Blog

  • Hadapi 1,5 Miliar Serangan DDoS per Detik, Perusahaan Keamanan Siber Menjerit

    Hadapi 1,5 Miliar Serangan DDoS per Detik, Perusahaan Keamanan Siber Menjerit

    Bisnis.com, JAKARTA— Penyedia keamanan internet di Eropa yang melayani mitigasi Distributed Denial of Service (DDoS) menjadi sasaran serangan siber DDoS besar-besaran yang mencapai 1,5 miliar paket per detik. 

    Melansir laman Bleeping Computer, pada Kamis (11/9/2024) serangan ini berasal dari ribuan perangkat pintar (IoT) dan router MikroTik yang sudah terinfeksi. 

    Serangan tersebut berhasil ditangani oleh FastNetMon, sebuah perusahaan perusahaan yang menawarkan perlindungan terhadap gangguan layanan.

    Menurut FastNetMon, lalu lintas jahat tersebut berupa banjir data (UDP flood) yang diluncurkan dari lebih dari 11.000 jaringan berbeda di seluruh dunia. 

    Target serangan adalah penyedia layanan DDoS scrubbing, yaitu layanan yang berfungsi menyaring lalu lintas internet agar serangan tidak melumpuhkan sistem. Serangan berhasil dihentikan secara cepat dengan memasang aturan keamanan khusus (access control lists) pada jaringan.

    Peristiwa ini terjadi hanya beberapa hari setelah Cloudflare, perusahaan infrastruktur internet besar, juga mengumumkan mereka berhasil menahan serangan DDoS terbesar yang pernah ada, yaitu 11,5 terabit per detik dan 5,1 miliar paket per detik.

    Baik pada kasus FastNetMon maupun Cloudflare, tujuan para penyerang adalah membanjiri target dengan data hingga sistem tidak sanggup memprosesnya dan akhirnya mati.

    Pendiri FastNetMon, Pavel Odintsov, mengatakan serangan semacam ini makin berbahaya karena memanfaatkan perangkat sehari-hari yang terhubung internet, seperti router dan perangkat pintar. 

    Dia menilai perlu ada langkah pencegahan dari penyedia layanan internet (ISP) agar perangkat yang terinfeksi tidak bisa digunakan sebagai senjata serangan siber.

    “Yang membuat kasus ini luar biasa adalah banyaknya sumber terdistribusi dan penyalahgunaan perangkat jaringan sehari-hari. Tanpa penyaringan proaktif di tingkat ISP, perangkat keras konsumen yang disusupi dapat dijadikan senjata dalam skala besar,” kata Odintsov.

  • Kisah Dokter Bedah Lakukan Operasi Usus Buntu ke Dirinya Sendiri

    Kisah Dokter Bedah Lakukan Operasi Usus Buntu ke Dirinya Sendiri

    Jakarta

    Kondisi darurat memaksa ahli bedah Rusia Leonid Rogozov untuk melakukan operasi usus buntu pada dirinya sendiri. Hal ini terjadi pasca dirinya mengalami sakit parah dalam perjalanan ke Antartika.

    Sebagai satu-satunya dokter di tim perjalanan tersebut, ia tidak bisa meminta bantuan orang lain.

    Leonid Rogozov yang kala itu masih berusia 27 tahun mulai merasa lelah, lemah, dan mual, hingga nyeri hebat muncul di sisi kanan perutnya.

    “Sebagai seorang ahli bedah, ia tidak kesulitan mengetahui keluhan tersebut mengarah ke radang usus buntu akut,” cerita putranya, Vladislav, menceritakan momen-momen tegang, dikutip dari BBC.

    “Itu adalah kondisi yang telah ia lakukan berkali-kali.”

    Rogozov adalah bagian dari ekspedisi Antartika Soviet keenam, sebuah tim yang terdiri dari 12 orang telah dikirim untuk membangun pangkalan baru di Oasis Schirmacher.

    Stasiun Novolazarevskaya beroperasi pada pertengahan Februari 1961, dan setelah misi mereka selesai, kelompok itu bersiap untuk menghadapi bulan-bulan musim dingin yang keras.

    Namun, pada akhir April, nyawa Rogozov terancam dan ia tidak memiliki harapan bantuan dari luar. Perjalanan dari Rusia ke Antartika telah memakan waktu 36 hari melalui laut, dan kapal baru akan kembali setahun kemudian. Penerbangan mustahil dilakukan karena adanya badai salju.

    “Ia dihadapkan pada situasi hidup dan mati yang sangat sulit,” kata Vladislav.

