7 Bulan Sejak Dilaporkan, Kasus Coretax Era Sri Mulyani di KPK Masih tak Jelas Rimbanya
Blog
-
/data/photo/2025/09/03/68b7eba509b57.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ketika Jalanan Jadi Parlemen Baru Nasional 12 September 2025
Ketika Jalanan Jadi Parlemen Baru
Dosen tetap di Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Koordintor Pusat Riset Kebijakan Strategis Asia Tenggara, LPPM UNSOED
DARI
Jakarta hingga Paris, dari Kathmandu hingga Manila, dunia sedang bergolak. Gedung-gedung parlemen dibakar, perdana menteri dipaksa mundur, dan jutaan orang turun ke jalan dengan kemarahan membara.
Sekilas, pemandangan ini mengingatkan kita pada momen-momen bersejarah demokratisasi dunia: Revolusi Anyelir di Portugal 1974, kejatuhan Tembok Berlin 1989, atau reformasi Indonesia 1998. Namun, ada yang berbeda kali ini.
Fundamentally
berbeda.
Samuel Huntington, ilmuwan politik legendaris dari Harvard, pernah mendokumentasikan apa yang disebutnya “Gelombang Ketiga Demokratisasi”, periode luar biasa antara 1974-1990-an ketika lebih dari 60 negara bertransisi dari kediktatoran menuju demokrasi.
Optimisme meluap-luap. Francis Fukuyama bahkan memproklamirkan “akhir sejarah”, seolah demokrasi liberal telah memenangkan pertarungan ideologi untuk selamanya.
Namun, gelombang protes yang menyapu dunia hari ini, menceritakan kisah yang sama sekali berbeda.
Para demonstran di Jakarta tidak menuntut hak memilih, mereka sudah memilikinya sejak 1998.
Generasi Z di Kathmandu tidak berjuang melawan monarki absolut. Nepal sudah menjadi republik sejak 2008.
Massa yang membakar gedung parlemen bukanlah pejuang demokrasi dalam pengertian klasik. Mereka adalah warga negara yang marah terhadap demokrasi mereka sendiri yang gagal memenuhi janji.
Inilah paradoks zaman kita: protes massa terbesar justru terjadi di negara-negara yang sudah demokratis, setidaknya secara prosedural.
Pertanyaannya kemudian: apakah kita sedang menyaksikan “Gelombang Keempat” demokratisasi, atau sesuatu yang sama sekali berbeda?
Mari kita bedah apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Di Indonesia, percikan awalnya tampak sepele: tunjangan perumahan Rp 50 juta untuk anggota DPR di tengah pemotongan anggaran pendidikan dan kesehatan.
Namun, kemarahan yang meledak mengungkap luka yang lebih dalam, yaitu persepsi tentang elite yang korup dan terputus dari realitas rakyat.
Ketika Affan Kurniawan, pengemudi ojek online berusia 21 tahun, tewas terlindas kendaraan taktis polisi, protes semakin masif dan meluas.
Lebih dari 1.240 orang ditahan, gedung-gedung pemerintah dibakar. Tunjangan kontroversial tersebut akhirnya dihentikan.
Protes berdarah yang menewaskan 19 demonstran berakhir dengan pengunduran diri Perdana Menteri K.P. Sharma Oli.
Namun, ini bukan kemenangan demokrasi, tapi upaya putus asa untuk menekan tombol reset pada sistem yang telah gagal total.
Filipina menyajikan inovasi menarik: “lifestyle policing” melalui media sosial. Aktivis menggunakan TikTok dan Instagram untuk menyandingkan foto liburan mewah keluarga politisi dengan gambar korban banjir akibat proyek infrastruktur korup.
Taktik ini mentransformasi konsep abstrak “korupsi” menjadi ketidakadilan yang kasat mata, viral, dan memicu kemarahan.
Thailand menghadirkan kompleksitas berbeda. Negara ini memiliki pemilu, parlemen, dan konstitusi (20 konstitusi sejak 1932, tepatnya).
Namun, ketika partai pemenang pemilu 2023 diblokir membentuk pemerintahan oleh Senat yang ditunjuk militer, rakyat memahami kebenaran pahit: suara mereka tidak berarti.
Protes yang menuntut reformasi monarki—tabu tertinggi dalam politik Thailand—adalah jeritan frustasi terhadap “veto-krasi” yang membuat demokrasi menjadi sandiwara kosong.
