Blog

  • Cerita Ruslan, Satu dari Sedikit Pedagang yang Bertahan dengan Kumuhnya Pasar Lontar Jakpus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 September 2025

    Cerita Ruslan, Satu dari Sedikit Pedagang yang Bertahan dengan Kumuhnya Pasar Lontar Jakpus Megapolitan 14 September 2025

    Cerita Ruslan, Satu dari Sedikit Pedagang yang Bertahan dengan Kumuhnya Pasar Lontar Jakpus
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Pasar Lontar Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat makin sepi seiring pedagang yang angkat kaki dari sana.
    Sejak terbakar pada 2023, pasar ini belum direvitalisasi.
    Pedagang pakaian, perabotan, dan sebagainya yang sebelumnya mengisi blok belakang pasar satu per satu meninggalkan lapak.
    Kini tersisa pedagang di blok depan yang menyatu dengan kontrakan warga.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com,
    Minggu (14/9/2025) siang, hanya kurang dari 15 pedagang yang masih berjualan di sana.
    Salah satunya Ruslan (60). Dengan mengenakan kemeja batik merah, Ruslan duduk di depan toko sembakonya sambil melihat lalu lalang warga maupun kendaraan di jalan yang posisinya lebih tinggi dari pasar.
    Banyak rekan pedagang Ruslan yang sudah tak berjualan lagi.
    Kata dia, beberapa kios tutup karena pedagang meninggal dan tak ada keluarga yang mau meneruskan.
    “Teman-teman di sini sudah enggak dagang juga karena sudah pada meninggal. Anaknya enggak mau lanjutin usaha. Anak sekarang kan jarang ada yang mau dagang, termasuk anak saya,” kata dia saat ditemui di Pasar Lontar, Minggu.
    Toko Ruslan masih sesekali didatangi warga sekitar yang membeli kebutuhan sehari-hari. Namun, pendapatannya sudah turun drastis sejak pandemi Covid-19.
    “Jauh (turunnya). Ibaratnya kalau dulu misalnya dapat misalnya Rp 1 juta per bulan, sekarang jadi Rp 500.000 saja, parah lah,” ujar dia.
    Menurut Ruslan, saat ini warga Jakarta tidak banyak yang berminat belanja ke pasar, terlebih jika kondisi pasar tak terawat.
    Keberadaan warung kelontong di tengah masyarakat pun disebut sering menjadi alternatif pasar. Ditambah dengan fenomena belanja
    online
    yang membuat masyarakat tak perlu keluar rumah.
    “Memang daya beli masyarakatnya juga sudah rendah, apalagi buat ke pasar, sudah banyak nyari ke warung di pinggir-pinggir. Dan ada pengaruh online juga kayaknya,” kata dia.
    Ruslan masih bertahan di pasar yang sudah kumuh itu karena tak menemukan tempat baru untuk berdagang.
    Ia pun sudah tak tahu harus bekerja apa lagi di usianya yang sudah lanjut.
    “Mau pindah ke mana juga enggak tahu. Enggak ada tempatnya. Akhirnya daripada di rumah, sudah tua begini, ya sudah kemari, nongkrong lah minimal,” tutur Ruslan.
    Kata Ruslan, tidak ada lagi pedagang baru yang masuk ke pasar. Hanya pedagang lama yang masih berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
    Pedagang yang terdampak kebakaran keluar dari pasar, atau dengan usaha sendiri berpindah dari blok belakang ke blok depan pasar.
    Ruslan berpendapat, perbaikan tak kunjung dilakukan karena tidak ada lagi pedagang di blok belakang pasar.
    “Soalnya sudah banyak ditinggal, sudah pada kosong. Kalau yang di atas (Pasar Inpres) kan pedagangnya banyak, makanya langsung dibangunin lagi,” kata dia.
    Ruslan berharap, pemerintah mau membantu pedagang untuk segera merenovasi pasar demi kenyamanan mereka dan pembeli.
    “Harapannya ya direhab lagi lah, dibangun baru lagi karena ini kumuh sekali, enggak kayak yang di atas sana,” ujar dia.
    Ruslan juga meminta agar pasar dilengkapi fasilitas yang memadai, seperti toilet dan air bersih.
    Menurut Kepala Pusat Koperasi Pedagang Pasar (Puskoppas) DKI Jaya, Gusnal, fenomena pedagang yang pamit dari pasar disebabkan karena pedagang kesulitan membayar kewajibannya di tengah perekonomian yang menurun.
    Seperti membayar retribusi, parkir, mandi cuci kakus (MCK), listrik, dan biaya lainnya.
    “Saat ini pedagang dalam keadaan sangat sulit sehingga susah untuk bertahan dalam berusaha, apalagi untuk memenuhi kewajibannya,” kata Gusnal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Beberapa Hari Setelah Ayahnya Wafat, Perawat Bina Sehat Jember Meninggal dalam Kecelakaan