    “Pilihannya hanya dua, ia terus menunggu bantuan yang tidak kunjung datang tau mencoba mengoperasi dirinya sendiri.”

    Itu bukan pilihan yang mudah. Rogozov tahu usus buntunya bisa pecah dan jika itu terjadi, hampir pasti nyawanya tidak selamat. Berulang kali Rogozov berpikir, tetapi gejalanya semakin memburuk.

    “Ia harus membuka perutnya sendiri untuk mengeluarkan ususnya,” kata Vladislav.

    “Ia tidak tahu apakah itu mungkin dilakukan manusia.”

    Selain itu, saat itu adalah Perang Dingin, dengan Timur dan Barat bersaing dalam perlombaan nuklir, antariksa, dan kutub, yang bebannya berada di pundak kedua negara dan individu.

    Dengan segala pertimbangan, Rogozov melakukan auto-apendektomi daripada mati tanpa melakukan apa pun.

    “Saya tidak tidur sama sekali tadi malam. Rasanya sakit sekali! Badai salju menerjang jiwa saya, meratap seperti 100 serigala,” tulis Rogozov, dalam buku hariannya.

    “Masih belum ada gejala yang jelas bahwa perforasi akan segera terjadi, tetapi firasat buruk yang mencekam menyelimuti saya. Inilah saatnya. Saya harus memikirkan satu-satunya jalan keluar yang mungkin, mengoperasi diri saya sendiri, meski tampaknya hampir mustahil, tetapi saya tidak bisa menyerah begitu saja.”

    Detik-detik Operasi

    Rogozov menyusun rencana terperinci tentang bagaimana operasi akan berlangsung dan menugaskan peran serta tugas spesifik kepada rekan-rekannya.

    Ia menunjuk dua asisten utama untuk menyerahkan instrumen, mengatur posisi lampu, dan memegang cermin, ia berencana menggunakan pantulan cermin untuk melihat apa yang sedang dilakukannya. Direktur stasiun juga ada di ruangan itu, untuk berjaga-jaga jika salah satu asisten lainnya pingsan.

    “Dia sangat sistematis, bahkan menginstruksikan mereka apa yang harus dilakukan jika ia kehilangan kesadaran,” kata Vladislav.

    Anestesi umum tidak mungkin dilakukan. Ia dapat memberikan anestesi lokal pada dinding perutnya, tetapi setelah ia mengiris usus buntu, pengangkatan usus buntu harus dilakukan tanpa penghilang rasa sakit lebih lanjut, agar kepalanya tetap jernih.

    “Kasihan asisten-asistenku! Di menit-menit terakhir, saya melihat ke arah mereka. Mereka berdiri di sana dengan pakaian operasi putih mereka, bahkan lebih putih dari putihnya,” tulis Rogozov kemudian.

    “Saya juga takut. Tapi ketika saya mengambil jarum suntik berisi novocaine dan menyuntikkan sendiri suntikan pertama, entah bagaimana saya langsung masuk ke mode operasi, dan sejak saat itu saya tidak merasakan apa-apa lagi.”

    Rogozov berniat menggunakan cermin untuk membantunya mengoperasi, tetapi ia merasa pandangan terbalik cermin itu terlalu mengganggu sehingga ia akhirnya bekerja dengan sentuhan, tanpa sarung tangan.

    Sempat Perdarahan Hebat

    Saat mencapai bagian terakhir dan tersulit dari operasi, ia hampir pingsan. Ia mulai takut akan gagal di rintangan terakhir.

    “Pendarahannya cukup deras, tapi saya melakukannya dengan perlahan. Setelah membuka peritoneum, saya melukai usus buntu dan harus menjahitnya,” tulis Rogozov.

    “Saya semakin lemah, kepala saya mulai berputar. Setiap empat hingga lima menit saya beristirahat selama 20-25 detik.

    “Akhirnya, ini dia, usus buntu terkutuk itu! Dengan ngeri saya melihat noda gelap di dasarnya. Itu berarti tinggal sehari lagi dan usus buntu itu akan pecah. Jantung saya berdebar kencang dan terasa melambat, tangan saya terasa seperti karet. Yah, pikirku, semuanya akan berakhir buruk, dan yang tersisa hanyalah pengangkatan usus buntu.”

    Tapi dia tidak gagal. Setelah hampir dua jam, dia menyelesaikan operasinya, hingga jahitan terakhir.

    Lalu, sebelum beristirahat, dia memberi tahu asistennya cara mencuci instrumen bedah, dengan tenang dan rapi, Rogozov meminum beberapa antibiotik dan obat tidur.

    Itu adalah pencapaian yang luar biasa.