Bahkan Perancis, benteng demokrasi Barat, tidak kebal. Gerakan “Block Everything” melawan kebijakan penghematan Macron menunjukkan bahwa krisis kepercayaan ini bersifat global, melampaui batas antara demokrasi “muda” dan “matang.”
Huntington berbicara tentang “efek bola salju”, bagaimana kesuksesan demokratisasi di satu negara menginspirasi tetangganya.
Spanyol menginspirasi Portugal, Polandia menginspirasi Hongaria. Namun, efek bola salju hari ini berbeda. Ia tidak lagi dibatasi geografis atau membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyebar.
Istilah “nepo babies” yang muncul di Filipina dalam hitungan hari diadopsi aktivis Nepal. Taktik “lifestyle policing” menyebar seperti virus lintas benua.
Solidaritas tidak lagi membutuhkan kedekatan fisik, “Milk Tea Alliance” menyatukan aktivis Thailand, Hong Kong, dan Taiwan melalui meme dan tagar.
Bola salju modern adalah algoritma yang memviralkan ketidakadilan, mentransformasi kemarahan lokal menjadi pemberontakan global dalam hitungan jam, bukan tahun.
Jika protes-protes ini bukan gelombang demokratisasi baru, lalu apa? Jawabannya memerlukan paradigma baru.
Kita sedang menyaksikan apa yang dapat disebut “respons imun demokrasi global”, satu bentuk reaksi organik dari masyarakat sipil terhadap patogen yang menggerogoti demokrasi dari dalam: korupsi sistemik, elite yang terputus, institusi yang membusuk, dan apa yang ilmuwan politik sebut “democratic backsliding” (kemunduran demokrasi).
Seperti sistem kekebalan tubuh yang menyerang virus, protes-protes ini adalah mekanisme pertahanan terakhir ketika institusi formal gagal.
Ketika parlemen tidak lagi mewakili rakyat, jalanan menjadi parlemen alternatif. Ketika sistem peradilan gagal menghukum koruptor, media sosial menjadi pengadilan rakyat.
Ketika pemilu tidak menghasilkan perubahan bermakna, protes menjadi satu-satunya “suara” yang didengar.
Ini menjelaskan mengapa pola yang sama muncul di konteks berbeda. Demonstran di Jakarta dan Paris, meski hidup dalam sistem politik yang sangat berbeda, berbagi frustrasi yang sama: pemerintah tidak responsif, kebijakan menguntungkan elite, dan institusi kehilangan legitimasi. Krisis kepercayaan adalah pandemi politik abad ke-21.
Implikasi dari diagnosis ini sangat mendalam. Jika tantangan utama bukan lagi membangun institusi demokratis, tetapi mempertahankan kualitas dan legitimasinya, maka resep kebijakan harus berubah total.
Tidak cukup mengadakan pemilu berkala. Tidak cukup memiliki parlemen dan konstitusi. Demokrasi abad ke-21 harus menemukan cara untuk memulihkan kepercayaan, memerangi korupsi sistemik, dan membuat institusi benar-benar responsif terhadap aspirasi rakyat.
Protes-protes ini, meski sering berdarah dan kacau, sebenarnya adalah tanda harapan. Masyarakat sipil masih memiliki vitalitas untuk melawan pembusukan.
Bahwa generasi muda tidak akan diam melihat masa depan mereka dicuri. Bahkan dalam era sinisme politik, masih ada yang peduli untuk berjuang.
Namun, respons imun saja tidak cukup. Seperti demam yang terlalu tinggi dapat membunuh pasien, protes yang terus-menerus tanpa reformasi institusional dapat menghancurkan tatanan sosial.
Pertanyaan kritisnya adalah: akankah elite politik di Jakarta, Kathmandu, Manila, Bangkok, dan Paris mendengar peringatan ini dan melakukan reformasi sejati?
Atau akankah mereka terus bermain sandiwara demokrasi hingga jalanan benar-benar menjadi satu-satunya parlemen yang tersisa?
Sejarah belum selesai ditulis. Namun satu hal sudah jelas: kita tidak sedang menyaksikan gelombang baru demokratisasi.
Kita sedang menyaksikan perjuangan untuk jiwa demokrasi itu sendiri, satu bentuk perjuangan antara harapan akan pemerintahan yang akuntabel dan realitas elite yang tercerabut dari akarnya.
Hasil dari perjuangan ini akan menentukan apakah demokrasi abad ke-21 dapat memperbarui dirinya, atau akan tenggelam dalam krisis kepercayaan yang semakin dalam.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Rahasia di Balik Madu, Bisa Bikin Pria Lebih Perkasa di Ranjang?
