Blog

  • 100% Pembeli BBM Pertalite & Solar Subsidi Pakai QR Code

    100% Pembeli BBM Pertalite & Solar Subsidi Pakai QR Code

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina Patra Niaga terus berupaya mendukung program pemerintah dalam penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi secara tepat sasaran. Salah satunya dengan pendataan pengguna BBM Subsidi melalui pendaftaran QR Code.

    Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra mengungkapkan bahwa pembelian BBM di SPBU baik itu solar bersubsidi maupun Pertalite 100% telah menggunakan QR Code. Khususnya untuk kendaraan roda empat.

    “Untuk penyaluran subsidi solar atau biosolar, saat ini sudah 100% pembelian BBM biosolar menggunakan QR Code. Untuk Pertalite, tahun ini juga kami telah menyelesaikan transaksi Pertalite 100% menggunakan QR Code,” kata Mars Ega dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, dikutip Jumat (12/9/2025).

    Menurut dia, dengan adanya program subsidi tepat ini telah berdampak signifikan pada kenaikan tingkat konsumsi BBM non subsidi yang dijual perusahaan. Terbukti, realisasi penyaluran BBM bersubsidi seperti Solar dan Pertalite masih di bawah kuota yang ditetapkan.

    “Dapat kami gambarkan bahwa untuk produk Pertalite saat ini, kita realisasi di bawah kuota 10% di bawah kuota. Untuk solar subsidi juga demikian, kita ada 3% di bawah kuota. Sehingga, pengendalian subsidi tepat ini terus mendorong produk non-subsidi,” katanya.

    Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung membeberkan salah satu sebab kosongnya stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah SPBU Swasta karena adanya peralihan konsumsi BBM subsidi ke non-subsidi dengan volume mencapai 1,4 juta kiloliter (KL).

    Hal ini disebabkan oleh penerapan kewajiban penggunaan QR Code untuk pembelian BBM bersubsidi di SPBU Pertamina.

    “Jadi ini terjadi peningkatan. Menurut hitungan kami itu shifting yang terjadi itu sekitar 1,4 juta kiloliter, yang ini BBM jadi. Ke non subsidi. Jadi itu yang menyebabkan itu ada peningkatan permintaan untuk badan swasta,” ungkap Yuliot ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (3/9/2025).

    Yuliot mengatakan banyak masyarakat yang sejatinya belum melakukan pendaftaran QR Code untuk mengisi BBM subsidi. Ini terjadi lantaran kapasitas mesin (CC) kendaraan yang mereka miliki tidak sesuai ketentuan, sehingga akhirnya beralih menggunakan BBM non-subsidi.

    “Sementara masyarakat karena itu perlu mendaftar, kemudian mereka juga mungkin itu CC kendaraannya tidak sesuai, terjadi shifting yang tadinya dari subsidi Pertalite itu menjadi non subsidi,” katanya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Sebelum Tarif Parkir Naik, Benahi Dulu Parkir Liar

    Sebelum Tarif Parkir Naik, Benahi Dulu Parkir Liar

    Jakarta

    Tarif parkir di Jakarta disebut bakal naik. Namun, ada kekhawatiran pemilik kendaraan memanfaatkan parkir liar karena semakin tingginya tarif parkir.

    Memang, di antara kota-kota besar lain di dunia, tarif parkir di Jakarta dianggap masih sangat rendah. Dinas Perhubungan DKI Jakarta melalui akun Instagram resminya menyebutkan tarif parkir itu masih minim.

    “Tarif parkir Provinsi DKI Jakarta dirasa masih minim untuk mendukung push and pull strategy penanganan kemacetan lalu lintas di Provinsi DKI Jakarta,” demikian keterangannya.

    Meski begitu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan hingga saat ini memang belum ada rencana kenaikan tarif parkir di Ibu Kota. Pramono menjelaskan, yang saat ini tengah dikaji Pemprov DKI adalah penerapan sistem pembayaran parkir nontunai atau cashless serta pengaturan ulang sistem perparkiran. Namun dia menegaskan belum ada keputusan resmi soal tarif parkir.

    “Jadi sampai hari ini belum ada rencana kenaikan tarif parkir sehingga apa yang disampaikan, saya enggak tahu siapa yang menyampaikan itu, itu tidak benar,” kata Pramono dikutip detikNews.