    Beberapa Hari Setelah Ayahnya Wafat, Perawat Bina Sehat Jember Meninggal dalam Kecelakaan

    Jember (beritajatim.com) – HD Arty, perawat Rumah Sakit Bina Sehat Kabupaten Jember, adalah satu dari delapan orang korban meninggal dunia dalam kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025).

    “Dia ini baru beberapa hari yang lalu bapaknya meninggal di Rumah Sakit Bina Sehat dan dimakamkan di Ngawi. Belum seminggu,” kata Faida. Menurut kesaksian yang diterima Faida, Arty terlempar keluar bus saat kejadian.

    Rombongan karyawan RS Bina Sehat ini berakhir pekan di Gunung Bromo untuk merayakan kelulusan karyawan yang menempuh pendidikan D3. “Kebanyakan yang pergi berpasangan. Mereka ingin rekreasi bersama keluarga namun musibah terjadi,” kata Faida.

    Informasi yang diperoleh Beritajatim.com, bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember, itu membawa sekitar 55 penumpang. Bus mengalami mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong, sehingga menghantam pagar rumah warga di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.

    Benturan keras membuat badan bus ringsek parah. Jeritan penumpang bercampur kepanikan warga menggema di lokasi. Kejadian tragis itu diperkirakan berlangsung sekitar pukul 11.45 WIB.

    “Saya lihat di lapangan bus pariwisata menghantam pagar besi hingga roboh. Polda Jatim sudah langsung olah tempat kejadian saat kami tiba,” kata Faida.

    Jenazah Arty semula sempat hendak dibawa ke Ngawi. Namun rencana dibatalkan. “Arty tdk jadi dimakamkan di Ngawi, diputuskan dimakamkan di Jember,” kata Faida. [wir]

  • Tabrak Lari Mojokerto, Korban Pelajar Inisial MITL

    Tabrak Lari Mojokerto, Korban Pelajar Inisial MITL

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu-lintas terjadi di simpang empat Bentar, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto. Seorang pelajar berinisial MITL (17) mengalami luka di bagian kepala usai sepeda motor yang dikendarainya tertabrak mobil Toyota Kijang Innova.

    Kasat Lantas Polres Mojokerto, AKP Galih Yasir Mubarok menjelaskan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 03.00 WIB. Saat itu mobil Toyota Kijang Innova melaju dari arah utara ke selatan, sesampainya di simpang empat, pengemudi mobil diduga kurang konsentrasi terhadap situasi di sekitarnya.

    “Mobil tersebut menabrak sepeda motor Honda Beat yang dikendarai MITL, membonceng rekannya berinisial MM (17), yang melaju dari arah timur ke barat,” ungkapnya, Minggu (14/9/2025).

    Usai menabrak, pengemudi Toyota Kijang Innova justru melarikan diri ke arah selatan dan meninggalkan korban di lokasi kejadian. Akibat benturan tersebut, MITL mengalami luka di kepala dan harus mendapatkan perawatan di RS Gatoel Kota Mojokerto. Sementara itu, rekannya MM dilaporkan selamat.

    “Kami masih melakukan penyelidikan untuk melacak keberadaan pengemudi Toyota Kijang Innova yang kabur dari lokasi. Kami mengimbau pengemudi untuk segera menyerahkan diri dan bertanggung jawab atas peristiwa ini,” tegasnya. [tin/but]

  • Tabrak Lari Mojokerto, Korban Pelajar Inisial MITL

    Tabrak Lari Mojokerto, Korban Pelajar Inisial MITL

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu-lintas terjadi di simpang empat Bentar, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto. Seorang pelajar berinisial MITL (17) mengalami luka di bagian kepala usai sepeda motor yang dikendarainya tertabrak mobil Toyota Kijang Innova.