    “Yang terpenting, dia merasa lega karena memiliki kesempatan lain untuk hidup,” kata Vladislav.

    Rogozov kembali ke tugas normalnya hanya dua minggu kemudian pasca operasi tersebut.

    Halaman 2 dari 3

    (naf/kna)

  • Top 3 Tekno: Uji Kamera Huawei Pura 80 Pro hingga iPhone 17 vs iPhone Air – Page 3

    Top 3 Tekno: Uji Kamera Huawei Pura 80 Pro hingga iPhone 17 vs iPhone Air – Page 3

    Bersamaan dengan peluncuran iPhone 17 series dan iPhone Air, Apple memperkenalkan jajaran smartwatch terbaru: Apple Watch Series 11, Ultra 3, dan SE 3.

    Ketiga model Apple Watch ini membawa beberapa peningkatan signifikan, termasuk layar, fitur kesehatan, hingga performa.

    Untuk lebih jelasnya, berikut perbandingan spesifikasi dari Apple Watch Series 11, Apple Watch Ultra 3, dan Apple Watch SE 3.

    Desain dan Material

    Dari segi desain, Apple tidak terlalu mengubah pakem yang sudah ada. Namun, Apple Watch Series 11 kini lebih ramping, dengan pilihan ukuran 42mm dan 46mm, serta material aluminium space grey baru.

    Kaca depan kini dua kali lebih tahan gores berkat lapisan khusus dari Apple. Untuk model titanium, Apple tetap menggunakan kristal safir di bagian depan.

    Sementara itu, Apple Watch Ultra 3 masih hadir dalam satu ukuran besar, yaitu 49mm, tetapi dengan layar lebih luas berkat bezel yang menyusut.

    Baca selengkapnya di sini 

  • Nekat Galang Donasi Ilegal di Blitar, WN Pakistan Dideportasi

    Nekat Galang Donasi Ilegal di Blitar, WN Pakistan Dideportasi

    Blitar (beritajatim.com) – Aksi seorang warga negara asing (WNA) asal Pakistan berinisial SA yang viral karena menggalang donasi ilegal di Blitar berakhir. Setelah aksinya meresahkan masyarakat, Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Blitar bekerja sama dengan Polres Blitar mengambil tindakan tegas dengan mendeportasi atau memulangkan paksa pria tersebut kembali ke negaranya, Kamis (11/9/2025).

    Keresahan warga memuncak setelah SA terlihat berkeliling di sejumlah titik di Kabupaten Blitar, salah satunya di Kecamatan Kanigoro. Dengan dalih mengumpulkan sumbangan untuk korban bencana banjir di Pakistan, SA mendekati warga tanpa memiliki izin resmi dari pihak berwenang di Indonesia.

    Aktivitasnya yang mencurigakan membuat warga gerah dan melapor ke pihak kepolisian. SA pun sempat diamankan oleh petugas dari Polsek Kanigoro sebelum akhirnya diserahkan ke Kantor Imigrasi Blitar untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Kepala Kantor Imigrasi Blitar, Aditya Nursanto, dalam keterangannya hari ini, membenarkan bahwa tindakan SA telah melanggar aturan keimigrasian. Berdasarkan hasil pemeriksaan mendalam, SA terbukti menyalahgunakan izin tinggalnya untuk kegiatan yang tidak semestinya.

    “Setelah kami periksa, yang bersangkutan terbukti secara sah dan meyakinkan telah melanggar Pasal 75 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian,” tegas Aditya, Kamis (11/9/2025).

    Tanpa kompromi, Imigrasi Blitar langsung menjatuhkan sanksi administratif terberat. “Sebagai sanksinya, kami lakukan tindakan tegas berupa pendeportasian. Hari ini juga yang bersangkutan kami pulangkan ke negara asalnya,” imbuh Aditya.

    Kasus ini menjadi peringatan keras bagi warga negara asing lainnya agar tidak menyalahgunakan izin tinggal di wilayah Indonesia. Aditya juga mengapresiasi peran aktif masyarakat Blitar yang cepat tanggap melaporkan aktivitas mencurigakan.

    “Kami berkomitmen penuh untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Blitar dari aktivitas WNA yang tidak sesuai aturan. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tidak segan melapor ke kantor Imigrasi jika menemukan keberadaan atau kegiatan WNA yang ganjil dan mencurigakan,” tutupnya. [owi/beq]

  • Bantahan atas Tuduhan Penggelapan terhadap Pendiri Cheria Holiday

    Bantahan atas Tuduhan Penggelapan terhadap Pendiri Cheria Holiday

    JAKARTA – Sehubungan pemberitaan di sejumlah media pada akhir Agustus lalu dengan judul “Pendiri Cheria Holiday Dilaporkan ke Polres Jaksel atas Dugaan Penggelapan”, Bimo Prasetio, SH dari Resilience Law Firm, sebagai Kuasa Hukum Cheriatna selaku pendiri Cheria Holiday memberikan tanggapan. Selaku kuasa hukum Cheria Holiday ia menyampaikan klarifikasi atas tuduhan tersebut.