JAKARTA – Belakangan ini, madu sedang jadi menjadi tren di media sosial. Bukan sekadar karena khasiat alami, tapi ada klaim produk madu bisa meningkatkan performa seksual pria.
Hal ini tentu membuat penasaran banyak orang, sekaligus menimbulkan kekhawatiran di kalangan ahli kesehatan.
Meski tampak seperti madu biasa, sebagian produk madu ternyata mengandung tadalafi, yakni zat aktif yang juga digunakan dalam obat disfungsi ereksi dari resep dokter yaitu Cialis.
“Ini bukan masalah baru. Banyak suplemen bebas yang mengandung bahan tersembunyi. Memang bisa memberi efek, tapi risikonya besar untuk sebagian pria,” dr. Jared Bieniek, ahli urologi sekaligus direktur Tallwood Men’s Health, dikutip dari laman Hartford Healthcare.
Mengonsumsi madu sachet dengan kandungan tersembunyi seperti tadalafil tanpa arahan dokter bisa berbahaya. Terutama jika Anda sedang mengonsumsi obat lain.
“Kekhawatiran terbesar adalah interaksi dengan obat nitrate yang biasa dipakai untuk penyakit jantung atau nyeri dada,” jelas dr. Bieniek.
Nitrate dan tadalafil sama-sama melebarkan pembuluh darah. Bila dikonsumsi bersamaan, tekanan darah bisa turun drastis dan berisiko fatal.
Selain itu, penggunaan berlebihan bisa memicu sakit kepala, gangguan penglihatan, hingga ereksi berkepanjangan.
Jika mengalami disfungsi ereksi, sebaiknya jangan buru-buru mencoba produk madu atau suplemen sembarangan. Lebih aman berkonsultasi dengan tenaga medis.
“Penyebab disfungsi ereksi berbeda-beda tergantung usia. Pada pria muda, kami sering mengecek kemungkinan penyakit jantung dini, kadar testosteron rendah, atau faktor psikologis,” ujar dr. Bieniek.
-

ECB Tahan Suku Bunga, Pasar Nilai Siklus Pelonggaran Moneter Berakhir
Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) kembali menahan suku bunga acuan pada pertemuan Kamis (11/9/2025) waktu setempat seiring dengan tekanan inflasi yang terkendali dan meredanya risiko ekonomi. Investor pun menyimpulkan peluang pemangkasan tambahan sudah tertutup.
ECB mempertahankan suku bunga deposito di level 2%, sesuai dengan perkiraan seluruh analis yang disurvei Bloomberg. Bank sentral juga tidak memberikan panduan langkah lanjutan, menegaskan keputusan akan tetap berbasis pada data tiap pertemuan.
“Inflasi berada di posisi yang kami inginkan,” ujar Presiden ECB Christine Lagarde dikutip dari Bloomberg, Jumat (12/9/2025).
Namun, dia mengingatkan prospek harga masih lebih tidak pasti dari biasanya akibat kondisi perdagangan global yang fluktuatif. Menurut Lagarde, risiko terhadap pertumbuhan ekonomi kini lebih seimbang.
“Sejumlah perjanjian dagang terbaru telah mengurangi ketidakpastian, tetapi memburuknya hubungan dagang kembali dapat menekan ekspor, investasi, dan konsumsi,” jelasnya.
Komentar Lagarde memicu pasar memangkas taruhan terhadap pemangkasan bunga lanjutan. Harga pasar kini mencerminkan tidak ada lagi penurunan suku bunga dalam siklus ini.
Imbal hasil obligasi Eropa naik, dengan yield obligasi Jerman tenor 10 tahun menguat 3 basis poin menjadi 2,69%. Euro juga menguat ke level US$1,174, ditopang dolar yang melemah.
Mayoritas pejabat menilai level bunga saat ini sudah sesuai untuk menghadapi dampak tarif dagang Presiden AS Donald Trump, ketegangan geopolitik, hingga gejolak politik terbaru di Prancis. Ekonomi kawasan euro relatif tangguh, sementara inflasi yang sedikit di atas target 2% dinilai masih terkendali.
Proyeksi kuartalan terbaru menunjukkan inflasi konsumen naik 1,7% pada 2026, lebih dekat ke target dibandingkan perkiraan sebelumnya 1,6%. Namun pada 2027, inflasi diproyeksikan 1,9%, lebih rendah dari estimasi sebelumnya. Produk domestik bruto (PDB) diperkirakan tumbuh 1,2% tahun ini dan 1% pada 2026.