    Kasat Lantas Polres Mojokerto, AKP Galih Yasir Mubarok menjelaskan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 03.00 WIB. Saat itu mobil Toyota Kijang Innova melaju dari arah utara ke selatan, sesampainya di simpang empat, pengemudi mobil diduga kurang konsentrasi terhadap situasi di sekitarnya.

    “Mobil tersebut menabrak sepeda motor Honda Beat yang dikendarai MITL, membonceng rekannya berinisial MM (17), yang melaju dari arah timur ke barat,” ungkapnya, Minggu (14/9/2025).

    Usai menabrak, pengemudi Toyota Kijang Innova justru melarikan diri ke arah selatan dan meninggalkan korban di lokasi kejadian. Akibat benturan tersebut, MITL mengalami luka di kepala dan harus mendapatkan perawatan di RS Gatoel Kota Mojokerto. Sementara itu, rekannya MM dilaporkan selamat.

    “Kami masih melakukan penyelidikan untuk melacak keberadaan pengemudi Toyota Kijang Innova yang kabur dari lokasi. Kami mengimbau pengemudi untuk segera menyerahkan diri dan bertanggung jawab atas peristiwa ini,” tegasnya. [tin/but]

  • Soal Isu Pergantian Kapolri, Pengamat: Hasilnya Sama Saja

    Soal Isu Pergantian Kapolri, Pengamat: Hasilnya Sama Saja

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Pengamat kebijakan publik, Gigin Praginanto ikut memberi komentar terkait wacana pergantian Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

    Lewat cuitan diakun media sosial X pribadinya, Gigin memberikan peringatan persoalan pergantian Kapolri ini.

    Menurutnya, pergantian ini tidak perlu terlalu diikuti perkembangannya.

    “Gak perlu buang waktu untuk mengamati pergantian Kapolri,” tulisnya dikutip Minggu (14/9/2025).

    Karena menurutnya, siapa pun yang nantinya menduduki posisi Kapolri, pasti hasilnya akan sama saja.

    “Sama dengan pergantian-pergantian sebelumnya, hasilnya sama saja,” tuturnya.

    Sebelumnya, beredar kabar Surat Presiden (Surpres) pergantian Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo ke DPR RI.

    Karena adanya kabar pergantian ini, posisi yang saat ini dipegang oleh Listyo Sigit tentu bakal digeser.

    Beberapa nama pun dikabarkan masuk dalam bursa calon Kapolri yang baru menggantikan Listyo.

    Ada beberapa nama paling populer yang muncul sebagai calon pengganti.

    Sebut saja Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Suyudi Ario Seto yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), yang dilantik pada 25 Agustus lalu.

    Kemudian ada nama Komisaris Jenderal Dedi Prastyo. Komjen Dedi saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Kepolisian RI (Wakapolri).

    Komjen Dedi dan Komjen Suyudi menjadi sosok yang paling santer disebut-sebut sebagai pengganti Listyo Sigit. (Erfyansyah/fajar)

  • Prajurit TNI Tewas Dibacok di Kafe Wonosobo, Ini Kronologinya  
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        14 September 2025

    Prajurit TNI Tewas Dibacok di Kafe Wonosobo, Ini Kronologinya Yogyakarta 14 September 2025