    Menurut Ketua Umum Indonesia Parking Association (IPA) Rio Octaviano, sebelum mengerek tarif parkir sebaiknya pemerintah menyelesaikan permasalahan parkir liar. Dikhawatirkan, ketika tarif parkir naik nantinya, pemilik kendaraan justru memilih parkir liar.

    “Misalnya di mall A tarifnya Rp 5.000, ternyata besok jadi Rp 6 ribu. Akhirnya orang akan mencari alternatif, alternatifnya dengan parkir di parkir liar. Penanganan parkir liar ini sendiri sekarang gimana? Itu jadi pertanyaan,” ujar Rio kepada detikOto.

    “Jadi kesimpulannya, apabila tarif parkir naik berdasarkan dari keputusan pemerintah, maka pemerintah harus segera menjawab atau membuat peta mitigasi (terkait penanganan parkir liar). Itu yang harus segera disosialisasikan,” sambungnya.

    (rgr/dry)

  • Hadiah US$ 100.000, Foto Penembak Mati Charlie Kirk Dicari FBI AS

    Hadiah US$ 100.000, Foto Penembak Mati Charlie Kirk Dicari FBI AS

    Charlie Kirk, 31 tahun, penulis, podcaster, sekaligus sekutu dekat Donald Trump, tewas pada Rabu setelah tertembak saat memberi ceramah di Universitas Utah. Trump mengecam peristiwa itu sebagai “pembunuhan keji” dan menyebut aparat telah membuat kemajuan besar dalam penyelidikan. (REUTERS/Cheney Orr)

  • Kisah Perempuan Tangguh di Tengah Banjir Denpasar

    Kisah Perempuan Tangguh di Tengah Banjir Denpasar

    Liputan6.com, Jakarta Rabu dini hari, air mulai naik di kawasan Pulau Biak II nomor 11, Denpasar. Hujan deras yang mengguyur sejak malam sebelumnya membuat debit sungai meluap, merendam permukiman hingga ketinggian air mencapai dua meter.

    Jalan Pulau Biak merupakan salah satu wilayah yang terdampak air bah cukup parah, selain dari 231 titik banjir lain yang ada di Bali.

    Dalam hitungan jam, kontrakan dan indekos yang biasanya menjadi tempat tinggal nyaman berubah menjadi genangan besar penuh lumpur.

    Hari berganti, suasana Kamis pagi kemarin tampak kacau. Warga bergegas menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Kendaraan yang terparkir di halaman direndam oleh air bah.

    Pengungsi didominasi anak-anak dan wanita. Sementara para lelaki, bertahan di tengah rendaman banjir.

    Sekira pukul 10.00 hari itu, banjir mulai surut dengan intensitas hujan yang rendah. Warga mulai menyelamatkan apa saja yang masih bisa diambil dari rumah mereka.

    Kursi, kasur, lemari, bahkan alat dapur dikeluarkan ke halaman atau pinggir jalan. Semuanya basah kuyup, beberapa bahkan sudah tidak bisa dipakai lagi.

    Warga terlihat sibuk mengangkat barang, mencari benda yang bisa diselamatkan, dan membersihkannya dari lumuran lumpur.

    Ari Ardani (47), perempuan pemilik lahan dan indekos bertutur, terdapat sekitar 50 kepala keluarga (KK) yang menghuni kawasan itu.

    “Kos-kosan ini semua ada sekitar 47 rumah. Kalau sama yang di depan, ada 50-an orang tinggal di sini. Semuanya terdampak,” kata Ari, Kamis (11/09/2025).

    Bagi Ari, banjir kali ini adalah yang terparah dalam hidupnya. Ia masih ingat, pernah juga mengalami banjir pada 12 tahun lalu, tetapi tidak sampai menggenangi kamar, apalagi mencapai atap rumah. Kali ini, air naik begitu cepat hingga melampaui kepala orang dewasa.

    “Ini adalah banjir yang terparah untuk tahun ini. Pernah banjir sekitar 12 tahun lalu, itu enggak sampai naik ke kamar. Tapi hari ini sampai di atas kepala,” cerita Ari.

    Saat kejadian, Ari sedang berjualan di Pasar Badung. Air sudah mulai masuk ke pasar, membuatnya cemas. Ia segera menelepons anak dan suaminya di rumah.

    Dari ujung telepon, keluarganya panik memberi kabar bahwa air terus naik. Waktu itu masih pukul dua dini hari.

