Blog

  • Sidang Vonis Lepas CPO, Marcella Bersaksi soal Rp60 M dan Ancaman Panitera
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        10 September 2025

    Sidang Vonis Lepas CPO, Marcella Bersaksi soal Rp60 M dan Ancaman Panitera Nasional 10 September 2025

    Sidang Vonis Lepas CPO, Marcella Bersaksi soal Rp60 M dan Ancaman Panitera
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pengacara sekaligus tersangka kasus suap hakim, Marcella Santoso, mengaku baru mendengar soal uang Rp60 miliar saat suaminya, Ariyanto Bakri atau Ary Bakri, sedang melakukan
    video call
    dengan Panitera Muda nonaktif PN Jakarta Utara, Wahyu Gunawan.
    Hal ini diungkapkan Marcella saat menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan suap majelis hakim yang memberikan vonis onslag atau vonis lepas untuk tiga korporasi CPO.
    “Ari lagi nyetir, ada telepon masuk, saya di samping Ari. Awalnya saya enggak catat. Tapi, kemudian… Di situ saya pertama kali dengar bahwa ada 20×3,” ujar Marcella saat sidang di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2025).
    Baik Marcella maupun JPU tidak menyebutkan secara spesifik kapan
    video call
    ini dilakukan.
    Namun, berdasarkan keterangan para saksi dalam persidangan, video call ini terjadi saat berkas perkara CPO korporasi ini sudah masuk ke dalam Pengadilan Tipikor di PN Jakpus, tetapi belum diputus.
    Dalam
    video call
    yang sama, Marcella mengaku mendengar ancaman dari Wahyu kepada Ari.
    Ancaman ini ditujukan pada klien Marcella yang merupakan korporasi yang menjual minyak goreng.
    “Terus muncul, (dalam
    video call
    dengan Wahyu) jangan harap klien bisa juga jual minyak lagi,” jelas Marcella.
    Rangkaian video call ini pernah disinggung juga oleh Ariyanto saat diperiksa sebagai saksi dalam sidang pada Rabu (27/8/2025).
    Pada sidang itu, Ariyanto mengaku tidak mengurus langsung perkara ini.
    Pihak yang tercatat menjadi kuasa hukum pihak korporasi adalah Marcella Santoso, istri Ariyanto.
    Dalam video call itu, Wahyu menegaskan bisa membereskan perkara yang tengah berjalan ini.
    “Kemudian, dia (Wahyu) bilang, ‘Lebih baik, lo kasih gue saja kerjaan ini karena kerjaan ini, pasti gue pegang bisa beres,’” ujar Ariyanto menirukan ucapan Wahyu.
    Uang Rp 60 miliar itu merupakan permintaan dari Wahyu Gunawan.
    Awalnya, korporasi CPO hanya menyiapkan Rp 20 miliar.
    Namun, Arif Nuryanta melalui Wahyu Gunawan meminta agar uang suap ini ditambah agar bisa dibagikan kepada tiga majelis hakim yang memutus perkara.
    Dalam perkara ini, jaksa mendakwa lima orang hakim dan pegawai pengadilan menerima suap dari kuasa hukum tiga korporasi sawit untuk menjatuhkan vonis bebas dalam kasus korupsi terkait ekspor CPO.
    Rinciannya, eks Wakil Ketua PN Jakarta Pusat, Muhammad Arif Nuryanta, didakwa menerima Rp 15,7 miliar; Panitera Muda nonaktif PN Jakarta Utara, Wahyu Gunawan, menerima Rp 2,4 miliar.
    Sementara itu, Djuyamto selaku ketua majelis hakim menerima Rp 9,5 miliar, sedangkan dua hakim anggota, Ali Muhtarom dan Agam Syarif Baharudin, masing-masing menerima Rp 6,2 miliar.
    Tiga korporasi tersebut adalah Permata Hijau Group yang terdiri dari PT Nagamas Palmoil Lestari, PT Pelita Agung Agrindustri, PT Nubika Jaya, PT Permata Hijau Palm Oleo, dan PT Permata Hijau Sawit.
    Kemudian, Wilmar Group yang terdiri dari PT Multimas Nabati Asahan, PT Multi Nabati Sulawesi, PT Sinar Alam Permai, PT Wilmar Bioenergi Indonesia, dan PT Wilmar Nabati Indonesia.
    Lalu, Musim Mas Group yang terdiri dari PT Musim Mas, PT Intibenua Perkasatama, PT Mikie Oleo Nabati Industri, PT Agro Makmur Raya, PT Musim Mas-Fuji, PT Megasurya Mas, dan PT Wira Inno Mas.
    Pada akhirnya, majelis hakim menjatuhkan vonis lepas terhadap tiga korporasi tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pasar Cipulir miliki mesin pompa dan turap untuk atasi banjir

    Pasar Cipulir miliki mesin pompa dan turap untuk atasi banjir

    Jakarta (ANTARA) – Pasar Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan memiliki mesin pompa dan turap untuk mengatasi banjir ketika hujan deras melanda.