    Prajurit TNI Tewas Dibacok di Kafe Wonosobo, Ini Kronologinya
    Tim Redaksi
    WONOSOBO, KOMPAS.com –
    Serda Rahman Setiawan, anggota TNI dari Kodim 0707/Wonosobo, Jawa Tengah, tewas dibacok seorang warga di sebuah kafe di Desa Jolontoro, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Minggu (14/9/2025) dini hari.
    Korban yang bertugas di Koramil 05/Kejajar mengalami luka serius hingga nyawanya tak tertolong.
    Vreda, salah satu warga yang juga rekan korban, mengatakan, kejadian bermula saat terjadi keributan di sebuah kafe di Desa Jolontoro.
    Pemilik kafe kemudian memanggil Rahman untuk meminta bantuan.
    “Awalnya ada keributan. Operator kafe datang minta bantuan ke Mas Wawan (panggilan Rahman). Dia cuma bilang ‘udah-udah pulang-pulang’, maksudnya melerai,” ujar Vreda, di TKP, Minggu.
    Namun, salah satu pelaku keributan yang sebelumnya sudah meninggalkan kafe, kembali datang dengan membawa golok.
    “Pelaku bilang mau pulang, tapi balik lagi bawa golok dan langsung menyerang korban. Goloknya dari mana saya kurang tahu,” ungkap Vreda.
    Akibat serangan tersebut, Rahmat tewas. Jenazah Rahman langsung dibawa ke rumah duka dan dimakamkan siang harinya secara militer di Desa Sijambu, Kecamatan Kertek, Wonosobo.
    Kompas.com masih berupaya meminta keterangan Polres Wonosobo terkait kejadian tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Update Korban Banjir di Nagekeo NTT: 6 Orang Tewas-3 Hilang

    Update Korban Banjir di Nagekeo NTT: 6 Orang Tewas-3 Hilang

    Jakarta

    Korban tewas akibat banjir bandang di Kecamatan Mauponggo, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), bertambah menjadi enam orang. Terbaru, korban bernama Ermelinda Co’o dinyatakan meninggal di ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeremo, Mbay, Nagekeo, sore tadi.

    Ermelinda meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif selama enam hari di ICU RSUD Aeremo. Warga berusia 36 tahun itu berasal dari Kampung Sawu, Desa Sawu, lokasi terparah yang diterjang banjir bandang Nagekeo pada 8 September lalu.

    “Meninggal dunia di RSUD Aeremo pukul 15.00 Wita,” ungkap Kapolsek Mauponggo, Ipda Dewa Putu Suariawan, dilansir detikBali, Minggu (14/9/2025).

    Dewa mengatakan Ermelinda mengalami luka robek pada kaki kanan, luka lecet pada kedua kaki, dan benturan pada dada akibat banjir bandang. Ermelinda sempat tertimbun lumpur dan kayu di dalam rumahnya di Kampung Sawu.

    Direktur RSUD Aeremo, Chandrawati Saragih, juga membenarkan Ermelinda telah meninggal dunia. Hingga saat ini, masih ada sebanyak tiga korban banjir bandang Nagekeo yang belum ditemukan.

    Sebelumnya, Chandrawati mengatakan Ermelinda tertanam lumpur akibat banjir bandang di daerah itu. Korban dirawat di ICU RSUD Aeramo sejak 9 September atau sehari setelah banjir bandang itu terjadi.

    Baca selengkapnya di sini.

    (azh/imk)

  • Warga Malaysia Ingin Gabung ke RI, Kibarkan Bendera Merah Putih

    Warga Malaysia Ingin Gabung ke RI, Kibarkan Bendera Merah Putih

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang bertetangga. Sekitar delapan dekade lalu, kedua bangsa serumpun Melayu ini hampir dipersatukan di bawah satu pemerintahan bernama Negara Indonesia Raya.

    Namun, rencana besar itu akhirnya gagal terwujud, meski kala itu warga Malaysia sudah sempat mengibarkan bendera Merah Putih.

    Cerita bermula pada 12 Agustus 1945 ketika 3 tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ketiga tokoh itu adalah Soekarno, Mohammad Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat, dipanggil ke Dalat, Vietnam, untuk bertemu Marsekal Terauchi.

    Pemimpin militer Jepang di Asia Tenggara itu menjanjikan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus 1945.

    Dalam perjalanan pulang, rombongan Soekarno singgah di Singapura dan melanjutkan ke Taiping, Perak, guna bertemu tokoh nasionalis Melayu Ibrahim Yaacob dan Burhanuddin Al-Helmy. Keduanya adalah pemimpin Kesatuan Melayu Muda (KMM) dan Kesatuan Rakyat Indonesia Semenanjung (KRIS) yang berjuang membebaskan Malaya dari Inggris.

    Pertemuan tersebut melahirkan gagasan Negara Indonesia Raya, yang mencakup Indonesia, Malaya, Singapura, Brunei, dan Kalimantan Utara. Menurut peneliti Graham Brown dalam risetnya tahun 2005, ide ini lahir dari kolaborasi tokoh lokal dengan Jepang.