    “Di Pasar Badung itu udah naik airnya, terus saya telepon anak saya, suami saya. Mereka kaget, katanya, air udah naik, Bu. Itu jam 2 pagi,” kenangnya.

    Perbesar

    Kondisi rumah warga usai banjir terjang Denpasar… Selengkapnya

    Ia pun mencoba pulang. Namun perjalanan menuju rumah penuh rintangan. Motor terpaksa ditinggal jauh dari rumah, lalu ia melanjutkan dengan berjalan kaki di tengah air setinggi dada orang dewasa.

    “Saya harus taruh motor jauh dari rumah, jalan kaki ke sini. Di jalan raya air sudah segini (dada orang dewasa). Arus deras sekali,” ujarnya.

    Ketika akhirnya tiba di depan rumah, Ari sempat diliputi ketakutan. Membuka pintu bisa membuat lumpur dan kotoran masuk semakin banyak. Tetapi yang terpenting baginya hanya satu: bertemu keluarga.

    “Pokoknya saya berusaha biar ketemu sama suami, sama anak saya. Udah enggak enak hati. Saya harus melawan arus. Astungkara saya bisa sampai di rumah,” kata Ari.

    Syukurlah, keluarga Ari berhasil menyelamatkan diri dengan naik ke bangunan tingkat yang belum rampung. Namun, harta benda dan usahanya luluh lantak diterjang banjir.

    Ari bukan sekadar pemilik indekos. Ia juga seorang pengusaha kue yang sudah 10 tahun berjualan di Pasar Badung. Dari usaha inilah ia menopang keluarganya, terutama karena suaminya sakit-sakitan.

    Namun, banjir kali ini memporak-porandakan semua peralatan dan bahan yang ia miliki.

    “Motor saya mati, elektronik saya habis. Rice cooker tiga rusak, kulkas dua enggak bisa dipakai lagi. Blender, semua alat kue, bahan kue habis. Usaha yang saya rintis juga hancur lebur,” katanya.

    Ari menjual berbagai macam kue basah, bolu, dan jajanan pasar yang biasa dibutuhkan masyarakat Bali untuk acara adat. Kini, semua tidak bisa lagi ia produksi.

    “Itu usaha kue saya sudah 10 tahun. Karena saya tulang punggung keluarga, suami sakit-sakitan. Saya punya anak dua, masih kecil, dua lagi sudah kerja untuk dirinya sendiri. Saya nanggung semuanya,” ujarnya lirih.

    Meski terpukul, Ari berusaha tetap tabah. “Saya menata lagi dari nol. Dari nol, saya tidak mau nyerah. Harus tetap senang-senang, karena anak-anak masih butuh ibu,” tegasnya.

    Perbesar

    Kondisi rumah warga usai banjir terjang Denpasar… Selengkapnya

    Di kontrakan yang sama, Ibu Aldo (57) juga menanggung kerugian besar. Usaha herbal dan alat terapi yang ia jalani sejak 2013 luluh lantak diterjang banjir.

    “Herbal sama alat terapi semuanya hancur. Stok susu kambing, berapa karton, semua enggak bisa dijual. Kerugian di atas Rp 100 juta. Belum laptop, elektronik lain. Semua habis,” ujarnya.

    Ironisnya, sebelum banjir, Aldo baru saja datang dari Jawa dengan membawa stok baru. Ia berniat melengkapi persediaan agar anak-anaknya tidak kekurangan. Namun, semua yang disimpannya kini rusak.

    “Ini terparah. Pernah banjir besar dulu, tapi tidak separah ini. Semua hancur,” tambahnya.

    Saat ditemui, ia sibuk membersihkan rumah yang penuh lumpur. Kardus-kardus susu kambing harus dibongkar satu per satu, sementara alat-alat terapi tergeletak rusak.

    “Yang paling dibutuhkan sekarang makan, baju, air bersih. Bajunya enggak ada yang kering. Semua basah,” katanya.

    Teteh Tarini (53), perantau asal Cimahi, Jawa Barat, sudah 15 tahun tinggal di Bali dan 10 tahun menetap di kontrakan Pulau Biak. Ia menggeluti usaha pembuatan korden. Namun, banjir kali ini membuat semua hasil kerjanya rusak.

    “Ini yang paling parah. Kalau dulu enggak sampai separah ini. Air mulai naik jam 3 pagi, deras sekali,” ujarnya.

    Meski usaha dan rumahnya terdampak, Tarini masih berusaha membantu tetangganya. Ia bersama teman-teman membagikan nasi bungkus.