“Kami sudah menegaskan dalam strategi, deviasi kecil dari target, selama sifatnya tidak signifikan dan tidak berkepanjangan, tidak otomatis membenarkan perubahan kebijakan,” tegas Lagarde.
Lagarde juga kembali menekankan ECB kini berada di posisi yang baik dan menyatakan proses disinflasi telah berakhir.
ECB sebelumnya memangkas bunga delapan kali berturut-turut dalam setahun hingga Juli, menurunkan level dari puncak 4% ke posisi netral di 2%.
Hal tersebut bertepatan dengan langkah Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan memangkas suku bunga pekan depan untuk pertama kalinya sejak Desember, menyusul tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja AS.
Inflasi di kawasan euro diperkirakan tetap dekat 2% dalam jangka menengah. Beberapa pejabat, seperti Gubernur Bank Sentral Lithuania Gediminas Simkus, justru khawatir inflasi bisa lebih rendah dari target, dipengaruhi penguatan euro.
Sementara itu, anggota Dewan Eksekutif ECB yang dikenal hawkish, Isabel Schnabel, melihat risiko inflasi justru cenderung ke atas, terutama karena gesekan dagang dan lonjakan belanja pertahanan Eropa.
Di sisi lain, ekonomi kawasan menunjukkan ketahanan. Meski perjanjian dagang Uni Eropa-AS menetapkan tarif 15% pada sebagian besar ekspor dan dikeluhkan industri, kepercayaan bisnis mulai membaik dan perlambatan manufaktur yang berkepanjangan diperkirakan segera berakhir.
Namun, sejumlah analis memperingatkan, dampak penuh tarif Trump baru akan terasa pada akhir tahun ini.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5346553/original/093025200_1757630871-1000231203.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pasir Timah Bangka Dikeruk secara Ilegal dan Diselundupkan ke Thailand
Liputan6.com, Jakarta Bea Cukai Batam menangkap empat awal kapal KM Maju Berkembang, terdiri dari nakhoda dan tiga anak buah kapal. Mereka ketahuan menyelundupkan puluhan ton pasir timah ilegal ke Thailand melalui perairan Natuna Utara. Pasir tersebut dikeruk dari Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Kami tengah melakukan pengembangan atas penidakan Kapal Maju berkembang, yang bermuatan 22 ton pasir timah,” ujar Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Bea Cukai Batam Muhtadi di kantor Bea Cukai Batam, Kamis (11/09/2025).
Menurut Muhtadi, penyelundupan ini merupakan salah satu kasus terbesar di tahun 2025. Pasir timah yang dikemas dalam ratusan karung itu tidak dilengkapi dokumen kepabeanan yang sah.
“Pasir timah berasal dari Bangka, tepatnya dari wilayah Belitung, dan akan dibawa ke Thailand. Namun barang tersebut tidak memiliki kelengkapan dokumen kepabeanan sehingga kami lakukan penindakan di Laut Natuna,” ujarnya.
Dalam operasi ini, Bea Cukai mengamankan satu orang berinisial MF, selaku nakhoda kapal pengangkut, yang kemudian ditetapkan sebagai tersangka.
“Kita telah mengamankan satu orang dengan inisial MF, yang berperan sebagai nakhoda kapal. Saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka,” tambah Muhtadi.
Nilai barang bukti hasil sitaan tersebut diperkirakan mencapai Rp3,224 miliar. Seluruh barang bukti beserta kapal pengangkut kini diamankan di Batam untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut.
“Ini bagian dari komitmen Bea Cukai dalam menjaga kedaulatan ekonomi negara dan menindak segala bentuk penyelundupan yang merugikan penerimaan negara,” tegas Muhtadi.
Sebelumnya KM Maju Berkembang ditangkap di Natuna pada Rabu (27/08/2025) oleh kapal patroli BC 20007, saat berlayar dari Bangka Belitung menuju Thailand tanpa dokumen kepabeanan resmi.
Muatan berupa 400 karung pasir timah dengan total bobot 20 ton digiring ke Dermaga Bea Cukai Tanjung Uncang untuk proses lebih lanjut.
Kepala KPU Bea Cukai Batam, Zaky Firmansyah, mengatakan penyelundupan ini tidak hanya merugikan penerimaan negara, tetapi juga berpotensi mengancam pengelolaan sumber daya mineral strategis nasional.