    “Kita punya empat mesin pompa, jadi kalau ada banjir musiman ya enggak sampai lama,” kata Asisten Perawatan Area 10 Perumda Pasar Jaya, Aji Prasetyo saat ditemui di Pasar Cipulir Jakarta, Rabu.

    Aji mengatakan satu mesin pompa itu memiliki kekuatan 500 liter per detik, dan turap di sekeliling pasar sepanjang 200 meter lebih. Semuanya dikerahkan untuk penanganan area dalam pasar.

    Nantinya jika debit air sudah menurun, pihaknya akan langsung menguras dan membersihkan area lantai dasar.

    Kendati demikian, dia menegaskan banjir yang datang berasal dari luar pasar, tepatnya jalanan yang tengah dibangun proyek Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI.

    “Yang harus ditangani adalah banjir yang terjadi di jalan sehingga tidak masuk ke dalam,” ucapnya.

    Perumda Pasar Jaya sebagai pengelola Pasar Cipulir, Jakarta Selatan, mengungkapkan banjir yang terjadi di pasar tersebut merupakan dampak dari proyek saluran air (drainase) yang belum rampung milik Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta.

    Banjir itu sudah melanda sejak November 2024, bersamaan dengan dua proyek pembangunan saluran air milik SDA, yakni di depan persis Pasar Cipulir dan dari ITC Cipulir menuju Seskoal.

    Dikatakan, saluran lama penahan banjir telah ditutup sejak pengerjaan saluran baru, sehingga tidak ada jalur pembuangan menuju ke kali dan air justru mengalir ke dalam pasar karena tanahnya lebih rendah.

    Maka dari itu, besar harapan pengelola, pedagang, dan pengunjung Pasar Cipulir agar Pemerintah Provinsi DKI dapat memberikan solusi terbaik sehingga banjir tidak lagi menggenangi pasar tersebut dan merugikan banyak orang.

    Berkaitan dengan banjir tersebut, pihaknya sudah melaporkannya melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI) sebanyak delapan kali dengan keterangan banjir sudah terjadi 10 kali di lokasi itu.

    Total pedagang di Pasar Cipulir hingga saat ini sebanyak 2.800 orang lebih.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Triono Subagyo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polri Salurkan 1.500 Paket Bansos ke Warga Kukar Kaltim

    Polri Salurkan 1.500 Paket Bansos ke Warga Kukar Kaltim

    Jakarta

    Alumni Akpol 1990 Batalyon Dhira Brata melakukan bakti sosial dengan membagikan 1.500 paket bantuan sembako kepada warga kurang mampu di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kegiatan ini merupakan wujud nyata pengabdian dan kepedulian Polri untuk meringankan beban warga.

    Kegiatan yang berlangsung Rabu (10/9/2025) pukul 09.00 WITA di Ruang Catur Prasetya Mapolres Kukar. Acara ini dihadiri langsung oleh pejabat tinggi Polri dan perwakilan Pemerintah Daerah. Turut hadir unsur Forkopimda, tokoh agama, dan 192 perwakilan masyarakat penerima manfaat.

    Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Akhmad Taufik Hidayat menilai kehadiran polri bukan hanya menjaga keamanan tapi juga membantu meringankan beban masyarakat. Ia bicara pentingnya sinergitas Pemkab Kukar dengan jajaran Polri.

    “Inisiatif yang dilandasi rasa empati ini merupakan wujud nyata pengabdian dan kepedulian tulus Batalyon Dhira Brata selama 35 tahun. Kehadiran Polri tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga membantu meringankan beban masyarakat. Sinergi solid antara Pemkab Kukar dengan jajaran Polri menjadi kunci dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban,” ujarnya.

    Perwakilan alumni Akpol Angkatan 1990 Dhira Brata Irjen Edy Murbowo menegaskan pentingnya peran Bhabinkamtibmas yang merupakan ujung tombak kami dalam mencegah kejahatan dan membina masyarakat. Kegiatan ini memastikan keberadaan Polri siap melayani dan melindungi masyarakat.