    “Alhamdulillah kalau makanan enggak kekurangan. Tapi yang dibutuhkan sekarang selimut, air minum, air bersih. Anak-anak kecil kasihan, semua kerendam, kasur dan selimut juga basah,” katanya.

    Hingga hari kedua pascabanjir, warga masih mengandalkan bantuan dari sesama. Ada yang membawakan makanan, ada pula yang sekadar membantu membersihkan lumpur.

    Di antara puing-puing dan barang rusak, terlihat ikatan kuat antarwarga. “Teman-teman ada yang datang ke sini bawain makan. Saya bagi-bagiin, dikasih 100 bungkus. Ada 50 lebih orang di sini. Sisanya saya bagikan ke warga lain,” kata Ari.

    Perbesar

    Kondisi rumah warga usai banjir terjang Denpasar… Selengkapnya

    Meskipun banyak yang kehilangan mata pencaharian, semangat gotong royong menjadi penguat. Saling berbagi dan menolong membuat mereka masih bisa bertahan di tengah keterpurukan.

    Ia berharap bantuan pemerintah dapat segera diberikan secara merata terhadap masyarakat yang terdampak banjir di Bali.

    “Harapan saya ada bantuan dari pemerintah. Terus cepat ada petugas kebersihan ke sini. Kita nggak mungkin begini terus. Kalau petugasnya nggak gercep, makin parah masalah di sini,” ujarnya.

    Meski banyak kehilangan, warga sepakat bahwa keselamatan keluarga jauh lebih berharga. Bagi Ari, kebersamaan dengan suami dan anaknya menjadi penguat untuk kembali bangkit.

    “Anak saya senang, bapaknya juga senang karena bisa berkumpul lagi. Usaha hancur masih bisa dicari, tapi keluarga itu yang utama,” tuturnya.

    Kisah Ari, Aldo, dan Tarini hanyalah sebagian dari ratusan cerita warga Denpasar yang terdampak banjir. Mereka adalah pelaku UMKM yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, bahkan penopang ekonomi lokal.

  • Taiwan Temukan Residu Pestisida di Indomie Soto Banjar Limau Kuit

    Taiwan Temukan Residu Pestisida di Indomie Soto Banjar Limau Kuit

    Jakarta

    Otoritas Taiwan melaporkan satu bacth mi instan merek Indomie varian rasa Soto Banjar Limau Kuit produksi Indonesia ditemukan mengandung residu pestisida etilen oksida pada tingkat yang tak memenuhi standar negara tersebut.

    Dikutip dari Food and Drug Administration (FDA) Taiwan, bath Indomie tersebut memiliki batas kadaluwarsa 19 Maret 2026.

    Saat ini, The Centre for Food Safety (CFS) atau Pusat Keamanan Pangan Taiwan sedang menyelidiki apakah produk yang dimaksud diimpor ke Hong Kong dan sedang menghubungi otoritas terkait untuk informasi lebih lanjut.

    “Konsumen harus membuang produk dan tidak mengonsumsinya,” demikian tulis laporan CFS.

    Selain itu, produk yang didapatkan melalui pembelian daring atau perjalanan internasional tidak dapat dikecualikan. Sementara itu, pihak CFS akan tetap waspada dan memantau setiap perkembangan baru serta mengambil tindakan yang tepat bila diperlukan.

    Apa Itu Etilen Oksida?

    Etilen Oksida (EtO) merupakan zat karsinogen atau pemicu kanker di luar ambang batas. Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Prof Zullies Ikawati, PhD, Apt, beberapa waktu lalu menyebut zat tersebut merupakan semacam residu bukan bahan tambahan. Tujuannya untuk mensterilkan produk mi instan saat proses produksi atau penyimpanan agar terhindar dari bakteri.

    “Makanya itu jumlahnya sangat kecil dan semua negara sepakat bahwa itu bahan berbahaya atau karsinogen tadi, maka ada batas maksimalnya,” ujar Prof Zullies dalam acara detikPagi, Jumat (28/4/2023).

    “Sehingga artinya apa? Kalau di atas batas itu, ada kemungkinan potensi bahaya. Tetapi kalau sedikit saja, mungkin masih aman walaupun ada. Karena mungkin in certain level kita nggak bisa benar-benar menghilangkan sama sekali residunya,” lanjutnya.