“Timah merupakan komoditas bernilai tinggi. Jika diselundupkan ke luar negeri tanpa prosedur sah, maka negara kehilangan potensi manfaat besar bagi industri dalam negeri dan perekonomian nasional,” ujarnya.
Zaky menegaskan, penyelundupan ini melanggar Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan. Pihaknya kini tengah melakukan pengembangan untuk menelusuri kemungkinan keterlibatan pihak lain, termasuk jaringan yang mengatur pengiriman pasir timah dari Bangka Belitung ke luar negeri.
“Kami berkomitmen penuh menjaga agar wilayah Batam dan perairan sekitarnya tidak dijadikan jalur penyelundupan. Patroli laut akan terus diperketat, termasuk kerja sama lintas instansi untuk menutup berbagai modus penyelundupan,” tambahnya.
-

Data Inflasi AS Dorong Optimisme Pasar, Wall Street Ditutup Menguat
Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (11/9/2025) waktu setempat seiring dengan data inflasi dan tenaga kerja yang memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve bulan ini.
Melansir Reuters pada Jumat (12/9/2025), indeks S&P 500 naik 0,85% ke level 6.587,47. Indeks Nasdaq menguat 0,72% menjadi 22.043,08, sedangkan Dow Jones Industrial Average melonjak 1,36% ke 46.108,00 dan menutup perdagangan di rekor tertinggi.
Saham JPMorgan dan Goldman Sachs memimpin kenaikan Dow dengan penguatan lebih dari 1%. Dari 11 sektor S&P 500, sepuluh ditutup naik, dipimpin sektor material yang melesat 2,14% dan disusul kesehatan dengan kenaikan 1,73%.
Data terbaru menunjukkan inflasi konsumen AS pada Agustus naik lebih tinggi dari perkiraan dengan kenaikan tahunan terbesar dalam tujuh bulan terakhir.
“Inflasi tetap membandel. Apakah kita menyebutnya stagflasi atau tidak, tergantung definisi masing-masing. Yang jelas, saat ini kita berada pada periode yang berbeda dari beberapa tahun terakhir, dengan pasar tenaga kerja yang melambat signifikan sementara inflasi belum ikut turun,” ujar Atsi Sheth, Chief Credit Officer Moody’s Ratings di New York.
Sheth memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga 25 basis poin pekan depan dan memangkas lagi 25 basis poin pada akhir tahun.
Perdagangan kontrak berjangka menunjukkan pelaku pasar hampir pasti memperkirakan penurunan suku bunga minimal 25 basis poin pada rapat kebijakan pekan depan, dengan peluang sekitar 7% untuk pemangkasan lebih dalam sebesar 50 basis poin.
Ekspektasi itu muncul setelah serangkaian data pasar tenaga kerja yang lemah serta rilis data inflasi produsen pada Rabu yang lebih rendah dari perkiraan.
-

Antisipasi Banjir Produk Petrokimia China Murah, Pengusaha Minta Safeguard
Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) mendorong pemerintah untuk mengambil langkah perlindungan berupa safeguard atau bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) atas produk petrokimia impor dari China.
Hal ini seiring dengan kondisi oversupply pasokan, tekanan daya beli domestik, hingga penerapan tarif Trump untuk produk China yang tinggi. Alhasil, Negeri Tirai Bambu itu mengalihkan ekspor Amerika Serikat (AS) ke Asia.
Sekjen Inaplas Fajar Budiono mengatakan, Indonesia harus cepat menerapkan tindakan pengamanan untuk mengantisipasi risiko banjirnya produk petrokimia China. Dia memperkirakan hanya dalam beberapa bulan pasar domestik akan terancam.
“Pemerintah harus segera melakukan investigasi tindakan pengamanan atau perlindungan, baik melalui safeguard maupun anti-dumping,” ujar Fajar kepada Bisnis, Kamis (11/9/2025).
Saat ini, dia menyebut, bahan baku plastik berupa polypropylene (PP) tahun 2023 impor dari China sekitar 70.000 ton, kemudian pada 2024 melonjak jadi 160.000 ton. Bahkan, dia memperkirakan produk polypropylene (PP) impor dari China akan tembus ke angka 200.000 ton.
Tak hanya itu, impor produk petrokimia lainnya seperti polietilen tereftalat (PET) hingga polivinil klorida (PVC) juga terus meningkat. Produk PET dari China disebut kini telah tembus di angka 250.000 ton dan PVC sebanyak 200.000 ton yang masuk ke Indonesia.