    “Tugas Binmas adalah mencegah masyarakat menjadi korban maupun pelaku kejahatan. Melalui bakti sosial ini, kami ingin memperkuat hubungan dengan masyarakat dan memastikan Polri selalu siap melayani dan melindungi,” ujarnya.

    Sebanyak 1.500 paket sembako yang berisi beras 5 kg, minyak goreng, gula, tepung terigu, kopi, teh, dan susu kental manis didistribusikan secara merata ke enam titik:

    1. 200 paket di Mapolres Kukar
    2. 400 paket di Desa Perjiwa, Tenggarong Seberang
    3. 200 paket di Pasar Mangkurawang
    4. 200 paket di Kelurahan Timbau
    5. 300 paket di Kelurahan Kampung Baru
    6. 200 paket di Bundaran Simpang Empat

    Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan foto keluarga besar Polri bersama masyarakat. Bakti sosial ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan 35 tahun pengabdian Alumni Akpol 1990 yang juga akan dilaksanakan di beberapa daerah lainnya.

    (eva/aud)

  • Dosen UGM: Ekspor listrik peluang Indonesia jadi raja energi hijau

    Dosen UGM: Ekspor listrik peluang Indonesia jadi raja energi hijau

    Yogyakarta (ANTARA) – Dosen Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Rachmawan menilai kerja sama ekspor listrik bersih Indonesia ke Singapura sebagai peluang besar menjadi raja energi hijau dunia.

    Rachmawan dalam keterangannya di Yogyakarta, Rabu, mengatakan kesepakatan itu membuka peluang untuk mengekspor produk dengan nilai tambah tinggi, bukan lagi sekadar ekspor barang mentah.

    “Ekspor listrik ini adalah salah satu caranya, karena kita tidak lagi menjual barang mentah, tapi produk olahan,” ujar dia.

    Sebelumnya, pada 13 Juni 2025 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait ekspor listrik bersih ke Singapura dengan kapasitas sebesar 3,4 gigawatt (GW) hingga 2035.

    Menurut Rachmawan, kesepakatan tersebut akan memberikan nilai tambah signifikan bagi perekonomian nasional.

    Pembangunan pembangkit di dalam negeri bakal mendorong penciptaan lapangan kerja baru dan meningkatkan penggunaan komponen lokal.

    Rachmawan menilai dari aspek keuntungan, harga yang dipatok adalah harga internasional sehingga menarik bagi pelaku usaha sekaligus menguntungkan negara.

    “Kita menghasilkan ‘income’ dengan aktivitas yang rendah karbon,” ujarnya.

    Soal kekhawatiran pasokan domestik, ia menegaskan potensi energi di Sumatra sangat luas, baik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU), maupun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

    “Artinya, jika kita hanya membutuhkan sebagian kecil area Sumatra untuk ekspor listrik ke Singapura, saya rasa tidak akan terlalu berdampak bagi pasokan kebutuhan listrik lainnya di sekitar Sumatra,” ujar dia.

    Namun, ia mengingatkan perlunya keseimbangan antara kebutuhan ekspor dan domestik. Pembatasan khusus bisa diterapkan jika lokasi pembangkit untuk ekspor berada di daerah yang masih membutuhkan peningkatan pasokan listrik.

    Dalam menjalankan ekspor itu, Rachmawan menekankan pentingnya skema bisnis yang matang agar kompetitif dan menarik semua pihak.

    “Jika skemanya tidak kompetitif, pihak swasta mungkin akan lebih memilih berinvestasi di negara tetangga. Jika itu terjadi, kita akan kehilangan peluang besar ini,” ujarnya.

    Ia menambahkan, pembangunan kabel bawah laut sebagai infrastruktur utama ekspor pada dasarnya tidak lagi menjadi kendala karena para teknisi disebut telah memiliki pengalaman dan kajian mendalam.

    Meski begitu, ia mengingatkan perlunya perencanaan matang untuk meminimalisasi dampak terhadap jalur lalu lintas kapal.

    “Perencanaan harus matang untuk meminimalisir dampak terhadap kegiatan maritim di wilayah tersebut,” tutur Rachmawan.

    Pewarta: Luqman Hakim
    Editor: Triono Subagyo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Terungkap, Ada SK Kembar Bupati Fawait Soal Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Jember

    Terungkap, Ada SK Kembar Bupati Fawait Soal Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Jember

    Jember (beritajatim.com) – Akhirnya terungkap adanya surat keputusan kembar soal Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang sama-sama ditandatangani Bupati Muhammad Fawait.

