja akademis, tetapi harus dilihat sebagai bagian dari instrumen ekonomi yang sangat vital dalam konteks penerapan strategi pembangunan nasional. 
     
    Rerie berpendapat, harus dipastikan semua pihak memiliki pemikiran dan pemahaman yang sama terkait strategisnya peran R&D dalam pencapaian target-target pembangunan. 
     
    Rerie yang merupakan legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu mendorong agar DPR dapat membuat payung hukum yang kuat, agar dapat direalisasikan alokasi anggaran R&D yang  memadai dalam proses pembangunan. 
     
    Karena, ujar Rerie, sejak 2016, alokasi anggaran R&D Indonesia tidak pernah mencapai 1% dari PDB, jauh di bawah rata-rata negara berpenghasilan menengah ke atas.
     

     
    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong agar UU No. 11 Tahun 2019  tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sinas IPTEK) dapat benar-benar diaplikasikan dalam pembangunan sektor R&D nasional. 
     
    Rerie juga mengusulkan kepada pemerintah agar ada insentif fiskal bagi perusahaan yang bersedia terlibat aktif di sektor R&D nasional, sehingga ada kepastian hukum yang jelas bagi dunia usaha . 
     
    Menurut Rerie, dengan terbangunnya kolaborasi yang kuat antara dunia usaha, perguruan tinggi, dan lembaga riset diharapkan akan terbangun pula ekosistem R&D nasional yang mampu mengakselerasi pencapaian target-target pembangunan nasional.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (RUL)

  • Uji Coba, Kapal Induk Terbaru China Lintasi Selat Taiwan

    Uji Coba, Kapal Induk Terbaru China Lintasi Selat Taiwan

    Beijing

    Kapal induk terbaru China, Fujian, yang diklaim paling canggih, baru-baru ini berlayar melintasi Selat Taiwan dan memasuki perairan Laut China Selatan, keduanya merupakan jalur perairan yang sangat sensitif.

    Beijing mengklaim pergerakan kapal induk Fujian, yang merupakan kapal induk ketiga negara tersebut, seperti dilansir Reuters, Jumat (12/9/2025), merupakan bagian dari uji coba laut. Aktivitas kapal induk Fujian melintasi perairan sensitif itu terdeteksi menjelang peresmian operasionalnya.

    Pertama kali dipamerkan ke publik tahun 2022, kapal induk Fujian merupakan kapal induk ketiga China dan telah memulai uji coba laut sejak tahun lalu. Kapal induk ini belum beroperasi secara resmi.

    Angkatan Laut China, dalam pernyataannya, menyebut pelayaran tersebut dilakukan untuk melaksanakan misi penelitian dan pelatihan ilmiah.

    “Latihan uji coba dan pelatihan lintas regional untuk Fujian ini merupakan pengaturan rutin dalam proses pembangunan kapal induk tersebut dan tidak diarahkan pada target tertentu,” tegas Angkatan Laut China.

    Aktivitas pelayaran itu dilakukan saat Marinir Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, Jepang, menggelar latihan selama dua minggu di pulau terdekat, Okinawa, dengan melibatkan sistem rudal Typhoon dan senjata antikapal canggih lainnya. Latihan gabungan itu dijadwalkan berlangsung hingga 25 September mendatang.

    Kementerian Pertahanan Jepang, pada Kamis (11/9) malam, melaporkan bahwa kapal induk Fujian telah memasuki perairan Laut China Timur, berlayar ke barat daya menuju ke Taiwan, dengan dikawal dua kapal penghancur rudal China.

    Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa pihaknya memantau situasi dengan pengawasan intelijen gabungan dan telah mengambil langkah-langkah yang tepat.

    Seorang pejabat keamanan senior Taiwan, yang enggan disebut namanya, menuturkan kepada Reuters bahwa kapal induk Fujian kemungkinan sedang berlayar menuju ke Laut China Selatan untuk mempersiapkan seremoni peresmian operasionalnya.

    Kementerian Pertahanan China belum memberikan tanggapan langsung atas laporan tersebut.

    Kapal induk Fujian, yang dirancang dan dirakit di dalam negeri, berukuran lebih besar dan diklaim lebih canggih dibandingkan dua kapal induk China lainnya — kapal induk Shandong yang beroperasi sejak akhir tahun 2019 dan kapal induk Liaoning yang dibeli oleh Beijing dari bekas Ukraina tahun 1998 lalu.