    Pertama, tidak ada perbuatan memperkaya diri. “Seluruh penggunaan dana dapat dipertanggungjawabkan dan tercatat untuk kepentingan Perusahaan,” ujar Bimo.

    Kedua, justru pihak Nano Grup diduga melakukan penyalahgunaan dana. Setelah PT Cheria Halal Wisata (PT CHW) diakuisisi oleh PT Nanotech Indonesia Global, Tbk (NIG), muncul dugaan bahwa Nano Grup menggunakan dana PT CHW untuk kepentingan perusahaan mereka dengan berkedok investasi dari PT CHW ke NIG dan PT Nanotech Investama Sedaya (NIS).

    Ketiga, dugaan pelanggaran tata kelola oleh Suryandaru. Dana PT CHW digunakan tanpa persetujuan RUPS untuk kepentingan bisnis perusahaan afiliasi Nano Grup, NIG dan NIS. “Hal ini diketahui setelah ditemukan berkali-kali transaksi pemindahbukuan dari rekening PT CHW ke NIG dan NIS, dengan keterlibatan Suryandaru,” ungkap Bimo.

    ‎Yang  keempat, saat ini, gugatan perbuatan melawan hukum terhadap PT NIG (Perusahaan induk Nano Grup), Suryandaru, dan pihak-pihak terkait sedang difinalisasi untuk segera didaftarkan.

    Kelima, pelanggaran merek dagang. Pemilik sah merek “Cheria Holiday” – Farida Ningsih (istri dari Cheriatna) – tegas melarang Nano Grup menggunakan merek Cheria Holiday. Namun, Nano Grup diduga tetap melakukan promosi dengan merek tersebut yang berpotensi menyesatkan konsumen. “Saat ini Nano Grup telah menggunakan brand baru yaitu Go Nano / GoNano Tour Travel namun disinyalir tetap “menjual” nama Cheria Holiday untuk menggaet konsumen,” katanya.

    ‎Dan keenam, Laporan pidana hanyalah tekanan balik. Laporan tersebut kami nilai sebagai upaya menekan pemilik Cheria Holiday dan keluarga agar tidak menuntut ganti rugi serta pertanggungjawaban hukum atas dugaan pelanggaran Nano Grup.

    Sengketa Bisnis

    ‎Dengan demikian, tuduhan penggelapan terhadap Pendiri Cheria Holiday adalah tidak benar dan cenderung menyesatkan publik. Kami menegaskan bahwa persoalan ini pada dasarnya adalah sengketa bisnis, bukan tindak pidana, sehingga penyelesaiannya harus ditempuh melalui mekanisme bisnis juga dalam ranah perdata. Saat ini Cheria Holiday tetap beroperasi seperti biasa dan menjalankan bisnis di bawah PT Cheria Trip Bahagia.

    ‎“Klien kami tidak pernah mengambil keuntungan pribadi dari dana perseroan. Semua transaksi tercatat dan dapat dipertanggungjawabkan. Justru pihak Nano Grup diduga menyalahgunakan aset dan merek Cheria Holiday. Laporan pidana ini hanyalah upaya untuk membungkam keluarga pemilik Cheria Holiday yang sedang menuntut haknya,” ungkap Bimo Prasetio, SH dari Resilience Law Firm, Kuasa Hukum Pendiri Cheria Holiday.

    ‎Kami mengimbau seluruh pihak, termasuk media, agar menyajikan informasi secara berimbang demi menjaga nama baik para pihak dan mencegah opini publik yang keliru.

  • Menko Yusril Dorong Pembahasan RKUHAP dan RUU Perampasan Aset Dilakukan Simultan

    Menko Yusril Dorong Pembahasan RKUHAP dan RUU Perampasan Aset Dilakukan Simultan

    Tetapi, karena ada pergantian pemerintahan, membuat pembahasan RUU yang diajukan pemerintah biasanya tertunda. Saat ini, prosesnya sedang berlangsung di DPR untuk memastikan apakah akan diteruskan atau ditarik kembali oleh pemerintah maupun DPR.