    Dalam kesempatan itu, Soekarno mengatakan: “Mari kita ciptakan satu tanah air bagi mereka yang berdarah Indonesia.”

    Ibrahim Yaacob pun menjawab: “Kami orang Melayu akan setia menciptakan tanah air dengan menyatukan Malaya dengan Indonesia yang merdeka.”

    Namun, rencana penyatuan itu tidak mendapat persetujuan penuh. Sejarawan Boon Kheng Cheah menulis dalam Red Star Over Malaya (1983), ada kemungkinan Mohammad Hatta dan tokoh lain menolak ide persatuan tersebut.

    Tak lama berselang, Jepang menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945. Situasi itu mendorong golongan muda di Jakarta mendesak proklamasi kemerdekaan segera dilakukan. Setelah drama Rengasdengklok, Indonesia akhirnya merdeka pada 17 Agustus 1945, lebih cepat dari rencana Jepang.

    Sejak saat itu, gagasan Indonesia Raya pun kandas. Ibrahim Yaacob harus mengubah arah perjuangannya, sementara Malaysia baru meraih kemerdekaan 12 tahun kemudian, tepatnya pada 31 Agustus 1957.

    Catatan:

    Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu. Lewat kisah seperti ini, CNBC Insight juga menghadirkan nilai-nilai kehidupan dari masa lampau yang masih bisa dijadikan pelajaran di hari ini.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mbak Wali Dampingi Menteri PU Tinjau Kondisi Gedung DPRD Kota Kediri Pasca Terbakar

    Mbak Wali Dampingi Menteri PU Tinjau Kondisi Gedung DPRD Kota Kediri Pasca Terbakar

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati bersama Pimpinan DPRD Kota Kediri mendampingi Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo untuk melihat kondisi Kantor DPRD Kota Kediri yang terbakar pada 30 Agustus lalu, Minggu (14/09/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk melihat kondisi bangunan pasca kebakaran sekaligus membahas langkah penanganan. Menteri PU bersama Wali Kota Kediri dan Pimpinan DPRD berkeliling melihat beberapa bagian gedung yang mengalami kerusakan paling parah.

    Menteri PU Dody Hanggodo menjelaskan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi untuk menentukan langkah penanganan. Sebab ada permintaan dari Ketua DPRD yang didukung Wali Kota Kediri untuk memindahkan gedung DPRD ke lokasi lain. Apabila ingin dipindahkan maka harus ada persetujuan dari Menteri Keuangan, karena dari Kementerian PU hanya untuk melakukan rehabilitasi.

    “Mirip-mirip di Kabupaten Kediri tadi Kantor DPRD Kota Kediri juga rusak parah. Setelah ini kami akan teruskan permintaan ini ke Kementerian Keuangan jadi sementara waktu kita tidak teruskan upaya rehab di sini. Nanti sampai diperoleh persetujuan untuk membangun Kantor DPRD Kota Kediri di tempat lain,” jelasnya.

    Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati bersama Pimpinan DPRD Kota Kediri mendampingi Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo

    Untuk skema porsi anggarannya, Dody Hanggodo mengungkapkan nanti akan diputuskan bersama dengan persetujuan dari Kementerian Keuangan. Pasti nanti dari Kementerian Keuangan akan memberikan arahan berapa porsi dari APBN dan APBD. Untuk Kabupaten Kediri diperkirakan sekitar 100 milyar, kalau Kota Kediri sekitar Rp15 miliaar. Tetapi karena ada permintaan untuk membangun di lokasi lain maka nanti total pastinya, serta porsi antara APBN dan APBD disesuaikan dengan Kementerian Keuangan.

    “Misalnya seperti sayap kanan kiri ini kan kerusakannya sedang kalau gedung utamanya wajib dihancurkan. Ini kira-kira sebesar 15 milyar. Pasti saat kita membangun kemungkinan lebih dari itu maka kita tunggu arahan dari Kementerian Keuangan,” ungkapnya.