    Dengan dek datar dan ketapel elektromagnetik untuk meluncurkan pesawat, kapal induk Fujian diperkirakan akan menampung pesawat-pesawat lebih besar dan dengan jangkauan lebih luas daripada dua kapal induk China lainnya — termasuk pesawat peringatan dini dan jet tempur siluman pertama China yang mampu diluncurkan dari kapal induk.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Video Langkah BPOM Usai Taiwan Larang Produk Indomie Soto Banjar

    Video Langkah BPOM Usai Taiwan Larang Produk Indomie Soto Banjar

    Video Langkah BPOM Usai Taiwan Larang Produk Indomie Soto Banjar

  • Pemkab Bangkalan Siapkan Efisiensi Anggaran 2026, Perjalanan Dinas dan Seremonial Jadi Sasaran

    Pemkab Bangkalan Siapkan Efisiensi Anggaran 2026, Perjalanan Dinas dan Seremonial Jadi Sasaran

    Bangkalan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan berencana melakukan efisiensi besar-besaran pada tahun anggaran 2026. Pemangkasan anggaran difokuskan pada sejumlah pos, terutama perjalanan dinas dan kegiatan seremonial.

    Wakil Bupati Bangkalan, Moh Fauzan Jakfar, mengatakan kebijakan efisiensi ini menyusul turunnya alokasi Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat.

    “Pengurangan itu sebenarnya sudah terjadi tahun ini. Namun di tahun 2026 akan lebih besar lagi. Kegiatan yang tidak begitu urgent dan penting bisa dikurangi atau dihilangkan. Terutama kegiatan yang sifatnya seremonial, termasuk dana perjalanan dinas,” kata Fauzan, Jumat (12/9/2025).

    Meski begitu, Fauzan menegaskan program prioritas tetap dijalankan. Pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, penguatan ekonomi, serta program nasional seperti ketahanan pangan tidak akan dikorbankan.

    Selain efisiensi, Pemkab Bangkalan juga menyiapkan strategi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) agar fiskal daerah lebih mandiri. Salah satunya melalui penyusunan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pajak Retribusi dan Pajak Daerah (PRPD).

    “Kita harus memiliki kreativitas dan inovasi untuk menguatkan fiskal daerah dengan mandiri. PAD harus ditingkatkan, tapi caranya juga tidak boleh sembarangan dan jangan memberatkan masyarakat,” jelasnya.

    Sebagai informasi, pemerintah pusat hanya mengalokasikan TKD sekitar Rp650 triliun pada 2026, turun tajam dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp850 triliun. Penurunan ini tercatat sebagai yang terdalam dalam 10 tahun terakhir.

    Terkait besaran penurunan TKD yang akan diterima Bangkalan, Fauzan menyebut masih menunggu kepastian. Saat ini Pemkab bersama DPRD masih membahas Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) 2026. [sar/beq]

  • Luvia Persembahkan Buang Garam Di Laut sebagai Prekuel Dua Single Sebelumnya

    Luvia Persembahkan Buang Garam Di Laut sebagai Prekuel Dua Single Sebelumnya

    JAKARTA – Band pop melayu asal Bogor, Luvia, kembali memperkenalkan single terbaru yang menyentuh hati, dengan judul “Buang Garam Di Laut”, lewat label musik Nagaswara.

    Ditulis dan diproduseri Hendy Irvan, lagu ini menyajikan kisah cinta sepihak yang pilu. Lewat lirik yang lugas namun puitis, Luvia menggambarkan perasaan seseorang yang mencintai dengan tulus, namun tidak pernah benar-benar dihargai.

    “Lagu ini tentang menyadari bahwa perjuangan cinta kita sia-sia, dan menerima kenyataan bahwa tidak semua cinta akan dibalas,” kata Hendy dalam keterangannya, Jumat, 12 September.

    “Tapi dari situ, kita belajar untuk memaafkan dan melangkah,” tambahnya.

    Analogi yang digambarkan di judul menjadi pusat emosional lagu—mencintai dengan sepenuh hati, namun tak ada artinya.

    Aransemen musik yang digarap bersama Rahman Hakim dan personel Luvia sendiri menghadirkan harmoni khas pop melayu—kombinasi irama pelan namun menghanyutkan, dengan sentuhan gitar dan vokal latar dari Syeliah yang memperkuat rasa getir dan kehilangan.

    Apa yang ditampilkan Luvia kali ini menjadi penanda kuat bahwa mereka tetap konsisten dengan identitas musiknya: romantis, emosional, dan penuh makna.

    Yang membuat “Buang Garam di Laut” semakin istimewa adalah posisinya dalam benang merah cerita musik Luvia. Meski baru dirilis, lagu ini merupakan awal kisah yang kemudian berlanjut pada dua single Luvia sebelumnya, “Lelah dan Kalah” serta “Orang yang Salah”.

    Jika “Buang Garam di Laut” menjadi potret awal cinta sepihak yang sia-sia, maka “Lelah dan Kalah” menggambarkan keteguhan hati yang tetap mencoba meski berkali jatuh, sebelum akhirnya sampai pada klimaks penyesalan pahit di “Orang yang Salah”.