    Prof Zullies menambahkan setiap negara memiliki aturannya masing-masing dalam menentukan batas aman penggunaan EtO. Misalnya, di negara-negara Uni Eropa yang sudah melarang penggunaan EtO.

    “Karena regulasi di berbagai negara ini berbeda-beda, yang ketat ini di Uni Eropa. Di Uni Eropa ini ketat sekali bahkan mereka sudah melarang penggunaan Etilen Oksida untuk sterilisasi,” bebernya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Prabowo: Sebagian Masuk Akal, Sebagian Perlu Dirundingkan”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)

  • 2
                    
                        Ledakan Hebat di Tangsel, 5 Rumah Hancur dan 4 Warga Terluka
                        Megapolitan

    2 Ledakan Hebat di Tangsel, 5 Rumah Hancur dan 4 Warga Terluka Megapolitan

    Ledakan Hebat di Tangsel, 5 Rumah Hancur dan 4 Warga Terluka
    Editor
     
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Sebuah ledakan mengguncang permukiman di Jalan Talas II, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Jumat (12/9/2025) pagi.
    Insiden yang terjadi sekitar pukul 05.20 WIB tersebut merusak setidaknya lima rumah dan melukai empat warga.
    “Kejadiannya sekitar 05.20 WIB pagi. Sepertinya tuh ada, memang ada suara ‘bum’ gitu ya, apa nih, saya lihat tetangga saya ada lima rumah ambruk,” kata Fatma (60), warga sekitar, dikutip dari
    TribunJakarta.com
    .
    Empat korban ledakan kini dirawat di Rumah Sakit Hermina, Ciputat, Tangerang Selatan.
    Fatma menuturkan, salah satu korban mengalami luka bakar hingga kulitnya terkelupas.
    “Empat orang dibawa ke rumah sakit. Katanya ada yang kulitnya terkelupas seperti terbakar,” jelas Fatma.
    Warga ini menambahkan bahwa asal ledakan masih misterius. Suara ledakan bahkan terdengar hingga sekitar 3 kilometer dari lokasi.
    “Yang dari Legoso saja kedengaran ledakannya,” katanya.
    Akibat ledakan, tiga rumah mengalami kerusakan parah, sedangkan rumah-rumah di sekitarnya terdampak ringan.
    “Yang ambruk parah itu tiga rumah, sekitarnya terdampak. Itu rumah deretan,” tambah Fatma.
    Hingga berita ini ditulis, polisi belum datang ke lokasi, sedangkan warga ramai memadati area kejadian. “Belum ada polisi,” ujar Fatma.
    Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul
     
    “BREAKING NEWS Ada Ledakan Misterius di Pamulang Tangsel: 3 Rumah Ambruk, 4 Orang jadi Korban”
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mendialogkan kasus Ferry Irwandi dengan TNI

    Mendialogkan kasus Ferry Irwandi dengan TNI

    menempuh jalur hukum terkait pencemaran nama baik, justru kontraproduktif dengan upaya TNI menjadi lebih profesional dan fokus pada aspek pertahanan negara, setelah melewati proses politik pada era Reformasi

    Bondowoso (ANTARA) – Inilah kesempatan terbaik bagi TNI untuk memanfaatkan momen terkait persoalan dengan seorang pemengaruh di media sosial Ferry Irwandi.

    Saatnya TNI mengedepankan potensi komunikasi sosial (Kosmos) yang menjadi salah satu strategi menjaga keamanan negara, yakni membuka pintu dialog dengan Ferry Irwandi.

    Awalnya, TNI berencana menempuh jalur hukum, dengan tuduhan pencemaran nama baik terhadap institusi TNI yang diduga dilakukan oleh Ferry Irwandi.

    Ketika itu, Senin (8/9), Komandan Satuan Siber (Dansatsiber) Mabes TNI Brigjen Juinta Omboh Sembiring mendatangi Direktorat Siber Polda Metro Jaya untuk berkonsultasi mengenai kemungkinan dugaan pencemaran nama baik oleh Ferry Irwandi itu dilaporkan ke aparat penegak hukum.

    Atas upaya konsultasi dari TNI itu, Polda Metro Jaya menyatakan bahwa laporan untuk kasus pencernaan nama baik, sesuai keputusan dari Mahkamah Konstitusi (MK), tidak bisa dilakukan oleh instansi alias harus oleh perorangan.