Sementara itu, secara keseluruhan produksi petrokimia nasional mencapai 3,1 juta ton. Kendati demikian, serapan di hilir tidak optimal lantaran utilitas produksinya hanya 60%. Hal ini membuat produktivitas di hulu ikut turun di bawah 70%.
Kendati demikian, untuk menjaga keberlanjutan usaha, pengusaha yang memproduksi PET mulai mengincar peluang pasar AS yang ditinggalkan China. Terlebih, tarif produk Indonesia ke AS termasuk rendah yakni 19%.
“Karena China tidak bisa masuk, kita masih bisa ekspor. Memang harus jual lebih murah, tapi itu lebih baik daripada rugi besar atau tutup,” tuturnya.
Sementara itu, untuk produk PVC, Indonesia akan menggenjot ekspor ke wilayah Asia Selatan. Di sisi lain, dia juga berharap ekspor di sektor hilir seperti produk tekstil dan packaging terus mengingat agar serapan petrokimia lebih optimal.
“Tetapi produk jadi seperti packaging dan tekstil, peluangnya masih belum efektif karena regulasi masih panjang,” pungkasnya.
-

20 Tentara Tewas dalam Serangan Jihadis di Niger
Jakarta –
Terduga jihadis melakukan serangkaian serangan di Niger barat minggu ini. Sebanyak 20 tentara dilaporkan tewas.
Dilansir AFP, Jumat (12/9/2025), serangan yang terjadi pada hari Rabu (10/9) tersebut terjadi di wilayah Tillabéri, dekat Burkina Faso dan Mali. Wilayah ini menjadi tempat kelompok-kelompok jihadis yang terkait dengan Al-Qaeda dan Negara Islam (IS) aktif.
“Banyak tentara yang tewas dalam dua insiden terpisah kemarin di wilayah Tillaberi,” kata seorang mantan pejabat setempat kepada AFP.
Mantan pejabat tersebut mengatakan “20 tentara tewas oleh teroris”, sementara sumber lain menyebutkan jumlah korban keseluruhan yang lebih tinggi, termasuk tentara dan anggota Garda Nasional.
Sekelompok jurnalis Afrika Barat yang mengkhususkan diri dalam berita keamanan di Sahel, Wamaps, mengaitkan beberapa serangan pada hari Rabu dengan cabang IS.
“Mereka melancarkan beberapa serangan, termasuk serangan terhadap posisi tentara Niger di dekat bandara Tillaberi, yang menyebabkan tewasnya 12 tentara Angkatan Bersenjata Niger,” ungkap Wamaps pada hari Kamis.
Wamaps menambahkan bahwa dua serangan lagi terjadi di Tillaberi tengah, di lingkungan Digga Banda dekat sebuah sekolah. Serangan ini menewaskan sedikitnya dua warga sipil.
Wamaps mengatakan 15 tentara dari Garda Nasional tewas saat menanggapi serangan-serangan tersebut.
G25, sebuah koalisi masyarakat sipil yang dekat dengan mantan pemimpin negara yang digulingkan oleh kudeta pada tahun 2023, mengutuk apa yang disebutnya ‘serangan teroris’ di Tillaberi, dan menyalahkan cabang regional ISIS.
Koalisi tersebut juga mengatakan bahwa 12 tentara Niger dan 15 anggota Garda Nasional tewas.
LSM global Human Rights Watch mendesak otoritas Niger untuk berbuat lebih banyak guna melindungi warga sipil di wilayah Tillaberi, yang telah menjadi sasaran serangkaian serangan mematikan ISIS sejak Maret.
(lir/lir)
-
/data/photo/2025/09/01/68b532b0d19d2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Menko Polkam Ad Interim Dipersoalkan, Prabowo Diminta Segera Tunjuk Pejabat Definitif Nasional 12 September 2025
Menko Polkam Ad Interim Dipersoalkan, Prabowo Diminta Segera Tunjuk Pejabat Definitif
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Keputusan Presiden RI Prabowo Subianto untuk menunjuk Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) ad interim menuai sorotan.
Prabowo pun diminta untuk tidak terlalu lama menjadikan Sjafrie sebagai Menko Polkam ad interim demi menghindari penumpukan kewenangan di tangan Sjafrie.