    SK tersebut sama-sama bernomor 100.3.3.2/235/1.12/2025 tertanggal 6 Agustus 2025 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Bupati Jember Nomor 188.45/472/1.12/2022 tentang Luasan dan Sebaran Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

    Surat pertama dibahas dalam rapat dengar pendapat di Komisi B DPRD Jember, Kamis (14/8/2025), yang dihadiri perwakilan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Tanaman Pangan Jember. Dalam SK tersebut, total LP2B Jember adalah 86.358,77 hektare, dan lahan di Kecamatan Sumbersari dan Kaliwates dinyatakan nol atau ditiadakan.

    Belakangan beredar SK bernomor yang sama di media sosial. Dalam SK itu, LP2B di Kecamatan Kaliwates dan Sumbersari tetap tercantum, masing-masing 43,71 hektare dan 329,55 hektare. Total luas LP2B seluruh Jember pun berbeda dari SK sebelumnya, yakni 86.732,37 hektare.

    Fail lunak SK kedua ini beredar di kalangan petani beberapa hari setelah acara konferensi pers Pro Guse, di depan kantor Pemerintah Kabupaten Jember, Jalan Sudarman, Kamis (28/8/2025). Saat itu Bupati Fawait membantah adanya penghilangan LP2B di dua kecamatan.

    Bahkan Fawait juga menyatakan ada kenaikan luas LP2B sebesar 327 hektare di Kabupaten Jember. LP2B di tiga kecamatan kota juga bertambah 125,53 hektare.

    Adanya SK kembar ini yang kemudian dibahas dalam rapat dengar pendapat di DPRD Jember, Rabu (10/9/2025).

    Rapat diikuti Komisi A dan Komisi B DPRD Jember, Kepala Kantor Pertanahan Jember Ghilman Afifuddin, perwakilan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Jember, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya Jember, dan sejumlah kelompok tani.

    Pelaksana Tugas Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Jember Sigit Boedi Ismoehartono tidak hadir dengan alasan sakit. Dia diwakili Mochammad Kosim, Pelaksana Tugas Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

    “Kami mulanya merasa kaget saat menerima informasi dari teman-teman Lembaga Bantuan Hukum Mitra Kawula Nusantara, ada dua kecamatan yang zonk LP2B-nya,” kata Ketua Forum Komunikasi Petani Jember Jumantoro.

    Keterkejutan tidak berhenti sampai di situ. “Belakangan beredar di media sosial SK baru di mana LP2B dua kecamatan itu muncul lagi. Ini yang hoax siapa? Saya minta pertanggungjawaban. Sama-sama ada tanda tangannya Bupati. Ini kan lucu. Seorang bupati tanda tangan dua SK. Yang benar yang mana?” tukas Jumantoro.

    LP2B adalah lahan yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara berkelanjutan agar menghasilkan pangan pokok, untuk menjaga kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional. LP2B bertujuan mencegah alih fungsi lahan pertanian yang produktif menjadi non-pertanian, seperti perumahan atau industri.

    Jumantoro meminta kepada pemerintah daerah untuk melibatkan petani dalam pembahasan LP2B. “Ajak kami ngomong mana yang luasan LP2B. Ini bukan tentang angka, tapi bagaimana perlindungan lahan di area tersier dan sekunder yang ada jaminan airnya sepanjang tahun. Jangan asal comot, jangan untuk kepentingan sesaat, lahan-lahan itu habis tidak tersisa,” katanya.

    “Saya ingin hari ini semuanya terbuka, terutama tentang dua surat. Kok bisa sama-sama ada tanda tangannya bupati? Siapa yang hoax, siapa yang bohong?” kata Jumantoro, yang saat pemilihan kepala daerah getol mendukung pasangan Muhammad Fawait-Djoko Susanto ini.

    Jumantoro berharap hari ini ada kejelasan dan keterbukaan. “Kita tidak cari kambing hitam. Kami ingin bagaimana pemerintahan ini benar dan baik,” katanya lantang.

    Dinas TPHP Jember Ubah Pernyataan
    Wakil Ketua DPRD Jember Widarto yang memimpin rapat berpendapat serupa. “Polemik ini diawali dari SK. Maka kita cek dulu SK yang dimaksud, yang berbeda itu yang mana. Biar clear di sini tidak ada dusta di antara kita,” katanya.

    Rico Nurfansyah Ali, aktivis Lembaga Bantuan Hukum Mitra Kawula Nusantara, meyakini kebenaran SK yang diperoleh dari rapat dengat pendapar Komisi B.