    “Pembicaraan di DPR sekarang ini cenderung ke arah bahwa DPR akan mengajukan rancangan undang-undang baru perampasan aset itu. Tapi mereka akan mengajukan itu dan membahas itu nanti setelah pembahasan KUHAP selesai,” ungkapnya.

    Yusril menekankan bahwa pembahasan RKUHAP harus segera diselesaikan karena KUHAP baru dijadwalkan mulai berlaku Januari 2026.

    “Pembahasan KUHAP ditargetkan pada akhir tahun ini sudah harus selesai. Karena kalau tidak, kita sulit untuk melaksanakan KUHAP baru yang akan dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2026,” tegasnya.

  • Ditekan Pemerintah, Kaum Feminis China Teruskan Perlawanan

    Ditekan Pemerintah, Kaum Feminis China Teruskan Perlawanan

    Jakarta

    Menjelang Hari Perempuan Internasional di tahun 2015, lima aktivis muda yang memperjuangkan hak-hak perempuan Cina – Wang Man, Zheng Churan, Li Maizi, Wei Tingting, dan Wu Rongrong – ditahan polisi di Beijing dan Guangzhou.

    Kampanye yang mereka rencanakan sebenarnya sederhana yakni meningkatkan kesadaran tentang pelecehan seksual di transportasi umum.

    Mereka pun didakwa dengan tuduhan “pertengkaran dan provokasi,” ‘pasal karet’ yang kerap dituduhkan kepada para aktivis. Kasus “Feminist Five” dengan cepat menjadi peristiwa penting, baik di dalam negeri maupun di skala internasional, menandai titik balik gerakan feminis di negara tersebut.

    Salah satu dari Feminist Five, Li Maizi (alias Li Tingting), mengaku kepada DW bahwa penahanan itu meninggalkan trauma mendalam: “Untuk waktu yang lama, setiap kali saya mendengar ketukan di pintu, saya merasakan ketakutan yang luar biasa,” ujarnya. Namun, ia percaya penangkapannya memberi efek paradoks yang justru memperkuat kesadaran feminis di Cina.

    Kasus ini menarik perhatian global dan membantu membangkitkan kesadaran publik tentang pelecehan seksual. Sepuluh tahun kemudian, kesadaran terhadap kesetaraan gender meningkat, dengan lebih banyak perempuan dan komunitas LGBTQ+ menyuarakan kekerasan dan diskriminasi.

    Namun, ruang bagi gerakan feminis untuk bersuara kian menyempit. Konten feminis kerap disensor dan pihak berwenang kian memperluas pembungkaman.

    Pembungkaman “Feminist Voices”

    Pada 2018, Feminist Voices, media feminis terkemuka, dilarang dari WeChat dan Weibo. Tencent, pemilik WeChat menuduh mereka “mengganggu ketertiban sosial, keamanan publik, dan keamanan nasional,” setelah kampanye antipelecehan seksual di Hari Perempuan Internasional berjudul “Panduan Perjuangan di Hari Perempuan”, diunggah pada platform tersebut. Setelah akun Feminist Voice dihapus, akun pengguna yang menyuarakan dukungan akan postingan tersebut turut dihentikan, bahkan nama serta logo Feminist Voices diblokir dari pencarian.

    Insiden ‘Xiao Meili’ dan gelombang pemblokiran yang kian meluas

    Pada Maret 2021, aktivis feminis Xiao Meili dilecehkan di sebuah restoran di Chengdu setelah meminta pria di meja sebelahnya untuk tidak merokok. Ia menjadi sasaran hinaan seksis, bahkan disiram air panas. Video kejadian ini viral, banyak perempuan membagikan pengalaman serupa tentang agresivitas laki-laki di ruang publik.

    Namun, solidaritas berubah menjadi ancaman ketika influencer nasionalis mengumbar riwayat Xiao Meili, menudingnya sebagai musuh negara dengan mengangkat foto lama yang menampilkan dukungannya terhadap Hong Kong, melabelinya sebagai “separatis Hong Kong.”

    Akun Weibo milik Meili diblokir permanen sehingga ia tak lagi bisa membela diri. Setelah itu, banyak akun feminis pendukungnya di Weibo dilarang atau dihentikan, termasuk yang memiliki ratusan ribu pengikut.

    Penyensoran meluas ke akun-akun feminis di WeChat yang dituduh “menghasut konfrontasi gender.” Produk yang mengandung kata “feminisme” di toko daring Taobao dihapus dengan alasan mengandung “informasi terlarang,” sementara Taobao mengklaim sebagai “platform netral.”

    Selanjutnya lebih dari selusin kelompok feminis di jejaring sosial Douban dibubarkan, nama kelompok-kelompok tersebut dilabeli sebagai konten sensitif, postingan mereka otomatis dihapus. Douban membenarkan penghapusan ini, menuduhnya sebagai “konten politik dan ideologis yang ekstrem, radikal.”