    Terlepas dari ketentuan bahwa laporan pencemaran nama baik hanya bisa dilakukan oleh perorangan, menyelesaikan masalah dengan masyarakat sipil lewat pendekatan dialogis, justru akan mengangkat nama baik TNI di mata rakyat.

    Apalagi, Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra juga menyarankan agar TNI membuka pintu dialog atau komunikasi dengan Ferry Irwandi.

    Bahkan, Menko Kumham Impas juga menekankan agar TNI mengedepankan prasangka baik dan sikap yang terbuka.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Heboh Kasus Dokter Diinvestigasi usai 21 Kali Operasi Caesar dalam 10 Jam

    Heboh Kasus Dokter Diinvestigasi usai 21 Kali Operasi Caesar dalam 10 Jam

    Jakarta

    Dokter spesialis obgyn senior di India tengah diinvestigasi pasca melakukan 21 persalinan secara caesar atau (C-section) dalam satu shift yang berdurasi sekitar 10 jam. Adalah dr Kantheswar Bordoloi, yang menjabat sebagai petugas medis senior di Rumah Sakit Sipil Morigaon.

    Ia melakukan 21 persalinan operasi caesar antara pukul 15.40 waktu setempat pada tanggal 5 September hingga pukul 01.50 pada tanggal 6 September.

    Pemerintah daerah setempat mengeluarkan surat pernyataan resmi kepada dokter tersebut. Mempertanyakan keputusan di balik seluruh persalinan dilakukan secara caesar.

    Informasi yang diminta termasuk prosedur sterilisasi yang tepat telah diikuti, apakah ada kasus gawat janin yang terdokumentasi, detail perawatan bayi baru lahir di unit perawatan neonatal rumah sakit yang sakit, dan peran staf medis yang mendampingi.

    “Hal ini menimbulkan beberapa kekhawatiran serius dan oleh karena itu, sehubungan dengan ini, Anda diarahkan untuk menyerahkan laporan komprehensif untuk setiap kasus yang disebutkan di atas,” ujar Komisaris Kesehatan Distrik Tambahan, Nitisha Bora, dalam pemberitahuan surat kepada dokter tersebut.

    Para pejabat mengatakan rekam medis praoperasi dan pascaoperasi tidak tercatat dengan baik, yang dapat membahayakan langkah-langkah pengendalian infeksi dan meningkatkan risiko komplikasi ibu serta bayi. Terlebih dilakukan dalam waktu singkat.

    “Dokumentasi terperinci seperti itu sangat penting untuk memperkuat protokol pengendalian infeksi dan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi,” tambah pemberitahuan tersebut.

    Namun, dr Bordoloi memastikan dirinya sudah menjalani seluruh tindakan medis sesuai prosedur.

    “Saya menangani kasus-kasus darurat satu demi satu, dan jumlahnya tiba-tiba melonjak. Saya bekerja cepat, tetapi semua prosedur medis yang diperlukan tetap diikuti,” ujarnya, menurut laporan media India, The Assam Tribune.

    “Apa yang saya lakukan bukanlah hal yang aneh, dan dokter lain juga melakukan banyak operasi dengan kecepatan seperti itu. Mungkin ada yang mengeluhkan saya,” cerita dia.

    Ia menambahkan bahwa 19 dari 21 ibu dan bayi baru lahir telah dipulangkan dalam kondisi stabil, sementara dua masih dirawat di rumah sakit, termasuk satu yang dipindahkan ke Gauhati Medical College and Hospital, salah satu institusi medis terkemuka di wilayah tersebut.

    Menurut sebuah makalah pada 2023, tingkat persalinan caesar di India telah meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu, meningkat dari sekitar 17 persen pada tahun 1998-1999 menjadi lebih dari 21 persen dalam beberapa tahun terakhir.

    Makalah tersebut juga mencatat perempuan berpendidikan lebih tinggi yang telah menjalani setidaknya empat pemeriksaan pranatal, berasal dari keluarga kaya, atau tinggal di kota, jauh lebih mungkin menjalani operasi caesar.

    Pada 2018, sebuah artikel di The Lancet memperingatkan tentang apa yang disebutnya sebagai ‘epidemi operasi caesar’, saat kasusnya meningkat. Artikel tersebut menyatakan operasi caesar menjadi operasi paling umum di banyak negara dunia.

    Prosedur yang dapat menyelamatkan nyawa perempuan juga bayi ketika komplikasi terjadi selama kehamilan atau persalinan.