    Apalagi pernyataan soal dikeluarkannya Kaliwates dan Sumbersari dari LP2B Jember terkonfirmasi dalam rapat dengar pendapat pembahasan aset, di hari yang sama dengan rapat dengar pendapat di Komisi B, 14 Agustus 2025.

    Saat itu Sigit Boedi Ismoehartono menyatakan, Kecamatan Kaliwates dan Sumbersari tidak tecatat memiliki LP2B. Namun dalam rapat kali ini, melalui Mochammad Kosim, Sigit menganulir pernyataannya dalam rapat 14 Agustus 2025.

    “Pak Sigit (Sigit Boedi Ismoehartono) menyampaikan, beliau mengakui bahwa pernyataan Gus Bupati itulah yang benar datanya. Artinya (total luas LP2B Jember) 86.732 hektare. Terkait dua kecamatan kota yang hilang itu, menurut Pak Sigit, Kaliwates tetap 43,71 hektare, Sumbersari juga demikian. Sementara Patrang mengalami peningkatan dari 472,17 hektare menjadi 597,70 hektare,” kata Kosim.

    Kosim mengatakan, ada itikad baik Pemkab Jember untuk mempertahankan LP2B dan meningkatkan kesejahteraan petani. “Kalau misalkan masih timbul pertanyaan, terutama dari teman-teman petani di kota, baik di Sumbersari maupun Kaliwates, perlu kami tegaskan itulah datanya,” katanya.

    Kosim berpendapat rapat dengar pendapat itu tidak mencari kesalahan namun untuk mencari kesesuaian. “Yang paling penting memang bukan soal angka, tapi soal bagaimana kesejahteraan petani kita ke depan dan kesejahteraan masyarakat Jember,” katanya.

    Menyangkut Kredibilitas Pemkab Jember
    Penjelasan Kosim ini dikritik Widarto. “Ini juga menyangkut kredibilitas pemerintah. Pertanyaan saya biar clear. Lalu yang disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Dinas kemarin (saat rapat dengar pendapat pelepasan aset) itu apa?” tanyanya.

    Lebih lanjut Widarto mempertanyakan keabsahan tanda tangan bupati dalam SK pertama. “Ada tanda tangan Bupati di situ jelas. Jadi itu dipalsukan atau bagaimana?” katanya.

    Kosim menampik untuk menjawab. “Yang jelas karena saya dapat datanya ini dari Bapak Kepala Dinas yang terhormat, saya pikir itu yang saya yakini benar adalah yang diberikan kepada saya tadi pagi (sebelum ikut rapat dengar pendapat),” katanya.

    Tidak Mungkin Salah Ketik
    Widarto mengingatkan, polemik berasal dari Pemkab Jember dan bukan dari Komisi B DPRD Jember dan petani. “Ini kehati-hatian pada semua pihak, sesuatu yang kalau tidak firm jangan disampaikan. Ini ada tanda tangan (bupati) dan stempel loh,” katanya.

    “Ini bisa dianggap juga merugikan atau merusak kredibilitas Bupati, karena dianggap tidak berpihak kepada petani dengan mengurangi data LP2B, yang kemudian diklarifikasi oleh Bupati bahwa itu tidak benar,” kata Widarto.

    “Ini kalau ada pihak-pihak yang merasa dirugikan bisa menuntut secara hukum. Petani mungkin awalnya tidak terlalu paham soal SK itu. Tapi muncul SK yang nomornya sama. Kalau hanya salah ketik angka, masih masuk akal. Tapi ini datanya sampai rinci begini,” kata Widarto.

    Apalagi, lanjut Widarto, di dua SK tersebut ada lampiran peta lahan. “Tidak mungkin salah ketik,” katanya.

    Soal tanda tangan Bupati Fawait di dua SK kembar itu, Widarto tak mau berpolemik. “Kalau mau dipertanyakan betul enggak itu tanda tangan Bupati, biar forensik yang menguji itu, bukan kami,” katanya.

    “Yang jelas DPRD Kabupaten Jember, terutama Komisi B, tidak mungkin membuat SK sendiri. Jadi, enggak mungkin berani memalsukan tanda tangan Bupati. Semuanya dari eksekutif. Maka, kami tetap masih butuh klarifikasi dari pelaksana tugas Kepala Dinas TPHP,” kata Widarto.

    Ketua Komisi B Candra Ary Fianto meminta rapat dengar pendapat digelar kembali dengan menghadirkan Sigit Boedi Ismoehartono dan Bagian Hukum Pemkab Jember.