    Gerakan #MeToo di Cina: Inspirasi dan penindasan

    Gerakan #MeToo di Cina dimulai pada awal 2018 ketika Luo Qianqian, lulusan Universitas Beihang, secara terbuka menuduh mantan profesornya Chen Xiaowu melakukan pelecehan seksual. Keberaniannya menginspirasi banyak orang untuk berbagi pengalaman serupa, mendorong percakapan luas tentang ketidaksetaraan di tempat kerja, kekerasan dalam rumah tangga, dan hak-hak reproduksi.

    Kasus-kasus besar pun mencuat, termasuk tuduhan terhadap pembawa acara TV Zhu Jun oleh Zhou Xiaoxuan (atau “Xuanzi”), serta tuduhan penyerangan seksual oleh petenis Peng Shuai terhadap mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli. Setiap kasus memicu perhatian publik yang besar, namun juga diikuti oleh ‘sensor kilat’. Kata kunci seperti “#MeToo” dan homofon “mi tu” ( “kelinci beras”) yang digunakan aktivis menghindari filter turut diblokir di Weibo, unggahan yang mendukungnya dihapus, dan banyak akun yang dihentikan.

    Unggahan Peng Shuai bahkan lenyap dalam hitungan menit, sementara pencarian dengan kata-kata seperti “tenis”, “wakil perdana menteri”, atau “perdana menteri dan saya” turut diblokir. Represi ini juga merambah ke dunia nyata – pada 2021, jurnalis Huang Xueqin yang menjadi tokoh penting #MeToo ditahan, dan pada 2024 dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena “menghasut subversi terhadap kekuasaan negara.”

    Ketika korban dituding sebagai pelaku

    Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi tren yang mengkhawatirkan di mana korban justru distigmatisasi sebagai pelaku. Li Maizi menyoroti bahwa perempuan yang membawa kasus pelecehan ke pengadilan sering menghadapi gugatan balik: “Biaya untuk menuntut keadilan sangat tinggi.”

    Contohnya terjadi pada Juli 2024, ketika Universitas Politeknik Dalian berencana mengeluarkan seorang mahasiswi karena memiliki “hubungan yang tidak pantas dengan orang asing,” dengan dalih merusak “reputasi negara dan universitas.” Kritikus menyebut keputusan ini diskriminatif dan mencerminkan norma patriarki yang menilai perempuan lewat kesucian dan kehormatan nasional.

    Feminisme yang mengancam politik

    Pemerintah Cina memandang feminisme sebagai ideologi asing yang mengancam stabilitas. Para feminis dicap sebagai agen “pengaruh asing.” Lü Pin, pendiri Feminist Voice, mengatakan: “tidak ada lagi platform media sosial di Cina yang ramah terhadap perempuan atau topik-topik feminis.”

    Li Maizi mencatat bahwa feminisme di Cina kini sangat politis, dengan Federasi Perempuan Cina membedakan antara feminisme barat dan “perspektif Marxis tentang perempuan.” Menurut Lü: “Ketika orang-orang ‘dipecah’ secara daring, hal itu melemahkan kekuatan kolektif gerakan.”

    Pembingkaian feminisme sebagai ideologi barat dimanfaatkan oleh blogger yang nasionalis untuk menyerang gerakan ini sambil melanggengkan kekerasan berbasis gender.

    Bagaimana masa depan gerakan feminis di Cina?

    Di tengah penurunan angka kelahiran, pemerintah mendorong perempuan kembali ke peran tradisional. Presiden Xi Jinping bahkan meminta agar kaum muda “dibimbing menuju pandangan yang benar tentang pernikahan dan keluarga.”

    Feminisme pun dianggap ‘meruntuhkan kekuasaan negar’a karena menekankan otonomi dan hak reproduksi. Meski menghadapi tekanan besar, Li Maizi tetap optimis: “Gerakan feminis Cina maju secara bergelombang, dengan berbagai kemunduran dan perlawanan di sepanjang jalan. Namun, di mana pun ada penindasan, pasti ada perlawanan. Feminisme di Cina tidak akan berhenti.”