    Dengan begitu, tiga lagu tersebut membentuk satu rangkaian narasi yang utuh: perjalanan mencintai, berulang kali berharap, hingga akhirnya menyadari pilihan hati yang keliru.

    Sebagai informasi, single terbaru Luvia yang berjudul “Buang Garam Di Laut” sudah dapat didengar di berbagai platform streaming digital. Sementara video musik dapat dilihat di kanal YouTube Nagaswara Official.

  • Tampang Mobil Listrik Mungil Honda yang Harganya Rp 300 Jutaan

    Tampang Mobil Listrik Mungil Honda yang Harganya Rp 300 Jutaan

    Tampang Mobil Listrik Mungil Honda yang Harganya Rp 300 Jutaan

  • Wapres Gibran Bertemu SBY, Jokowi: Bagus Biar Dapat Wejangan

    Wapres Gibran Bertemu SBY, Jokowi: Bagus Biar Dapat Wejangan

    Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membeberkan isi pembicaraan sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat bertemu di Cikeas, Jawa Barat, Selasa (9/9/2025).

    AHY mengatakan, Gibran berkunjung ke Cikeas until memberi ucapan dan mendoakan SBY yang sedang berulang tahun.

    “Oh iya, tadi beliau (Gibran) datang ke Cikeas menyampaikan ucapan ulang tahun karena Pak SBY hari ini berusia 76 tahun, tentunya menyampaikan secara langsung dan mendoakan yang baik-baik,” kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (9/9/2025).

    AHY sendiri tak ikut dalam pertemuan tersebut sehingga tak mengetahui secara detail hal-hal yang dibahas SBY dan Gibran. Namun, kata dia, para tokoh kerap mendikusikan soal kondisi Indonesia terkini.

    “Tidak tahu saya, saya tidak ikut di peetemuan itu, tapi yang jelas pasti selalu mendiskusikan juga tentang bangsa. kita ingin Indonesia juga semakin baik, kondisinya, ekonominya, dan kita terus kawal pembangunan yang dijalankan pemerintahan yang dikomandoi langsung oleh Presiden Prabowo Subianto,” jelas Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Wilayah dan Infrastruktur itu.

  • Wapres Gibran Bertemu SBY, Jokowi: Bagus Biar Dapat Wejangan

    Wapres Gibran Bertemu SBY, Jokowi: Bagus Biar Dapat Wejangan

    Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membeberkan isi pembicaraan sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat bertemu di Cikeas, Jawa Barat, Selasa (9/9/2025).

    AHY mengatakan, Gibran berkunjung ke Cikeas until memberi ucapan dan mendoakan SBY yang sedang berulang tahun.

    “Oh iya, tadi beliau (Gibran) datang ke Cikeas menyampaikan ucapan ulang tahun karena Pak SBY hari ini berusia 76 tahun, tentunya menyampaikan secara langsung dan mendoakan yang baik-baik,” kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (9/9/2025).

    AHY sendiri tak ikut dalam pertemuan tersebut sehingga tak mengetahui secara detail hal-hal yang dibahas SBY dan Gibran. Namun, kata dia, para tokoh kerap mendikusikan soal kondisi Indonesia terkini.

    “Tidak tahu saya, saya tidak ikut di peetemuan itu, tapi yang jelas pasti selalu mendiskusikan juga tentang bangsa. kita ingin Indonesia juga semakin baik, kondisinya, ekonominya, dan kita terus kawal pembangunan yang dijalankan pemerintahan yang dikomandoi langsung oleh Presiden Prabowo Subianto,” jelas Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Wilayah dan Infrastruktur itu.

  • ESDM Pastikan Bisnis Kilang di RI Prospektif saat Tren Global Berguguran

    ESDM Pastikan Bisnis Kilang di RI Prospektif saat Tren Global Berguguran

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan kebutuhan kilang minyak di Indonesia masih tinggi di tengah tekanan bisnis kilang secara global.

    Kebutuhan tambahan kilang baru dalam negeri itu seiring dengan konsumsi bahan bakar yang terus meningkat. 

    Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, penyebab tutupnya kilang minyak di sejumlah negara maju disebabkan transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan.  

    “Ini kan ada yang diolah di dalam kilang dalam negeri, ada yang berasal dari impor. Jadi ini kita lihat, ini bagaimana optimalisasi kilang yang ada dalam negeri,” kata Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (12/9/2025). 

    Dia mencontohkan, transisi energi di China yang masif dilakukan lewat shifting kendaraan listrik, termasuk kendaraan pribadi, angkutan umum, hingga angkutan berat yang menggunakan baterai. 

    Kondisi shifting penggunaan energi di sektor transportasi China saat ini disebut telah mencapai 50% menggunakan baterai listrik. Bahkan, Yuliot menyebut SPBU BBM di China telah tutup lebih dari 60% dari kondisi awal. 