    “Dua SK itu ingin kita pertanyakan keabsahannya yang mana. Dari dua data tersebut, mana yang diajukan untuk revisi Rencana Tata Ruang Wilayah? Mana yang menjadi dasar?” kata Candra.

    Melihat tidak ada kejelasan soal SK kembar itu, salah satu petani mengusulkan kepada Widarto untuk mengundang Bupati Fawait dalam pertemuan berikutnya.

    Widarto mengatakan usulan itu akan dipertimbangkan. “Nanti pimpinan DPRD Jember yang akan memutuskan siapa-siapa yang akan diundang dalam rapat dengar pendapat selanjutnya,” katanya. [wir]

  • Sebanyak 219 Desa di Bondowoso Miliki Kampung KB, 116 Sudah Berkelanjutan

    Sebanyak 219 Desa di Bondowoso Miliki Kampung KB, 116 Sudah Berkelanjutan

    Bondowoso (beritajatim.com) – Upaya penguatan kapasitas pengelolaan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Bondowoso.

    Rabu (10/9/2025), Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Pengelolaan Kampung KB bersama Tim Pokja Kampung KB di ruang Kopi Robusta 1, Pemkab Bondowoso.

    Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso, Anisatul Hamidah, menyebutkan seluruh 219 desa di Bondowoso telah membentuk Pokja Kampung KB yang disahkan melalui SK Bupati. Dari jumlah itu, sebanyak 63 desa masih berstatus berkembang, 40 desa masuk kategori mandiri, dan 116 desa sudah berkelanjutan.

    “Harapan kami, ada penguatan kapasitas bagi Pokja Kampung KB yang ada di desa. Kalau Pokja berjalan, maka data akan lengkap di sana, termasuk melalui rumah dataku,” jelasnya.

    Menurutnya, data yang dikumpulkan di Kampung KB mencakup jumlah ibu hamil, balita, batita, pasangan calon pengantin, hingga pasangan usia subur. Data tersebut akan menjadi dasar penting dalam perencanaan pembangunan berbasis keluarga.

    Lebih lanjut, Anisatul menjelaskan klasifikasi Kampung KB ditentukan oleh sejumlah indikator. Desa yang masuk kategori berkelanjutan adalah desa yang paling siap, baik dari sisi pendataan, ketersediaan kader, kelembagaan, hingga pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

    “Jadi kategori berkelanjutan itu artinya sudah berjalan lengkap, baik pengorganisasian maupun pendataan,” pungkasnya. [awi/ian]

  • Kenapa Satelit Nusantara Lima Meluncur Malam Hari di Cape Canaveral

    Kenapa Satelit Nusantara Lima Meluncur Malam Hari di Cape Canaveral

    Jakarta

    Peluncuran Satelit Nusantara Lima (SNL) milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sudah dua kali tertunda akibat cuaca buruk di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Awalnya dijadwalkan pada 8 September 2025 kini dijadwalkan kembali 10 September 2025.

    Satelit Nusantara Lima masih akan diluncurkan di malam hari pukul 20.00 waktu Orlando. Pertanyaannya kenapa peluncuran SNL dilakukan pada malam hari, berbeda dengan Satelit Satria-1 yang diluncurkan 2023 pada siang hari?

    Lebih-lebih lagi cuaca pagi dan siang hari di Orlando cukup bersahabat. detikINET pun bertanya ke CEO PSN Adi Rahman Adiwoso akan hal tersebut.

    Dia menjelaskan bahwa waktu peluncuran malam hari dipilih untuk mengoptimalkan posisi orbit satelit, khususnya terkait titik Apogee dan Perigee. “Jadi gini, Bumi itu berputar, dan kita ingin Apogee-nya sudah berada di sekitar plus-minus 113 derajat bujur timur, dengan toleransi 10 derajat,” ujar Adi saat ditemui di The Gantry at LC-39, Kennedy Space Center.

    Apa Itu Apogee dan Perigee?

    Adi menjelaskan, orbit satelit berbentuk elips, mirip seperti telur. Dalam orbit ini, terdapat dua titik penting: Apogee, yaitu titik tertinggi satelit dari Bumi, dan Perigee, titik terdekat satelit dari Bumi. Untuk SNL, Perigee ditargetkan berada pada ketinggian sekitar 250 kilometer.

    “Kalau Perigee-nya terlalu tinggi, misalnya di 500 kilometer seperti Satria-1, itu kurang efisien karena membakar lebih banyak bahan bakar,” tambah Adi.