    Saat ini, gerakan feminis lebih terdesentralisasi dan bertumpu pada individu yang berani bersuara. Sepuluh tahun setelah Feminist Five, feminisme di Cina semakin hidup dalam kesadaran masyarakat, meskipun terus dibungkam secara sistematis. Kelangsungannya kini bergantung pada ketahanan, kreativitas, dan keberanian individu – bahkan ketika suara mereka dibungkam.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Aksi Massa Perempuan di DPR, Tuntut Keadilan Bagi Korban Demo” di sini:

    (ita/ita)

  • Malang Diguncang Gempa Magnitudo 5,0 Terasa hingga Trenggalek

    Malang Diguncang Gempa Magnitudo 5,0 Terasa hingga Trenggalek

    Bisnis.com, JAKARTA – Gempa magnitudo 5,0, mengguncang Malang Jawa Timur hari ini 11-Sep-25 10:15:00 WIB.

    Pusat gempa berada di lokasi 9.40 LS, 112.89 BT (Pusat gempa berada di laut 144 tenggara Kab. Malang).

    Gempa dengan kedalaman 10 Km itu dirasakan di Kab. Malang, II Trenggalek, Blitar, Malang, hingga Tulungagung.

    Selain gempa Malang tersebut berikut gempa yang terjadi hari ini

    Gempa Mag:3.0, 11-Sep-2025 08:56:43WIB, Lok:0.19LU, 122.41BT (38 km Tenggara BOALEMO-GORONTALO), Kedlmn:137 Km 

    Gempa Mag:3.2, 11-Sep-2025 08:38:24WIB, Lok:9.74LS, 121.76BT (90 km BaratLaut SABURAIJUA-NTT), Kedlmn:10 Km

    Gempa Mag:2.8, 11-Sep-2025 06:02:24WIB, Lok:1.45LS, 138.97BT (116 km BaratLaut SARMI-PAPUA), Kedlmn:10 Km

  • Satelit Nusantara Lima Perkuat Kemandirian Digital RI

    Satelit Nusantara Lima Perkuat Kemandirian Digital RI

    Jakarta

    Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) sekaligus Ketua Dewan Pembina Asosiasi Antariksa Indonesia (ARIKSA), Rudiantara, menyambut positif peluncuran Satelit Nusantara Lima milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN). Ia menyebut satelit ini akan memperkuat kapasitas sekaligus kemandirian infrastruktur digital Indonesia.

    “Saya bersyukur Indonesia menambah kapasitas satelitnya. Kondisi kita negara kepulauan, untuk penetrasi tak ada yang bisa mengalahkan satelit di seluruh dunia teknologi apa pun,” kata Rudiantara saat berbincang di Orlando.

    Rudiantara menjelaskan Satelit Nusantara Lima merupakan High Throughput Satellite (HTS) kedua Indonesia setelah SATRIA. Teknologi ini membuat kapasitas bandwidth satelit jauh lebih besar dibanding satelit generasi lama.

    Keunggulan ini diharapkan berkontribusi pada pemerataan akses internet di Tanah Air Ditegaskan pula, meskipun infrastruktur terestrial (serat optik) punya kapasitas lebih besar, satelit tetap menjadi solusi utama untuk menjangkau daerah-daerah terpencil, ditambah lagi kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau.

    “Kalau untuk penetrasi nggak ada yang bisa mengalahkan satelit di seluruh dunia teknologi apapun,” ujarnya.

    Satelit Nusantara Lima siap meluncur di Cape Canaveral, Florida, Senin (8/9/2025) waktu Amerika Serikat Foto: dok PT PSNKemandirian Infrastruktur Digital

    Menurut Rudiantara, kemandirian satelit bisa dilihat dari siapa yang mendesain, membangun, mengoperasikan, hingga menjaganya tetap berkelanjutan. Dalam kasus PSN, desain satelit Nusantara Lima dibuat oleh engineer Indonesia, meski manufaktur dilakukan oleh Boeing di California dan peluncuran oleh SpaceX.

    “Mayoritas proses bisnis lebih dari setengahnya dikendalikan PSN. Desainnya teman-teman PSN, engineernya juga PSN. Setelah diluncurkan yang mengoperasikan Indonesia sendiri,” paparnya.

    Hal ini disebutnya penting agar Indonesia tidak tergantung pada penyelenggara layanan satelit asing, terutama pada situasi darurat.

    Persiapan peluncuran satelit nusantara lima Foto: Adi Fida Rahman/detikinet

    Rudiantara juga menekankan pentingnya peran pemerintah untuk mendukung pemain lokal seperti PSN. Menurutnya, bentuk dukungan tidak harus berupa insentif pajak, melainkan kemudahan perizinan dan kebijakan keberpihakan (affirmative policy).

    “Masa ada pemain Indonesia, otaknya Indonesia, rekayasa engineering-nya Indonesia, masa kita nggak dukung? Selama kemampuannya ada, berikan prioritas,” tegasnya.