    “Jadi kan kita melihat ini karena ada perubahan penggunaan energi juga, ya ini mungkin itu dampaknya adalah terhadap ini kilang-kilang secara global,” tuturnya, 

    Namun, jika dibandingkan dengan Indonesia, konsumsi BBM atau bahan bakar dari fosil masih tinggi mengikuti daya beli masyarakat saat ini. Adapun, kebutuhan BBM nasional saat ini mencapai 1,5 juta barel per hari. 

    Bahkan, kebutuhan tersebut belum sejalan dengan kemampuan produksi dari kilang dalam negeri. Alhasil, pemerintah masih perlu mengimpor minyak dari negara dengan tetap mempertimbangkan neraca perdagangan. 

    “Kalau tidak tercukupi dari kilang dalam negeri, berarti kita harus melakukan impor dari luar negeri, tapi ini dalam neraca trade balance, ya kita juga harus mengulangi komitmen kita,” tuturnya. 

    Diberitakan Bisnis sebelumnya, Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza mengungkapkan 26 kilang minyak dan gas bumi (migas) di dunia bakal tutup menjelang 2030. Hal ini tak lepas dari kondisi kelebihan pasok (oversupply) dan rendahnya spread produk (selisih antara harga produk kilang dan harga minyak mentah) yang menekan bisnis kilang. 

    Oki menuturkan, beberapa perusahaan migas dunia tengah menghadapi tantangan dalam mendapatkan keuntungan dari bisnis kilang. Menurutnya, perusahaan kelas dunia seperti BP, TotalEnergies, hingga Chevron mengalami tantangan serupa. 

    “Ada banyak kilang dunia yang ditutup di Eropa, di Amerika, di Australia dan diperkirakan ada 17 kilang yang akan tutup menjelang tahun 2030,” ucap Oki dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (11/9/2025). 

    Berdasarkan bahan paparan Pertamina, pada 2027, diperkirakan akan ada sembilan kilang yang tutup di AS, Eropa, Asia, Australia, dan Selandia Baru.

    Lalu, sebanyak 17 kilang di Afrika, Uni Eropa, dan Asia diperkirakan tutup pada 2030.

  • Kisah Gacem Chohra, Kakek 70 Tahun Asal Aljazair Peserta Pramuka WMSJ 2025 yang Kagumi Indonesia – Page 3

    Kisah Gacem Chohra, Kakek 70 Tahun Asal Aljazair Peserta Pramuka WMSJ 2025 yang Kagumi Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Suasana Bumi Perkemahan Cibubur sore itu begitu riuh. Yel-yel dalam berbagai bahasa bergema, tenda-tenda berjejer rapi, ribuan peserta bercengkerama sambil saling menyapa.

    Gerimis tipis menambah syahdu perhelatan World Muslim Scout Jamboree (WMSJ) 2025, ajang silaturahmi pramuka muslim lintas negara yang untuk pertama kalinya digelar di Indonesia. Acara yang berlangsung pada 9–14 November 2025 ini diikuti lebih dari 15 ribu peserta dari seluruh Indonesia dan 16 negara.

    Di tengah keramaian itu, tampak sosok Mohammad Gacem Chohra, seorang kakek berusia 70 tahun asal Aljazair. Rambutnya memutih, wajahnya penuh garis pengalaman, tetapi semangatnya tak kalah menyala dibanding para peserta muda.

    Kisah Gacem, Anggota Pramuka Sejak 1962

    Gacem berkisah bahwa kecintaannya pada pramuka sudah dimulai sejak 1962. Ia pertama kali mengikuti jambore dunia pada 1971 di Jepang. “Indonesia itu bagus sekali, alamnya, muamalah-nya, pendampingannya, penyambutannya, dan semua pengaturan sistemnya bagus,” ujar Gacem saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (11/9/2025).

    Meski usianya tak lagi muda, Gacem tetap berkeliling dunia menghadiri berbagai jambore. Baginya, hadiah terbaik dalam setiap pertemuan bukanlah benda, melainkan kebersamaan.

    “Wallahi, hadiah yang terbaik adalah kita berbual dengan anak-anak, kita berikan kata-kata Jezail, kita berikan kata-kata Indonesia, dengan negara lain. Itu hadiah yang tidak bisa dibeli dengan uang,” tuturnya.

    Bagi Gacem, WMSJ 2025 memberi kesan mendalam. “Dari penamaannya saja sudah luar biasa sekali, World Muslim. Tidak ada hal negatif berkenaan dengan akhlak,” katanya. Ia berjanji akan membawa pulang banyak pelajaran dan budaya baik dari Indonesia ke Aljazair.

    Memperingati Hari Pramuka yang jatuh pada hari ini, 14 Agustus, kami hadirkan pengalaman kontingen Indonesia saat mengikuti Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan. Mereka tetap menjadi Duta Budaya Indonesia, di tengah kepungan banjir, gelombang panas…