“Jadi penting untuk Presiden untuk tidak terlalu lama membuat ad interim antara Menhan dan Menko Polkam karena itu dua wilayah yang berbeda fungsinya,” ucap peneliti senior Imparsial Al Araf saat dihubungi melalui telepon, Rabu (10/9/2025).
Keberadaan Sjafrie dalam berbagai jabatan ini juga dinilai menjadi contoh nyata jabatan yang tidak sehat dalam kehidupan demokrasi dan pemerintahan yang baik.
Al Araf menyebutkan, sistem demokrasi justru mendorong adanya diferensiasi fungsi dan tugas kerja.
Sementara, selain Menhan dan Menko Polkam, Sjafrie juga menjabat sebagai Ketua Harian Dewan Pertahanan Nasional (DPN) dan Ketua Tim Pengarah Penertiban Kawasan Hutan.
Oleh karena itu, Al Araf meminta Presiden Prabowo untuk segera menunjuk sosok yang menjabat sebagai Menko Polkam.
“Sehingga Presiden harus segera mengevaluasi dan mencari Menko Polkam siapa yang ingin ditunjuk oleh Presiden. Ini harus dilakukan, kalau tidak kita akan menjadi negara yang berbahaya dalam konteks ini (wewenang yang luas di satu orang),” imbuhnya.
Menurut Al Araf, seharusnya jabatan Menko Polkam diisi oleh sosok yang berbeda dengan Menhan yang fokusnya di bidang pertahanan.
Apalagi, tugas Menko Polkam lebih luas, karena harus memahami situasi politik dan keamanan yang ada di Indonesia.
“Bisa berlatar belakang militer, bisa berlatar belakang polisi, bisa berlatar belakang sipil juga. Tapi yang benar-benar memahami situasi dan kondisi politik keamanan yang ada,” ujar Al Araf.
Hingga kini, sosok Menko Polkam definitif masih tanda tanya.
Bahkan, Presiden Prabowo meminta publik untuk menunggu siapa yang akan ditunjuknya menjadi Menko Polkam.
Prabowo berseloroh bahwa pengisi pos menteri tersebut akan diumumkan pada waktunya agar awak media bersemangat.
“Ya nanti tunggu, tunggu waktunya biar kalian ada semangat,” kata Prabowo seusai meninjau Sekolah Rakyat di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (11/9/2025).
Prabowo tidak mau berkomentar lebih jauh soal pengisian kabinet tersebut karena ia sedang dalam rangka peninjauan Sekolah Rakyat.
“(Sedang meninjau) Sekolah Rakyat, nanya (soal) Menko Polkam,” kata Prabowo.
Diketahui, penunjukan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Menko Polkam ad interim berdasarkan surat nomor B-10/M/D-3/AN.00.03/09/2025 tertanggal 8 September 2025.
Sjafrie menjadi Menko Polkam ad interim menggantikan Budi Gunawan yang dicopot lewat
reshuffle
kabinet pada Senin (8/9/2025) lalu.
Sjafrie mengungkapkan, ia ditugaskan Prabowo untuk melanjutkan pekerjaan Budi Gunawan agar Kemenko Polkam dapat bekerja dengan lancar.
“Arahan yang diberikan kepada saya adalah melanjutkan tugas pokok dari Kementerian Koordinator Polkam. Dan saya diberi kewenangan untuk mengambil langkah-langkah yang efisien, efektif, agar supaya semua pekerjaan bisa berjalan lancar,” kata Sjafrie ditemui di Gedung Kemenko Polkam, Jakarta, Selasa (9/9/2025).
Salah satu fokusnya sebagai Menko Polkam adalah revitalisasi organisasi agar koordinasi dan sinkronisasi dengan kementerian/lembaga lain lebih optimal.
Oleh karena itu, peran para deputi di Kemenko Polkam menjadi sangat penting dalam menjalankan tugas kementeriannya.
“Saya menggarisbawahi bahwa peran tugas dan fungsi para deputi Kementerian Koordinator Polkam akan saya tingkatkan dan para deputi yang akan menjalankan tugasnya sehari-hari baik di dalam menjalankan tugas koordinasi dan juga menjalankan tugas sinkronisasi dengan kementerian dan lembaga,” ujar Sjafrie.
Sjafrie mengaku akan menjabat sebagai Menko Polkam selama beberapa bulan sambil memangku jabatan-jabatan lainnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Google Bantah Kabar Dibayar Pemerintah Israel Tutupi Isu Kelaparan di Gaza
Bisnis.com, JAKARTA— Google membantah laporan yang menyebut perusahaan menerima bayaran dari Pemerintah Israel untuk menyebarkan propaganda di tengah meningkatnya kecaman internasional atas pengepungan dan penghancuran Jalur Gaza.