    Menteri PU menambahkan pemerintah pusat sudah menyiapkan skema anggaran pemulihan gedung-gedung yang terbakar di sejumlah daerah. Secara hitungan kasar hampir 1 triliun. Setiap tempat yang mengalami kerusakan berat dan masif, didatangi oleh Kemeterian PU untuk dihitung ulang.

    “Semua mohon Kantor DPRD dipindahkan tetapi setelah saya jelaskan mereka berpikir ulang, dan mengatakan dibangun di sini saja daripada lama. Tapi kalau di Kota Kediri Bu Dewan dan Bu Wali mau menunggu ya tidak masalah nanti segera kita proses,” imbuhnya.

    Dalam kesempatan ini Ketua DPRD Kota Kediri Firdaus menyampaikan dasar pertimbangan untuk Kantor DPRD Kota Kediri dibangun di lokasi lain. Kantor saat ini terlalu sempit dan kurang representatif. Sehingga saat masyarakat ingin audiensi dapat lebih tenang, nyaman dan representatif. Begitu pula saat rapat dengar pendapat dengan masyarakat, banyak yang harus berada di luar untuk mendengarkannya.

    “Jadi 29 anggota DPRD sudah berparipurna dengan Mbak Wali terkait hal ini. Karena Kota Kediri punya lahan atau aset yang bisa dimanfaatkan maka kita manfaatkan. Bangunan ini dibangun sejak tahun 70 sekian, luasannya pun juga kita tidak pernah merubahnya,” ujarnya.

    Ketua DPRD Kota Kediri menjelaskan terkait lokasi, ada beberapa alternatif. Apabila sudah ada kesepakatan dan dari Kementerian setuju nanti akan disampaikan lokasi yang baru. Untuk saat ini rapat-rapat yang dilakukan oleh DPRD, menggunakan ruangan-ruangan yang dimiliki oleh Pemkot Kediri.

    Turut mendampingi, jajaran Kementerian PU, perwakilan Kejaksaan Negeri Kota Kediri, Plt Kepala Dinas PUPR Kota Kediri Yono Heryadi, dan tamu undangan lainnya. [nm/but]

  • Kecelakaan Itu Mengakhiri Kisah Hidup Satu Keluarga Cleaning Service RS Bina Sehat Jember

    Kecelakaan Itu Mengakhiri Kisah Hidup Satu Keluarga Cleaning Service RS Bina Sehat Jember

    Jember (beritajatim.com) – Faida, Direktur Rumah Sakit Bina Sehat, Kabupaten Jember, terpukul saat mengetahui delapan orang karyawannya meninggal dunia, dalam kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025).

    Di antara korban itu, ada karyawan yang berprofesi sebagai petugas kebersihan yang menjemput ajal bersama anak dan istrinya. “Sangat berat menjemput jenazah Hendra, cleaning service RS Bina Sehat, yang meninggal sekeluarga bersama istri dan anaknya,” kata Faida.

    Rombongan karyawan RS Bina Sehat ini berakhir pekan di Gunung Bromo untuk merayakan kelulusan karyawan yang menempuh pendidikan D3. “Kebanyakan yang pergi berpasangan. Mereka ingin rekreasi bersama keluarga namun musibah terjadi,” kata Faida.

    Informasi yang diperoleh Beritajatim.com, bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember, itu membawa sekitar 55 penumpang. Bus mengalami mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong, sehingga menghantam pagar rumah warga di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.

    Benturan keras membuat badan bus ringsek parah. Jeritan penumpang bercampur kepanikan warga menggema di lokasi. Kejadian tragis itu diperkirakan berlangsung sekitar pukul 11.45 WIB.

    “Saya lihat di lapangan bus pariwisata menghantam pagar besi hingga roboh. Polda Jatim sudah langsung olah tempat kejadian saat kami tiba,” kata Faida.

    Delapan orang ,meninggal dunia dalam kejadian tersebut. “Tujuh jenasah di Rumah Sakit Mohamad Saleh sudah disucikan dan sudah di atas ambulance Merah Putih. Satu jenazah berangkat dari Rumah Sakit Daerah Tongas,” kata Faida.

    Satu korban tidak bawa ke Jember dan masih dirawat di RS Tongas karena kondisinya belum stabil. “Dua korban dirawat di Rumag Sakit Mohamad Saleh,” kata Faida. [wir]