Di sisi permintaan, paket stimulus memperkuat daya beli melalui sejumlah langkah.
“Paket ini memperkuat daya beli melalui bantuan pangan untuk 18,3 juta rumah tangga, perluasan PPh 21 DTP untuk pekerja di sektor pariwisata dan padat karya, serta diskon iuran BPJS bagi pengemudi, kurir, dan pekerja logistik. Intervensi ini secara langsung meningkatkan pendapatan yang dapat dibelanjakan, mengurangi beban biaya rumah tangga, dan mendorong konsumsi di berbagai sektor ekonomi,” tulis riset itu.
Selain itu, program revitalisasi perkotaan yang dimulai dari Jakarta juga akan memperbaiki kualitas perumahan dan menyediakan platform bagi UMKM serta pekerja ekonomi gig.
Perluas Kapasitas Produksi dan Investasi
Dari sisi penawaran, paket ini mempercepat transformasi struktural melalui deregulasi di bawah PP 28/2025, penyederhanaan perizinan, serta membuka potensi investasi baru. “Cash-for-work programs memberikan pekerjaan langsung sambil meningkatkan infrastruktur penting di irigasi, transportasi, dan sanitasi. Secara paralel, inisiatif sektoral berskala besar seperti peremajaan pertanian, revitalisasi akuakultur dan hatchery di Pantura, serta modernisasi kapal penangkap ikan memperluas kapasitas output dan daya saing,” jelas Samuel.
Selain itu, program perumahan melalui BPJS dan KUR Perumahan akan mendorong aktivitas konstruksi, yang memiliki efek pengganda kuat terhadap industri manufaktur dan jasa.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4175714/original/079592300_1664458435-Pemprov_DKI_Akan_Dukung_Pencabutan_Status_Pandemi_Covid-19-IQBAL_4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)






/data/photo/2025/09/17/68ca6def061fb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