    Sementara itu, Apogee SNL dirancang berada pada ketinggian supersinkronus, yakni sekitar 100 ribu kilometer, bukan 36 ribu kilometer seperti orbit geostasioner standar. “Apogee yang tinggi ini memungkinkan satelit didorong ke orbit bundar yang lebih efisien, sehingga menghemat bahan bakar,” jelasnya.

    Mengapa Malam Hari?

    Satelit Nusantara Lima Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Pemilihan waktu malam hari di Florida, khususnya antara pukul 18.00 hingga 22.00 waktu setempat, bertujuan agar Apogee satelit sudah berada di posisi ideal sekitar 113 derajat bujur timur, yang merupakan lokasi orbit optimal untuk melayani Indonesia dan Asia Tenggara.

    “Kalau kita luncurkan siang hari, Apogee-nya bisa-bisa berada di atas Afrika atau wilayah lain, sehingga satelit harus melakukan koreksi orbit yang memakan lebih banyak bahan bakar,” ungkap Adi.

    Bahan bakar satelit, atau fuel, merupakan faktor kunci yang menentukan masa pakai (lifetime) satelit. Jika terlalu banyak bahan bakar digunakan untuk koreksi orbit, masa operasional satelit bisa berkurang.

    “Ini soal efisiensi. Peluncuran malam hari memastikan satelit langsung menuju jalur yang tepat, sehingga lebih hemat bahan bakar,” tambahnya.

    Adi juga menyebutkan bahwa waktu peluncuran bergantung pada lokasi peluncuran. Sebagai perbandingan, peluncuran satelit PSN sebelumnya menggunakan roket Proton di Kazakhstan dilakukan pada siang hari.

    “Di Kazakhstan, siang hari bisa optimal karena posisi orbit yang dituju berbeda. Tapi untuk Florida, malam hari adalah waktu terbaik untuk mencapai Apogee di 113 derajat bujur timur,” jelas Adi.

    Adi juga menyinggung tantangan orbit rendah Bumi (Low Earth Orbit/LEO) di ketinggian 400 kilometer, yang saat ini dipadati satelit-satelit kecil.

    “Kita sengaja menempatkan Perigee di 250 kilometer untuk menghindari tabrakan dengan satelit LEO. Kalau terlalu tinggi, seperti 500 kilometer pada Satria-1, itu kurang efisien karena membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk mencapai orbit geostasioner,” ungkapnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Satelit Nusantara Lima Milik Indonesia Siap Meluncur 9 September”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • DPRD gandeng perguruan tinggi percepat Perda Kekhususan Jakarta 

    DPRD gandeng perguruan tinggi percepat Perda Kekhususan Jakarta 

    Perda tersebut akan menjadi payung hukum pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada Pemprov Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin mengatakan bahwa telah menyiapkan langkah inisiatif dengan menggandeng 15 perguruan tinggi untuk menyusun naskah akademik terkait Perda Kekhususan Jakarta.

    “Kita akan kerja sama dengan 15 kampus, satu kampus untuk satu Perda,” kata Khoirudin di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, percepatan pembahasan 15 peraturan daerah (Perda) Kekhususan Jakarta yang merupakan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) perlu segera dilakukan.

    Ia mengatakan bahwa Perda tersebut akan menjadi payung hukum pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada Pemprov Jakarta.

    Menurut Khoirudin, pemerintah pusat memberikan waktu dua tahun untuk merampungkan seluruh Perda kekhususan tersebut. Karena itu, DPRD akan menggelar pembahasan secara maraton dengan target selesai pada 2026.

    “Mudah-mudahan bisa terkejar. Paling tidak sebelum tenggat berakhir, kita sudah selesaikan 15 Perda sebagai kelebihan kekhususan Jakarta,” ujarnya.

    Selain akademisi, Khoirudin mengatakan, pihaknya masih menunggu draf maupun naskah akademik untuk segera dibahas di Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda).

    “Saya sudah dua kali rapat pimpinan (rapim) dengan mengundang eksekutif agar menyiapkan itu,” katanya.

    Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 memberikan Jakarta kewenangan mengelola 15 urusan pemerintahan yang sebelumnya berada di tangan pemerintah pusat.

    Kewenangan khusus itu mencakup pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan permukiman, penanaman modal, perhubungan, lingkungan hidup, perindustrian, pariwisata dan ekonomi kreatif, perdagangan, serta pendidikan.

    Selain itu juga meliputi kesehatan, kebudayaan, pengendalian penduduk dan keluarga berencana, administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, kelautan dan perikanan, hingga ketenagakerjaan.