    “Namun, penggunaan operasi caesar untuk alasan yang tidak diindikasikan secara medis merupakan penyebab kekhawatiran karena prosedur ini dikaitkan dengan efek jangka pendek dan jangka panjang yang cukup besar serta biaya perawatan kesehatan,” sorot para pakar di artikel terkait.

    “Penggunaan operasi caesar telah meningkat selama 30 tahun terakhir, melebihi 10-15 persen kelahiran yang dianggap optimal, dan tanpa manfaat maternal atau perinatal yang signifikan.”

    Bulan lalu di Assam, adapula seorang dokter palsu yang melakukan lebih dari 50 operasi caesar dan operasi ginekologi selama satu dekade. Ia ditangkap saat berpraktik di sebuah rumah sakit swasta. Surat keterangan dokter milik Pulok Malakar terbukti palsu, sehingga memicu tindakan keras oleh petugas setempat.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Polisi Hentikan Kasus Suami Bunuh Istri dan Anak di Pandeglang, Ini Alasannya

    Polisi Hentikan Kasus Suami Bunuh Istri dan Anak di Pandeglang, Ini Alasannya

    GELORA.CO  – Polisi resmi menghentikan penyelidikan kasus suami bunuh istri dan anak di Kabupaten Pandeglang, Banten. Keputusan itu diambil karena terduga pelaku, Muhamad Ikbal Apriyadi (24) meninggal dunia usai ditemukan dengan luka sayatan di leher dan tangan.

    Kanit Tipidum Satreskrim Polres Pandeglang Ipda Robert Sangkala menegaskan penghentian perkara bersifat sementara. Jika di kemudian hari ditemukan adanya bukti baru atau keterlibatan pihak lain, polisi akan melanjutkan penyelidikan.

    “Karena terduga pelaku meninggal, maka perkara tidak bisa dilanjutkan. Namun bila di kemudian hari terdapat pembuktian dan ada pelaku lain akan dilakukan penyelidikan,” ujar Robert, Kamis (11/9/2025).

    Kasus tragis ini terjadi di Kampung Sindang Resmi, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Pandeglang. Korban Indah Sakinah (24) dan bayinya Ikmal (10 bulan) yang ditemukan tewas di kamar rumah mereka.

    “Diduga terjadi tindak pidana pembunuhan kepada istri dan anaknya. Kejadian ini pertama kali diketahui saksi yang merupakan Bapak kandung dari korban (istri pelaku),” kata Robert.

    Sang ayah mencurigai keadaan rumah karena tak ada aktivitas sejak pagi. Saat dicek, dia menemukan bercak darah dan kemudian mendobrak serta lalu mendapati korban serta pelaku berlumuran darah.

    Dari hasil olah TKP, kedua korban mengalami luka cekikan di leher. Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk golok, kabel, selimut, galon, gelas berisi darah, serta tiga unit ponsel.

    “Kedua korban luka cekikan di leher,” jelas Robert.

    Sementara itu, pelaku yang sempat dibawa ke RSUD Aulia dalam kondisi kritis akhirnya meninggal dunia akibat luka parah.

    Keterangan keluarga dan tetangga korban menyebut rumah tangga pasangan tersebut tidak pernah memiliki permasalahan sebelumnya. Hal ini membuat motif pembunuhan masih menjadi tanda tanya besar.

    “Motif masih didalami. Keterangan tetangga dan keluarga tidak ada cekcok rumah tangga,” ucapnya.

    Dengan meninggalnya pelaku, kasus suami bunuh istri dan anak di Pandeglang untuk sementara dihentikan. Namun polisi memastikan tetap membuka ruang penyelidikan jika ada bukti baru yang menunjukkan keterlibatan pihak lain

  • Rencana Menkeu Alihkan Dana Rp 200 T dari BI ke Himbara

    Rencana Menkeu Alihkan Dana Rp 200 T dari BI ke Himbara

    HOME

    MARKET

    MY MONEY

    NEWS

    TECH

    LIFESTYLE

    SHARIA

    ENTREPRENEUR

    CUAP CUAP CUAN

    CNBC TV

    Loading…

    `

    $(‘#loaderAuth’).remove()
    const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;

    if (data.is_login) {
    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    My Profile

    Logout

    ${suffix}
    `);

    $(“#alloCardIframe”).iFrameResize();

    } else {
    prefix = “

    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    REGISTER

    LOGIN
    ${suffix}
    `);
    }
    }