Sebelumnya, beredar laporan bahwa Pemerintah Israel dilaporkan membayar Google sebanyak US$45 juta atau sekitar Rp741,9 miliar.
Dana tersebut disebut-sebut digunakan untuk menutup isu kelaparan yang dialami masyarakat Gaza dengan memanfaatkan iklan digital.
Google menegaskan informasi tersebut tidak benar. Perwakilan Google mengungkap dokumen yang menjadi dasar pemberitaan itu bukanlah perjanjian antara perusahaan dengan Pemerintah Israel.
“Kami secara konsisten memastikan bahwa semua iklan mematuhi kebijakan kami,” ujar perwakilan Google kepada Bisnis pada Kamis (11/9/2025).
Melansir laman New Arab pada Selasa (9/9/2025) kabar Pemerintah Israel membayar Google diungkap oleh investigasi Drop Site News awal pekan ini.
Menurut laporan tersebut, pembahasan di Knesset (parlemen Israel) mengenai kampanye hubungan masyarakat ini dimulai hanya beberapa jam setelah pemerintah Israel mengumumkan penghentian total pasokan makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya ke jalur Gaza pada 2 Maret 2025.
Para anggota Knesset disebut lebih mengkhawatirkan citra Israel di mata dunia ketimbang kondisi kemanusiaan warga sipil Palestina yang terdampak. Sejak kebijakan itu diterapkan, setidaknya 367 warga Gaza meninggal akibat kelaparan, termasuk 131 anak-anak.
Kontrak senilai US$45 juta tersebut diteken pada akhir Juni 2025 untuk sebuah kampanye iklan berdurasi enam bulan. Saat itu, pasukan Israel gencar menyerang warga Palestina yang tengah berdesakan di lokasi distribusi bantuan yang dijalankan Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga yang justru kerap dicap negatif oleh pemerintah Israel.
Serangan udara ke kawasan sipil Gaza pun terjadi setiap hari. Kampanye ini diusulkan oleh Avichay Adraee, juru bicara militer Israel untuk dunia Arab, yang menyarankan agar diluncurkan kampanye digital untuk membantah adanya kelaparan.
“Kita bisa meluncurkan kampanye digital dalam konteks ini, untuk menjelaskan bahwa tidak ada kelaparan dan menyajikan data,” kata Adraee.
Salah satu iklan paling menonjol muncul di YouTube, platform berbagi video milik Google, yang memperlihatkan warga Palestina sedang menyiapkan dan memakan makanan.
Video tersebut diakhiri dengan kalimat, “Ada makanan di Gaza. Klaim lain adalah kebohongan.”
Iklan itu tayang di tengah meningkatnya kecaman global terhadap kasus kelaparan dan gizi buruk di Gaza, serta hanya beberapa saat sebelum PBB secara resmi menyatakan terjadinya kelaparan di Kota Gaza dan wilayah sekitarnya.
Selain dengan Google, pemerintah Israel juga dilaporkan membayar US$3 juta atau sekitar Rp49,5 miliar kepada platform media sosial X (sebelumnya Twitter) untuk kampanye serupa.
Mereka bahkan mendatangkan influencer asal Amerika Serikat ke Gaza untuk menyebarkan narasi pro-Israel, sementara jurnalis internasional dilarang masuk dan wartawan Palestina kerap menjadi target serangan. Meski berusaha membantah adanya kelaparan, sejumlah menteri Israel secara terbuka justru pernah menyerukan agar warga Gaza dibuat kelaparan.
“Menurut saya, mereka bisa dikepung. Tidak ada air, tidak ada listrik, mereka bisa mati kelaparan atau menyerah,” kata Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich.
Pernyataan senada juga datang dari Menteri Warisan Amichay Eliyahu yang menegaskan bahwa warga Palestina perlu dibuat kelaparan kecuali mereka mau meninggalkan Gaza.
Langkah Israel menggandeng Google ini juga muncul setelah salah satu pendiri Google, Sergey Brin, menyebut PBB sebagai lembaga yang secara transparan antisemit usai Pelapor Khusus PBB, Francesca Albanese, mengkritik Google karena mendapat keuntungan dari agresi Israel dengan menyediakan layanan cloud bagi pemerintah Israel.