    Ia menambahkan pemerintah juga perlu menyiapkan slot orbit baru agar kebutuhan kapasitas satelit Indonesia terus terjaga.

    Rudiantara berharap peluncuran Satelit Nusantara Lima pada 11 September berjalan lancar setelah tiga kali tertunda. Dia pun mengharapkan satelit berhasil menempati orbit, dan segera dimanfaatkan secara optimal oleh berbagai pihak, termasuk di dalam negeri.

    (afr/afr)

  • Brimob Pemukul Staf KLH di Serang Disanksi Tunda Kenaikan Pangkat-Patsus

    Brimob Pemukul Staf KLH di Serang Disanksi Tunda Kenaikan Pangkat-Patsus

    Jakarta

    Polda Banten telah menggelar sidang etik dan memberikan sanksi kepada oknum Brimob, Briptu TG. Oknum tersebut dinyatakan bersalah karena memukul staf Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) saat penertiban di PT Genesis Regeneration Smelting di Jawilan, Kabupaten Serang.

    Kabid Humas Polda Banten, AKBP Didik Hariyanto, mengatakan sidang etik digelar pada Selasa (9/9). Briptu TG mendapat sanksi berupa penundaan kenaikan pangkat hingga penempatan khusus (patsus).

    “Sanksi Briptu TG yaitu tunda pangkat satu tahun, tunda pendidikan satu tahun, patsus 30 hari,” katanya.

    Menurut Didik, Briptu TG terpancing emosi karena terjadi keributan, lalu memukul salah satu staf Humas KLH.

    “Anggota Brimob itu sedang pengamanan di perusahaan tersebut. Karena ada keributan, dia spontan ikut, tapi yang kena adalah dari Lingkungan Hidup,” katanya.

    Sementara itu, pelaku pemukulan terhadap wartawan ditangani oleh Polres Serang. Sudah ada lima orang pelaku dari unsur sekuriti dan warga yang menganiaya wartawan.

    “Untuk penganiayaan terhadap teman wartawan, pelakunya sudah diproses oleh Polres Serang Kabupaten,” ujarnya.

    Diketahui, wartawan dan staf Humas KLH dianiaya setelah meliput penyegelan pabrik pengolahan timbal di Jawilan, Kabupaten Serang, pada Kamis (21/9). Korban mengalami luka lebam setelah dikeroyok sejumlah orang.

    Peristiwa pengeroyokan terjadi pada Jumat siang sekitar pukul 13.00 WIB di depan pabrik pengolahan timbal tersebut. Sebelum insiden, jurnalis dari berbagai media sempat dilarang melakukan peliputan oleh petugas keamanan pabrik.

    5 Orang Jadi Tersangka

    Polisi menangkap 5 orang, termasuk di antaranya 2 sekuriti PT Genesis Regeneration Smelting dan 3 pelaku yang merupakan anggota ormas Badan Pembinaan Potensi Keluarga Besar Banten (BPPKB). Kelima orang ini memiliki peran berbeda dalam kasus tersebut.

    “Dari hasil penyidikan, kami mengamankan 5 orang. Yang pertama, 3 orang ini berperan memukul, memiting, dan menendang korban Humas (Kementerian) Lingkungan Hidup, dan 2 orang lainnya melakukan pengeroyokan terhadap teman-teman wartawan,” kata Kasat Reskrim Polres Serang Kabupaten, AKP Andi Kurniady, di Mapolres Serang, Senin (25/8/2025).

    Ketiga orang yang melakukan pengeroyokan terhadap staf Humas KLH adalah pelaku berinisial K, B, dan R. Pelaku berinisial K dan B merupakan sekuriti PT Genesis Regeneration Smelting yang pabriknya disegel KLH.

    “Dari ketiga orang yang melakukan pengeroyokan, yang pertama Saudara K. K ini merupakan sekuriti di PT Genesis, setelah kami cek dia juga merupakan anggota ormas BPPKB. Yang kedua, B. B ini merupakan karyawan sekuriti PT Genesis. Sedangkan R merupakan warga sekitar, dan seluruhnya bekerja di PT Genesis,” ujarnya.

    Andi juga menyebutkan bahwa pelaku A dan F adalah orang yang melakukan pengejaran dan pemukulan terhadap wartawan hingga korban mengalami luka-luka di bagian kepala dan punggung.

    “Yang kedua, untuk pengeroyokan terhadap wartawan. Yang pertama Saudara S alias I, kemudian Saudara A alias F. Kedua orang ini melakukan pengejaran terhadap wartawan dan memukul baik di bagian kepala maupun punggung,” ujarnya.

    (dek/dek)