    Dengan kewenangan tersebut, Jakarta diharapkan dapat mengoptimalkan otonomi daerah sekaligus memperkuat Pendapatan Asli Daerah (PAD) setelah tidak lagi menyandang status ibu kota.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemprov Banten bangun jalan poros desa 1,5 kilometer di Tangerang

    Pemprov Banten bangun jalan poros desa 1,5 kilometer di Tangerang

    Kondisi jalan yang sudah lama rusak menjadi keluhan masyarakat. Aspirasi warga juga menyangkut irigasi yang berada di sisi jalan

    Serang (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Banten memastikan pembangunan jalan poros desa Sindang Asih–Badak Anom, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang 1,5 kilometer masuk dalam program Bangun Jalan Desa Sejahtera (Bang Andra) melalui APBD Perubahan 2025.

    Gubernur Banten Andra Soni di Serang, Rabu, mengatakan pembangunan jalan itu merupakan usulan pemerintah daerah dan warga.

    “Alhamdulillah ini telah direncanakan atas usulan bupati dan masyarakat. Jalan ini telah direncanakan untuk dilaksanakan pada APBD Perubahan 2025,” katanya.

    Andra Soni sempat meninjau kondisi jalan poros desa yang menghubungkan dua desa, yakni Desa Sindang Asih dan Desa Badak Anom, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang.

    Menurutnya, kondisi jalan yang sudah lama rusak menjadi keluhan masyarakat. Aspirasi warga juga menyangkut irigasi yang berada di sisi jalan.

    “Besar harapan mereka agar ini bisa segera dilaksanakan. Karena sudah berlangsung lama sekali,” ujarnya.

    Ia mengaku telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWS C3) untuk menangani irigasi.

    “Di sekitar sini terdapat kurang lebih 500 hektare sawah produktif, namun merupakan sawah tadah hujan, sehingga sangat memerlukan ketersediaan air,” katanya.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banten Arlan Marzan menyebut ruas jalan poros yang akan ditangani sepanjang 1,5 kilometer dengan konstruksi beton selebar empat meter.

    “Panjangnya kurang lebih 1,5 kilometer, kita telah berkoordinasi dengan bupati dan masyarakat bahwa ruas jalan ini harus lebih prioritas. Anggaran pembangunan jalan mencapai Rp6 miliar,” katanya.

    Menurutnya, pemerintah berharap warga ikut memantau agar kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi sekaligus mendorong pemberdayaan masyarakat sekitar.

    “Pak Gubernur juga berharap masyarakat bisa bersama-sama menjaga ketika sudah dibangun. Banyak hal yang bisa dilakukan, di antaranya menjaga drainase dan lalu lintasnya,” kata Arlan.

    Warga Desa Badak Anom, Siti, menyampaikan apresiasi atas rencana pembangunan jalan tersebut, dan berharap akses yang lebih baik dapat membantu aktivitas harian masyarakat.

    “Terima kasih Pak Gubernur, semoga jalannya cepat dibangun dan cepat bisa dipakai,” katanya.

    Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
    Editor: Sambas
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ritual potong rambut gimbal ramaikan Dieng Culture Festival 2025

    Ritual potong rambut gimbal ramaikan Dieng Culture Festival 2025

    Minggu, 24 Agustus 2025 15:40 WIB

    Pemangku adat memotong rambut anak bajang atau anak berambut gimbal saat ritual potong rambut gimbal di kompleks Candi Arjuna Dataran Tinggi Dieng, Desa Dieng Kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). Sebanyak delapan anak bajang menjalani ritual potong rambut gimbal dalam rangkaian Dieng Culture Festival (DCF) 2025 yang mengusung tema “Back To The Culture”. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/YU

    Pemangku adat memotong rambut anak bajang atau anak berambut gimbal saat ritual potong rambut gimbal di kompleks Candi Arjuna Dataran Tinggi Dieng, Desa Dieng Kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). Sebanyak delapan anak bajang menjalani ritual potong rambut gimbal dalam rangkaian Dieng Culture Festival (DCF) 2025 yang mengusung tema “Back To The Culture”. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/YU

    Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (kedua kanan) didampingi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi (kanan) memotong rambut anak bajang atau anak berambut gimbal saat menghadiri Dieng Culture Festival (DCF) 2025 di kompleks Candi Arjuna Dataran Tinggi Dieng, Desa Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025). Pada kesempatan tersebut Agus Harimurti Yudhoyono menekankan pentingnya melestarikan tradisi ruwatan potong rambut gimbal di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, sebagai warisan budaya bangsa. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/YU

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.